Analisis Pendapatan Karyawan Penderes Tanaman Karet.
ANALISIS PENDAPATAN KARYAWAN PENDERES
TANAMAN KARET
(Studi Kasus : Kebun Silau Dunia PTPN III
Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai)
SKRIPSI
Oleh :
SUCI PRATIWI WAHYU
040304028
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
1
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS PENDAPATAN KARYAWAN PENDERES
TANAMAN KARET
(Studi Kasus : Kebun Silau Dunia PTPN III
Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai)
SKRIPSI
Oleh :
SUCI PRATIWI WAHYU
040304028
AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing
Ketua
(Dr. Ir. Salmiah, MS)
Anggota
(Ir. Diana Chalil, MSi, Phd)
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Suci Pratiwi Wahyu, lahir pada tanggal 25 September 1986 di Medan.
Penulis sebagai anak ke enam dari enam bersaudara dari ayahanda Alm. H.
Wahyudi dan ibunda Hj. Hadisah Nasution.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Mardi Lestari Medan
pada tahun 1998, SLTP Negeri 19 Medan pada tahun 2001 dan SMA Amir
Hamzah Medan pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis diterima di Program
Studi Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara melalui jalur Pemandu Minat dan Prestasi (PMP).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP)
Pada bulan Juni 2008 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di Desa Mardinding, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten
Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, kemudian pada bulan Oktober 2010
melaksanakan penelitian skripsi di Kebun Silau Dunia PTPN III Kecamatan
Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul
“ANALISIS
PENDAPATAN
KARYAWAN
PENDERES
TANAMAN KARET”. Studi Kasus: Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten
Serdang Bedagai. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu DR. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing
2. Ibu Ir. Diana Chalil, M,Si, Ph.D selaku Anggota Komisi Pembimbing
3.Bapak Ir. Luhut Sihombing, M.P. selaku Ketua Departemen Agribisnis,
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, USU
4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Agribisnis, FP, USU
5. Seluruh instansi dan respoden yang terkait dengan penelitian ini yang telah
membantu penulis dalam memperoleh data-data yang diperlukan.
Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis haturkan kepada
ayahanda Alm. H. Wahyudi, ibunda Hj. Hadisah Nasution, Abang penulis
Hasdisaputra, SP, Rizaldi, Halim Perdana Kusuma, SE, kakanda Surya Anita, SE,
uak penulis Prof. Dr. H. Darwin Dalimunthe atas motivasi, kasih sayang, dan
dukungan baik secara moril maupun materil yang diberikan kepada penulis selama
menjalani perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman penulis di
Departemen Agribisnis dan Saudara Irfandi yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga apa yang kita cita-citakan dapat
terwujud dan semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua.
Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Amin.
Medan, Desember 2010
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Hal
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tinjauan Pustaka
Landasan Teori
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Metode Pengambilan Sampel
Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi
Batasan Operasional
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
Deskripsi dan Sejarah Kebun
Sitem Penggajian di PTPN III
Luas Areal
Keadaan Penduduk
Sarana dan Prasarana
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat Pendapatan
Komponen Pendapatan Karyawan Penderes
Hubungan Umur, Pengalaman Bekerja dan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat
Pendapatan
Masalah-masalah yang dihadapi penderes untuk meningkatkan pendapatannya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan
sektor pertanian, termasuk sektor perkebunan sebagai sektor pertanian yang
terletak di daerah tropis sekitar khatulistiwa. Indonesia memiliki beragam jenis
tanah yang mampu menyuburkan tanaman,sinar matahari yang konsisten
sepanjang tahun,kondisi iklim yang memenuhi persyaratan tumbuh tanaman,dan
curah hujan rata-rata per tahun yang cukup tinggi, semua kondisi ini merupakan
faktor-faktor ekologis yang cukup baik untuk membudidayakan tanaman
perkebunan (Rahardi,dkk, 1995).
Perkebunan adalah usaha tani yang mengusahakan tanaman perkebunan
yang luasnya lebih besar dari 25 Ha. Jenis tanaman perkebunan umumnya adalah
tanaman keras (karet,kelapa sawit,kopi,teh dan kakao) sedang tanaman setahun
jarang (tebu dan tembakau) (Simanjuntak, 2007).
Banyaknya dan pentingnya bagian-bagian di kebun sangat dipengaruhi
sistem penggunaan tenaga kerja untuk melaksanakan sesuatu kegiatan.
Tenaga kerja yang digunakan di kebun dapat di bagi atas :
1. Karyawan tetap (gaji bulanan).
2. Karyawan harian tidak tetap (Buruh Harian Lepas) di gaji harian
sesuaikehadiran dan hasil kerja.
3. Karyawan kontraktor yang berada di bawah satu kontraktor, gaji di bayar
bulanan atau selesai satu tugas perjanjian kerja.
Universitas Sumatera Utara
Dalam afdeling, tenaga penderes pada umumnya masih disukai karena sangat
dibutuhkan keahliannya (Simanjuntak, 2007).
Dalam organisasi,baik itu dari pemerintah ataupun swasta selalu berusaha
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan untuk mencapainya dibutuhkan
faktor-faktor produksi yang memadai. Diantara faktor produksi tersebut, manusia
sebagai faktor tenaga kerja merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan suatu
kerjasama untuk mencapai tujuan. Sumber daya manusia digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa terdiri dari berbagai faktor seperti: tenaga kerja,
tanah, modal termasuk mesin, peralatan, bahan mentah, tenaga listrik,
kemajuan teknologi dan lain-lain. Namun diantara semua faktor produksi tersebut,
sumber daya manusia memegang peran utama dalam peningkatan produksi,
karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya adalah hasil karya manusia
(Suryanto, 2008).
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
motivasi dasar bagi kebanyakan karyawan pada suatu organisasi adalah untuk
mencari
nafkah.
Berarti
apabila
di
satu
sisi
seorang
menggunakan
pengetahuan, keterampilan, tenaga dan sebagian waktunya untuk berkarya pada
suatu organisasi, dilain sisi ia mengharapkan untuk menerima imbalan tertentu.
Beranjak dari pandangan demikian, dewasa ini masalah imbalan dipandang
sebagai salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh manajemen suatu
organisasi. Imbalan oleh karyawan tidak lagi dipandang semata-mata sebagai alat
kepuasan kebutuhan materilnya, akan tetapi sudah dikaitkan dengan harkat
martabat manusia. Sebaliknya organisasi cenderung melihatnya sebagai beban
yang harus dipikul oleh oganisasi tersebut dalam rangka upaya pencapaian tujuan
Universitas Sumatera Utara
dan berbagai sasarannya. Berarti bahwa dalam mengembangkan dan menerapkan
suatu sistem imbalan tersebut, kepentingan organisasi dan kepentingan para
karyawan mutlak perlu diperhitungkan (Sofyandi, 2008).
Upah insentif tenaga kerja adalah faktor yang harus diperhatikan dalam
sistem imbalan jasa atau sistem pemberian upah. Upah insentif merupakan salah
satu pendorong motivasi bagi karyawan untuk lebih giat bekerja, dan
meningkatkan prestasi kerjanya karena upah yang tinggi akan merangsang
karyawan dan juga memberikan motivasi kerja karyawan sehingga perusahaan
dapat mempertahankan karyawan yang berprestasi untuk tetap pada perusahaan
(Suryanto, 2008).
Kompensasi yang mengaitkan gaji dengan produktivitas disebut insentif.
Insentif adalah imbalan yang diberikan kepada pekerja yang telah melaksanakan
pekerjaan dengan sangat memuaskan pemberi kerja, atau memberi keuntungan di
atas harapan atau target yang telah ditentukan. Insentif menjamin bahwa karyawan
akan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sebagai motivasi
karyawan penderes untuk meningkatkan kesejahteraannya, selain insentif juga
terdapat premi. Premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah
melampaui batas ketentuan yang ditetapkan pengusaha. Seseorang yang bekerja
melebihi kewajibannya berhak memperoleh premi (Ghani, 2003).
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa apabila imbalan yang diperoleh
karyawan memuaskan maka otomatis output yang dihasilkan karyawan akan
tinggi, sehingga jelas terlihat bahwa salah satu cara untuk meningkatkan kinerja
maupun produktivitas tenaga kerja adalah dengan memperbaiki sistem
Universitas Sumatera Utara
pengupahan yang dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan penderes
(Suryanto, 2008).
Dilihat dari Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK 2010), Upah
Minimum Sektoral Kabupaten Serdang Bedagai mengalami peningkatan dari
Rp. 960.000 menjadi Rp 1.083.500. Jika dibandingkan dengan pendapatan
karyawan penderes tahun 2010, pendapatan karyawan penderes di bawah UMKS
yaitu +/- Rp. 1.059.500 sesuai dengan tingkat golongan penderes. Meskipun
UMKS mengalami peningkatan dari sebelumnya, tidak lantas membuat penderes
sejahtera. Hal ini disebabkan masih sangat jauhnya pemenuhan hidup layak dan
sejahtera penderes jika dilihat dari upah penderes yang ditetapkan tersebut. Di
tengah terus meningkatnya kebutuhan hidup penderes, upah yang ditentukan
Dewan Pengupahan Daerah (DEPEDA) tidak cukup membantu meringankan
beban penderes dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang
analisis pendapatan karyawan penderes tanaman karet di daerah penelitian.
Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana tingkat pendapatan karyawan penderes dilihat dari Upah
Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK 2010) di daerah penelitian?
2.
Apa saja komponen pendapatan karyawan penderes di daerah penelitian?
3.
Bagaimana hubungan umur, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
dengan tingkat pendapatan penderes di daerah penelitian?
4.
Masalah-masalah apa saja yang dihadapi penderes untuk meningkatkan
pendapatannya?
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat pendapatan penderes dilihat dari Upah Minimun
Sektoral Kabupaten (UMSK 2010) di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui apa saja komponen pendapatan karyawan penderes di
daerah penelitian.
3.
Untuk mengetahui hubungan umur, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
dengan tingkat pendapatan penderes di daerah penelitian.
4.
Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapi penderes untuk
meningkatkan pendapatannya di daerah penelitian.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah :
1.
Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam meningkatkan
produktivitas dan pendapatan tenaga kerja diperkebunan.
2.
Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tinjauan Pustaka
Salah satu dorongan orang bekerja pada suatu organisasi termasuk
perusahaan adalah karena disana ada kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat
dasar dari manusia pada umumnya menjadi lebih baik, lebih maju dari posisi yang
dipunyai saat ini, karena itulah mereka menginginkan suatu kemajuan dalam
hidupnya (Panggabean, 2002).
Karakteristik individu terdiri atas jenis kelamin, pendidikan, umur, masa
kerja, status perkawinan, jumlah tanggungan dan posisi kerja. Adapun kriteria
umur penderes muda di daerah penelitian berkisar 25-35 tahun dan kriteria
penderes tua berkisar 36-55 tahun. Dari segi pendidikan penderes dimulai dari SD,
SMP dan SMA. Rencana atau program insentif individu bertujuan untuk
memberikan penghasilan tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat
mencapai standar prestasi tertentu. Pembayaran insentif individu acapkali sukar
untuk dilaksanakan karena untuk menghasilkan sebuah produk dibutuhkan
kerjasama atau ketergantungan dari seseorang dengan orang lain. Walaupun
demikian pemberian insentif akan menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan
usahanya untuk mencapai tujuan perusahaan dan untuk meningkatkan
produktivitas kerja individu maupun kelompok (Panggabean, 2002).
Agar perusahaan dapat memperoleh hasil secara langsung maka dapat
ditempuh dengan cara pemberian insentif atau premi kepada para karyawan.
Diberikan tambahan penghasilan secara langsung kepada para karyawan yang
menunjukan kelebihan prestasi kerjanya (Nitisemito, 1982).
1
Universitas Sumatera Utara
Kompensasi juga disebut penghargaan dan dapat didefenisikan sebagai
setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa
atau kontribusi yang mereka berikan kepada perusahaan. Pada umumnya
kompensasi diberikan untuk :
1. Menarik karyawan yang terbaik masuk ke dalam perusahaan.
2. Mendorong mereka untuk berprestasi tinggi.
3. Mempertahankan karyawan yang produktif dan berkualitas agar tetap setia.
Kompensasi kebanyakan dikelompokan dalam kompensasi finansial atau
keuangan baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Kompensasi keuangan
langsung terdiri dari gaji, upah dan insentif (komisi dan bonus). Sedangkan
kompensasi keuangan tidak langsung dapat berupa berbagai macam fasilitas dan
tunjangan. Dari semua penghargaan yang dapat dan harus diberikan oleh
perusahaan maka faktor kompensasi, yang dalam hal ini disebut gaji, upah dan
insentif, menempati kedudukan yang sangat penting. Oleh karena itu diperlukan
sistem pengupahan yang kompetitif (Panggabean, 2002).
Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak
bagi
kemanusiaan
pemerintah
menetapkan
kebijakan
pengupahan
yang
melindungi pekerja. Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana
berdasarkan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi. UU no 13 tahun 2003 pasal 89 menetapkan UMP, UMK
dan UMSP serta UMSK, dimana upah minimum terdiri atas : Upah minimum
berdasarkan wilayah propinsi atau kabupaten/kota dan Upah minimum
berdasarkan sektor pada wilayah propinsi atau kabupaten/kota. Upah minimum
ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari dewan
Universitas Sumatera Utara
pengupahan Propinsi dan Bupati/Walikota. Komponen serta pelaksanaan tahapan
pencapaian kebutuhan hidup layak diatur dengan Kepmen no 17 tahun 2005 no 13
tahun 2003 pasal 90 : Upah tidak boleh dibawah upah minimum.
