Misi Nabi Muhammad Saw. Menyempurnakan Akhlak,Membangun Manusia Mulia dan Bermanfaat
A. Misi
Nabi
Muhammad
Saw.
Menyempurnakan
Membangun Manusia Mulia dan Bermanfaat
Akhlak,
Sebelum Muhammad SAW menjadi Rasul, kondisi kehidupan bangsa
Arab dikenal dengan sebutan zaman jahiliyah. Hal ini disebabkan oleh
kebiasaan bangsa Arab yang berperilaku buruk dan berakhlak tercela.
Mereka suka mencuri, minum khamr, berzina, merampok, bertengkar,
berperang dan bahkan terbiasa membunuh bayi-bayi perempuan yang
baru dilahirkan.
Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. yaitu agama Islam,
merupakan agama yang sempurna untuk seluruh umat manusia
sepanjang masa. Nabi Muhammad Saw. merupakan rasul akhir zaman.
Sebagai rasul yang terakhir dan penutup para nabi, beliau diutus oleh
Allah Swt. untuk seluruh umat manusia tanpa melihat asal suku dan
bangsanya. Misi Nabi Muhammad Saw. antara lain membawa ajaran
Islam, menyempurnakan akhlak manusia, memberi kabar gembira dan
peringatan kepada umat manusia, dan menyampaikan ajaran dari Allah
Swt. kepada umat manusia.
Sebagaimana dalam Firman Allah SWT yang artinya: "Dan mereka
menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang
untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu
anak-anak laki-laki). Dan apabila seorang dari mereka diberi kabar
dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padam) muka
mereka dan dia sangat marah. Dia menyembunyikan dirinya dari orang
banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya.
Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah
akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah
alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu." ( QS. An-Nahl : 5759)
Nabi Muhammad saw dalam dakwahnya selain memperkenalkan
Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah, beliau juga
menuntun umatnya untuk berperilaku mulia dan memberikan teladan
kepada mereka. Dengan sikap sabar dan keteguhan hati, beliau mampu
mengubah moral yang telah rusak menjadi manusia yang berakhlak
mulia. Usaha yang dilakukan dalam membina akhlak mereka benar-benar
menjadi terwujud sebagai masyarakat yang bermoral dan beradab.
Karakter yang paling menonjol dari kepribadian Nabi Muhammad
saw adalah akhlak yang tiada bandingannya. Akhlak Nabi sangat agung
dan melebihi semua akhlak seorang manusia manapun. Sampai-sampai
Allah pun memuji akhlak Nabi Muhammad saw seperti terkandung dalam
surat Al-Qalam ayat 4, Allah berfirman dalam ayat itu : “Dan
sesungguhnya Kamu benar-benar berbudi pekerti yang Agung.”
Rasulullah
saw
diutus
oleh
Allah
SWT
untuk
menyempurnakan dan memperbaiki akhlak umat manusia,
sekaligus sebagai contoh teladan yang baik. Hal ini, sebagaimana
Firman
Allah
SWT
dalam
Al-Qur’an
surat
Al-Ahzab
ayat
1
21 : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Masalah akhlak ini mendapat perhatian yang utama dalam ajaran
agama Islam. Sebab, peranan akhlak dalam kehidupan manusia adalah
sangat penting. Dia (akhlak) memberikan norma-norma yang tetap
tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Ukuran tentang apa yang
baik dan apa yang buruk, tidak diserahkan semuanya kepada manusia.
Namun, diserahkan kepada satu Dzat Yang Maha Benar yaitu Allah SWT.
Menyadarkan manusia untuk mengetahui bahwa ukuran akhlak itu
penentunya semata-mata menjadi hak dan wewenang Allah SWT sendiri
adalah sangat penting. Atas dasar inilah, maka manusia harus disadarkan
kembali bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW telah mengajarkan tentang apa yang baik dan apa yang
buruk bagi kehidupan manusia. Telah terbukti dalam perjalanan
sejarah umat manusia, bahwa (ketentraman, ketenangan dan keserasian
hidup) dapat terwujud selagi umat manusia berpegang teguh pada
norma-norma kehidupan yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Sebaliknya (kekacauan, kegelisahan dan keresahan hidup) akan melanda
kehidupan manusia, setelah mereka mengabaikan atau meninggalkan
norma-norma kehidupan yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Selain itu, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya aku diutus
ke bumi hanyalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak ”.
Keluhuran akhlak Nabi Muhammad saw tercermin di seluruh aspek
kehidupan beliau. Kecintaan terhadap masyarakat yang dipimpinnya
menunjukkan kasih sayang yang tulus. Ketika berdakwah beliau
mendapat cemohan, hinaan, tantangan, ancaman, dan pemboikotan dari
kaum Quraisy, namun beliau tidak marah. Nabi Muhammad tidak
membenci bahkan mendoakan mereka agar diampuni oleh Allah SWT,
berikut doa Nabi Muhammad Saw “ “Wahai Tuhanku ampunilah dosadosa kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui” (H.R.
Muslim). Sungguh Mulia Nabi Besar kita Nabi Muhammad saw.
B. Misi Nabi Muhammad Saw. Sebagai Rahmatan lil ‘Alamin,
Pembawa Kedamaian, Kesejahteraan, dan Kemajuan Masyarakat
Misi Nabi Muhammad saw. sebagai Rahmatan Lil Alamin atau
menjadi rahmat bagi alam semesta. Misi ini merupakan misi yang
sangat penting dan menonjol sekaligus membawa akibat yang sangat
luas. Nabi menhilangkan jurang pemisah antara sesama anggota
masyarakat yang didasarka kekayaan, jabatan, keturunan,dan warna
kulit. Dalam banyak kesempatan beliau sering menegaskan bahwa
seluruh manusia adalah sama kedudukannya.
