Pembuatan Peta Penggunaan Lahan

III-11 Gambar 3.8 Hasil akhir data atribut peta kelerengan

3.5.3 Pembuatan Peta Penggunaan Lahan

Untuk peta penggunaan lahan, prosesnya sedikit berbeda dan lebih panjang dari peta yang lainnya, yaitu mengolah citra Landasat 8 terupadate Agustus 2013 terlebih dahulu di softwareER Mapper. 1. Penggabungan Band Buka ER Mapper, klik Edit Algorithm lalu copy layer “Pseudo Layer” sebanyak 8 layer, dan rename sesuai nama bandnya pada setiap layer, yaitu band 1-7 dan band 9. Lalu load dataset band 1-7 dan band 9 pada masing-masing layer. Seperti pada gambar 3.9. Gambar 3.9 Jendela Algorithm setelah dimasukan semua band Selanjutnya saveAlgorithm, dengan klik pada Menubar. Pada field: III-12 Save As : ketik nama file “gabungband.ers” Files of Type : ER Mapper Raster Dataset .ers Klik OK. Lalu pada field: - Data Type : ganti menjadi “Unsigned16BitInteger” - Centang “Delete output transforms” - Klik Default. Lalu klik OK. Open dataset band yang telah digabung tadi dengan cara klik File – Open, lalu pilih lokasi peyimpanan file tersebut, lalu OK. Dan tampilannya seperti pada gambar 3.10. Gambar 3.10 Hasil gabung band citra Landsat Jawa Tengah Lalu atur komposisi band pada Edit Algorithm dengan RGB 764, untuk analisa penggunaan lahan, dan klik Refresh image with 99 clip limit. Maka hasilnya seperti pada gambar 3.11. III-13 Gambar 3.11 LandsatRGB 764 Jawa Tengah 2. Croping Kotak Zoom citra Landsat Jawa Tengah sampai hanya wilayah kota Semarang saja. Seperti pada gambar. Gambar 3.12 LandsatRGB 764 kota Semarang III-14 Lalu klik Save As citra pada jendela utama ER Mapper dengan filenameBandGabungSemarangKotak.ers. Pengaturan dan langkah- langakah penyimpanannya sama seperti pada tahap sebelumnya. 3. Rektifikasi Image Rectification adalah proses koreksi geometris pada sebuah citra. Image Rectificationdilakukan karena terdapat kesalahan geometris pada citra atau citra belum memiliki koordinat.Tahap ini dilakukan untuk meminimalisir ataupun menghilangkan kesalahan pada citra yang disebabkan oleh gerakan rotasi bumi, efek kelengkungan bumi, disorientasi wahana dan distorsi relief displacement. Open New Window dan buka citra yang akan direktifikasi. Lalu Klik Ortho and Geocoding Wizard pada jendela utama ER Mapper. Maka muncul jendela seperti pada gambar 3.13. Gambar 3.13 Jendela Geocoding Wizard 1 Start - Input File : BandGabungSemarangKotak.ers - Geocoding Type : Polynomial. III-15 2 Triangulation Setup - Pilih Linear. 3 GCP Setup Klik Change, lalu setting: - Datum : WGS84 - Projection : SUTM49 - Coord system Type : EastingsNorthings - Klik OK. 4 GCP Edit - Pilih titik ikat pada citra dan masukkan koordinatnya, minimal 4 buah titik ikat yang berada di setiap sudut citra. Pada Penelitian ini menggunakan koordinat AdminstrasiSemarang.shp dan hasil RMS masuk dalam toleransi yaitu hanya 0.01. Seperti pada gambar 3.14. Gambar 3.14 Hasil GCP Edit 5 Rectify - Pilih lokasi pemyimpanan dan Save As dengan filenameBandGabungSemarangKotak_Rektifikasi.ers - Klik - Muncul jendela info: Rectification finished successfully. - Klik OK. III-16 4. Klasifikasi Supervised Sebelum melakukan klasifikasi diperlukan survey lapangan terlebih dahulu untuk membuat traning area.Hasil survey disajikan dalam tabel 3.4. Tabel 3.4 Hasil survey lapangan untuk pembuatan traning area Kelas Penggunaan Lahan Koordinat Lokasi sekitar Lintang ° Bujur ° X m Y m Hutan -7,02871 110,39994 433725,37 9223034,42 Tinjomoyo, Gunung Pati Sawah -6,98121 110,4462 438823,74 9228292,04 Masjid Agung Jawa Tengah, Gayamsari Permukiman 6,98901 110,42358 436331,09 9227427,08 Kawasan Simpang Lima, Semarang Tengah Kebun Campuran -7,03741 110,39079 432716,26 9222071,76 UNNES, Gunung Pati Perkebunan -7,03515 110,33495 426548,44 9222313,21 BSB, Mijen Tegalan -7,0321 110,39745 433450,93 9222665,11 Jl. Satria Utara 2, Gunung Pati Adapun tahap Klasifikasi Supervised, yaitu: 1 Opendataset citra yang telah direktifikasi, dengan bandRGB 764. 