Panggabean (2002) menyatakan bahwa gaji adalah imbalan finansial yang
dibayarkan kepada karyawan secara teratur, seperti tahunan, caturwulan, bulanan
atau mingguan. Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan
kepada para pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau
banyaknya pelayanan yang diberikan. Tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif
tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah. Pada dasarnya, gaji atau upah diberikan
untuk menarik calon karyawan agar mau masuk menjadi karyawan.
Insentif ataupun premi merupakan imbalan yang dibayarkan kepada
karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Dengan
diasumsikan bahwa uang dapat digunakan untuk mendorong karyawan bekerja
lebih giat lagi, maka mereka akan produktif jika gajinya dibayarkan berdasarkan
hasil kerja. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk menentukan standar yang
tepat. Tidak terlalu mudah dicapai juga tidak terlalu sulit. Standar yang terlalu
mudah tentunya tidak menguntungkan bagi perusahaan. Sedangkan standar yang
terlalu sulit menyebabkan karyawan frustasi (Panggabean, 2002).
Landasan Teori
Pendapatan
Pendapatan nominal adalah pendapatan yang diukur dalam unit moneter
per periode waktu, berapa banyak rupiah per minggu, per bulan atau per tahun.
Pendapatan riel adalah daya beli pendapatan uangnya, ini adalah kuantitas barang
Universitas Sumatera Utara
dan jasa yang dapat dibeli dengan pendapatan nominal. Jika harga nominal tetap
konstan, setiap perubahan pendapatan nominal akan menyebabkan perubahan
yang sesuai dengan pendapatan rielnya. Akan tetapi, jika harga nominal berubah,
pendapatan riel dan pendapatan nominal tidak berubah dengan proporsi yang
sama. ( Wasana dan Kirbrandoko, 1995).
Pendapatan Karyawan Penderes
Pendapatan karyawan penderes adalah pendapatan yang diperoleh
penderes dari gaji yang diterima perbulan ditambah dengan tunjangan berdasarkan
tingkat golongannya. Gaji terdiri dari gaji pokok ditambah tunjangan tetap
sedangkan tunjangan sosial terdiri dari tunjangan air dan listrik. Selain tingkat
golongan pekerja, yang membedakan pendapatan karyawan penderes adalah
adanya tambahan uang dari insentif atau premi yang diberikan kepada karyawan
penderes karena telah bekerja melampaui target dan waktu yang telah ditentukan
(Ghani,2003).
Gaji adalah pendapatan dasar yang diberikan pengusaha kepada pekerja
berdasarkan pangkat dan golongannya. Ketentuan minimal besarnya gaji
ditentukan oleh sebuah komisi yang diketuai oleh gubernur dan anggota diambil
dari kelompok yang mewakili pekerja, pengusaha, dewan pakar dan unsur
Disnaker. Besarnya nilai upah disebut upah minimum propinsi (UMP), yang
disusun berdasarkan standar kebutuhan hidup minimum (KHM), indeks harga
konsumen(IHK), kemampuan perusahaan dan kondisi pasaran tenaga kerja. Upah
untuk sektor perkebunan dalam UMSK (Upah Minimum Sektoral Kabupaten)
(Ghani, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa sistem penggajian karyawan yang dilakukan perusahaan
perkebunan
untuk
menciptaka
keadilan
dalam
menghargai
hasil
kerja
karyawannya demi kemajuan perusahaan perkebunan. Adapun sistem penggajian
yang digunakan adalah :
1. Memberikan gaji tetap secara berjenjang menurut golongan.
2. Memberikan sistem premi selain gaji tetap.
3. Memberikan sistem bonus dari keuntungan perusahaan setiap akhir tahun.
4. Sistem penggajian juga dapat ditambah dengan tunjangan lain antara lain:
uang lembur, perawatan kesehatan dan pengobatan, jamsostek, uang pensiun,
bantuan perumahan, catu beras dan hak cuti (Simanjuntak, 2007).
Insentif dan Premi
Insentif adalah penghargaan kepada karyawan atas segala jerih payahnya
dalam meningkatkan tugas diluar gaji yang diterima setiap bulan dengan besaran
yang dapat berubah-ubah sesuai dengan hasil kinerjanya. Pemberian gaji pokok
harus dapat membuat pekerja merasa aman namun tidak mampu memberikan
motivasi. Upah yang dikaitkan dengan kinerja insentif dikatakan mampu
memberikan motivasi untuk meningkatkan produktivitas (Panggabean,2002).
Insentif merupakan suatu program yang dilaksanakan perusahaan untuk
dapat merangsang karyawan untuk meningkatkan produktivitas dalam proses
produksi. Uang insentif adalah diluar uang/upah yang diterima karyawan. Karena
pada dasarnya upah karyawan yang sama kedudukannya adalah sama, akan tetapi
imbalan yang diterima karyawan setiap bulannya adalah berbeda (Nasution,2000).
Universitas Sumatera Utara
Dasar utama dalam pemberian insentif adalah berupaya meningkatkan
motivasi pekerja agar mereka mau bekerja dengan produktivitas yang tinggi.
Dengan asumsi bahwa pekerja dalam hal ini bisa dimotivasi dengan uang, maka
pemberian insentif baru akan memberikan hasil yang diharapkan bilamana 3
faktor tersebut dibawah ini telah dipertimbangkan benar-benar pada saat
kebijaksanaan pemberian insentif akan ditetapkan yaitu:
- Besarnya bonus/insentif yang diberikan
- Frekuensi pemberian bonus/insentif
- Setiap yang berhak menerima (group atau individual bonus)
Kompensasi dalam bentuk insentif merupakan suatu bentuk biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan
memperoleh
imbalan
dalam
bentuk
prestasi
kerja
dari
karyawanny (Sofyandi, 2008).
Premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah melampui
batas ketentuan yang ditetapkan pengusaha. Seseorang yang bekerja melebihi
kewajibannya berhak memperoleh premi. Dengan diberikannya premi maka
karyawan penderes mendapatkan tambahan penghasilan diluar gaji. Premi terdiri
dari :
1. Premi Hari Sadap Biasa
- Premi prestasi
- Premi kerajinan
- Premi khusus
2. Premi Sadap Minggu
3. Premi Pengawas Panen (PTPN III Kebun Silau Dunia)
Universitas Sumatera Utara
Tenaga Kerja Penderes
Karyawan penderes adalah karyawan yang bekerja sebagai penderes
tanaman karet yang memperoleh pendapatan atau gaji yang telah ditetapkan
perusahaan perbulan dimana para karyawan penderes harus patuh terhadap
perintah atau peraturan pekerjaan yang diadakan oleh pengusaha yang
bertanggungjawab atas lingkungan perusahaan. Dorongan seseorang untuk
bekerja
sangat
beranekaragam.
Selain
untuk
memanfaatkan
potensi
sumberdayanya, juga dikarenakan oleh tuntutan kebutuhan hidup yang mendesak
dan semakin kompleks. Apalagi mereka yang sudah memiliki keluarga.
Penderes merupakan salah satu unsur dan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kegiatan operasional diperkebunan. Untuk mewujudkan tujuan
yang diharapkan dalam suatu proses kerja, diperlukan tenaga penderes.
Sehubungan
dengan
berlangsungnya
hubungan
kerja,
maka
pengusaha
mempunyai beberapa hak terhadap penderes sebagai partner karena dalam
hubungan tenaga kerja dan pengusaha harus terjadi hormat menghormati, saling
menghargai, bantu-membantu dalam mencapai keberhasilan. Kelancaran proses
kerja tergantung pada keterampilan dan keahlian yang dimiliki penderes. Tenaga
kerja penderes yang memiliki keterampilan dan keahlian yang tinggi akan
menghasilkan produksi maksimal, sebaliknya tenaga kerja yang tidak memiliki
keahlian dan keterampilan dalam bidang pekerjaannya akan menghasilkan
produksi
yang
rendah
dan
mengakibatkan
kerugian
bagi
pengusaha (Bedjo Siswanto, 1991).
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Pemikiran
Pendapatan penderes adalah upah yang diperoleh penderes dari gaji yang
diterima penderes perbulan ditambah dengan tunjangan berdasarkan tingkat
golongannya.
Cara lain untuk meningkatkan pendapatan penderes adalah dengan adanya
penambahan pendapatan berupa insentif atau premi dari perusahaan perkebunan
kepada para pekerja setelah dapat memperoleh hasil melebihi target yang telah di
tentukan perusahaan perkebunan dalam jangka waktu tertentu.
Pendapatan penderes berhubungan dengan umur, tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja karyawan. Dari segi umur, penderes yang cenderung tua tingkat
produktivitasnya semakin berkurang dibandingkan dengan penderes yang berusia
muda karena seorang penderes tanaman karet membutuhkan tenaga yang
maksimal untuk menyadap tanaman karet tersebut. Dari segi pendidikan dan
pengalaman kerja, lamanya sekolah/pendidikan yang diterima oleh seorang
penderes berhubungan dengan pendapatan dimana seorang penderes yang
mempunyai pendidikan lebih tinggi dari penderes lain akan lebih banyak
pengetahuannya di dalam bekerja sehingga penderes lebih mengetahui apa yang
harus dilakukan untuk meningkatkan produktifitas dan pendapatannya.
Perusahaan perkebunan baik perusahaan negara maupun perusahaan
swasta umumnya memiliki sistem pengupahan tertentu yang diberikan kepada
tenaga kerjanya. Sistem pengupahan merupakan pengaturan pengupahan secara
keseluruhan,termasuk sistem pembayaran, struktur, bentuk upah dan lain-lain
yang ada hubungannya dengan pembayaran upah. Sistem pembayaran di
indonesia pada umumnya didasarkan pada tiga fungsi upah, yaitu menjamin
Universitas Sumatera Utara
kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya, mencerminkan imbalan atas
hasil kerja seseorang, dan menyediakan insentif untuk mendorong peningkatan
produktivitas kerja. Sistem upah untuk sektor perkebunan dapat dilihat dari Upah
Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK). Adanya ketidaksamaan pendapatan
antara karyawan penderes dengan UMSK membuat karyawan penderes harus
lebih giat bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
Upah/gaji yang di terima oleh karyawan merupakan motivator untuk
meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan kegairahan bekerja dan selanjutnya
di harapkan akan meningkatkan produksi perusahaan dan pendapatan karyawan.
Berikut adalah skema kerangka pemikiran:
Universitas Sumatera Utara
Umur
Pendidikan
Pengalaman
Kerja
UMSK
Pendapatan
Gaji
Tunjangan
Premi /insentif
Sama
Tidak Sama
Keterangan :
Ada Hubungan
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikian
Hipotesis Penelitian
Adanya hubungan yang signifikan antara umur, pendidikan dan
pengalaman kerja terhadap pendapatan karyawan penderes di didaerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu secara sengaja
memilih Kebun Silau Dunia PTPN III yang terdiri dari 7 Afdeling. Dipilihnya
Kebun Silau Dunia Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten serdang Bedagai ini
dengan mempertimbangkan bahwa daerah ini terdapat tenaga kerja penderes.
Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah penderes tanaman karet yang bekerja
khusus di Kebun Silau Dunia Afdeling II sebanyak 82 orang. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan simple random sampling. Jumlah sampel adalah
30 orang. Menurut Gay untuk penelitian yang menggunakan analisis statistik,
ukuran sampel minimum adalah 30 sampel (Umar, 2005). Dimana satuan
elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
sampel ( Singarimbun dan Efendi, 1989)
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data data sekunder
yang diperoleh dari bagian sumber daya manusia kantor direksi PTPN III yang
berada di Medan.
Universitas Sumatera Utara
Metode Analisis Data
Identifikasi masalah 1 dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
yaitu dengan membandingkan pendapatan karyawan penderes dengan Upah
Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK 2010).
Identifikasi masalah 2 dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
yaitu dengan melihat komponen pendapatan karyawan penderes didaerah
penelitian.
Identifikasi masalah 3 dianalisis dengan menggunakan Analisis Korelasi
Sederhana dalam mencari hubungan antara umur, tingkat pendidikan dan
pengalaman
kerja
dengan
tingkat
sebagai berikut :
r=
pendapatan
menggunakan
rumus
n XY ( X )( Y )
n X 2 ( X ) 2
n Y 2 ( Y ) 2
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Sampel
X = Variabel Bebas (Umur, Tingkat pendidikan, Pengalaman kerja)
Y = Variabel Terikat (Pendapatan)
Nilai yang telah diperoleh selanjutnya akan diuji dengan uji statistik yang
dirumuskan :
thitung=
r n-2
1- r2
Uji kriterianya adalah :
Apabila t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima, H1 ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak, H1 diterima. (Umar, 2005).
Identifikasi masalah 4 dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
yaitu dengan mengamati masalah-masalah yang dihadapi karyawan penderes
untuk meningkatkan pendapatannya
Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan membatasi penelitian ini, maka
ditetapkan definisi dan batasan operasional sebagai berikut :
Definisi
1. Karyawan tetap adalah karyawan kebun yang telah diangkat sebagai
karyawan tetap sehingga mendapat gaji yang tetap dari perusahaan.