Dengan demikian, Nabi Muhammad adalah orang yang berjasa
dalam meletakkan sandi dasar peradaban manusia dan perdamaian
2
dunia. Bahwa seluruh manusia, baik kaya maupun miskin, baik pejabat
maupun rakyat biasa, kulit putih, kulit hitam adalah bersaudara.
Misi-Misi Nabi Muhammad Saw. adalah sebagai berikut:
1. Mengajak umat untuk menyembah Allah yang satu (tauhid)
2. Menyempurnakan akhlak
3. Menghapus perbedaan kasta sosial
4. Rahmat bagi semesta alam
5. Pembawa kedamaian, kesejahteraan dan kemajuan masyarakat.
Nabi Muhammad saw adalah pembawa kedamaian, kesejahteraan,
dan pembawa berita gembira sekaligus untuk kemajuan masyarakat.
Islam adalah agama yang sangat menganjurkan agar hidup penuh
dengan kedamaian, oleh karena itu Islam memberi ketentuan yang jelas
sekiranya terjadi pertentangan antara individu, masyarakat atau dunia
secara keseluruhan. Dalam menghadapi pertentangan, Islam memberi
alternatif yang tepat dan berkesan, ialah dengan cara berdamai.
Kita semua tahu bahwa Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah
SWT untuk memimpin umat manusia, beliau adalah Nabi terakhir. Nabi
Muhammad SAW tidak hanya sebagai seorang Nabi atau seorang Rasul
yang menyampaikan risalah dari Allah SWT. Namun beliau juga seorang
Panglima perang, pejuang, dan diplomat sejati. Nabi Muhammad
SAW dalam berdakwah untuk menyebarkan Islam ke seluruh umat
manusia, khususnya di tanah Mekkah dan Madinah senantiasa
menekankan pada perdamaian, kesejahteraan, kasih sayang, dan
kemajuan untuk masyarakat.
Oleh karena itu Allah SWT menganugerahi kepadanya berbagai
macam kelebihan sehingga menjadi figur utama bagi umatnya. Untuk itu
Rasulullah selalu mengajarkan dan mendorong manusia agar meraih
kesuksesan dan kemajuan di dunia dan akhirat. Untuk memperoleh
keduanya harus berjalan beriringan dan seimbang. Untuk memperoleh
ilmu dunia, harus menuntut ilmu setinggi-tingginya.
1. Sebagai rahmatan lil ‘ alamin
Nabi Muhammad saw sebagai rahmatan lil ‘ alamin artinya
beliau diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan rahmat-Nya dengan
cara memperbaiki akhlak. Pada saat itu masyarakat rusak moralnya
hingga norma-norma kesusilaannya bahkan jauh menyimpang dari
ajaran Allah. Semuanya diberantas dan diperbaiki, kemudian diganti
dengan akhlakul karimah yang sesuai dengan wahyu Allah SWT.
Dengan demikian, masyarakat menjadi damai, rukun, bahagia,
sejahtera, dan mendapat ridha Allah SWT, dalam Firman Allah
SWT : “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan
untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.“(Surat Al-Anbiya : 107).
3
Dalam tempo kurang lebih 23 tahun, nabi Muhammad SAW berhasil
membuktikan diri sebagai pemimpin yang membawa rahmat/kebaikan bagi dunia
ini.
2. Pembawa Kedamaian dan Kesejahteraan
Nabi Muhammad tampil dengan kekuatan bimbingan wahyu
dari Allah SWT. Rintangan dan cobaan datang silih berganti terutama
diawal-awal beliau menjalankan misinya di Mekah. Banyak pengikut
nabi banyak yang menjadi korban penyiksaan dan pembunuhan. Nabi
dan para pengikutnya pernah diboikot perekonomiannya. Ancaman
yang paling besar adalah persekongkolan penduduk Mekah yang
dipimpin oleh Abu Lahab dan Abu Jahal untuk membunuh Nabi
Muhammad
SAW.
Setelah Nabi dan para sahabat hijrah ke Madinah, Islam berkembang
lebih cepat dan mudah. Kemuliaan akhlak dan kebenaran syariat yang
beliau sebarkan menjadi sebab bersatunya kaum muhajirin Mekah
dan kaum anshar Madinah. Mereka hidup seperti layaknya saudara
sekandung, saling membantu, tolong menolong, dan menghargai.
Menjelang akhir misi beliau, kota Mekah dapat ditundukkan tanpa
kekuatan senjata. Penduduk Mekah tunduk kepada Nabi dikarenakan sifat
wibawa Nabi dan kaum Muslimin saat itu. Takhluknya Mekah membuka peluang
bagi Nabi untuk membalas dendam terhadap orang-orang yang pernah
menyakitinya. Namun, yang terjadi justru beliau memaafkan mereka, penduduk
Mekahpun secara berbondong-bondong masuk agama Islam.
