P Pengaruh Pelatihan Mindfulness Service Terhadap Sikap Pelayanan Prima.

PENGAR
RUH PEL
LATIHAN
N MINDFULNES
SS SERV
VICE
TER
RHADAP
P SIKAP
P PELAY
YANAN P
PRIMA

PUBLIKA
KASI ILMIA
AH
Disusunn sebagai sallah satu syarrat menyelessaikan Program Studi Maagister Profeesi Psikologii
Fakultaas Psikologi
O
Oleh:


H
Heidias
H
Herwanti, S.Psi
S
T1000120008

P
PROGRAM
M MAGISTE
ER PSIKOL
LOGI PROFESI
FAKULTA
AS PSIKOLOGI
UN
NIVERSITA
AS MUHAM
MMADIYA
AH SURAK
KARTA

2016

1

PERIVYATAAN

Yang be.tanda tangan di bawah ini, saya Heidias Herwanti menyatakan bahwa dalam Naskah

Publikasi dengan judul "Pengaruh Pelatihan Mindfulness Seffice Terhadap Sikap pelayanan

Pdma" yang telah saya susun merupakan karya sendiri dan belum pemah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepafljang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara teftulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak te$ukti ada ketidakbenaran dalam pemyataatr saya di atas, maka akan

saya pertanggungiauabkan sepenuhnya.

Surakarta.


ll

Maret 2016

PENGARUH PELATIHAN MINDFULNESS SERVICE
TERHADAP SIKAP PELAYANAN PRIMA

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pelatihan meditasi Mindfulness
service terhadap perilaku pelayanan prima pada staaf Biro Administrasi Akademik
Universitas Muhammadiyah Surakarta.Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalahada perbedaan sikap pelayanan prima terhadap mahasiswa antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.Kelompok eksperimen memiliki nilai sikap
pelayanan prima yang lebih tinggi dibanding kelompok kontrol..
Subyek penelitian ini adalah 42 subyek pegawai Universitas Muhammadiyah Surakarta
yang bertugas sebagai front office yang bertugas langsung melayani pelanggan. Subyek
penelitian ini terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu 21 subyek dalam kelompok
eksperimen dan 21 subyek dalam kelompok kontrol. Penelitian ini memberikan
pelatihan meditasi Mindfullness kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak

mendapatkan perlakuan (waiting list). Data penelitian ini diperoleh dengan memakai
skala mindfulness yang penulis modifikasi dari skala mindfulness yang disusun oleh
Nur Affandi Azis (2007) dan skala pelayanan prima yang dimodifikasi dari Renata
Arimawati (2007 ).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan mengunakan t-test skor postes antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol diperoleh hasil nilai uji t sebesar 13,197 dengan
p = 0,010< 0,05. Hasil tersebut membuktikan ada perbedaan yang signifikan antara
sikap pelayanan prima pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana
kelompok eksperimen yang memperoleh perlakukan pelatihan meditasi mindfulness
menunjukkan peningkatan sikap pelayanan prima dibanding kelompok kontrol.
Berdasarkan dengan hasil tersebut sehingga disarankan kepada staff Biro Administrasi
Akademis yang merupakan subyek pelatihan dapat melakukan meditasi mindfulness
secara kontinyu. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan melakukan
penelitian yang serupa dengan beberapa pertimbangkan seperti jumlah subjek yang
lebih besar, waktu yang lebih panjang dan ruang atau tempat pelaksanaan pelatihan
serta pemberian tugas dan mengadakan pelatihan meditasi mindfulness beberapa kali.
Kata Kunci : pelatihan meditasi mindfulness, pelayanan prima.
Abstracts
This experimental research attemped to describe the effect of mindfulness meditation
training for behaviour of exxecelent service to the Academic Administration Biro staff

Muhammadiyah University of Surakarta. The hypothesis of the study is whether the
service mindfulness training is effectiveness in improving the attitude of excellent
service to the Academic Adnistration Biro Staf. In order to test hypothesis 42 subject
were selected as the subjects. They were than devided into two group ; an
experimental group consists of 21 subjects whom mindfulness meditation training
heve been offered to them a control group consists of 21 subjects whom no treatment
were presented them. The research data was obtained using the author mindfulness
scale modification of mindfulness scale prepared by Affandi Nur Azis (2007) and
excellent service scale modificed from Renata Arimawati (2007). Based on the results
of statiscal test by using t-test, post test score between the experimental group and
control group obtained the results of the t test value of t = 13,197, p = 0,010< 0,05.
These results prove there is a significant difference between the attitude of excellent
service in the experimental group and the control group, in which the experimental

5
 

group that received treatment showed increased mindfulness meditation training
excellent service attitude than the control group. Based on the results so that it is
advisable to Academic Administration Biro Staff who is the subject of mindfulness

meditation training can do it continuously. Futhur research is recommended to
conduct similar studies with some consider as a greather of subjects, a longer time and
space or place of training and the provision of duty and mindfulness meditation
training several times.
Keywords : mindfulness meditation training, excellent service .