2. Karyawan penderes merupakan pekerja yang bertugas mengambil hasil karet
setiap kali panen.
3. Sistem penggajian merupakan tata cara yang dilakukan sebuah perusahaan
untuk memberikan upah/gaji kepada karyawannya.
4. Upah adalah imbalan yang diperoleh seseorang dari mengerjakan sesuatu
yang berupa uang.
5. Premi adalah pendapatan yang diterima pekerja apabila telah melampaui
batas ketentuan yang ditetapkan pengusaha.
6. Insentif adalah suatu program yang dilaksanakan perusahaan untuk dapat
merangsang karyawan dalam meningkatkan produktivitas
Universitas Sumatera Utara
7. Uang insentif adalah di luar uang/upah yang diterima karyawan. Karena pada
dasarnya upah karyawan yang sama kedudukannya adalah sama, akan tetapi
imbalan yang diterima karyawan setiap bulannya adalah berbeda.
8. Prestasi normal merupakan pengumpulan hasil karet per hari kerja karyawan
penderes.
9. Penerimaan merupakan upah yang diterima oleh karyawan penderes atas jasa
yang telah diberikan kepada perkebunan.
10. UMSK (Upah Minimum Sektoral Kabupaten) merupakan indikator untuk
mengukur tingkat kesejahteraan karyawan penderes.
Batasan Operasional
1. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2010.
2. Dearah penelitian adalah PTPN III Kebun Silau Dunia Kecamatan Dolok
Masihul Kabupaten Serdang Bedagai.
3. Pendapatan yang diteliti adalah gaji/upah yang diperoleh karyawan penderes
ditambah premi yang diberikan Kebun Silau Dunia.
Universitas Sumatera Utara
DESKRIPSI DAEREH PENELITIAN
Deskripsi dan Sejarah Kebun
Kebun Silau Dunia (KSDUN) merupakan salah satu unit PTP. Nusantara III
(Persero) Medan-Sumatera Utara dengan jarak +/- 113 Km dari Medan. Kebun
Silau Dunia terbagi atas 7 Afdeling. Kebun Silau Dunia terletak di 2 Kabupaten
yaitu di Kabupaten Simalungun (Afd I, III dan IV) dan Kabupaten Serdang
Bedagai (Afd II, V, VI, VII). Daerah penelitian terletak di afdeling II Kebun Silau
Dunia Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Kebun Silau
Dunia PTPN III bergerak dalam usaha Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit
dengan produk lateks dari karet dan Tandan Buah Segar (TBS) dari Kelapa Sawit.
Kebun Silau Dunia berasal dari penggabungan dua unit kebun yaitu Kebun
Bandar Negeri dan Kebun Silau Dunia yang diambil alih dari Perusahaan
Perkebunan Belanda yang dikenal dengan nama NV Culltuur Kij’de Oeskut
(CMO), oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 dan pada saat itu disebut namanya
Perusahaan Perusahaan Negara Baru Cabang Sumatera Utara (PPN. Baru).
Pada tahun 1968 direorganisasikan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan
IV Gunung Pamela (PNP-IV Gunung Pamela). Pada tahun 1974 bentuk
hukumnya menjadi PT. Perkebunan (Persero) IV Gunung Pamela.
Selanjutnya melalui PP Nomor 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996
ketiga Perusahaan tersebut resmi menjadi satu Perseroan dengan nama PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) dan sejak saat itu Kebun Silau Dunia dan
Kebun Bandar Negeri gabung pengelolaannya menjadi satu Manajemen dengan
nama Kebun Silau Dunia PT. Perkebunan Nusantara III.
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan upaya peningkatan kinerja Kebun,
untuk mengurangi
ketergantungan dari Kantor Direksi, disamping semakin rumitnya permasalahan di
unit kebun perlu dilakukan pengelolaan yang lebih mudah dengan diterbitkannya
SK Direksi No. 10/SKPTS/SR/550/2003 tanggal 10 November 2003 struktur
organisasi diubah menjadi 8 wilayah dan masing-masing wilayah dikelola oleh
Distrik/General Manager. Kebun Silau Dunia termasuk wilayah distrik Serdang.
Sitem Penggajian di PTPN III
Sitem penggajian karyawan dinyatakan dalam golongan sesuai dengan
peraturan perusahaan. Golongan tersebut terdiri atas 16 ruang golongan. Adapun
strata terbagi dalam Golongan dan Pangkat sebagai berikut :
a. Strata I
1. Golongan IA berpangkat Pelaksana Pratama
2. Golongan IB berpangkat Pelaksana Muda
b. Stara II
1. Golongan IC berpangkat Juru Pratama
2. Golongan ID berpangkat Juru Muda
c. Strata III
1. Golongan IIA berpangkat Penyelia Pratama
2. Golongan IIB berpangkat Penyelia Muda
3. Golongan IIC berpangkat Penyelia Madya
4. Golongan IID berpangkat Penyelia Utama
d. Strata IV
1. Golongan IIIA berpangkat Pengatur Pratama
Universitas Sumatera Utara
2. Golongan IIIB berpangkat Pengatur Muda
3. Golongan IIIC berpangkat Pengatur Madya
4. Golongan IIID berpangkat Pengatur Madya
e. Strata V
1. Golongan IVA berpangkat Penata Madya
2. Golongan IVB berpangkat Penata Utama
f. Strata VI
1. Golongan IVC berpangkat Oembina Madya
g. Strata VII
Golongan IVD berpangkat Pembina Utama
Kepada karyawan diberikan gaji pokok menurut golongan sesuai dengan skala
gaji sebagaimana diatur dalam peraturan perusahaan. Besarnya Gaji Pokok bagi
karyawan penderes dilihat dengan golongan terendah yaitu golongan IA.
Luas Areal
Kebun Silau Dunia terbagi atas 7 afdeling dengan luas areal tanaman karet
seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas areal tanaman karet per Afdeling
Afdeling
Uraian
I
II
III
IV
V
Karet
TM
0
102
366,85
0
468,2
TBM 0 259,4
140,6
0
0
Jumlah 0 361,4
507,45
0
468,2
VI
VII
441,35
62,45
503,8
507
108,2
615,2
Jumlah
1885,4
570,65
2456,05
Sumber : Data sekunder yang diperoleh dari Kebun Silau Dunia
Di daerah penelitaian, pada Tabel 1 luas areal Kebun Silau Dunia
khususnya Afdeling II seluas 361.40 Ha.
Universitas Sumatera Utara
Keadaan Penduduk
Secara umum penduduk yang berada di Kebun Silau Dunia PTPN III adalah
karyawan pekerja dan tanggungannya yang tersebar di 7 afdeling berjumlah
2203 jiwa dimana penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan wanita.yang
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin berdasarkan Afdeling
Jumlah Pekerja dan Tanggungan
STRATA - I S/D III
GOL .A S/D IID
Afdeling/Bagian
I
II
III
IV
V
VI
VII
Kantor
APK
Teknik
Jumlah
Lk
Wn
JLH
45
65
82
52
123
115
123
19
58
44
726
14
23
31
20
43
24
9
4
8
59
88
113
72
166
139
132
23
66
44
902
176
Anak
Lk
50
78
95
35
89
115
106
23
68
50
709
Wn
38
50
64
37
93
88
86
28
64
44
592
Sumber : Data sekunder yang diperoleh dari Kebun Silau Dunia
Tabel 3. Persentase Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin untuk seluruh
Afdeling
No.
Jenis Kelamin
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
1
Laki-laki
1435
65,1
2
Perempuan
768
34,9
Jumlah
2203
100
Sumber: Kantor PTPN III
Dari Tabel 3 dapat dilihat bhwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari
jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1435 jiwa
Universitas Sumatera Utara
dengan persentase 65,1%, sedangkan jumlah penduduk wanita sebanyak 768 jiwa
dengan persentase 34,9%.
Sarana dan Prasarana
Untuk kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana di Kebun Silau
Dunia cukup terpenuhi. Untuk mencapai Kebun Silau Dunia dengan mudah
ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat yang biasa
dapat ditemui di simpang Kerapuh desa Dolok Masihul. Adanya sarana dan
prasarana ekonomi, pendidikan, keamanan, kesehatan, dan sosial dapat
menunjang peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang ada di Kebun Silau
Dunia, sehingga kebun ini dapat berkembang menjadi kebun yang lebih baik
dengan potensi yang dimilikinya. Adapun sarana yang terdapat di Kebun Silau
Dunia PTPN III adalah Lembaga Ekonomi seperti pasar dadakan dan Koperasi
Nusa Tiga, Lembaga Pendidikan seperti : TK, SD Negeri, SLTP Swasta, SMA
Swasta dan TPI (Taman Pendidikan Islam), Lembaga Keamanan seperti Pos
Polisi Mapolsek, Lembaga Kesehatan seperti : Puskesmas Pembantu, Posyandu
dan Poliklinik, Peribadatan seperti : Masjid dan Surau, dan Lembaga Sosoial
seperti : Balai Karyawan, Lapangan Sepak Bola, Lapangan Voli, Lapangan Bulu
Tangkis dan Lapangan Tenis serta PAM dan PLN yang sudah tersedia.
Universitas Sumatera Utara
Berikut dapat dilihat dalam Tabel 4 sarana dan prasarana yang menunjang
kegiatan masyarakat di Kebun Silau Dunia.
Tabel 4. Sarana dan prasarana Kebun Silau Dunia Tahun 2010
Sarana dasn Prasaran
1. Lembaga ekonomi
~ Pasar Dadakan
~ Koperasi Nusa Tiga
2. Lembaga Pendidikan
~ TK
~ SD Negeri
~ SLTP Swasta
~ SMA Swasta
~ Taman Pendidikan Islam (TPI)
3. Lembaga Keamanan
~ Pos Polisi Mapolsek
4. Lembaga Kesehatan
~ Puskesmas Pembantu
~ Posyandu
~ Poliklinik
5. Peribadatan
~ Mesjid
~ Surau
6. Lembaga Sosial
~ Balai Karyawan
~ Lapangan Sepak Bola
~ Lapangan Voli
~ Lapangan Bulu Tangkis
~ Lapangan Tenis
~ PAM
~ PLN
Jumlah
1
1
2
1
1
1
1
1
1
8
1
2
10
1
1
1
1
1
Ada
Ada
Sumber : Kantor PTPN III
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat Pendapatan
Berdasarkan hasil penelitian pada Lampiran 2, dapat dilihat bahwa tingkat
pendapatan pokok karyawan penderes di daerah penelitian lebih rendah dari pada
Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK). Standar Upah Minimum Sektoral
Kabupaten (UMSK) Serdang Bedagai sebesar Rp. 1.083.500 sedangkan rata-rata
pendapatan karyawan penderes di daerah penelitian sebesar Rp. 867.712. Akan
tetapi jika dibandingkan dengan total pendapatan rata-rata karyawan penderes
terhadap UMSK, maka total pendapatan rata-rata karyawan penderes Kebun Silau
Dunia PTPN III lebih besar. Total pendapatan rata-rata karyawan penderes di
Kebun Silau Dunia PTPN III sebesar Rp 1.180.477. Hal ini dikarenakan adanya
premi yang diberikan perusahaan sebagai insentif pada karyawan penderes apabila
karyawan tersebut mampu menderes karet melampaui standar yang telah yang
ditentukan. Standar deres karyawan penderes dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Perhitungan Premi Sadap Karyawan Penderes
Kelas Penyadap
Indikator
Tarif (Rp)
Premi
(Rp/Kg Kering)
A
B
C
D
3
2,25
1,75
1
200
200
200
200
600
450
350
200
Sumber : Kebun PTPN III
Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa premi karyawan deres diberikan sebagai
insentif apabila karyawan deres mampu menyadap karet malampaui standar yang
ditetapkan perusahaan. Pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa rata-rata premi
karyawan deres adalah sebesar Rp 312.805.
Universitas Sumatera Utara
Komponen Pendapatan Karyawan Penderes
Adapun komponen-komponen pendapatan karyawan penderes yaitu sebagai
berikut:
Pendapatan = Gaji Pokok + Tunjangan Tetap + Tunjangan Tidak Tetap
Gaji pokok
Gaji pokok adalah pendapatan dasar yang diterima karyawan penderes per bulan
yang diberikan pengusaha berdasarkan pangkat dan golongannya. Gaji pokok
dapat dilihat pada Lampiran 3, rata-rata gaji pokok karyawan penderes adalah
Rp 586.604.
Tunjangan Tetap
Tunjangan merupakan tambahan pendapatan yang diterima karyawan penderes
tidak berdasarkan pangkat atau golongannya. Tunjangan tetap diperoleh sebesar
25%
dari pendapatan. Pendapatan rata-rata karyawan penderes adalah
Rp 782.139 dengan tunjangan rata-rata sebesar Rp 195.535 .
Tunjangan Sosial
Yang dimaksud dengan tunjangan sosial adalah tunjangan air dan tunjangan
listrik. Tunjangan sosial air di berikan sebesar 15% dari tunjangan sewa rumah
dan tunjangan sosial listrik di berikan 25% dari tunjangan sewa rumah. Tunjangan
sewa rumah di berikan perusahaan sebesar 35% dari gaji pokok.