3. Kemajuan Masyarakat
Sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul, bangsa
Arab umumya hidup dalam alam Jahiliyah. Walaupun mereka memiliki
keterampilan dalam berniaga dan kepandaian dalam sastra, mereka
tidak memiliki pandangan hidup yang benar. Di belahan dunia lain
Bangsa Romawi dan Persia tengah menapaki kemajuan diberbagai
bidang. Mereka telah jauh meninggalkan Bangsa Arab. Nabi
Muhammad diutus dengan kekuatan wahyu Allah SWT bagaikan obor
di kegelapan. Dengan diutusnya beliau, berawal dari Mekah dan
Madinah, tanah Arab benar-benar diubah. Mulai dari keyakinan,
kebiasaan-kebiasaan yang buruk, system perdagangan yang curang,
penindasan kaum lemah, kearah bangsa yang beradab dan berpikiran
maju. Di zaman pemerintahan Khulafaurrasyidin dan dinasti Islam
berikutnya, bangsa Arab tampil sebagai bangsa yang diperhitungkan
di dunia.
Kekuasaan Islam menyebar dan meluas ke berbagai penjuru dunia.
Romawi dan Persia pun dapat di taklukkan. Para ahli ilmu diberbagai bidang
bermunculan. Misalnya dibidang agama, kedokteran, filsafat, arsitektur, seni dan
sebagainya. Kemajuan dicapai diberbagai bidang.
4
C. Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad Saw. dalam Berdakwah
terhadap Masyarakat Mekah
Sebelum
bernama Madinah,
wilayah Madinah bernama Yatsrib.
Hanya saja setelah Islam datang, ilmu pengetahuan dimuliakan sehingga
ilmu berkembang dengan pesat. Ilmu pengetahuan itulah yang akan
membuat Yatsrib menjadi sebuah kota yang dipenuhi dengan kemajuan
peradaban. Kemajuan ekonomi dan budaya menjadi ciri khas dari Yatsrib.
Perekonomian maju pesat karena diatur dengan sistem Islam. Selain itu,
budaya yang berkembang juga sangat pesat. Budaya diatur dengan
sistem sosial budaya Islam. Wanita yang biasanya membuka aurat,
setelah Islam datang ditutup auratnya dengan kerudung dan jilbab.
pergaulan antara pria dan wanita yang tanpa batas, sekarang dibatasi
untuk
menghindari
hal-hal
yang
tidak
diinginkan.
Singkatnya, Madinah adalah bentuk lain kota Yatsrib yang lebih maju
setelah Islam ditegakkan di sana.
Reaksi masyarakat Mekkah terhadap kedatangan Islam sungguh
tidak baik. Dengan berbagai cara mereka menghentikan dakwah
Rasulullah SAW, bahkan mencoba membunuh Rasulullah SAW. Semangat
dan usaha Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan agama Islam tidak
pernah pupus. Melihat peluang dakwah yang begitu sempit di Kota
Mekkah, beliau berpikir untuk hijrah ke Yatsrib atau Madinah. Setelah
Nabi Muhammad SAW behijrah ke Madinah yang pertama dipikirkan oleh
beliau adalah bagaimana membangun masyarakat Islam. Nabi
Muhammad SAW segera membangun Masjid, kemudian menyusun
barisan kaum Muslimin serta mempererat persatuan mereka. Untuk
memudahkan maksud tersebut, Nabi mempersaudarakan kaum Muslimin
dengan umat Islam yang lainnya. Dengan persaudaraan ini kaum
muslimin bertambah kuat dan merasa senasib dan seperjuangan.
Nabi Muhammad SAW juga membangun masyarakat Islam
di Madinah melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan. Hal ini
dikarenakan setelah meninggalkan kota Mekkah, kaum muhajirin
meninggalkan kota Mekkah, kaum muhajirin sama sekali tidak memiliki
harta kekayaan. Semua harta kekayaan mereka ditinggalkan di kota
Mekkah. Nabi Muhammad SAW bertekad memajukan sektor ekonomi dan
perdagangan dan hal ini didukung oleh semua masyarakat Islam. Orangorang Mekkah sebenarnya memang pandai dalam bidang perdagangan,
sampai orang mengatakan bahwa dengan perdagangannya, penduduk
Mekkah dapat mengubah pasir sahara menjadi emas. Selain berdagang,
kegiatan ekonomi lainnya adalah bertani. Hal ini didukung oleh
tanah Madinah yang subur dengan kebun-kebun anggur dan kurmanya
5
yang
terkenal.
Nabi
Muhammad
SAW
berhasil
menyatukan
penduduk Yatsrib dan membangun masyarakatnya melalui sektor
ekonomi dan perdagangan, untuk menuju masyarakat yang adil dan
sejahtera.
Hijrahnya Rasulullah SAW memberikan hikmah yang besar terhadap
perkembangan dakwah Islamiah, di antaranya :
1. Kemenangan dakwah Rasulullah SAW dan kaum muslimin terhadap
kaum Quraisy.
2. Terbentuknya agama Islam yang beribu kota di Madinah dengan Nabi
Muhammad
SAW
sebagai
kepala
Negara
dan
kepala
pemerintahannya.
3. Terbesarnya agama Islam ke pelosok penjuru dunia.
Nabi Muhammad SAW tiba di kota Madinah pada hari Jumat tanggal
12 Rabiul Awwal tahun pertama hijrah, yakni bertetapan dengan tanggal
24 September 622 M. kedatangan beliau sangat dinanti-nantikan oleh
masyarakat Madinah. Adapun hal-hal yang dapat kita teladani dari
perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat di Madinah adalah :
1. Bersikap baik kepada semua masyarakat Madinah
Ketika perjalanan menuju kota Madinah, Nabi Muhammad SAW selalu
diminta masyarakat untuk singgah di rumah mereka. Nabi
Muhammad SAW berkata, “Saya akan menginap di mana untaku akan
berhenti. Biarkanlah ia berjalan sekehendak hatinya”. Akhirnya unta
itu berhenti di sebuah tempat jemuran kurma milik dua orang anak
yatim dari Bani Najjar. Di tempat itulah Nabi Muhammad SAW
membangun Masjid serta tempat tinggalnya di situ. Beliau selalu
bersikap amah dan baik kepada setiap masyarakat yang ada di
kota Madinah.