1. PENDAHULUAN
Kemajuan pendidikan disertai dengan perkembangan jumlah lembaga pendidikan di Indonesia, sehingga dalam hal
ini membuat persaingan tersendiri bagi pengelola lembaga pendidikan itu sendiri.
Pelayanan yang berkualitas tidak lepas dari perubahan peningkatan sumberdaya yang dimiliki, berupa peningkatan
prasana dan sarana, sumber daya manusia yang terlatih sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Pelayanan
merupakan ujung tombak dari kegiatan administrasi akademik, karena dari sinilah segala proses akademik bermula
dalam suatu perguruan tinggi. Tenaga administrasi harus mampu memberikan layanan yang berkualitas pada seluruh
civitas akademis agar tujuan organisasi yang disepakati dalam tercapai dengan baik.
Pelayanan prima adalah suatu kepedulian terhadap pelanggan dengan memberikan layanan terbaik untuk
memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan, sebagai usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan (Bernadeta,
2010).Pelayanan merupakan suatu tindakan atau perbuatan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam
hal ini pelangan sebagai bentuk bantuan layanan suatu urusan, sehingga orang lain atau pelangan tersebut
mendapatkan keringanan atas urusannya. Pelayanan Prima adalah suatu konsep kepedulian kepada pelanggan dengan
memberikan bentuk layanan yang terbaik.Boediono (dalam Lingga 2013) memberikan pengertian pelayanan itu

sendiri adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan
hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan.
Kualitas pelayanan merupakan suatu pendorong utama kepuasan yang bersifat multidimensi.Tingkat kualitas
pelayanan tidak dapat dinilai hanya berdasarkan sudut pandang suatu lembaga tetapi harus dipandang melalui sudut
pandang penilaian pelanggan.Usaha untuk mengurangi kendala yang ditemui dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan dan meningkatkan mutu pelayanan itu sendiri, selanjutnya bentuk dan sifat penyelenggaraan
pelayanan menurut Boediono (dalam Affandi 2009) harus mengandung sendi sendi : kesederhanaan, kejelasan,
kepastian, keamanan, keterbukaan, efesiensi, ekonomis, keadilan, dan ketepatan waktu.
Kenyataannya pelayanan prima yang diharapkan pada staff Badan Administrasi Akademik belum dapat
terselengara dengan baik. Berdasarkan data-data penelitian awal dengan metode angket, wawancara dan observasi,
diperoleh data-data bahwa kepuasaan pelanggan yang diharapkan selama ini belum tercapai.
Hal ini terlihat dari hasil pemetaan kompetensi dan keluhan beberapa bagian unit kerja dimana beberapa
karyawan datang terlambat dan tidak banyak melakukan pekerjaan hanya duduk-duduk, tidak cekatan, tidak
proaktif/tidak memiliki inisiatif, dan kurang memiliki semangat kerja. Hal ini tentu saja membuat terhambatnya
penyelesaian tugas sesuai waktunya, sehingga banyak mahasiswa yang mengeluhkan pelayanan dari bagian
administrasi akademis.

Sebuah riset terbaru yang dipublikasikan oleh jurnal Perspectives on Psychological Science (2014)
menunjukkan stress kerja, penurunan kinerja, upaya peningkatan semangat kerja dapat dilakukan dengan melakukan
pelatihan mindfulness service pada karyawan. Penelitian serupa yang dikutip dari Bussines Insider( 2015) perusahaan

Soma di San Francisco meminta seluruh karyawan melakukan meditasi dengan mindfulness service dipagi hari untuk
dapat mengurangi stres, meningkatkan daya ingat serta meningkatkan semangat kerja. mindfulness service
memungkinkan membuat seseorang lebih sadar akan pikiran dan perasaaan yang dialami dan untuk melihat
bagaimana kita terjerat dalam rutinitas dengan cara yang tidak membantu. Setiap individu memiliki masalah dan sulit