Selain gaji pokok, tunjangan tetap dan tunjangan sosial, komponen
pendapatan karyawan juga diperoleh dari premi. Premi adalah pendapatan yang
diperoleh pekerja apabila telah melampaui batas ketentuan yang ditetapkan
pengusaha. Premi terdiri atas:
Universitas Sumatera Utara
1.
Premi Hari Sadap Biasa, terbagi atas :
-
Premi Prestasi yaitu premi yang dibayar berdasarkan basis tugas. Basis
Tugas (BT) adalah batas prestasi minimum (Kg/Hk) yang dicapai
penyadap, dihitung 70% dari RKAP (Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan) produksi per bulan dan per mandoran. Bila seorang penyadap
tidak mendapatkan basis tugasnya, maka penyadap bersangkutan tidak
mendapatkan premi prestasi hari itu.
-
Premi Kerajinan, terbagi atas :
* Premi cuci mangkok yang dilaksanakan 1 kali sebulan
* Premi kutip kompo
* Premi pengganti pemeliharaan sepeda per bulan
* Premi pengutipan scrap
-
Premi Khusus yaitu premi pikul khusus yang diberikan pada areal yang
berbukit.
2. Premi Sadap Minggu yaitu premi yang diberikan kepada penderes di waktu
libur/hari minggu.
3. Premi Pengawasan Panen yaitu premi yang diberikan kepada mandor sadap.
Perhitungan premi deres dibuat oleh Asisten Afdeling dan deperiksa Asisten
Kepala dan disetujui Manajer Kebun setiap bulan.
Hubungan Umur, Pengalaman Bekerja dan Tingkat Pendidikan Dengan
Tingkat Pendapatan
Berdasarkan hasil analisis korelasi pada Lampiran 5 dapat dilihat bahwa
korelasi antara umur, pengalaman kerja dan tingkat pendidikan terhadap tingkat
pendapatan dapat dilihat dari data berikut :
Universitas Sumatera Utara
Umur terhadap Pendapatan r = 0,238 t-hit : 0,444
Tingkat Pendidikan r = - 0,160 t-hit : 0,798
Pengalaman Bekerja r = 0,240 t-hit : 0,354
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa hubungan umur terhadap tingkat
pendapatan memiliki hubungan yang secara signifikan memiliki hubungan yang
lemah oleh karena koefisien korelasi antara umur terhadap pendapatan adalah
0,238. Nilai t-hitung 0,444 > t-tabel 1,960 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1
dapat diterima, sehingga hipotesa dapat diterima yakni terdapat hubungan antara
umur terhadap tingkat pendapatan.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan yang
nyata antara tingkat pendidikan terhadap tingkat pendapatan oleh karena koefisien
korelasi antara umur terhadap pendapatan adalah 0,160. Nilai t-hitung 0,798
> t-tabel 1,960 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak, sehingga hipotesa
tidak dapat diterima yakni terdapat hubungan yang nyata antara umur terhadap
tingkat pendapatan. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan terhadap
tingkat pendapatan terjadi akibat masih kurangnya tingkat pendidikan di Kebun
Silau Dunia PTPN III, rata-rata karyawan penderes hanya berpendidikan SD serta
tidak ada perbedaan tingkat upah/ gaji pokok yang ditetapkan perusahaan untuk
setiap tingkatan pendidikan. Perbedaan gaji pokok berdasarkan pada golongan
sedangkan premi berdasarkan kelas/prestasi karyawan deres untuk setiap
bulannya.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa hubungan pengalaman terhadap
tingkat pendapatan secara signifikan memiliki hubungan yang lemah oleh karena
Universitas Sumatera Utara
koefisien korelasi antara pengalaman bekerja terhadap pendapatan . Nilai t-hitung
0,354 > t-tabel 1,960 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 dapat diterima,
sehingga hipotesa dapat diterima yakni terdapat hubungan antara pengalaman
bekerja terhadap tingkat pendapatan.
Masalah-masalah
pendapatannya
yang
dihadapi
penderes
untuk
meningkatkan
Masalah-masalah yang dihadapi karyawan penderes untuk meningkatkan
pendapatannya yaitu :
1. Apabila saat menyadap tanaman karet turun hujan menyebabkan karyawan
deres kesulitan untuk menyadap dan hasil sadapan menjadi lebih sedikit.
2. Kurang disiplinnya karyawan deres, seperti terlambat mulai menyadap hal ini
menyebabkan karyawan deres menyadap kurang dari standart.
3.
Pisau deres yang rusak misalnya pisau deres yang rusak ketika penguunaan,
sehingga kegiatan penderesan terhenti dan pisau tersebut harus diganti,
akibatnya waktu untuk menyelesaikan kegiatan penderesan menjaqdi
terlambat.
4.
Hilangnnya alat deres (mangkuk atau talang deres) yang menyebabkan
kegiatan penderesan menjadi terlambat akibat pegawai deres harus mencari
pengganti alat deres yang hilang terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik darianalisis yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Tingkat pendapatan karyawan deres di Kebun Silau Dunia PTPN III lebih
rendah dibandingkan Upah Minimum Sektoral Kabupaten.
2. Komponen-komponen pendapatan karyawan penderes berasal dari gaji
pokok, tunjangan tetap, tunjangan sosial dan premi.
3. Terdapat hubungan yang lemah antara umur dan pengalaman bekerja
terhadap tingkat pendapatan karyawan penderes di Kebun Silau Dunia
PTPN III. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan terhadap
tingkat pendapatan karyawan penderes di Kebun Silau Dunia PTPN III.
4. Masalah-masalah yang dihadapi karyawan penderes dalam meningkatkan
pendapatannya yaitu hujan, kurang disiplinnya karyawan, rusaknya pisau
deres, dan hilangnnya mangkuk deres.
Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah :
Untuk Karyawan Penderes :
Agar karyawan penderes menanamkan kesadaran akan pentingnya disiplin
dan kerajinan dalam bekerja untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan
kesejahteraan hidup.
Universitas Sumatera Utara
Untuk Pemerintah :
Agar pemerintah lebih memperhatikan tingkat kesejahteraan karyawan
penderes dengan memberikan ketetapan gaji yang sesuai dengan keadaan
perekonomian saat ini.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Bedjo, S.1991. Manajemen Tenaga Kerja. Sinar Baru. Bandung
Ghani, A. 2003. Sumber Daya Manusia Perkebunan Dalam Perspektif. Ghalia
Indonesia. Jakarta
Nasution, M. 2000. Manajemen Personalia; Aplikasi Dalam Perusahaan.
Penerbit Djambatan. Jakarta
Nitisemito, A. 1982. Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia. Jakarta
Panggabean, S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia.
Bogor Selatan
Rahardi, F. Dkk. 1995. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Penebar Swadaya.
Jakarta
Simanjuntak, S. 2007. Pengelolaan Perkebunan. FP USU
Singarimbun dan Efendi, 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta
Sofyandi, H. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta
Suryanto
Ahmad,
2008.
Upah
http://etd.eprints.ums.ac.id//2384/
Insentif
Dan
Jaminan
Sosial.
Umar, 2005. Metode Penelitian Sosial. Raja Grafindo. Jakarta
Wasana, J. dan Kirbrandoko, 1994. Pengantar MIKROEKONOMI. Binarupa
Aksara. Jakarta Barat
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Karakteristik Karyawan penderes
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama Karyawan
Arti
Armad Irahir
Asni
Harianto
Kaben
Kuat
Misno
Mahmudin
Marwanto
Mingka
Misdi
Miswono
Nasib
Nekman
Paino
Parmun
Poniman II
Poniman III
Rukino
Sofian P.
Selamat
Sofian II
Soleman
Sutirno
Supangat
Suratman II
Syahri Rahmadhan
Tiswan
Usman Sinaga
Utut Silitonga
Jumlah
Rata-rata
Umur
(Tahun)
51
32
54
34
57
50
26
46
29
49
54
53
55
52
30
53
53
55
50
48
50
51
55
52
50
40
28
55
52
43
1407
46,9
Tingkat
Pendidikan
(Tahun)
6
12
6
12
6
6
12
12
12
6
6
6
6
6
12
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
12
12
6
6
9
231
7,7
Pengalaman
Kerja
(Tahun)
29
3
36
5
31
30
5
23
3
29
30
33
29
29
3
36
33
30
30
29
26
29
36
26
31
21
3
36
31
23
738
24,6
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Pendapatan Karyawan Penderes
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Gol
1A/10
1A/0
1A/9
1A/1
1A/9
1A/10
1A/1
1A/9
1A/0
1A/9
1A/10
1A/10
1A/10
1A/10
1A/0
1A/10
1A/11
1A/11
1A/12
1A/8
1A/9
1A/8
1A/12
1A/13
1A/8
1A/9
1A/0
1A/10
1A/11
1A/11
Total
Rata-rata
Pendapatan
(Rp)
874.274
840.905
870.938
844.242
870.938
874.274
844.242
870.938
840.905
870.938
874.274
874.274
874.274
874.274
840.905
874.274
877.612
877.612
880.949
867.601
870938
867.601
880949
884.284
867.601
870.938
840.905
874.274
877.612
877.612
26.031.357
867.712
Premi (Rp)
291.423
320.520
410.899
414.190
360.736
272.605
405.669
340.025
305.835
323.510
321.762
291.502
259.223
288.743
281.780
364.250
279.182
287.532
322.917
240.587
461.220
339.805
283.807
269.926
272.773
293.460
116.000
316.882
274.731
372.670
9.384.164
312.805
Total
Pendapatan
1.165.697
1.161.425
1.281.837
1.258.432
1.231.674
1.146.879
1.249.911
1.210.963
1.146.740
1.194.448
1.196.036
1.165.776
1.133.497
1.163.017
1.122.685
1.238.524
1.156.794
1.165.144
1.203.866
1.108.188
1.332.158
1.207.406
1.164.556
1.154.210
1.140.374
1.164.398
956.905
1.190.156
1.152.343
1.250.282
35.414.321
1.180.477
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gaji Pokok dan Tujangan Tetap/Tunjangan Sosial
Gaji (Rp)
Gol
Jumlah
Pokok
Tunjangan Tetap
IA/0
IA/1
IA/2
IA/3
IA/4
IA/5
IA/6
IA/7
IA/8
IA/9
IA/10
IA/11
IA/12
IA/13
IA/14
570.750
573.015
575.280
577.545
579.810
582.074
584.340
586.604
588.869
591.134
593.399
595.664
597.929
600.193
602.459
190.250
191.005
191.760
192.515
193.270
194.025
194.780
195.535
196.290
197.045
197.800
198.555
199.310
200.064
200.820
Jumlah
8.799.065
Rata-rata
586.604
Jumlah
Jumlah Gaji
+
Tunjangan
Sosial
(Rp)
49.941
50.139
50.337
50.535
50.733
50.931
51.130
51.328
51.526
51.724
51.922
52.121
52.319
52.517
51.715
79.905
80.222
80.539
80.856
81.173
81.490
81.808
82.125
82.442
82.759
83.075
83.393
83.710
84.027
83.344
840.905
844.242
847.579
850.916
854.253
857.589
860.928
864.264
867.601
870.938
874.274
877.612
880.949
884.284
886.623
461.950
768.918
1.230.868
12.962.957
30.797
51.261
82.058
864.197
Tunjangan Sosial
(Rp)
Air
Listrik
761.000
764.020
767.040
770.060
773.080
776.099
779.120
782.139
785.159
788.179
791.199
794.219
797.239
800.257
803.279
29.964
30.083
30.202
30.321
30.440
30.559
30.678
30.797
30.916
31.035
31.153
31.272
31.391
31.510
31.629
2.933.024
11.732.089
195.535
782.139
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Hubungan Umur, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja
terhadap Tingkat Pendapatan
No
Nama Karyawan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Arti
Armad Irahir
Asni
Harianto
Kaben
Kuat
Misno
Mahmudin
Marwanto
Mingka
Misdi
Miswono
Nasib
Nekman
Paino
Parmun
Poniman II
Poniman III
Rukino
Sofian P.
Selamat
Sofian
Soleman
Sutirno
Supangat
Suratman II
Syahri Rahmadhan
Tiswan
Usman Sinaga
Utur Silitonga
Tingkat
Pengalaman
Pendapatan
Umur
Pendidikan
Kerja
(Tahun)
(RP)
(Tahun)
(Tahun)
51
32
54
34
57
50
26
46
29
49
54
53
55
52
30
53
53
55
50
48
50
51
55
52
50
40
28
55
52
43
6
12
6
12
6
6
12
12
12
6
6
6
6
6
12
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
12
12
6
6
9
29
3
36
5
31
30
5
23
3
29
30
33
29
29
3
36
33
30
30
29
26
29
36
26
31
21
3
36
31
23
1.165.697
1.161.425
1.281.837
1.258.432
1.231.674
1.146.879
1.249.911
1.210.963
1.146.740
1.194.448
1.196.036
1.165.776
1.133.497
1.163.017
1.122.685
1.238.524
1.156.794
1.165.144
1.203.866
1.108.188
1.332.158
1.207.406
1.164.556
1.154.210
1.140.374
1.164.398
956.905
1.190.156
1.152.343
1.250.282
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Hasil Analisis Hubungan Umur, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman
Bekerja terhadap Tingkat Pendapatan dengan metode korelasi
sederhana dengan menggunakan SPSS
Correlations
Pengalaman
Pendapatan
Pearson Correlation
Pendapatan
Bekerja
.238
-.160
.240
.238
1.000
-.913
TANAMAN KARET
(Studi Kasus : Kebun Silau Dunia PTPN III
Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai)
SKRIPSI
Oleh :
SUCI PRATIWI WAHYU
040304028
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
1
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS PENDAPATAN KARYAWAN PENDERES
TANAMAN KARET
(Studi Kasus : Kebun Silau Dunia PTPN III
Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai)
SKRIPSI
Oleh :
SUCI PRATIWI WAHYU
040304028
AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing
Ketua
(Dr. Ir. Salmiah, MS)
Anggota
(Ir. Diana Chalil, MSi, Phd)
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Suci Pratiwi Wahyu, lahir pada tanggal 25 September 1986 di Medan.
