Lanjutan Tabel 2.1 Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya
3 Ifan
Januar 2014
Analisis Daya Saing Sektor
Pertanian di Wilayah
Kabupaten Jember Pasca
Otonomi Daerah
Analisis Shift Share Esteban
Marquilas Kabupaten
Jember Dalam perhitungan
dengan analisis shift share, sektor-sektor
yang mempunyai keunggulan
kompetitif dan paling dominan yaitu sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pertanian, sektor industri pengolahan
dan sektor jasa-jasa
4 Wahyu
Nugroho 2014
Analisis Produktivitas
Tenaga Kerja dan Daya
Saing Sektor Pertanian
Wilayah Kecamatan di
Kabupaten Jember
Analisis Produktivitas
Tenaga Kerja Analisis Shift
Share Esteban Marquilas
Analisis Kausalitas
Kabupaten Jember
Produktivitas tenaga kerja di Kabupaten
Jember masih rendah, tetapi mengalami
peningkatan di tahun 2000-2010 dengan
nilai sebesar 6460,84 Terdapat hubungan
kausalitas positif antara produktivitas
tenaga kerja terhadap daya saing sektor
pertanian
2.3 Kerangka Konseptual
Pemerintah melalui Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menjelaskan bahwa pemerintah pusat telah melimpahkan
kepada daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini memicu Kabupaten Situbondo
untuk lebih mandiri dan bisa mengelola sumberdaya melalui potensi yang dimiliki
daerah tersebut. Semakin mandiri suatu daerah maka daerah tersebut semakin berhasil dalam melaksanakan pembangunan daerahnya. Pemerintah daerah harus memikirkan
cara agar pembangunan di daerahnya dapat berlangsung dengan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang dimilikinya, serta mampu mengorganisasikan
infrastruktur pemerintahannya sejalan dengan penyerahan wewenang dari pemerintah pusat.
Dalam penelitian ini, teori pembangunan ekonomi yang digunakan yaitu teori Arthur Lewis yang membagi proses pembangunan ekonomi kedalam dua tahap
yakni tradisional dan industri. Kemudian teori Robert Malthus yang menekankan bahwa pembangunan ekonomi ini merupakan suatu proses naik turunnya aktivitas
ekonomi lebih daripada sekedar lancar atau tidaknya aktivitas ekonomi. Malthus menitikkan perhatian pada perkembangan kesejahteraan suatu negara yaitu,
pembangunan ekonomi yang dapat dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Teori pertumbuhan Adam Smith, dalam hal ini Smith beranggapan bahwa
faktor produksi yang dapat menentukan pertumbuhan ekonomi yakni tenaga kerja, tekhnologi, sumberdaya alam dan modal. Untuk mengetahui sektor basis, sektor yang
dapat menjadi basis dimasa yang akan datang, serta klasifikasi sektoral digunakan alat analisis LQ Location Quantient, DLQ Dynamic Location Quantient, Shift
Share Esteben Marquilas, dan Tipologi Sektoral yang diharapkan dapat menjawab rumusan masalah yang telah direncanakan dengan kerangka konseptual yang tersaji
dalam Gambar 2.1:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tenaga Kerja
SDA Tekhnologi
Klasifikasi Sektor
Perekonomian Kabupaten Situbondo PDRB Kabupaten Situbondo
Potensi Sektoral Situbondo Sektor Yang Dapat Diharapkan
Menjadi Basis di Masa Yang Akan Datang
Sektor Basis Daya Saing Sektoral
sektor Spesialisasi
Keunggulan Kompetitif
Modal 9 Sektor Ekonomi
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Adam Smith Teori Pembangunan
Ekonomi Robert Malthus
Fluktuasi Aktivitas Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi
Output Produk
Kesejahteraan Negara Teori Pembangunan
Ekonomi Arthur Lewis Lewis
Tradisional Industri
BAB 3. METODE PENELITIAN