2 Buat traning area, dengan klik Edit – EditCreate Regions. Laluakan keluar jendela Tools, pilih Polygon, dan buat poligon-poligon sesuai kelas penggunaanlahannya. 3 Lalu masih pada jendela Tools, klik Save As. 4 Lalu pada Menu Bars, klik Procces – Classification – Supervised Classification. Akan keluar jendela Supervised Classification, pada field isikan: - InputDataset : dataset citra yang akan diklasifikasikan - InputBands : All - OutputDataset : lokasi penyimpanan hasil klasifikasi - Classification Type : Maximum Likelihood Enhanced - Maximum Likelihood Standard. Klik Setup, lalu uncheck pada kotak Generate Typicality. Klik OK. 5 Selanjutnya, buka jendela baru, dengan klik Windows – Open Window. Lalu klik Edit Algorithm pada jendela ER Mapper, setelah itu klik III-17 Load Dataset. Pilih dataset yang telah diklasifikasi. Pada layernya ganti Psoudo Layer menjadi Class Display, tampilan jendela dataset akan menjadi putih. Maka berikan warna pada masing-masing kelasnya, dengan klik Edit – Edit ClassRegion Color and Name. Hasilnya seperti pada gambar 3.15. Gambar 3.15 Citra kota Semarang hasil klasifikasi supervised 5. Confusion Matrix Confusion matrix adalah suatu matriks yang mengindikasikan tingkat akurasi citra terkalasifikasi dengan membandingkan dengan data refrensi. Data refrensi ini berasal dari titik ground truth hasil survey lapangan yang berupa file teks ASCII. III-18 Gambar 3.16 Data refrensi ASCII textfile Lalu konversi ke erv, dengan klik Utilities – Import Vector and GIS Formats – ASCII Point Attributes – Import. Selanjutnya lihat hasil akurasinya, dengan klik View – Statistics – Confusion Matrix. Akan keluar jendela Confusion Matrix dan isikan: Matrix Type : Raw Counts Refrence Dataset : Data refrensi ASCII textfile .erv Classified Dataset :Dataset citra yang sudah diklasifikasi Maka dari hasil perhitungan Confusion matrix tingkat akurasi keseluruhanoverall accuracy sebesar 92,357, masuk dalam batas toleransi yaitu 80. III-19 Gambar 3.17 Akurasi hasil perhitungan confusion matrix 6. Konversi ke GeoTIFF Klik Kanan pada dataset citra, pilih File – Save As. Akan keluar jendela Save As, lalu pada field Files of Type pilih GeoTIFF. 7. Konversi ke Shapefile Buka Program ArcGIS 10.0. Add data raster citra, lalu pada pada ArcToolbox, Pilih Conversion Tools – From Raster – Raster to Polygon. Isi field Input Raster dan Output Polygon Features. Klik OK. 8. Editing Attribute Lalu melakukan Editing Attribute sedemikian rupa sesuai dengan nilai bobot setiap kelasnya.Seperti yang ditampilkan pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Klasifikasi pembobotan parameter penggunaan lahan Kusratmoko, 2002 Jenis Penggunaan lahan Nilai Bobot Total Bobot Bobot30 Hutan 0,01 0,3 Sawah 0,06 1,8 Permukiman 0,09 2,7 Kebun Campuran 0,21 6,3 Perkebunan 0,25 7,5 Tegalan 0,38 11,4 III-20 9. Membuat Kolom Field Luas Melakukan cara yang sama seperti pada subsubbab 3.4.2 point 9. Gambar 3.18 Hasil akhir data spasial peta penggunaan lahan kota Semarang Tahun 2013 Gambar 3.19 Hasil akhir data atribut peta penggunaan lahan kota Semarang Tahun 2013 III-21

3.5.4 Pembuatan Peta Jenis Tanah