Penulis sebagai anak ke enam dari enam bersaudara dari ayahanda Alm. H.
Wahyudi dan ibunda Hj. Hadisah Nasution.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Mardi Lestari Medan
pada tahun 1998, SLTP Negeri 19 Medan pada tahun 2001 dan SMA Amir
Hamzah Medan pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis diterima di Program
Studi Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara melalui jalur Pemandu Minat dan Prestasi (PMP).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP)
Pada bulan Juni 2008 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di Desa Mardinding, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten
Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, kemudian pada bulan Oktober 2010
melaksanakan penelitian skripsi di Kebun Silau Dunia PTPN III Kecamatan
Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul
“ANALISIS
PENDAPATAN
KARYAWAN
PENDERES
TANAMAN KARET”. Studi Kasus: Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten
Serdang Bedagai. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu DR. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing
2. Ibu Ir. Diana Chalil, M,Si, Ph.D selaku Anggota Komisi Pembimbing
3.Bapak Ir. Luhut Sihombing, M.P. selaku Ketua Departemen Agribisnis,
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, USU
4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Agribisnis, FP, USU
5. Seluruh instansi dan respoden yang terkait dengan penelitian ini yang telah
membantu penulis dalam memperoleh data-data yang diperlukan.
Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis haturkan kepada
ayahanda Alm. H. Wahyudi, ibunda Hj. Hadisah Nasution, Abang penulis
Hasdisaputra, SP, Rizaldi, Halim Perdana Kusuma, SE, kakanda Surya Anita, SE,
uak penulis Prof. Dr. H. Darwin Dalimunthe atas motivasi, kasih sayang, dan
dukungan baik secara moril maupun materil yang diberikan kepada penulis selama
menjalani perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman penulis di
Departemen Agribisnis dan Saudara Irfandi yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga apa yang kita cita-citakan dapat
terwujud dan semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua.
Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Amin.
Medan, Desember 2010
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Hal
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tinjauan Pustaka
Landasan Teori
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Metode Pengambilan Sampel
Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi
Batasan Operasional
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
Deskripsi dan Sejarah Kebun
Sitem Penggajian di PTPN III
Luas Areal
Keadaan Penduduk
Sarana dan Prasarana
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat Pendapatan
Komponen Pendapatan Karyawan Penderes
Hubungan Umur, Pengalaman Bekerja dan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat
Pendapatan
Masalah-masalah yang dihadapi penderes untuk meningkatkan pendapatannya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan
sektor pertanian, termasuk sektor perkebunan sebagai sektor pertanian yang
terletak di daerah tropis sekitar khatulistiwa. Indonesia memiliki beragam jenis
tanah yang mampu menyuburkan tanaman,sinar matahari yang konsisten
sepanjang tahun,kondisi iklim yang memenuhi persyaratan tumbuh tanaman,dan
curah hujan rata-rata per tahun yang cukup tinggi, semua kondisi ini merupakan
faktor-faktor ekologis yang cukup baik untuk membudidayakan tanaman
perkebunan (Rahardi,dkk, 1995).
Perkebunan adalah usaha tani yang mengusahakan tanaman perkebunan
yang luasnya lebih besar dari 25 Ha. Jenis tanaman perkebunan umumnya adalah
tanaman keras (karet,kelapa sawit,kopi,teh dan kakao) sedang tanaman setahun
jarang (tebu dan tembakau) (Simanjuntak, 2007).
Banyaknya dan pentingnya bagian-bagian di kebun sangat dipengaruhi
sistem penggunaan tenaga kerja untuk melaksanakan sesuatu kegiatan.
Tenaga kerja yang digunakan di kebun dapat di bagi atas :
1. Karyawan tetap (gaji bulanan).
2. Karyawan harian tidak tetap (Buruh Harian Lepas) di gaji harian
sesuaikehadiran dan hasil kerja.
3. Karyawan kontraktor yang berada di bawah satu kontraktor, gaji di bayar
bulanan atau selesai satu tugas perjanjian kerja.
Universitas Sumatera Utara
Dalam afdeling, tenaga penderes pada umumnya masih disukai karena sangat
dibutuhkan keahliannya (Simanjuntak, 2007).
Dalam organisasi,baik itu dari pemerintah ataupun swasta selalu berusaha
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan untuk mencapainya dibutuhkan
faktor-faktor produksi yang memadai. Diantara faktor produksi tersebut, manusia
sebagai faktor tenaga kerja merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan suatu
kerjasama untuk mencapai tujuan. Sumber daya manusia digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa terdiri dari berbagai faktor seperti: tenaga kerja,
tanah, modal termasuk mesin, peralatan, bahan mentah, tenaga listrik,
kemajuan teknologi dan lain-lain. Namun diantara semua faktor produksi tersebut,
sumber daya manusia memegang peran utama dalam peningkatan produksi,
karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya adalah hasil karya manusia
(Suryanto, 2008).
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
motivasi dasar bagi kebanyakan karyawan pada suatu organisasi adalah untuk
mencari
nafkah.
Berarti
apabila
di
satu
sisi
seorang
menggunakan
pengetahuan, keterampilan, tenaga dan sebagian waktunya untuk berkarya pada
suatu organisasi, dilain sisi ia mengharapkan untuk menerima imbalan tertentu.
Beranjak dari pandangan demikian, dewasa ini masalah imbalan dipandang
sebagai salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh manajemen suatu
organisasi. Imbalan oleh karyawan tidak lagi dipandang semata-mata sebagai alat
kepuasan kebutuhan materilnya, akan tetapi sudah dikaitkan dengan harkat
martabat manusia. Sebaliknya organisasi cenderung melihatnya sebagai beban
yang harus dipikul oleh oganisasi tersebut dalam rangka upaya pencapaian tujuan
Universitas Sumatera Utara
dan berbagai sasarannya. Berarti bahwa dalam mengembangkan dan menerapkan
suatu sistem imbalan tersebut, kepentingan organisasi dan kepentingan para
karyawan mutlak perlu diperhitungkan (Sofyandi, 2008).
Upah insentif tenaga kerja adalah faktor yang harus diperhatikan dalam
sistem imbalan jasa atau sistem pemberian upah. Upah insentif merupakan salah
satu pendorong motivasi bagi karyawan untuk lebih giat bekerja, dan
meningkatkan prestasi kerjanya karena upah yang tinggi akan merangsang
karyawan dan juga memberikan motivasi kerja karyawan sehingga perusahaan
dapat mempertahankan karyawan yang berprestasi untuk tetap pada perusahaan
(Suryanto, 2008).
Kompensasi yang mengaitkan gaji dengan produktivitas disebut insentif.
Insentif adalah imbalan yang diberikan kepada pekerja yang telah melaksanakan
pekerjaan dengan sangat memuaskan pemberi kerja, atau memberi keuntungan di
atas harapan atau target yang telah ditentukan. Insentif menjamin bahwa karyawan
akan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sebagai motivasi
karyawan penderes untuk meningkatkan kesejahteraannya, selain insentif juga
terdapat premi. Premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah
melampaui batas ketentuan yang ditetapkan pengusaha. Seseorang yang bekerja
melebihi kewajibannya berhak memperoleh premi (Ghani, 2003).
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa apabila imbalan yang diperoleh
karyawan memuaskan maka otomatis output yang dihasilkan karyawan akan
tinggi, sehingga jelas terlihat bahwa salah satu cara untuk meningkatkan kinerja
maupun produktivitas tenaga kerja adalah dengan memperbaiki sistem
Universitas Sumatera Utara
pengupahan yang dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan penderes
(Suryanto, 2008).
Dilihat dari Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK 2010), Upah
Minimum Sektoral Kabupaten Serdang Bedagai mengalami peningkatan dari
Rp. 960.000 menjadi Rp 1.083.500. Jika dibandingkan dengan pendapatan
karyawan penderes tahun 2010, pendapatan karyawan penderes di bawah UMKS
yaitu +/- Rp. 1.059.500 sesuai dengan tingkat golongan penderes. Meskipun
UMKS mengalami peningkatan dari sebelumnya, tidak lantas membuat penderes
sejahtera. Hal ini disebabkan masih sangat jauhnya pemenuhan hidup layak dan
sejahtera penderes jika dilihat dari upah penderes yang ditetapkan tersebut. Di
tengah terus meningkatnya kebutuhan hidup penderes, upah yang ditentukan
Dewan Pengupahan Daerah (DEPEDA) tidak cukup membantu meringankan
beban penderes dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang
analisis pendapatan karyawan penderes tanaman karet di daerah penelitian.
Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana tingkat pendapatan karyawan penderes dilihat dari Upah
Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK 2010) di daerah penelitian?
2.
Apa saja komponen pendapatan karyawan penderes di daerah penelitian?
3.
Bagaimana hubungan umur, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
dengan tingkat pendapatan penderes di daerah penelitian?
4.
Masalah-masalah apa saja yang dihadapi penderes untuk meningkatkan
pendapatannya?
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat pendapatan penderes dilihat dari Upah Minimun
Sektoral Kabupaten (UMSK 2010) di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui apa saja komponen pendapatan karyawan penderes di
daerah penelitian.
3.
Untuk mengetahui hubungan umur, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
dengan tingkat pendapatan penderes di daerah penelitian.
4.
Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapi penderes untuk
meningkatkan pendapatannya di daerah penelitian.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah :
1.
Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam meningkatkan
produktivitas dan pendapatan tenaga kerja diperkebunan.
2.
Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Tinjauan Pustaka
Salah satu dorongan orang bekerja pada suatu organisasi termasuk
perusahaan adalah karena disana ada kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat
dasar dari manusia pada umumnya menjadi lebih baik, lebih maju dari posisi yang
dipunyai saat ini, karena itulah mereka menginginkan suatu kemajuan dalam
hidupnya (Panggabean, 2002).
Karakteristik individu terdiri atas jenis kelamin, pendidikan, umur, masa
kerja, status perkawinan, jumlah tanggungan dan posisi kerja. Adapun kriteria
umur penderes muda di daerah penelitian berkisar 25-35 tahun dan kriteria
penderes tua berkisar 36-55 tahun. Dari segi pendidikan penderes dimulai dari SD,
SMP dan SMA. Rencana atau program insentif individu bertujuan untuk
memberikan penghasilan tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat
mencapai standar prestasi tertentu. Pembayaran insentif individu acapkali sukar
untuk dilaksanakan karena untuk menghasilkan sebuah produk dibutuhkan
kerjasama atau ketergantungan dari seseorang dengan orang lain. Walaupun
demikian pemberian insentif akan menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan
usahanya untuk mencapai tujuan perusahaan dan untuk meningkatkan
produktivitas kerja individu maupun kelompok (Panggabean, 2002).
Agar perusahaan dapat memperoleh hasil secara langsung maka dapat
ditempuh dengan cara pemberian insentif atau premi kepada para karyawan.
Diberikan tambahan penghasilan secara langsung kepada para karyawan yang
menunjukan kelebihan prestasi kerjanya (Nitisemito, 1982).
1
Universitas Sumatera Utara
Kompensasi juga disebut penghargaan dan dapat didefenisikan sebagai
setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa
atau kontribusi yang mereka berikan kepada perusahaan. Pada umumnya
kompensasi diberikan untuk :
1. Menarik karyawan yang terbaik masuk ke dalam perusahaan.
2. Mendorong mereka untuk berprestasi tinggi.
3. Mempertahankan karyawan yang produktif dan berkualitas agar tetap setia.
Kompensasi kebanyakan dikelompokan dalam kompensasi finansial atau
keuangan baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Kompensasi keuangan
langsung terdiri dari gaji, upah dan insentif (komisi dan bonus). Sedangkan
kompensasi keuangan tidak langsung dapat berupa berbagai macam fasilitas dan
tunjangan. Dari semua penghargaan yang dapat dan harus diberikan oleh
perusahaan maka faktor kompensasi, yang dalam hal ini disebut gaji, upah dan
insentif, menempati kedudukan yang sangat penting. Oleh karena itu diperlukan
sistem pengupahan yang kompetitif (Panggabean, 2002).
Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak
bagi
kemanusiaan
pemerintah
menetapkan
kebijakan
pengupahan
yang
melindungi pekerja. Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana
berdasarkan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi. UU no 13 tahun 2003 pasal 89 menetapkan UMP, UMK
dan UMSP serta UMSK, dimana upah minimum terdiri atas : Upah minimum
berdasarkan wilayah propinsi atau kabupaten/kota dan Upah minimum
berdasarkan sektor pada wilayah propinsi atau kabupaten/kota. Upah minimum
ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari dewan
Universitas Sumatera Utara
pengupahan Propinsi dan Bupati/Walikota. Komponen serta pelaksanaan tahapan
pencapaian kebutuhan hidup layak diatur dengan Kepmen no 17 tahun 2005 no 13
tahun 2003 pasal 90 : Upah tidak boleh dibawah upah minimum.