2. Mendirikan Masjid di Kota Madinah
Masjid yang pertama didirikan oleh Nabi Muhammad SAW dikenal
dengan sebutan Masjid Nabawi. Tanah pembangunan Masjid
ini berasal dari kedua anak yatim bernama Sahal dan Suhail. Nabi
membeli tanah tersebut dengan harga yang pantas untuk mereka.
Pembangunan masjid tersebut dikerjakan secara gotong royong oleh
seluruh masyarakat Madinah, baik kaum Anshar dan kaum Muhajirin,
begitu juga Nabi Muhammad SAW ikut terjun langsung membantu
pembangunan masjid tersebut.
3. Mempersaudarakan kaum Anshar dan kaum Muhajirin
6
Setelah Nabi Muhammad SAW diterima penduduk Madinah dan
menjadi pemimpin penduduk kota tersebut, beliau segera meletakkan
dasar-dasar yang kokoh bagi pembentukan suatu masyarakat baru.
Dasar pertama yang beliau letakkan adalah ukhuwah Islamiyah
(persaudaraan dalam Islam), yaitu antara kaum Anshar dan kaum
Muhajirin.
Kaum
Muslimin
yang
berhijrah
dari
Mekkah
ke Madinah disebut
“Muhajirin”
dan
kaum
Muslimin
penduduk Madinah disebut “Anshar”. Benda dan kekayaan mereka
ditinggalkan di Mekkah, di waktu mereka berhijrah ke Madinah demi
agama dan keyakinan yang mereka anut.
Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan antara kedua golongan
kaum muslimin ini. Ali Ibnu Abi Thalib dipilih menjadi saudara beliau
sendiri. Abu Bakar beliau persaudarakan dengan Kharijah Ibnu Zuhair.
Ja’far Ibnu Abi Thalib dengan Mu’az Ibnu Jabal. Demikianlah Rasulullah
SAW telah mempertalikan keluarga-keluarga Islam yang terdiri dari
Muhajirin dan Anshar. Masing-masing keluarga mempunyai pertalian
yang erat dengan keluarga-keluarga yang banyak, karena ikatan
persaudaraan yang diadakan Rasulullah SAW. Dengan persaudaraan
tersebut telah menciptakan suatu persatuan yang berdasarkan
agama dan mempertalikan jiwa mereka.
4. Membuat suatu perjanjian tertulis
Nabi Muhammad SAW membuat suatu perjanjian tertulis antara kaum
Muhajirin dan Anshar dengan orang-orang Yahudi yang terkenal
dengan nama Piagam Madinah. Isi dari Piagam Madinah tersebut
adalah:
Kelompok masing-masing berhak menghukum orang yang
membuat kerusakan dan memberikan keamanan bagi orang yang
patuh.
Kebebasan beragama terjamin untuk semua kelompok
Menjadi suatu kewajiban bagi penduduk Madinah Muslim dan
Yahudi untuk saling membantu dan menolong.
Saling mengadakan kerja sama dengan
Negeri Madinah dari segala serangan.
Rasulullah SAW menjadi pemimpin tertinggi di Negeri Madinah,
segala perkara dan perselisihan besar diserahkan kepada beliau
untuk memutuskannya.
mempertahankan
Rasulullah SAW menemui beberapa kesulitan pada masa awal
pembentukan pemerintah Islam di Madinah. Kesulitan yang terbesar
adalah adanya serangan-serangan dari orang-orang kafir Quraisy secara
7
tidak manusiawi. Melihat kondisi tersebut beliau menyusun kekuatan
untuk mempertahankan dii. Langkah tersebut diambil Rasulullah SAW
berdasarkan wahyu yang diterimanya yaitu Al Quran surat Al Baqarah
ayat 190 : “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi
kamu, (tetapi) janganlah kamu melampui batas, karena sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.
Dalam sejarah, Nabi Muhammad SAW pernah mengikuti
peperangan sebanyak dua puluh tujuh (27) kali. Perang yang diikuti Nabi
disebut Perang Gazwah dan Perang yang tidak diikuti Nabi disebut Perang
Syariyyat. Adapun perang terpenting yang pernah diikuti Nabi ialah
Perang Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyah, dan Fathul Makkah.
D. Daftar Pustaka
Alquran surat Al Baqarah ayat 190
Alquran surat Al-Ahzab ayat 21
Alquran Surat Al-Anbiya ayat 107
Alquran surat Al-Qalam ayat 4
Alquran surat An-Nahl ayat 57-59
H.R. Muslim
http://al-islam.mywapblog.com/misi-nabi-muhammad-saw.xhtml
http://sajadahmuslimku.blogspot.co.id/2014/03/misi-nabi-muhammadsaw-sebagai.html
http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2015/02/misi-nabi-muhammad-sawuntuk.html
http://iqbal--blog.blogspot.co.id/2012/02/misi-nabi-muhammad-sawsebagai-rahmatan.html
http://sajadahmuslimku.blogspot.co.id/2014/03/nabi-muhammad-sawsebagai-rahmat-bagi.html
http://sajadahmuslimku.blogspot.co.id/2014/03/meneladani-perjuangannabi-muhammad-saw_13.html
https://septyanggraeni.wordpress.com/2012/12/20/misi-nabi-muhammadsaw/
8
Nabi
Muhammad
Saw.
