E:\Desktop\JDIH BABEL\PERATURAN\PERDA PERGUB 2009-2010\PERDA TH 2010\PERDA 8.doc
BAB II RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup pengaturan retribusi, meliputi penjualan hasil produksi perikanan budidaya berupa induk dan bibitbenih ikan pada Balai Benih Ikan Sentral, Balai
Benih Ikan Pantai dan Balai Benih Udang.
BAB III RETRIBUSI
Bagian Kesatu Nama, Objek dan Subyek Retribusi
Pasal 3
1 Dengan Nama Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dipungut retribusi
sebagai pembayaran atas penjualan hasil produksi perikanan budidaya. 2
Objek Retribusi adalah Penjualan Hasil Produksi Usaha Pemerintah Daerah berupa penjualan induk dan bibitbenih ikan.
3 Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adalah
penjualan hasil produksi perikanan budidaya oleh Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara BUMN, Badan Usaha Milik Daerah BUMD dan pihak swasta.
4 Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh jasa
penjualan hasil produksi perikanan budidaya.
Bagian Kedua Golongan Retribusi
Pasal 4
Retribusi Penjualan Hasil Produksi Usaha Daerah digolongkan sebagai Retribusi Jasa Usaha.
Bagian Ketiga Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 5
Tingkat Penggunaan Jasa diukur berdasarkan volume, jenis, mutu dan ukuran hasil produksi yang dijual.
Bagian Keempat Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan
Struktur dan Besarnya Tarif Pasal 6
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak dan
meningkatkan pelayanan penjualan hasil produksi perikanan budidaya dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan yang berorientasi
pada harga pasar.
E:\Desktop\JDIH BABEL\PERATURAN\PERDA PERGUB 2009-2010\PERDA TH 2010\PERDA 8.doc
Bagian Kelima Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 7
1 Struktur dan besarnya tarif Retribusi ditetapkan berdasarkan volume, jenis,
mutu dan ukuran hasil produksi yang dijual. 2
Struktur dan besarnya tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
3 Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat ditinjau kembali
paling lama 3 tiga tahun sekali. 4
Peninjauan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.
5 Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 4 ditetapkan
dengan Peraturan Gubernur.
Bagian Keenam Wilayah Pemungutan
Pasal 8
Retribusi yang terutang dipungut di wilayah tempat penjualan hasil produksi perikanan budidaya.
Bagian Ketujuh Penentuan Pembayaran, Tempat Pembayaran, Angsuran dan Penundaan
Pembayaran Pasal 9
1 Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.
2 Pembayaran Retribusi dilaksanakan oleh wajib Retribusi langsung kepada
petugas yang ditunjuk atau Bendahara Penerima. 3
Tempat pembayaran Retribusi berada di tempat penjualan hasil produksi perikanan budidaya.
4 Angsuran dan penundaan pembayaran Retribusi dapat dilakukan dengan
mengajukan permohonan kepada Gubernur.
Bagian Kedelapan Saat Retribusi Terutang
Pasal 10
1 Saat Retribusi Terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen
lain yang dipersamakan. 2
Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan oleh Kepala
Dinas.
E:\Desktop\JDIH BABEL\PERATURAN\PERDA PERGUB 2009-2010\PERDA TH 2010\PERDA 8.doc
Bagian Kesembilan Kewenangan Pemungutan
Pasal 11
1 Pelaksanaan Pemungutan Retribusi penjualan hasil produksi perikanan
budidaya dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala Dinas. 2
Semua hasil dari pungutan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1, disetorkan ke kas daerah melalui Bendahara Penerima yang ditunjuk oleh
Kepala Dinas.
Bagian Kesepuluh Tata Cara Pemungutan
Pasal 12
1 Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan. 2
Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa karcis, kupon dan kartu langganan.
3 Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan dengan Peraturan
Gubernur.
Bagian Kesebelas Sanksi Administratif
Pasal 13
Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 dua
persen setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
Bagian Kedua belas Penagihan
Pasal 14
1 Retribusi terutang yang tidak atau kurang bayar ditagih dengan menggunakan
STRD. 2
Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 didahului dengan Surat Teguran.
3 Tata cara penagihan Retribusi terutang diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Gubernur.
Bagian Ketiga belas Penghapusan Piutang Retribusi yang Kadaluwarsa
Pasal 15
1 Kadaluwarsa Retribusi adalah jangka waktu 3 tiga tahun terhitung sejak saat
terutangnya Retribusi kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi .
E:\Desktop\JDIH BABEL\PERATURAN\PERDA PERGUB 2009-2010\PERDA TH 2010\PERDA 8.doc
2 Kadaluwarsa Penagihan Retribusi sebagaiman dimaksud pada ayat 1,
ditangguhkan apabila : a.
diterbitkan Surat Teguran; atau b.
ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak langsung.
3 Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat 2
huruf a, Kadaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterima Surat Teguran tersebut.
4 Pengakuan hutang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat
2 huruf b, adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai hutang Retribusi dan belum melunasinya kepada Daerah.
5 Pengakuan hutang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud ayat 2
huruf b, dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.
Pasal 16
1 Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan
penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
2 Gubernur menetapkan Keputusan penghapusan piutang Retribusi yang sudah
kadaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat 1. 3
Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kadaluwarsa diatur dengan Peraturan Gubernur.
Bagian Keempat belas Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi
Pasal 17
1 Gubernur dapat memberikan Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan
Retribusi. 2
Pemberian Pengurangan,
Keringanan dan
Pembebasan Retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan memperhatikan kemampuan wajib Retribusi.
3 Tata cara Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi ditetapkan
dengan Peraturan Gubernur.
BAB IV KETENTUAN PIDANA