Panggabean (2002) menyatakan bahwa gaji adalah imbalan finansial yang
dibayarkan kepada karyawan secara teratur, seperti tahunan, caturwulan, bulanan
atau mingguan. Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan
kepada para pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau
banyaknya pelayanan yang diberikan. Tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif
tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah. Pada dasarnya, gaji atau upah diberikan
untuk menarik calon karyawan agar mau masuk menjadi karyawan.
Insentif ataupun premi merupakan imbalan yang dibayarkan kepada
karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Dengan
diasumsikan bahwa uang dapat digunakan untuk mendorong karyawan bekerja
lebih giat lagi, maka mereka akan produktif jika gajinya dibayarkan berdasarkan
hasil kerja. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk menentukan standar yang
tepat. Tidak terlalu mudah dicapai juga tidak terlalu sulit. Standar yang terlalu
mudah tentunya tidak menguntungkan bagi perusahaan. Sedangkan standar yang
terlalu sulit menyebabkan karyawan frustasi (Panggabean, 2002).
Landasan Teori
Pendapatan
Pendapatan nominal adalah pendapatan yang diukur dalam unit moneter
per periode waktu, berapa banyak rupiah per minggu, per bulan atau per tahun.
Pendapatan riel adalah daya beli pendapatan uangnya, ini adalah kuantitas barang
Universitas Sumatera Utara
dan jasa yang dapat dibeli dengan pendapatan nominal. Jika harga nominal tetap
konstan, setiap perubahan pendapatan nominal akan menyebabkan perubahan
yang sesuai dengan pendapatan rielnya. Akan tetapi, jika harga nominal berubah,
pendapatan riel dan pendapatan nominal tidak berubah dengan proporsi yang
sama. ( Wasana dan Kirbrandoko, 1995).
Pendapatan Karyawan Penderes
Pendapatan karyawan penderes adalah pendapatan yang diperoleh
penderes dari gaji yang diterima perbulan ditambah dengan tunjangan berdasarkan
tingkat golongannya. Gaji terdiri dari gaji pokok ditambah tunjangan tetap
sedangkan tunjangan sosial terdiri dari tunjangan air dan listrik. Selain tingkat
golongan pekerja, yang membedakan pendapatan karyawan penderes adalah
adanya tambahan uang dari insentif atau premi yang diberikan kepada karyawan
penderes karena telah bekerja melampaui target dan waktu yang telah ditentukan
(Ghani,2003).
Gaji adalah pendapatan dasar yang diberikan pengusaha kepada pekerja
berdasarkan pangkat dan golongannya. Ketentuan minimal besarnya gaji
ditentukan oleh sebuah komisi yang diketuai oleh gubernur dan anggota diambil
dari kelompok yang mewakili pekerja, pengusaha, dewan pakar dan unsur
Disnaker. Besarnya nilai upah disebut upah minimum propinsi (UMP), yang
disusun berdasarkan standar kebutuhan hidup minimum (KHM), indeks harga
konsumen(IHK), kemampuan perusahaan dan kondisi pasaran tenaga kerja. Upah
untuk sektor perkebunan dalam UMSK (Upah Minimum Sektoral Kabupaten)
(Ghani, 2003).
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa sistem penggajian karyawan yang dilakukan perusahaan
perkebunan
untuk
menciptaka
keadilan
dalam
menghargai
hasil
kerja
karyawannya demi kemajuan perusahaan perkebunan. Adapun sistem penggajian
yang digunakan adalah :
1. Memberikan gaji tetap secara berjenjang menurut golongan.
2. Memberikan sistem premi selain gaji tetap.
3. Memberikan sistem bonus dari keuntungan perusahaan setiap akhir tahun.
4. Sistem penggajian juga dapat ditambah dengan tunjangan lain antara lain:
uang lembur, perawatan kesehatan dan pengobatan, jamsostek, uang pensiun,
bantuan perumahan, catu beras dan hak cuti (Simanjuntak, 2007).
Insentif dan Premi
Insentif adalah penghargaan kepada karyawan atas segala jerih payahnya
dalam meningkatkan tugas diluar gaji yang diterima setiap bulan dengan besaran
yang dapat berubah-ubah sesuai dengan hasil kinerjanya. Pemberian gaji pokok
harus dapat membuat pekerja merasa aman namun tidak mampu memberikan
motivasi. Upah yang dikaitkan dengan kinerja insentif dikatakan mampu
memberikan motivasi untuk meningkatkan produktivitas (Panggabean,2002).
Insentif merupakan suatu program yang dilaksanakan perusahaan untuk
dapat merangsang karyawan untuk meningkatkan produktivitas dalam proses
produksi. Uang insentif adalah diluar uang/upah yang diterima karyawan. Karena
pada dasarnya upah karyawan yang sama kedudukannya adalah sama, akan tetapi
imbalan yang diterima karyawan setiap bulannya adalah berbeda (Nasution,2000).
Universitas Sumatera Utara
Dasar utama dalam pemberian insentif adalah berupaya meningkatkan
motivasi pekerja agar mereka mau bekerja dengan produktivitas yang tinggi.
Dengan asumsi bahwa pekerja dalam hal ini bisa dimotivasi dengan uang, maka
pemberian insentif baru akan memberikan hasil yang diharapkan bilamana 3
faktor tersebut dibawah ini telah dipertimbangkan benar-benar pada saat
kebijaksanaan pemberian insentif akan ditetapkan yaitu:
- Besarnya bonus/insentif yang diberikan
- Frekuensi pemberian bonus/insentif
- Setiap yang berhak menerima (group atau individual bonus)
Kompensasi dalam bentuk insentif merupakan suatu bentuk biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan
memperoleh
imbalan
dalam
bentuk
prestasi
kerja
dari
karyawanny (Sofyandi, 2008).
Premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah melampui
batas ketentuan yang ditetapkan pengusaha. Seseorang yang bekerja melebihi
kewajibannya berhak memperoleh premi. Dengan diberikannya premi maka
karyawan penderes mendapatkan tambahan penghasilan diluar gaji. Premi terdiri
dari :
1. Premi Hari Sadap Biasa
- Premi prestasi
- Premi kerajinan
- Premi khusus
2. Premi Sadap Minggu
3. Premi Pengawas Panen (PTPN III Kebun Silau Dunia)
Universitas Sumatera Utara
Tenaga Kerja Penderes
Karyawan penderes adalah karyawan yang bekerja sebagai penderes
tanaman karet yang memperoleh pendapatan atau gaji yang telah ditetapkan
perusahaan perbulan dimana para karyawan penderes harus patuh terhadap
perintah atau peraturan pekerjaan yang diadakan oleh pengusaha yang
bertanggungjawab atas lingkungan perusahaan. Dorongan seseorang untuk
bekerja
sangat
beranekaragam.
Selain
untuk
memanfaatkan
potensi
sumberdayanya, juga dikarenakan oleh tuntutan kebutuhan hidup yang mendesak
dan semakin kompleks. Apalagi mereka yang sudah memiliki keluarga.
Penderes merupakan salah satu unsur dan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kegiatan operasional diperkebunan. Untuk mewujudkan tujuan
yang diharapkan dalam suatu proses kerja, diperlukan tenaga penderes.
Sehubungan
dengan
berlangsungnya
hubungan
kerja,
maka
pengusaha
mempunyai beberapa hak terhadap penderes sebagai partner karena dalam
hubungan tenaga kerja dan pengusaha harus terjadi hormat menghormati, saling
menghargai, bantu-membantu dalam mencapai keberhasilan. Kelancaran proses
kerja tergantung pada keterampilan dan keahlian yang dimiliki penderes. Tenaga
kerja penderes yang memiliki keterampilan dan keahlian yang tinggi akan
menghasilkan produksi maksimal, sebaliknya tenaga kerja yang tidak memiliki
keahlian dan keterampilan dalam bidang pekerjaannya akan menghasilkan
produksi
yang
rendah
dan
mengakibatkan
kerugian
bagi
pengusaha (Bedjo Siswanto, 1991).
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Pemikiran
Pendapatan penderes adalah upah yang diperoleh penderes dari gaji yang
diterima penderes perbulan ditambah dengan tunjangan berdasarkan tingkat
golongannya.
Cara lain untuk meningkatkan pendapatan penderes adalah dengan adanya
penambahan pendapatan berupa insentif atau premi dari perusahaan perkebunan
kepada para pekerja setelah dapat memperoleh hasil melebihi target yang telah di
tentukan perusahaan perkebunan dalam jangka waktu tertentu.
Pendapatan penderes berhubungan dengan umur, tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja karyawan. Dari segi umur, penderes yang cenderung tua tingkat
produktivitasnya semakin berkurang dibandingkan dengan penderes yang berusia
muda karena seorang penderes tanaman karet membutuhkan tenaga yang
maksimal untuk menyadap tanaman karet tersebut. Dari segi pendidikan dan
pengalaman kerja, lamanya sekolah/pendidikan yang diterima oleh seorang
penderes berhubungan dengan pendapatan dimana seorang penderes yang
mempunyai pendidikan lebih tinggi dari penderes lain akan lebih banyak
pengetahuannya di dalam bekerja sehingga penderes lebih mengetahui apa yang
harus dilakukan untuk meningkatkan produktifitas dan pendapatannya.
Perusahaan perkebunan baik perusahaan negara maupun perusahaan
swasta umumnya memiliki sistem pengupahan tertentu yang diberikan kepada
tenaga kerjanya. Sistem pengupahan merupakan pengaturan pengupahan secara
keseluruhan,termasuk sistem pembayaran, struktur, bentuk upah dan lain-lain
yang ada hubungannya dengan pembayaran upah. Sistem pembayaran di
indonesia pada umumnya didasarkan pada tiga fungsi upah, yaitu menjamin
Universitas Sumatera Utara
kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya, mencerminkan imbalan atas
hasil kerja seseorang, dan menyediakan insentif untuk mendorong peningkatan
produktivitas kerja. Sistem upah untuk sektor perkebunan dapat dilihat dari Upah
Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK). Adanya ketidaksamaan pendapatan
antara karyawan penderes dengan UMSK membuat karyawan penderes harus
lebih giat bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
Upah/gaji yang di terima oleh karyawan merupakan motivator untuk
meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan kegairahan bekerja dan selanjutnya
di harapkan akan meningkatkan produksi perusahaan dan pendapatan karyawan.
Berikut adalah skema kerangka pemikiran:
Universitas Sumatera Utara
Umur
Pendidikan
Pengalaman
Kerja
UMSK
Pendapatan
Gaji
Tunjangan
Premi /insentif
Sama
Tidak Sama
Keterangan :
Ada Hubungan
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikian
Hipotesis Penelitian
Adanya hubungan yang signifikan antara umur, pendidikan dan
pengalaman kerja terhadap pendapatan karyawan penderes di didaerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu secara sengaja
memilih Kebun Silau Dunia PTPN III yang terdiri dari 7 Afdeling. Dipilihnya
Kebun Silau Dunia Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten serdang Bedagai ini
dengan mempertimbangkan bahwa daerah ini terdapat tenaga kerja penderes.
Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah penderes tanaman karet yang bekerja
khusus di Kebun Silau Dunia Afdeling II sebanyak 82 orang. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan simple random sampling. Jumlah sampel adalah
30 orang. Menurut Gay untuk penelitian yang menggunakan analisis statistik,
ukuran sampel minimum adalah 30 sampel (Umar, 2005). Dimana satuan
elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
sampel ( Singarimbun dan Efendi, 1989)
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data data sekunder
yang diperoleh dari bagian sumber daya manusia kantor direksi PTPN III yang
berada di Medan.
Universitas Sumatera Utara
Metode Analisis Data
Identifikasi masalah 1 dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
yaitu dengan membandingkan pendapatan karyawan penderes dengan Upah
Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK 2010).
Identifikasi masalah 2 dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
yaitu dengan melihat komponen pendapatan karyawan penderes didaerah
penelitian.
Identifikasi masalah 3 dianalisis dengan menggunakan Analisis Korelasi
Sederhana dalam mencari hubungan antara umur, tingkat pendidikan dan
pengalaman
kerja
dengan
tingkat
sebagai berikut :
r=
pendapatan
menggunakan
rumus
n XY ( X )( Y )
n X 2 ( X ) 2
n Y 2 ( Y ) 2
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Sampel
X = Variabel Bebas (Umur, Tingkat pendidikan, Pengalaman kerja)
Y = Variabel Terikat (Pendapatan)
Nilai yang telah diperoleh selanjutnya akan diuji dengan uji statistik yang
dirumuskan :
thitung=
r n-2
1- r2
Uji kriterianya adalah :
Apabila t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima, H1 ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak, H1 diterima. (Umar, 2005).
Identifikasi masalah 4 dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
yaitu dengan mengamati masalah-masalah yang dihadapi karyawan penderes
untuk meningkatkan pendapatannya
Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan membatasi penelitian ini, maka
ditetapkan definisi dan batasan operasional sebagai berikut :
Definisi
1. Karyawan tetap adalah karyawan kebun yang telah diangkat sebagai
karyawan tetap sehingga mendapat gaji yang tetap dari perusahaan.
