Yunita Handayani : Analisa Perbandingan Konsentrasi Zat Menguap Dalam Crumb Rubber Mutu Sir 20 Dan Crumb Rubber Mutu Sir 3wf, 2008.
USU Repository © 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan penting, baik sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi sentra-
sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet maupun pelestarian lingkungan dan sumber daya hayati. Namun sebagai negara dengan luas areal terbesar dan produksi
kedua terbesar dunia, Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, yaitu rendahnya produktivitas, terutama karet rakyat yang merupakan mayoritas 91
areal karet nasional dan ragam produk olahan yang masih terbatas, yang didominasi oleh karet remah crumb rubber. Rendahnya produktivitas kebun karet rakyat
disebabkan oleh banyaknya areal tua, rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon unggul serta kondisi kebun yang menyerupai hutan. Oleh karena itu perlu
upaya percepatan peremajaan karet rakyat dan pengembangan industri hilir.
Teknologi karet sendiri semakin berkembang dan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan akan semakin banyak produk yang dihasilkan dari
Yunita Handayani : Analisa Perbandingan Konsentrasi Zat Menguap Dalam Crumb Rubber Mutu Sir 20 Dan Crumb Rubber Mutu Sir 3wf, 2008.
USU Repository © 2009
industri ini. Ada dua jenis karet yang biasa digunakan dalam industri yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam natural rubber merupakan air getah dari
tumbuhan Hevea brasiliensis, yang merupakan polimer alam dengan monomer isoprena, sedangkan karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan
baku minyak bumi.
Sejarah karet di Indonesia pernah mencapai puncaknya pada periode sebelum Perang Dunia II hingga tahun 1956. Pada masa itu Indonesia menjadi negara
penghasil karet alam terbesar di dunia. Komoditi ini pernah begitu diandalkan sebagai penopang perekonomian negara.
Berdasarkan status pengusahaannya, perkebunan karet di Indonesia diusahakan oleh tiga pihak, yaitu perkebunan besar negara, perkebunan besar swasta,
dan perkebunan rakyat. Kendatipun demikian, karet yang mampu menghidupi hampir 15 juta penduduk ini boleh dikatakan sebagai tanaman rakyat karena lebih
dari 80 areal penanaman karet diusahakan oleh rakyat.
Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam
belum dapat digantikan oleh karet sintetis.
Beberapa jenis ban seperti ban radial walaupun dalam pembuatannya dicampur dengan karet sintetis, tetapi jumlah karet alam yang digunakan tetap besar,
yaitu dua kali lipat komponen karet alam untuk pembuatan ban non-radial.
Yunita Handayani : Analisa Perbandingan Konsentrasi Zat Menguap Dalam Crumb Rubber Mutu Sir 20 Dan Crumb Rubber Mutu Sir 3wf, 2008.
USU Repository © 2009
Perusahaan di Dolok Merangir, Kab. Simalungun, Sumatera Utara dibeli oleh Perusahaan Goodyear pada tahun 1916 yaitu salah satu perusahaan Belanda yang
dipimpin oleh J.J. Blandeing. Kepemilikan saham Perusahaan PT. Goodyear Sumatra Plantations sebanyak
1.900.000 saham telah beralih kepada Bridgestone Corporation dengan nama Perusahaan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate yang merupakan badan hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia sejak tanggal 9 Agustus 2005. Spesifikasi mutu teknis pada pengolahan crumb rubber di PT. Bridgestone
Sumatra Rubber Estate: SIR 20VK,SIR 10,SIR 3CV 60 dan SIR 3CV 50.
Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate pengolahan karet crumb rubber terdiri dari 3 jenis pabrik pengolahan yaitu Pabrik DX pabrik ekstra,Pabrik DM pabrik
Dolok Merangir,dan Pabrik FM Form Material.Operasi dari pada ketiga pabrik tersebut dalam pengolahan crumb rubber pada dasarnya sama,hanya saja
perbedaannya terletak pada spesifikasi mutu tekhnis bahan pembuatan crumb rubbernya,pemotongan dan pencucian adalah proses utama dalam pembuatan crumb
rubber ini.
Berdasarkan analisa dan uraian di atas maka penulis sangat tertarik untuk membahas masalah tersebut di atas dengan mengambil judul ”ANALISA
PERBANDINGAN KONSENTRASI ZAT MENGUAP DALAM CRUMB RUBBER MUTU SIR 20 DAN CRUMB RUBBER MUTU SIR 3WF”.
1.2. Permasalahan