Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Status Gizi dan Kesehatan Lansia Perempuan pada Panti Sosial dan Lembaga Sosial Masyarakat di Banjarmasin
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI
DAN KESEHATAN LANSIA PEREMPUAN PADA PANTI SOSIAL DAN
LEMBAGA SOSIAL MASYARAKAT DI BANJARMASIN
NORHASANAH
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Status Gizi dan Kesehatan Lansia Perempuan pada Panti Sosial dan Lembaga
Sosial Masyarakat di Banjarmasin” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015
Norhasanah
NRP I151120021
RINGKASAN
NORHASANAH. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi dan Kesehatan
Lansia Perempuan pada Panti Sosial dan Lembaga Sosial Masyarakat di Banjarmasin.
Dibimbing oleh HADI RIYADI dan DADANG SUKANDAR.
Penduduk lansia Tahun 2010 mencapai 23.9 juta (9.8%) dan perkiraan pada
tahun 2020 mencapai 28.8 juta (11.34%) (Depsos 2007). Menurut data statistik
Indonesia tahun 2013 angka harapan hidup penduduk Indonesia (laki-laki dan
perempuan) naik dari 67.8 tahun pada periode 2000-2005 menjadi 73.6 tahun pada
periode 2020-2025. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk,
menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Proyeksi angka harapan hidup di Kalimantan Selatan pada periode 2010-2015 adalah
69.2 tahun dan pada periode 2020-2025 di proyeksikan meningkat menjadi 72.1
tahun (BPS 2013). Pada kenyataannya, jika dilihat dari jumlah penyandang masalah
kesejahteraan sosial pada kelompok lansia terlantar di Kalimantan Selatan pada tahun
2010 sebesar 18 815 lansia dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 30
291 lansia. Di Banjarmasin angka tersebut juga mengalami peningkatan dari 380
lansia pada tahun 2010 menjadi 458 lansia pada tahun 2011 (BPS Kalsel 2011).
Meningkatnya jumlah lansia, menuntut perhatian yang juga semakin besar terhadap
kelompok ini, salah satunya terkait dengan masalah gizi. Peran dan fungsi dari
lembaga masyarakat atau swasta yang perduli terhadap lansia sangat diperlukan, agar
secara bersama-sama dapat membantu pemerintah menangani masalah kesejahteraan
sosial yang akan berdampak pada peningkatan gizi dan kesehatan lansia. Menurut
Sharkey et al. (2002) kekurangan zat gizi menunjukkan sebuah ancaman potensial
bagi kesehatan populasi lansia. Penambahan usia menimbulkan beberapa perubahan
baik secara fisik maupun mental, dengan keadaan gizi yang baik diharapkan para
lansia akan tetap sehat, segar dan bersemangat dalam berkarya. Selain itu, usia
produktif mereka dapat ditingkatkan sehingga tetap dapat ikut serta berperan dalam
pembangunan (Fatmah 2010).
Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi dan kesehatan lansia pada Panti Sosial dan Lembaga Sosial
Masyarakat (LSM) di Banjarmasin. Secara khusus penelitian ini bertujuan: 1)
mengidentifikasi dukungan sosial, aspek psikososial, nafsu makan, konsumsi pangan,
aktivitas fisik, status kesehatan, faktor genetik dan status gizi lansia pada Panti Sosial
Tresna Werha (PSTW) dan Karang Lansia Sejahtera (KL); 2) menganalisis perbedaan
antara dukungan sosial, aspek psikososial, nafsu makan, konsumsi pangan, aktivitas
fisik, status kesehatan, faktor genetik dan status gizi lansia pada PSTW dan KL; 3)
menganalisis pengaruh dukungan sosial, aspek psikososial, nafsu makan, konsumsi
pangan, aktivitas fisik, status kesehatan, faktor genetik terhadap status gizi lansia
pada PSTW dan KL.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan lokasi penelitian
yaitu di Panti Sosial Tresna Werda Budi Sejahtera (PSTW) dan LSM Karang Lansia
Sejahtera (KL) di Banjarmasin. Total contoh sebanyak 60 lansia dari total populasi
sebanyak 117 lansia, diambil dengan teknik penarikan contoh acak berlapis dengan
alokasi proporsional. Pada PSTW diambil sebanyak 25 lansia dan pada KL sebanyak
35 lansia sebagai contoh. Data yang diambil meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer meliputi data karakteristik responden (nama, umur, tingkat pendidikan,
pekerjaan, status pernikahan, status tempat tinggal, keinginan masuk panti, frekuensi
dijenguk oleh keluarga, kebiasaan olahraga, jenis kegiatan olahraga); data dukungan
sosial terkait dukungan emosi, instrumen, informasi, dan kepercayaan diri, termasuk
ada tidaknya upaya untuk peningkatan produktivitas; data aspek psikososial terkait
dengan tingkat depresi dan kepuasan hidup; data nafsu makan; data konsumsi pangan
(tingkat konsumsi energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral); data
aktivitas fisik; data status kesehatan (terkait dengan riwayat penyakit lansia meliputi:
jenis penyakit, frekuensi sakit, dan lama sakit); data faktor genetik (umur hidup orang
tua); serta data antropometri (tinggi badan, berat badan, dan panjang depa). Data
sekunder meliputi data gambaran umum masing-masing lembaga termasuk jadwal
kegiatan lansia dimasing-masing lembaga.