Menyempurnakan
Membangun Manusia Mulia dan Bermanfaat
Akhlak,
Sebelum Muhammad SAW menjadi Rasul, kondisi kehidupan bangsa
Arab dikenal dengan sebutan zaman jahiliyah. Hal ini disebabkan oleh
kebiasaan bangsa Arab yang berperilaku buruk dan berakhlak tercela.
Mereka suka mencuri, minum khamr, berzina, merampok, bertengkar,
berperang dan bahkan terbiasa membunuh bayi-bayi perempuan yang
baru dilahirkan.
Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. yaitu agama Islam,
merupakan agama yang sempurna untuk seluruh umat manusia
sepanjang masa. Nabi Muhammad Saw. merupakan rasul akhir zaman.
Sebagai rasul yang terakhir dan penutup para nabi, beliau diutus oleh
Allah Swt. untuk seluruh umat manusia tanpa melihat asal suku dan
bangsanya. Misi Nabi Muhammad Saw. antara lain membawa ajaran
Islam, menyempurnakan akhlak manusia, memberi kabar gembira dan
peringatan kepada umat manusia, dan menyampaikan ajaran dari Allah
Swt. kepada umat manusia.
Sebagaimana dalam Firman Allah SWT yang artinya: "Dan mereka
menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang
untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu
anak-anak laki-laki). Dan apabila seorang dari mereka diberi kabar
dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padam) muka
mereka dan dia sangat marah. Dia menyembunyikan dirinya dari orang
banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya.
Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah
akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah
alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu." ( QS. An-Nahl : 5759)
Nabi Muhammad saw dalam dakwahnya selain memperkenalkan
Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah, beliau juga
menuntun umatnya untuk berperilaku mulia dan memberikan teladan
kepada mereka. Dengan sikap sabar dan keteguhan hati, beliau mampu
mengubah moral yang telah rusak menjadi manusia yang berakhlak
mulia. Usaha yang dilakukan dalam membina akhlak mereka benar-benar
menjadi terwujud sebagai masyarakat yang bermoral dan beradab.
Karakter yang paling menonjol dari kepribadian Nabi Muhammad
saw adalah akhlak yang tiada bandingannya. Akhlak Nabi sangat agung
dan melebihi semua akhlak seorang manusia manapun. Sampai-sampai
Allah pun memuji akhlak Nabi Muhammad saw seperti terkandung dalam
surat Al-Qalam ayat 4, Allah berfirman dalam ayat itu : “Dan
sesungguhnya Kamu benar-benar berbudi pekerti yang Agung.”
Rasulullah
saw
diutus
oleh
Allah
SWT
untuk
menyempurnakan dan memperbaiki akhlak umat manusia,
sekaligus sebagai contoh teladan yang baik. Hal ini, sebagaimana
Firman
Allah
SWT
dalam
Al-Qur’an
surat
Al-Ahzab
ayat
1
21 : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Masalah akhlak ini mendapat perhatian yang utama dalam ajaran
agama Islam. Sebab, peranan akhlak dalam kehidupan manusia adalah
sangat penting. Dia (akhlak) memberikan norma-norma yang tetap
tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Ukuran tentang apa yang
baik dan apa yang buruk, tidak diserahkan semuanya kepada manusia.
Namun, diserahkan kepada satu Dzat Yang Maha Benar yaitu Allah SWT.
Menyadarkan manusia untuk mengetahui bahwa ukuran akhlak itu
penentunya semata-mata menjadi hak dan wewenang Allah SWT sendiri
adalah sangat penting. Atas dasar inilah, maka manusia harus disadarkan
kembali bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW telah mengajarkan tentang apa yang baik dan apa yang
buruk bagi kehidupan manusia. Telah terbukti dalam perjalanan
sejarah umat manusia, bahwa (ketentraman, ketenangan dan keserasian
hidup) dapat terwujud selagi umat manusia berpegang teguh pada
norma-norma kehidupan yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Sebaliknya (kekacauan, kegelisahan dan keresahan hidup) akan melanda
kehidupan manusia, setelah mereka mengabaikan atau meninggalkan
norma-norma kehidupan yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Selain itu, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya aku diutus
ke bumi hanyalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak ”.
Keluhuran akhlak Nabi Muhammad saw tercermin di seluruh aspek
kehidupan beliau. Kecintaan terhadap masyarakat yang dipimpinnya
menunjukkan kasih sayang yang tulus. Ketika berdakwah beliau
mendapat cemohan, hinaan, tantangan, ancaman, dan pemboikotan dari
kaum Quraisy, namun beliau tidak marah. Nabi Muhammad tidak
membenci bahkan mendoakan mereka agar diampuni oleh Allah SWT,
berikut doa Nabi Muhammad Saw “ “Wahai Tuhanku ampunilah dosadosa kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui” (H.R.
Muslim). Sungguh Mulia Nabi Besar kita Nabi Muhammad saw.
B. Misi Nabi Muhammad Saw. Sebagai Rahmatan lil ‘Alamin,
Pembawa Kedamaian, Kesejahteraan, dan Kemajuan Masyarakat
Misi Nabi Muhammad saw. sebagai Rahmatan Lil Alamin atau
menjadi rahmat bagi alam semesta. Misi ini merupakan misi yang
sangat penting dan menonjol sekaligus membawa akibat yang sangat
luas. Nabi menhilangkan jurang pemisah antara sesama anggota
masyarakat yang didasarka kekayaan, jabatan, keturunan,dan warna
kulit. Dalam banyak kesempatan beliau sering menegaskan bahwa
seluruh manusia adalah sama kedudukannya.