6
 

untuk melepaskan sedangkan dengan kesadaran penuh dan dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut
sehingga dapat lebih produktif.
Beberapa perusahaan telah memberikan program Mindfulness service seperti BASF Bio, Bose, General
Mills, dan New Balance (Center for Mindfulness). Perusahaan tersebut mengembangkan mindfulness service sebagai
nilai inti atau budaya perusahaan, bentuk mindfulness service dengan melakukan meditasi berbentuk doa bersama
lima menit di pagi hari sebelum bekerja. Hasil yang dicapai bahwa karyawan bekerja dengan penuh semangat,
antusias dan meningkatkan performance yang tinggi (Schoormans, 2011).
Efektifitas pelatihan mindfulness service juga dirasakan perusahaan-perusahaan raksasa seperti Apple dan
Geoogle, dengan pelatihan mindfulness service perusahaan tersebut dapat meningkatkan 80% performance
karyawannya (Schoormans, 2011).
Schoormans, 2011).
Mindfulness dapat membantu untuk hidup ditataran terbaik, karena dengan mindfulness dapat membantu

untuk dapat mempererat kerja antar kelompok, meningkatkan daya kreativitas dan komunikasi interpersonal serta
meningkatkan semangat kerja. penilaian yang dilakukan institutemindfulnessleadership.org membuktikan bahwa
dengan mindfulness service dapat meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dalam bekerja seperti kepepimpinan,
kemampuan inovasi, berempati, semangat kerja dan berpikir strategis.(Schoormans, 2011).
Kondisi mindfulness menjadikan seorang individu memiliki kecerdasan sosial dan emosional, sehingga
mampu mengendalikan ego diri dan melayani realitas dengan respon yang produktif.Memiliki kesadaran dalam
membaca situasi, memiliki perhatian yang fokus dan rinci pada setiap dimensi.Pada prakteknya mindfulness dapat
membentuk terciptanya perasaan relaks (tidak tertekan) dalam menyelesaikan tugas yang banyak, apabila seorang
karyawan belum bisa mengatasi hambatannya bagaimana karyawan dapat melayani dengan baik.Mindfulness bukan
merupakan tehnik relaksasi karena fokus pada mindfulness adalah mengembangkan kapasitas individu agar mencapai
perasaaan relaks atau nyaman dalam bekerja. Diharapkan dengan memberikan pelatihan mindfulness service dapat
meningkatkan kinerja mutu pelayanan pada staff Biro Administrasi Akademik, serta dapat meningkatkan semangat
kerja.
Dalam penelitian ini intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan prima melalui pelatihan
mindfullness service.Pelatihan ini terdiri dari tujuh sesi. Adapun isi materi adalah : pembukan berupa perkenalan dan
penjelasan mengenai isi pelatihan, pre tes yang bertujuan mengukur tingkat kemampuan peserta sebelum
dilaksanakan pelatihan., penjelasaan mengenai pengetahuan mindfulness service, latihan meditasi mindfulness,
mindfulness service pada pelayanan prima, diskusi dan penutup.
Berdasarkan paparan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk menguji effektivitas pelatihan mindfulness
dalam meningkatkan perilaku pelayanan prima pada staff Badan Administrasi Akademik.

Berdasarkan pemikiran diatas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis bahwa
pelatihan mindfulness service efektif untuk meningkatkan perilaku pelayanan prima. Peneltian inidiharapkan mampu
memperkaya pengetahuan dan wacana mengenai manfaat pelatihan mindfulness service di dunia kerja untuk
meningkatkan kinerja karyawan.Secara teoritis dapat membantu peneliti-peneliti lainnya.Sekiranya hasil penelitian ini
dapat membantu pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya menuju arah yang lebih baik terutama bidang
psikologi industri dan oraganisasi.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini memiliki dua variable yaitu Pelayanan Prima sebagai variable tergantung dan pelatihan Mindfulness
service sebagai variable bebas.
Pelayanan prima diartikan suatu bentuk pelayanan yang sangup melebihi harapan pelangan/penguna jasa Badan
Administrasi Akademik yang meliputi :responsiveness, reliability, assurance, empathy, tangible.Pengukuran pelayanan prima
mengunakan skala yang dimodifikasi dari Arimawati (2007), skala ini tersusun dari lima aspek yaitu responsiveness,