Analisis data menggunakan Microsoft Excel 2013, SPSS version 16.0 for
Windows dan SAS version 9.1 for Windows. Analisis statistik yang dilakukan yaitu uji
beda Independent Sampel T-test, korelasi pearson, dan regresi linear. Tahapan analisis
multivariat dengan uji regresi linear menggunakan metode forward yaitu: 1) seluruh
variabel yang memiliki tingkat kemaknaan p
DAN KESEHATAN LANSIA PEREMPUAN PADA PANTI SOSIAL DAN
LEMBAGA SOSIAL MASYARAKAT DI BANJARMASIN
NORHASANAH
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Status Gizi dan Kesehatan Lansia Perempuan pada Panti Sosial dan Lembaga
Sosial Masyarakat di Banjarmasin” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015
Norhasanah
NRP I151120021
RINGKASAN
NORHASANAH. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi dan Kesehatan
Lansia Perempuan pada Panti Sosial dan Lembaga Sosial Masyarakat di Banjarmasin.
Dibimbing oleh HADI RIYADI dan DADANG SUKANDAR.
Penduduk lansia Tahun 2010 mencapai 23.9 juta (9.8%) dan perkiraan pada
tahun 2020 mencapai 28.8 juta (11.34%) (Depsos 2007). Menurut data statistik
Indonesia tahun 2013 angka harapan hidup penduduk Indonesia (laki-laki dan
perempuan) naik dari 67.8 tahun pada periode 2000-2005 menjadi 73.6 tahun pada
periode 2020-2025. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk,
menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Proyeksi angka harapan hidup di Kalimantan Selatan pada periode 2010-2015 adalah
69.2 tahun dan pada periode 2020-2025 di proyeksikan meningkat menjadi 72.1
tahun (BPS 2013). Pada kenyataannya, jika dilihat dari jumlah penyandang masalah
kesejahteraan sosial pada kelompok lansia terlantar di Kalimantan Selatan pada tahun
2010 sebesar 18 815 lansia dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 30
291 lansia. Di Banjarmasin angka tersebut juga mengalami peningkatan dari 380
lansia pada tahun 2010 menjadi 458 lansia pada tahun 2011 (BPS Kalsel 2011).
Meningkatnya jumlah lansia, menuntut perhatian yang juga semakin besar terhadap
kelompok ini, salah satunya terkait dengan masalah gizi. Peran dan fungsi dari
lembaga masyarakat atau swasta yang perduli terhadap lansia sangat diperlukan, agar
secara bersama-sama dapat membantu pemerintah menangani masalah kesejahteraan
sosial yang akan berdampak pada peningkatan gizi dan kesehatan lansia. Menurut
Sharkey et al. (2002) kekurangan zat gizi menunjukkan sebuah ancaman potensial
bagi kesehatan populasi lansia. Penambahan usia menimbulkan beberapa perubahan
baik secara fisik maupun mental, dengan keadaan gizi yang baik diharapkan para
lansia akan tetap sehat, segar dan bersemangat dalam berkarya. Selain itu, usia
produktif mereka dapat ditingkatkan sehingga tetap dapat ikut serta berperan dalam
pembangunan (Fatmah 2010).
Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi dan kesehatan lansia pada Panti Sosial dan Lembaga Sosial
Masyarakat (LSM) di Banjarmasin. Secara khusus penelitian ini bertujuan: 1)
mengidentifikasi dukungan sosial, aspek psikososial, nafsu makan, konsumsi pangan,
aktivitas fisik, status kesehatan, faktor genetik dan status gizi lansia pada Panti Sosial
Tresna Werha (PSTW) dan Karang Lansia Sejahtera (KL); 2) menganalisis perbedaan
antara dukungan sosial, aspek psikososial, nafsu makan, konsumsi pangan, aktivitas
fisik, status kesehatan, faktor genetik dan status gizi lansia pada PSTW dan KL; 3)
menganalisis pengaruh dukungan sosial, aspek psikososial, nafsu makan, konsumsi
pangan, aktivitas fisik, status kesehatan, faktor genetik terhadap status gizi lansia
pada PSTW dan KL.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan lokasi penelitian
yaitu di Panti Sosial Tresna Werda Budi Sejahtera (PSTW) dan LSM Karang Lansia
Sejahtera (KL) di Banjarmasin. Total contoh sebanyak 60 lansia dari total populasi
sebanyak 117 lansia, diambil dengan teknik penarikan contoh acak berlapis dengan
alokasi proporsional. Pada PSTW diambil sebanyak 25 lansia dan pada KL sebanyak
35 lansia sebagai contoh. Data yang diambil meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer meliputi data karakteristik responden (nama, umur, tingkat pendidikan,
pekerjaan, status pernikahan, status tempat tinggal, keinginan masuk panti, frekuensi
dijenguk oleh keluarga, kebiasaan olahraga, jenis kegiatan olahraga); data dukungan
sosial terkait dukungan emosi, instrumen, informasi, dan kepercayaan diri, termasuk
ada tidaknya upaya untuk peningkatan produktivitas; data aspek psikososial terkait
dengan tingkat depresi dan kepuasan hidup; data nafsu makan; data konsumsi pangan
(tingkat konsumsi energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral); data
aktivitas fisik; data status kesehatan (terkait dengan riwayat penyakit lansia meliputi:
jenis penyakit, frekuensi sakit, dan lama sakit); data faktor genetik (umur hidup orang
tua); serta data antropometri (tinggi badan, berat badan, dan panjang depa). Data
sekunder meliputi data gambaran umum masing-masing lembaga termasuk jadwal
kegiatan lansia dimasing-masing lembaga.
Analisis data menggunakan Microsoft Excel 2013, SPSS version 16.0 for
Windows dan SAS version 9.1 for Windows. Analisis statistik yang dilakukan yaitu uji
beda Independent Sampel T-test, korelasi pearson, dan regresi linear. Tahapan analisis
multivariat dengan uji regresi linear menggunakan metode forward yaitu: 1) seluruh
variabel yang memiliki tingkat kemaknaan p