Dengan demikian, Nabi Muhammad adalah orang yang berjasa
dalam meletakkan sandi dasar peradaban manusia dan perdamaian
2
dunia. Bahwa seluruh manusia, baik kaya maupun miskin, baik pejabat
maupun rakyat biasa, kulit putih, kulit hitam adalah bersaudara.
Misi-Misi Nabi Muhammad Saw. adalah sebagai berikut:
1. Mengajak umat untuk menyembah Allah yang satu (tauhid)
2. Menyempurnakan akhlak
3. Menghapus perbedaan kasta sosial
4. Rahmat bagi semesta alam
5. Pembawa kedamaian, kesejahteraan dan kemajuan masyarakat.
Nabi Muhammad saw adalah pembawa kedamaian, kesejahteraan,
dan pembawa berita gembira sekaligus untuk kemajuan masyarakat.
Islam adalah agama yang sangat menganjurkan agar hidup penuh
dengan kedamaian, oleh karena itu Islam memberi ketentuan yang jelas
sekiranya terjadi pertentangan antara individu, masyarakat atau dunia
secara keseluruhan. Dalam menghadapi pertentangan, Islam memberi
alternatif yang tepat dan berkesan, ialah dengan cara berdamai.
Kita semua tahu bahwa Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah
SWT untuk memimpin umat manusia, beliau adalah Nabi terakhir. Nabi
Muhammad SAW tidak hanya sebagai seorang Nabi atau seorang Rasul
yang menyampaikan risalah dari Allah SWT. Namun beliau juga seorang
Panglima perang, pejuang, dan diplomat sejati. Nabi Muhammad
SAW dalam berdakwah untuk menyebarkan Islam ke seluruh umat
manusia, khususnya di tanah Mekkah dan Madinah senantiasa
menekankan pada perdamaian, kesejahteraan, kasih sayang, dan
kemajuan untuk masyarakat.
Oleh karena itu Allah SWT menganugerahi kepadanya berbagai
macam kelebihan sehingga menjadi figur utama bagi umatnya. Untuk itu
Rasulullah selalu mengajarkan dan mendorong manusia agar meraih
kesuksesan dan kemajuan di dunia dan akhirat. Untuk memperoleh
keduanya harus berjalan beriringan dan seimbang. Untuk memperoleh
ilmu dunia, harus menuntut ilmu setinggi-tingginya.
1. Sebagai rahmatan lil ‘ alamin
Nabi Muhammad saw sebagai rahmatan lil ‘ alamin artinya
beliau diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan rahmat-Nya dengan
cara memperbaiki akhlak. Pada saat itu masyarakat rusak moralnya
hingga norma-norma kesusilaannya bahkan jauh menyimpang dari
ajaran Allah. Semuanya diberantas dan diperbaiki, kemudian diganti
dengan akhlakul karimah yang sesuai dengan wahyu Allah SWT.
Dengan demikian, masyarakat menjadi damai, rukun, bahagia,
sejahtera, dan mendapat ridha Allah SWT, dalam Firman Allah
SWT : “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan
untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.“(Surat Al-Anbiya : 107).
3
Dalam tempo kurang lebih 23 tahun, nabi Muhammad SAW berhasil
membuktikan diri sebagai pemimpin yang membawa rahmat/kebaikan bagi dunia
ini.
2. Pembawa Kedamaian dan Kesejahteraan
Nabi Muhammad tampil dengan kekuatan bimbingan wahyu
dari Allah SWT. Rintangan dan cobaan datang silih berganti terutama
diawal-awal beliau menjalankan misinya di Mekah. Banyak pengikut
nabi banyak yang menjadi korban penyiksaan dan pembunuhan. Nabi
dan para pengikutnya pernah diboikot perekonomiannya. Ancaman
yang paling besar adalah persekongkolan penduduk Mekah yang
dipimpin oleh Abu Lahab dan Abu Jahal untuk membunuh Nabi
Muhammad
SAW.
Setelah Nabi dan para sahabat hijrah ke Madinah, Islam berkembang
lebih cepat dan mudah. Kemuliaan akhlak dan kebenaran syariat yang
beliau sebarkan menjadi sebab bersatunya kaum muhajirin Mekah
dan kaum anshar Madinah. Mereka hidup seperti layaknya saudara
sekandung, saling membantu, tolong menolong, dan menghargai.
Menjelang akhir misi beliau, kota Mekah dapat ditundukkan tanpa
kekuatan senjata. Penduduk Mekah tunduk kepada Nabi dikarenakan sifat
wibawa Nabi dan kaum Muslimin saat itu. Takhluknya Mekah membuka peluang
bagi Nabi untuk membalas dendam terhadap orang-orang yang pernah
menyakitinya. Namun, yang terjadi justru beliau memaafkan mereka, penduduk
Mekahpun secara berbondong-bondong masuk agama Islam.