7
 

reliability, assurance, empathy, tangible. Skala pelayanan prima mengunakan metode Likert yang bergerak dari skor 1
sampai dengan 5, semakin tinggi skor yang diperoleh semakin baik pelayanan yang diberikan subyek pada pelanggan.
Pelatihan Mindfulness service adalah suatu bentuk ketrampilan yangdapat membantu individu supaya memiliki

kesadaran dan tidak bersikap atau bertindak reaktif akan apa yang terjadi saat ini, sebuah cara memaknai peristiwa
baik positif atau negatif sehingga mampu mengatasi perasaan tertekan dan menimbulkan kesejahteraan diri.
Komponen mindfulness adalah kesadaran (awareness); pengalaman saat ini ( present experience); dan penerimaan (
acceptance). Lima kemampuan dalam mindfulness meliputi ; bertindak dengan kesadaran (acting with awareness) ;
kemampuan mengobservasi ( observing); kemampuan mendeskripsikan (describing) ; sikap non-reaktif terhadap
pengalaman; dan sikap tanpa penilaian. Aspek-aspek dalam mindfulness yaitu ; acting with awareness ( bertindak dengan
kesadaran). Present focus (fokus pada saat ini), responsiveness( tanggap ); social awareness (kesadaran sosial).
Pengukuran pelatihan mindfullness ini diukur dengan skala yang di modifikasi dari Affandi (2007) yang terdiri dari
sepuluh aitem. Alat ukur ini bertujuan untuk mengukur mengukur perubahan perilaku pelayanan prima staff Badan
Administrasi Akademis setelah diberikan pelatihan mindfullness service. Skala memiliki skor yang bergerak dari 1
sampai dengan 5, semakin tinggi skor subyek menunjukkan subyek memiliki perilaku mindfullness yang
baik.Pengukuran yang dilakukan selain mengunakan skala mindfulness melalui wawancara kepada subyek dan atasan
subyek serta mahasiswa pengguna layanan Badan Administrasi Akademis serta observasi pada subyek saat pelatihan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil analisis Kuantitatif
Berdasarkan hasil uji statistik dengan mengunakan t-test skor postes antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol diperoleh hasil nilai uji t sebesar 13,197 dengan p = 0,010< 0,05. Hasil tersebut membuktikan ada perbedaan
yang signifikan antara sikap pelayanan prima pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana kelompok
eksperimen yang memperoleh perlakukan pelatihan meditasi mindfulness menunjukkan peningkatan sikap pelayanan
prima dibanding kelompok kontrol. Berdasarkan dengan hasil tersebut sehingga disarankan kepada staff Biro
Administrasi Akademis yang merupakan subyek pelatihan dapat melakukan meditasi mindfulness secara kontinyu.
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan melakukan penelitian yang serupa dengan beberapa
pertimbangkan seperti jumlah subjek yang lebih besar, waktu yang lebih panjang dan ruang atau tempat pelaksanaan
pelatihan serta pemberian tugas dan mengadakan pelatihan meditasi mindfulness beberapa kali.
3.2 Hasil uji kualitatif
subyek penelitian beranggapan bahwa secara umum pelaksanaan pelatihan sangat memuaskan. Hal ini Nampak pada
distribusi penilaian subyek terhadap seluruh aspek, yaitu : trainer, metode, materi dan fasilitas pelatihan yang berada
pada kategori sangat baik.
Setelah mengikuti pelatihan subyek merasakan perbedaan dalam sikapnya ketika melaksanakan pekerjaan. Materi
yang diberikan sangat membantu subyek untuk mengatasi beberapa permasalahan yang dihadapi baik dan membuat
subyek lebih mudah focus dalam melaksanakan pekerjaan. Subyek merasa pelatihan seperti ini dapat dilakukan
beberapa kali karena manfaatnya dapat dirasakan baik dalam melaksanakan tugas maupun dari segi kesehatan.Setelah
mengikuti pelatihan ini subyek merasakan manfaat terutama disaat jenuh dalam menghadapi komplain dari
mahasiswa. Subyek melakukan meditasi sebelum berangkat ke kantor atau sebelum melaksanakan pekerjaan dan ini
manfaatnya sangat dirasakan subyek. Subyek menjadi lebih siap dalam menghadapi setiap permasalahan di kantor
dan membuat subyek lebih fokus sehingga dalam melaksanakan pekerjaan dapat lebih cepat.
Berdasarkan analisis data dari hasil pretes dan postes serta pelaksanaan follow up diketahui adanya pengaruh
pelatihan mindfulness service dalam peningkatan pelayanan prima staff badan administrasi akademis. Hal ini tampak
pada adanya perbedaan signifikan sebelum dan sesudah pelatihan mindfulness ( t = 7,050; p=0,001; p