2. Karyawan penderes merupakan pekerja yang bertugas mengambil hasil karet
setiap kali panen.
3. Sistem penggajian merupakan tata cara yang dilakukan sebuah perusahaan
untuk memberikan upah/gaji kepada karyawannya.
4. Upah adalah imbalan yang diperoleh seseorang dari mengerjakan sesuatu
yang berupa uang.
5. Premi adalah pendapatan yang diterima pekerja apabila telah melampaui
batas ketentuan yang ditetapkan pengusaha.
6. Insentif adalah suatu program yang dilaksanakan perusahaan untuk dapat
merangsang karyawan dalam meningkatkan produktivitas
Universitas Sumatera Utara
7. Uang insentif adalah di luar uang/upah yang diterima karyawan. Karena pada
dasarnya upah karyawan yang sama kedudukannya adalah sama, akan tetapi
imbalan yang diterima karyawan setiap bulannya adalah berbeda.
8. Prestasi normal merupakan pengumpulan hasil karet per hari kerja karyawan
penderes.
9. Penerimaan merupakan upah yang diterima oleh karyawan penderes atas jasa
yang telah diberikan kepada perkebunan.
10. UMSK (Upah Minimum Sektoral Kabupaten) merupakan indikator untuk
mengukur tingkat kesejahteraan karyawan penderes.
Batasan Operasional
1. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2010.
2. Dearah penelitian adalah PTPN III Kebun Silau Dunia Kecamatan Dolok
Masihul Kabupaten Serdang Bedagai.
3. Pendapatan yang diteliti adalah gaji/upah yang diperoleh karyawan penderes
ditambah premi yang diberikan Kebun Silau Dunia.
Universitas Sumatera Utara
DESKRIPSI DAEREH PENELITIAN
Deskripsi dan Sejarah Kebun
Kebun Silau Dunia (KSDUN) merupakan salah satu unit PTP. Nusantara III
(Persero) Medan-Sumatera Utara dengan jarak +/- 113 Km dari Medan. Kebun
Silau Dunia terbagi atas 7 Afdeling. Kebun Silau Dunia terletak di 2 Kabupaten
yaitu di Kabupaten Simalungun (Afd I, III dan IV) dan Kabupaten Serdang
Bedagai (Afd II, V, VI, VII). Daerah penelitian terletak di afdeling II Kebun Silau
Dunia Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Kebun Silau
Dunia PTPN III bergerak dalam usaha Perkebunan Karet dan Kelapa Sawit
dengan produk lateks dari karet dan Tandan Buah Segar (TBS) dari Kelapa Sawit.
Kebun Silau Dunia berasal dari penggabungan dua unit kebun yaitu Kebun
Bandar Negeri dan Kebun Silau Dunia yang diambil alih dari Perusahaan
Perkebunan Belanda yang dikenal dengan nama NV Culltuur Kij’de Oeskut
(CMO), oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 dan pada saat itu disebut namanya
Perusahaan Perusahaan Negara Baru Cabang Sumatera Utara (PPN. Baru).
Pada tahun 1968 direorganisasikan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan
IV Gunung Pamela (PNP-IV Gunung Pamela). Pada tahun 1974 bentuk
hukumnya menjadi PT. Perkebunan (Persero) IV Gunung Pamela.
Selanjutnya melalui PP Nomor 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996
ketiga Perusahaan tersebut resmi menjadi satu Perseroan dengan nama PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) dan sejak saat itu Kebun Silau Dunia dan
Kebun Bandar Negeri gabung pengelolaannya menjadi satu Manajemen dengan
nama Kebun Silau Dunia PT. Perkebunan Nusantara III.
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan upaya peningkatan kinerja Kebun,
untuk mengurangi
ketergantungan dari Kantor Direksi, disamping semakin rumitnya permasalahan di
unit kebun perlu dilakukan pengelolaan yang lebih mudah dengan diterbitkannya
SK Direksi No. 10/SKPTS/SR/550/2003 tanggal 10 November 2003 struktur
organisasi diubah menjadi 8 wilayah dan masing-masing wilayah dikelola oleh
Distrik/General Manager. Kebun Silau Dunia termasuk wilayah distrik Serdang.
Sitem Penggajian di PTPN III
Sitem penggajian karyawan dinyatakan dalam golongan sesuai dengan
peraturan perusahaan. Golongan tersebut terdiri atas 16 ruang golongan. Adapun
strata terbagi dalam Golongan dan Pangkat sebagai berikut :
a. Strata I
1. Golongan IA berpangkat Pelaksana Pratama
2. Golongan IB berpangkat Pelaksana Muda
b. Stara II
1. Golongan IC berpangkat Juru Pratama
2. Golongan ID berpangkat Juru Muda
c. Strata III
1. Golongan IIA berpangkat Penyelia Pratama
2. Golongan IIB berpangkat Penyelia Muda
3. Golongan IIC berpangkat Penyelia Madya
4. Golongan IID berpangkat Penyelia Utama
d. Strata IV
1. Golongan IIIA berpangkat Pengatur Pratama
Universitas Sumatera Utara
2. Golongan IIIB berpangkat Pengatur Muda
3. Golongan IIIC berpangkat Pengatur Madya
4. Golongan IIID berpangkat Pengatur Madya
e. Strata V
1. Golongan IVA berpangkat Penata Madya
2. Golongan IVB berpangkat Penata Utama
f. Strata VI
1. Golongan IVC berpangkat Oembina Madya
g. Strata VII
Golongan IVD berpangkat Pembina Utama
Kepada karyawan diberikan gaji pokok menurut golongan sesuai dengan skala
gaji sebagaimana diatur dalam peraturan perusahaan. Besarnya Gaji Pokok bagi
karyawan penderes dilihat dengan golongan terendah yaitu golongan IA.
Luas Areal
Kebun Silau Dunia terbagi atas 7 afdeling dengan luas areal tanaman karet
seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas areal tanaman karet per Afdeling
Afdeling
Uraian
I
II
III
IV
V
Karet
TM
0
102
366,85
0
468,2
TBM 0 259,4
140,6
0
0
Jumlah 0 361,4
507,45
0
468,2
VI
VII
441,35
62,45
503,8
507
108,2
615,2
Jumlah
1885,4
570,65
2456,05
Sumber : Data sekunder yang diperoleh dari Kebun Silau Dunia
Di daerah penelitaian, pada Tabel 1 luas areal Kebun Silau Dunia
khususnya Afdeling II seluas 361.40 Ha.
Universitas Sumatera Utara
Keadaan Penduduk
Secara umum penduduk yang berada di Kebun Silau Dunia PTPN III adalah
karyawan pekerja dan tanggungannya yang tersebar di 7 afdeling berjumlah
2203 jiwa dimana penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan wanita.yang
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin berdasarkan Afdeling
Jumlah Pekerja dan Tanggungan
STRATA - I S/D III
GOL .A S/D IID
Afdeling/Bagian
I
II
III
IV
V
VI
VII
Kantor
APK
Teknik
Jumlah
Lk
Wn
JLH
45
65
82
52
123
115
123
19
58
44
726
14
23
31
20
43
24
9
4
8
59
88
113
72
166
139
132
23
66
44
902
176
Anak
Lk
50
78
95
35
89
115
106
23
68
50
709
Wn
38
50
64
37
93
88
86
28
64
44
592
Sumber : Data sekunder yang diperoleh dari Kebun Silau Dunia
Tabel 3. Persentase Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin untuk seluruh
Afdeling
No.
Jenis Kelamin
Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
1
Laki-laki
1435
65,1
2
Perempuan
768
34,9
Jumlah
2203
100
Sumber: Kantor PTPN III
Dari Tabel 3 dapat dilihat bhwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari
jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1435 jiwa
Universitas Sumatera Utara
dengan persentase 65,1%, sedangkan jumlah penduduk wanita sebanyak 768 jiwa
dengan persentase 34,9%.
Sarana dan Prasarana
Untuk kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana di Kebun Silau
Dunia cukup terpenuhi. Untuk mencapai Kebun Silau Dunia dengan mudah
ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat yang biasa
dapat ditemui di simpang Kerapuh desa Dolok Masihul. Adanya sarana dan
prasarana ekonomi, pendidikan, keamanan, kesehatan, dan sosial dapat
menunjang peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang ada di Kebun Silau
Dunia, sehingga kebun ini dapat berkembang menjadi kebun yang lebih baik
dengan potensi yang dimilikinya. Adapun sarana yang terdapat di Kebun Silau
Dunia PTPN III adalah Lembaga Ekonomi seperti pasar dadakan dan Koperasi
Nusa Tiga, Lembaga Pendidikan seperti : TK, SD Negeri, SLTP Swasta, SMA
Swasta dan TPI (Taman Pendidikan Islam), Lembaga Keamanan seperti Pos
Polisi Mapolsek, Lembaga Kesehatan seperti : Puskesmas Pembantu, Posyandu
dan Poliklinik, Peribadatan seperti : Masjid dan Surau, dan Lembaga Sosoial
seperti : Balai Karyawan, Lapangan Sepak Bola, Lapangan Voli, Lapangan Bulu
Tangkis dan Lapangan Tenis serta PAM dan PLN yang sudah tersedia.
Universitas Sumatera Utara
Berikut dapat dilihat dalam Tabel 4 sarana dan prasarana yang menunjang
kegiatan masyarakat di Kebun Silau Dunia.
Tabel 4. Sarana dan prasarana Kebun Silau Dunia Tahun 2010
Sarana dasn Prasaran
1. Lembaga ekonomi
~ Pasar Dadakan
~ Koperasi Nusa Tiga
2. Lembaga Pendidikan
~ TK
~ SD Negeri
~ SLTP Swasta
~ SMA Swasta
~ Taman Pendidikan Islam (TPI)
3. Lembaga Keamanan
~ Pos Polisi Mapolsek
4. Lembaga Kesehatan
~ Puskesmas Pembantu
~ Posyandu
~ Poliklinik
5. Peribadatan
~ Mesjid
~ Surau
6. Lembaga Sosial
~ Balai Karyawan
~ Lapangan Sepak Bola
~ Lapangan Voli
~ Lapangan Bulu Tangkis
~ Lapangan Tenis
~ PAM
~ PLN
Jumlah
1
1
2
1
1
1
1
1
1
8
1
2
10
1
1
1
1
1
Ada
Ada
Sumber : Kantor PTPN III
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat Pendapatan
Berdasarkan hasil penelitian pada Lampiran 2, dapat dilihat bahwa tingkat
pendapatan pokok karyawan penderes di daerah penelitian lebih rendah dari pada
Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK). Standar Upah Minimum Sektoral
Kabupaten (UMSK) Serdang Bedagai sebesar Rp. 1.083.500 sedangkan rata-rata
pendapatan karyawan penderes di daerah penelitian sebesar Rp. 867.712. Akan
tetapi jika dibandingkan dengan total pendapatan rata-rata karyawan penderes
terhadap UMSK, maka total pendapatan rata-rata karyawan penderes Kebun Silau
Dunia PTPN III lebih besar. Total pendapatan rata-rata karyawan penderes di
Kebun Silau Dunia PTPN III sebesar Rp 1.180.477. Hal ini dikarenakan adanya
premi yang diberikan perusahaan sebagai insentif pada karyawan penderes apabila
karyawan tersebut mampu menderes karet melampaui standar yang telah yang
ditentukan. Standar deres karyawan penderes dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Perhitungan Premi Sadap Karyawan Penderes
Kelas Penyadap
Indikator
Tarif (Rp)
Premi
(Rp/Kg Kering)
A
B
C
D
3
2,25
1,75
1
200
200
200
200
600
450
350
200
Sumber : Kebun PTPN III
Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa premi karyawan deres diberikan sebagai
insentif apabila karyawan deres mampu menyadap karet malampaui standar yang
ditetapkan perusahaan. Pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa rata-rata premi
karyawan deres adalah sebesar Rp 312.805.
Universitas Sumatera Utara
Komponen Pendapatan Karyawan Penderes
Adapun komponen-komponen pendapatan karyawan penderes yaitu sebagai
berikut:
Pendapatan = Gaji Pokok + Tunjangan Tetap + Tunjangan Tidak Tetap
Gaji pokok
Gaji pokok adalah pendapatan dasar yang diterima karyawan penderes per bulan
yang diberikan pengusaha berdasarkan pangkat dan golongannya. Gaji pokok
dapat dilihat pada Lampiran 3, rata-rata gaji pokok karyawan penderes adalah
Rp 586.604.
Tunjangan Tetap
Tunjangan merupakan tambahan pendapatan yang diterima karyawan penderes
tidak berdasarkan pangkat atau golongannya. Tunjangan tetap diperoleh sebesar
25%
dari pendapatan. Pendapatan rata-rata karyawan penderes adalah
Rp 782.139 dengan tunjangan rata-rata sebesar Rp 195.535 .
Tunjangan Sosial
Yang dimaksud dengan tunjangan sosial adalah tunjangan air dan tunjangan
listrik. Tunjangan sosial air di berikan sebesar 15% dari tunjangan sewa rumah
dan tunjangan sosial listrik di berikan 25% dari tunjangan sewa rumah. Tunjangan
sewa rumah di berikan perusahaan sebesar 35% dari gaji pokok.