3. Kemajuan Masyarakat
Sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul, bangsa
Arab umumya hidup dalam alam Jahiliyah. Walaupun mereka memiliki
keterampilan dalam berniaga dan kepandaian dalam sastra, mereka
tidak memiliki pandangan hidup yang benar. Di belahan dunia lain
Bangsa Romawi dan Persia tengah menapaki kemajuan diberbagai
bidang. Mereka telah jauh meninggalkan Bangsa Arab. Nabi
Muhammad diutus dengan kekuatan wahyu Allah SWT bagaikan obor
di kegelapan. Dengan diutusnya beliau, berawal dari Mekah dan
Madinah, tanah Arab benar-benar diubah. Mulai dari keyakinan,
kebiasaan-kebiasaan yang buruk, system perdagangan yang curang,
penindasan kaum lemah, kearah bangsa yang beradab dan berpikiran
maju. Di zaman pemerintahan Khulafaurrasyidin dan dinasti Islam
berikutnya, bangsa Arab tampil sebagai bangsa yang diperhitungkan
di dunia.
Kekuasaan Islam menyebar dan meluas ke berbagai penjuru dunia.
Romawi dan Persia pun dapat di taklukkan. Para ahli ilmu diberbagai bidang
bermunculan. Misalnya dibidang agama, kedokteran, filsafat, arsitektur, seni dan
sebagainya. Kemajuan dicapai diberbagai bidang.
4
C. Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad Saw. dalam Berdakwah
terhadap Masyarakat Mekah
Sebelum
bernama Madinah,
wilayah Madinah bernama Yatsrib.
Hanya saja setelah Islam datang, ilmu pengetahuan dimuliakan sehingga
ilmu berkembang dengan pesat. Ilmu pengetahuan itulah yang akan
membuat Yatsrib menjadi sebuah kota yang dipenuhi dengan kemajuan
peradaban. Kemajuan ekonomi dan budaya menjadi ciri khas dari Yatsrib.
Perekonomian maju pesat karena diatur dengan sistem Islam. Selain itu,
budaya yang berkembang juga sangat pesat. Budaya diatur dengan
sistem sosial budaya Islam. Wanita yang biasanya membuka aurat,
setelah Islam datang ditutup auratnya dengan kerudung dan jilbab.
pergaulan antara pria dan wanita yang tanpa batas, sekarang dibatasi
untuk
menghindari
hal-hal
yang
tidak
diinginkan.
Singkatnya, Madinah adalah bentuk lain kota Yatsrib yang lebih maju
setelah Islam ditegakkan di sana.
Reaksi masyarakat Mekkah terhadap kedatangan Islam sungguh
tidak baik. Dengan berbagai cara mereka menghentikan dakwah
Rasulullah SAW, bahkan mencoba membunuh Rasulullah SAW. Semangat
dan usaha Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan agama Islam tidak
pernah pupus. Melihat peluang dakwah yang begitu sempit di Kota
Mekkah, beliau berpikir untuk hijrah ke Yatsrib atau Madinah. Setelah
Nabi Muhammad SAW behijrah ke Madinah yang pertama dipikirkan oleh
beliau adalah bagaimana membangun masyarakat Islam. Nabi
Muhammad SAW segera membangun Masjid, kemudian menyusun
barisan kaum Muslimin serta mempererat persatuan mereka. Untuk
memudahkan maksud tersebut, Nabi mempersaudarakan kaum Muslimin
dengan umat Islam yang lainnya. Dengan persaudaraan ini kaum
muslimin bertambah kuat dan merasa senasib dan seperjuangan.
Nabi Muhammad SAW juga membangun masyarakat Islam
di Madinah melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan. Hal ini
dikarenakan setelah meninggalkan kota Mekkah, kaum muhajirin
meninggalkan kota Mekkah, kaum muhajirin sama sekali tidak memiliki
harta kekayaan. Semua harta kekayaan mereka ditinggalkan di kota
Mekkah. Nabi Muhammad SAW bertekad memajukan sektor ekonomi dan
perdagangan dan hal ini didukung oleh semua masyarakat Islam. Orangorang Mekkah sebenarnya memang pandai dalam bidang perdagangan,
sampai orang mengatakan bahwa dengan perdagangannya, penduduk
Mekkah dapat mengubah pasir sahara menjadi emas. Selain berdagang,
kegiatan ekonomi lainnya adalah bertani. Hal ini didukung oleh
tanah Madinah yang subur dengan kebun-kebun anggur dan kurmanya
5
yang
terkenal.
Nabi
Muhammad
SAW
berhasil
menyatukan
penduduk Yatsrib dan membangun masyarakatnya melalui sektor
ekonomi dan perdagangan, untuk menuju masyarakat yang adil dan
sejahtera.
Hijrahnya Rasulullah SAW memberikan hikmah yang besar terhadap
perkembangan dakwah Islamiah, di antaranya :
1. Kemenangan dakwah Rasulullah SAW dan kaum muslimin terhadap
kaum Quraisy.
2. Terbentuknya agama Islam yang beribu kota di Madinah dengan Nabi
Muhammad
SAW
sebagai
kepala
Negara
dan
kepala
pemerintahannya.
3. Terbesarnya agama Islam ke pelosok penjuru dunia.
Nabi Muhammad SAW tiba di kota Madinah pada hari Jumat tanggal
12 Rabiul Awwal tahun pertama hijrah, yakni bertetapan dengan tanggal
24 September 622 M. kedatangan beliau sangat dinanti-nantikan oleh
masyarakat Madinah. Adapun hal-hal yang dapat kita teladani dari
perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat di Madinah adalah :
1. Bersikap baik kepada semua masyarakat Madinah
Ketika perjalanan menuju kota Madinah, Nabi Muhammad SAW selalu
diminta masyarakat untuk singgah di rumah mereka. Nabi
Muhammad SAW berkata, “Saya akan menginap di mana untaku akan
berhenti. Biarkanlah ia berjalan sekehendak hatinya”. Akhirnya unta
itu berhenti di sebuah tempat jemuran kurma milik dua orang anak
yatim dari Bani Najjar. Di tempat itulah Nabi Muhammad SAW
membangun Masjid serta tempat tinggalnya di situ. Beliau selalu
bersikap amah dan baik kepada setiap masyarakat yang ada di
kota Madinah.