Selain gaji pokok, tunjangan tetap dan tunjangan sosial, komponen
pendapatan karyawan juga diperoleh dari premi. Premi adalah pendapatan yang
diperoleh pekerja apabila telah melampaui batas ketentuan yang ditetapkan
pengusaha. Premi terdiri atas:
Universitas Sumatera Utara
1.
Premi Hari Sadap Biasa, terbagi atas :
-
Premi Prestasi yaitu premi yang dibayar berdasarkan basis tugas. Basis
Tugas (BT) adalah batas prestasi minimum (Kg/Hk) yang dicapai
penyadap, dihitung 70% dari RKAP (Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan) produksi per bulan dan per mandoran. Bila seorang penyadap
tidak mendapatkan basis tugasnya, maka penyadap bersangkutan tidak
mendapatkan premi prestasi hari itu.
-
Premi Kerajinan, terbagi atas :
* Premi cuci mangkok yang dilaksanakan 1 kali sebulan
* Premi kutip kompo
* Premi pengganti pemeliharaan sepeda per bulan
* Premi pengutipan scrap
-
Premi Khusus yaitu premi pikul khusus yang diberikan pada areal yang
berbukit.
2. Premi Sadap Minggu yaitu premi yang diberikan kepada penderes di waktu
libur/hari minggu.
3. Premi Pengawasan Panen yaitu premi yang diberikan kepada mandor sadap.
Perhitungan premi deres dibuat oleh Asisten Afdeling dan deperiksa Asisten
Kepala dan disetujui Manajer Kebun setiap bulan.
Hubungan Umur, Pengalaman Bekerja dan Tingkat Pendidikan Dengan
Tingkat Pendapatan
Berdasarkan hasil analisis korelasi pada Lampiran 5 dapat dilihat bahwa
korelasi antara umur, pengalaman kerja dan tingkat pendidikan terhadap tingkat
pendapatan dapat dilihat dari data berikut :
Universitas Sumatera Utara
Umur terhadap Pendapatan r = 0,238 t-hit : 0,444
Tingkat Pendidikan r = - 0,160 t-hit : 0,798
Pengalaman Bekerja r = 0,240 t-hit : 0,354
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa hubungan umur terhadap tingkat
pendapatan memiliki hubungan yang secara signifikan memiliki hubungan yang
lemah oleh karena koefisien korelasi antara umur terhadap pendapatan adalah
0,238. Nilai t-hitung 0,444 > t-tabel 1,960 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1
dapat diterima, sehingga hipotesa dapat diterima yakni terdapat hubungan antara
umur terhadap tingkat pendapatan.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan yang
nyata antara tingkat pendidikan terhadap tingkat pendapatan oleh karena koefisien
korelasi antara umur terhadap pendapatan adalah 0,160. Nilai t-hitung 0,798
> t-tabel 1,960 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak, sehingga hipotesa
tidak dapat diterima yakni terdapat hubungan yang nyata antara umur terhadap
tingkat pendapatan. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan terhadap
tingkat pendapatan terjadi akibat masih kurangnya tingkat pendidikan di Kebun
Silau Dunia PTPN III, rata-rata karyawan penderes hanya berpendidikan SD serta
tidak ada perbedaan tingkat upah/ gaji pokok yang ditetapkan perusahaan untuk
setiap tingkatan pendidikan. Perbedaan gaji pokok berdasarkan pada golongan
sedangkan premi berdasarkan kelas/prestasi karyawan deres untuk setiap
bulannya.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa hubungan pengalaman terhadap
tingkat pendapatan secara signifikan memiliki hubungan yang lemah oleh karena
Universitas Sumatera Utara
koefisien korelasi antara pengalaman bekerja terhadap pendapatan . Nilai t-hitung
0,354 > t-tabel 1,960 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 dapat diterima,
sehingga hipotesa dapat diterima yakni terdapat hubungan antara pengalaman
bekerja terhadap tingkat pendapatan.
Masalah-masalah
pendapatannya
yang
dihadapi
penderes
untuk
meningkatkan
Masalah-masalah yang dihadapi karyawan penderes untuk meningkatkan
pendapatannya yaitu :
1. Apabila saat menyadap tanaman karet turun hujan menyebabkan karyawan
deres kesulitan untuk menyadap dan hasil sadapan menjadi lebih sedikit.
2. Kurang disiplinnya karyawan deres, seperti terlambat mulai menyadap hal ini
menyebabkan karyawan deres menyadap kurang dari standart.
3.
Pisau deres yang rusak misalnya pisau deres yang rusak ketika penguunaan,
sehingga kegiatan penderesan terhenti dan pisau tersebut harus diganti,
akibatnya waktu untuk menyelesaikan kegiatan penderesan menjaqdi
terlambat.
4.
Hilangnnya alat deres (mangkuk atau talang deres) yang menyebabkan
kegiatan penderesan menjadi terlambat akibat pegawai deres harus mencari
pengganti alat deres yang hilang terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik darianalisis yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Tingkat pendapatan karyawan deres di Kebun Silau Dunia PTPN III lebih
rendah dibandingkan Upah Minimum Sektoral Kabupaten.
2. Komponen-komponen pendapatan karyawan penderes berasal dari gaji
pokok, tunjangan tetap, tunjangan sosial dan premi.
3. Terdapat hubungan yang lemah antara umur dan pengalaman bekerja
terhadap tingkat pendapatan karyawan penderes di Kebun Silau Dunia
PTPN III. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan terhadap
tingkat pendapatan karyawan penderes di Kebun Silau Dunia PTPN III.
4. Masalah-masalah yang dihadapi karyawan penderes dalam meningkatkan
pendapatannya yaitu hujan, kurang disiplinnya karyawan, rusaknya pisau
deres, dan hilangnnya mangkuk deres.
Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah :
Untuk Karyawan Penderes :
Agar karyawan penderes menanamkan kesadaran akan pentingnya disiplin
dan kerajinan dalam bekerja untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan
kesejahteraan hidup.
Universitas Sumatera Utara
Untuk Pemerintah :
Agar pemerintah lebih memperhatikan tingkat kesejahteraan karyawan
penderes dengan memberikan ketetapan gaji yang sesuai dengan keadaan
perekonomian saat ini.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Bedjo, S.1991. Manajemen Tenaga Kerja. Sinar Baru. Bandung
Ghani, A. 2003. Sumber Daya Manusia Perkebunan Dalam Perspektif. Ghalia
Indonesia. Jakarta
Nasution, M. 2000. Manajemen Personalia; Aplikasi Dalam Perusahaan.
Penerbit Djambatan. Jakarta
Nitisemito, A. 1982. Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia. Jakarta
Panggabean, S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia.
Bogor Selatan
Rahardi, F. Dkk. 1995. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Penebar Swadaya.
Jakarta
Simanjuntak, S. 2007. Pengelolaan Perkebunan. FP USU
Singarimbun dan Efendi, 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta
Sofyandi, H. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta
Suryanto
Ahmad,
2008.
Upah
http://etd.eprints.ums.ac.id//2384/
Insentif
Dan
Jaminan
Sosial.
Umar, 2005. Metode Penelitian Sosial. Raja Grafindo. Jakarta
Wasana, J. dan Kirbrandoko, 1994. Pengantar MIKROEKONOMI. Binarupa
Aksara. Jakarta Barat
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Karakteristik Karyawan penderes
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama Karyawan
Arti
Armad Irahir
Asni
Harianto
Kaben
Kuat
Misno
Mahmudin
Marwanto
Mingka
Misdi
Miswono
Nasib
Nekman
Paino
Parmun
Poniman II
Poniman III
Rukino
Sofian P.
Selamat
Sofian II
Soleman
Sutirno
Supangat
Suratman II
Syahri Rahmadhan
Tiswan
Usman Sinaga
Utut Silitonga
Jumlah
Rata-rata
Umur
(Tahun)
51
32
54
34
57
50
26
46
29
49
54
53
55
52
30
53
53
55
50
48
50
51
55
52
50
40
28
55
52
43
1407
46,9
Tingkat
Pendidikan
(Tahun)
6
12
6
12
6
6
12
12
12
6
6
6
6
6
12
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
12
12
6
6
9
231
7,7
Pengalaman
Kerja
(Tahun)
29
3
36
5
31
30
5
23
3
29
30
33
29
29
3
36
33
30
30
29
26
29
36
26
31
21
3
36
31
23
738
24,6
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Pendapatan Karyawan Penderes
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Gol
1A/10
1A/0
1A/9
1A/1
1A/9
1A/10
1A/1
1A/9
1A/0
1A/9
1A/10
1A/10
1A/10
1A/10
1A/0
1A/10
1A/11
1A/11
1A/12
1A/8
1A/9
1A/8
1A/12
1A/13
1A/8
1A/9
1A/0
1A/10
1A/11
1A/11
Total
Rata-rata
Pendapatan
(Rp)
874.274
840.905
870.938
844.242
870.938
874.274
844.242
870.938
840.905
870.938
874.274
874.274
874.274
874.274
840.905
874.274
877.612
877.612
880.949
867.601
870938
867.601
880949
884.284
867.601
870.938
840.905
874.274
877.612
877.612
26.031.357
867.712
Premi (Rp)
291.423
320.520
410.899
414.190
360.736
272.605
405.669
340.025
305.835
323.510
321.762
291.502
259.223
288.743
281.780
364.250
279.182
287.532
322.917
240.587
461.220
339.805
283.807
269.926
272.773
293.460
116.000
316.882
274.731
372.670
9.384.164
312.805
Total
Pendapatan
1.165.697
1.161.425
1.281.837
1.258.432
1.231.674
1.146.879
1.249.911
1.210.963
1.146.740
1.194.448
1.196.036
1.165.776
1.133.497
1.163.017
1.122.685
1.238.524
1.156.794
1.165.144
1.203.866
1.108.188
1.332.158
1.207.406
1.164.556
1.154.210
1.140.374
1.164.398
956.905
1.190.156
1.152.343
1.250.282
35.414.321
1.180.477
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gaji Pokok dan Tujangan Tetap/Tunjangan Sosial
Gaji (Rp)
Gol
Jumlah
Pokok
Tunjangan Tetap
IA/0
IA/1
IA/2
IA/3
IA/4
IA/5
IA/6
IA/7
IA/8
IA/9
IA/10
IA/11
IA/12
IA/13
IA/14
570.750
573.015
575.280
577.545
579.810
582.074
584.340
586.604
588.869
591.134
593.399
595.664
597.929
600.193
602.459
190.250
191.005
191.760
192.515
193.270
194.025
194.780
195.535
196.290
197.045
197.800
198.555
199.310
200.064
200.820
Jumlah
8.799.065
Rata-rata
586.604
Jumlah
Jumlah Gaji
+
Tunjangan
Sosial
(Rp)
49.941
50.139
50.337
50.535
50.733
50.931
51.130
51.328
51.526
51.724
51.922
52.121
52.319
52.517
51.715
79.905
80.222
80.539
80.856
81.173
81.490
81.808
82.125
82.442
82.759
83.075
83.393
83.710
84.027
83.344
840.905
844.242
847.579
850.916
854.253
857.589
860.928
864.264
867.601
870.938
874.274
877.612
880.949
884.284
886.623
461.950
768.918
1.230.868
12.962.957
30.797
51.261
82.058
864.197
Tunjangan Sosial
(Rp)
Air
Listrik
761.000
764.020
767.040
770.060
773.080
776.099
779.120
782.139
785.159
788.179
791.199
794.219
797.239
800.257
803.279
29.964
30.083
30.202
30.321
30.440
30.559
30.678
30.797
30.916
31.035
31.153
31.272
31.391
31.510
31.629
2.933.024
11.732.089
195.535
782.139
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Hubungan Umur, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja
terhadap Tingkat Pendapatan
No
Nama Karyawan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Arti
Armad Irahir
Asni
Harianto
Kaben
Kuat
Misno
Mahmudin
Marwanto
Mingka
Misdi
Miswono
Nasib
Nekman
Paino
Parmun
Poniman II
Poniman III
Rukino
Sofian P.
Selamat
Sofian
Soleman
Sutirno
Supangat
Suratman II
Syahri Rahmadhan
Tiswan
Usman Sinaga
Utur Silitonga
Tingkat
Pengalaman
Pendapatan
Umur
Pendidikan
Kerja
(Tahun)
(RP)
(Tahun)
(Tahun)
51
32
54
34
57
50
26
46
29
49
54
53
55
52
30
53
53
55
50
48
50
51
55
52
50
40
28
55
52
43
6
12
6
12
6
6
12
12
12
6
6
6
6
6
12
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
12
12
6
6
9
29
3
36
5
31
30
5
23
3
29
30
33
29
29
3
36
33
30
30
29
26
29
36
26
31
21
3
36
31
23
1.165.697
1.161.425
1.281.837
1.258.432
1.231.674
1.146.879
1.249.911
1.210.963
1.146.740
1.194.448
1.196.036
1.165.776
1.133.497
1.163.017
1.122.685
1.238.524
1.156.794
1.165.144
1.203.866
1.108.188
1.332.158
1.207.406
1.164.556
1.154.210
1.140.374
1.164.398
956.905
1.190.156
1.152.343
1.250.282
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Hasil Analisis Hubungan Umur, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman
Bekerja terhadap Tingkat Pendapatan dengan metode korelasi
sederhana dengan menggunakan SPSS
Correlations
Pengalaman
Pendapatan
Pearson Correlation
Pendapatan
Bekerja
.238
-.160
.240
.238
1.000
-.913