2. Mendirikan Masjid di Kota Madinah
Masjid yang pertama didirikan oleh Nabi Muhammad SAW dikenal
dengan sebutan Masjid Nabawi. Tanah pembangunan Masjid
ini berasal dari kedua anak yatim bernama Sahal dan Suhail. Nabi
membeli tanah tersebut dengan harga yang pantas untuk mereka.
Pembangunan masjid tersebut dikerjakan secara gotong royong oleh
seluruh masyarakat Madinah, baik kaum Anshar dan kaum Muhajirin,
begitu juga Nabi Muhammad SAW ikut terjun langsung membantu
pembangunan masjid tersebut.
3. Mempersaudarakan kaum Anshar dan kaum Muhajirin
6
Setelah Nabi Muhammad SAW diterima penduduk Madinah dan
menjadi pemimpin penduduk kota tersebut, beliau segera meletakkan
dasar-dasar yang kokoh bagi pembentukan suatu masyarakat baru.
Dasar pertama yang beliau letakkan adalah ukhuwah Islamiyah
(persaudaraan dalam Islam), yaitu antara kaum Anshar dan kaum
Muhajirin.
Kaum
Muslimin
yang
berhijrah
dari
Mekkah
ke Madinah disebut
“Muhajirin”
dan
kaum
Muslimin
penduduk Madinah disebut “Anshar”. Benda dan kekayaan mereka
ditinggalkan di Mekkah, di waktu mereka berhijrah ke Madinah demi
agama dan keyakinan yang mereka anut.
Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan antara kedua golongan
kaum muslimin ini. Ali Ibnu Abi Thalib dipilih menjadi saudara beliau
sendiri. Abu Bakar beliau persaudarakan dengan Kharijah Ibnu Zuhair.
Ja’far Ibnu Abi Thalib dengan Mu’az Ibnu Jabal. Demikianlah Rasulullah
SAW telah mempertalikan keluarga-keluarga Islam yang terdiri dari
Muhajirin dan Anshar. Masing-masing keluarga mempunyai pertalian
yang erat dengan keluarga-keluarga yang banyak, karena ikatan
persaudaraan yang diadakan Rasulullah SAW. Dengan persaudaraan
tersebut telah menciptakan suatu persatuan yang berdasarkan
agama dan mempertalikan jiwa mereka.
4. Membuat suatu perjanjian tertulis
Nabi Muhammad SAW membuat suatu perjanjian tertulis antara kaum
Muhajirin dan Anshar dengan orang-orang Yahudi yang terkenal
dengan nama Piagam Madinah. Isi dari Piagam Madinah tersebut
adalah:
Kelompok masing-masing berhak menghukum orang yang
membuat kerusakan dan memberikan keamanan bagi orang yang
patuh.
Kebebasan beragama terjamin untuk semua kelompok
Menjadi suatu kewajiban bagi penduduk Madinah Muslim dan
Yahudi untuk saling membantu dan menolong.
Saling mengadakan kerja sama dengan
Negeri Madinah dari segala serangan.
Rasulullah SAW menjadi pemimpin tertinggi di Negeri Madinah,
segala perkara dan perselisihan besar diserahkan kepada beliau
untuk memutuskannya.
mempertahankan
Rasulullah SAW menemui beberapa kesulitan pada masa awal
pembentukan pemerintah Islam di Madinah. Kesulitan yang terbesar
adalah adanya serangan-serangan dari orang-orang kafir Quraisy secara
7
tidak manusiawi. Melihat kondisi tersebut beliau menyusun kekuatan
untuk mempertahankan dii. Langkah tersebut diambil Rasulullah SAW
berdasarkan wahyu yang diterimanya yaitu Al Quran surat Al Baqarah
ayat 190 : “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi
kamu, (tetapi) janganlah kamu melampui batas, karena sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.
Dalam sejarah, Nabi Muhammad SAW pernah mengikuti
peperangan sebanyak dua puluh tujuh (27) kali. Perang yang diikuti Nabi
disebut Perang Gazwah dan Perang yang tidak diikuti Nabi disebut Perang
Syariyyat. Adapun perang terpenting yang pernah diikuti Nabi ialah
Perang Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyah, dan Fathul Makkah.
D. Daftar Pustaka
Alquran surat Al Baqarah ayat 190
Alquran surat Al-Ahzab ayat 21
Alquran Surat Al-Anbiya ayat 107
Alquran surat Al-Qalam ayat 4
Alquran surat An-Nahl ayat 57-59
H.R. Muslim
http://al-islam.mywapblog.com/misi-nabi-muhammad-saw.xhtml
http://sajadahmuslimku.blogspot.co.id/2014/03/misi-nabi-muhammadsaw-sebagai.html
http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2015/02/misi-nabi-muhammad-sawuntuk.html
http://iqbal--blog.blogspot.co.id/2012/02/misi-nabi-muhammad-sawsebagai-rahmatan.html
http://sajadahmuslimku.blogspot.co.id/2014/03/nabi-muhammad-sawsebagai-rahmat-bagi.html
http://sajadahmuslimku.blogspot.co.id/2014/03/meneladani-perjuangannabi-muhammad-saw_13.html
https://septyanggraeni.wordpress.com/2012/12/20/misi-nabi-muhammadsaw/
8