Hubungan Sosio Ekonomi, Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan Ketahanan Fisik pada Siswi SMA Negeri 9 Bogor.

i

HUBUNGAN SOSIO EKONOMI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN STATUS
GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI SMA NEGERI 9
BOGOR

Oleh:
Willy Prasetyo Raharjo

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Sosio
Ekonomi, Asupan Zat gizi dan Status Gizi dengan Ketahanan Fisik pada Siswi
SMA 9 Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014
Willy Prasetyo Raharjo
NIM I14114019

__________________________
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

ii

i

ABSTRAK

WILLY PRASETYO RAHARJO. Hubungan Sosio Ekonomi, Asupan Gizi dan
Status Gizi dengan Ketahanan Fisik pada Siswi SMA 9 Bogor. Dibimbing oleh
HADI RIYADI.
Sosioekonomi keluarga akan mempengaruhi konsumsi pangan dan tumbuh
kembang anak, terutama remaja putri lebih rentan terkena masalah gizi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan sosio ekonomi, asupan zat gizi
dan status gizi dengan daya tahan kardiorespirasi. Desain penelitian ini adalah
cross sectional. Hasil menunjukan bahwa rata-rata umur contoh adalah 16 tahun
dengan mayoritas status gizi contoh berkategori beresiko, besar keluarga sedang
dan pendapatan rata-rata di atas 5 juta perbulan. Daya tahan kardiorespirasi
sebagian besar adalah kurang. Rata-rata asupan zat gizi makro dan mikro contoh
masih belum memenuhi kecukupan gizi. Tidak ada hubungan signifikan antara
asupan zat gizi dengan daya tahan kardiorespirasi (p>0.05). Tidak terdapat
hubungan signifikan antara pendapatan dan pendidikan ibu dengan daya tahan
kardiorespirasi (p>0.05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan pada daya
tahan kardiorespirasi dengan status gizi (p>0.05). Berdasarkan uji regresi linear
sebagai uji lanjut tidak ada variabel independen yang berhubungan dengan daya
tahan kardiorespirasi sebagai variabel terikat.
Kata kunci: asupan gizi, daya tahan kardiorespirasi, sosioekonomi


ABSTRACT
WILLY PRASETYO RAHARJO. Relationship of Socio Economy, Nutrient
Intake and Body Mass Index with Cardiorespiratory Endurance in Female Student
of Bogor Highschool 9. Supervised by HADI RIYADI.
Socioeconomic will affect food consumption and child development,
especially adolescence girl are more suspectible to nutritional problems. The
objective of this study was analyzing the relationship between socioeconomic,
nutrient intake, and nutritional status to cardiorespiratory endurance. The study
design was cross sectional. Subject were mostly 16 years old with an at risk
status, family size was medium size and family income was over 5 million Rupiahs
a month. Subject mostly have cardiorespiratory endurance score was poor.
Average of nutrient intake for subject were not adequate to requirement. There
were no significant differences on nutrient intake with cardiorespiratory
endurance (p>0.05). There were no significant corelation between income and
maternal education with cardiorespiratory endurance (p>0.05). There were no
significant correlation between cardiorespiratory endurance with BMI (p>0.05).
Based of linear regression test as further test there were no significant results for
independent variable with cardiorespiratory endurance as dependent variable.
Keywords: cardiorespiratory endurance, nutrient intake ,socioeconomic


ii

iii

HUBUNGAN SOSIO EKONOMI, ASUPAN ZAT GIZI,
DAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK
PADA SISWI SMA NEGERI 9 BOGOR

WILLY PRASETYO RAHARJO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2014

iv

v

Judul
Nama
NIM

: Hubungan Sosio Ekonomi, Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan
Ketahanan Fisik pada Siswi SMA Negeri 9 Bogor.
: Willy Prasetyo Raharjo
: I14114019

Disetujui oleh

Dr Ir Hadi Riyadi, MS
Pembimbing


Diketahui oleh

Dr Rimbawan
Ketua Departemen

Tanggal Lulus

vi

vii

PRAKATA
Bismillaahirrahmaanirrahim
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt atas segala sesuatu yang
diperoleh dari-Nya, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya penyusunan skripsi
yang berjudul “Hubungan Sosio Ekonomi, Asupan Zat Gizi dan Status Gizi
dengan Ketahanan Fisik pada Siswi SMA Negeri 9 Bogor” dapat diselesaikan
dengan baik, lancar dan tepat pada waktunya. Penyusunan skripsi ini dibuat
dengan tujuan untuk melengkapi syarat bagi penulis untuk dapat memperoleh
gelar Sarjana Gizi pada Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas

Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini, diantaranya:
1. Bapak Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa sabar membimbing dan memberikan inspirasi serta motivasi kepada
penulis dalam penyusunan skripsi.
2. Bapak dr. Naufal Muharam Nurdin, S.ked selaku dosen Penguji dari penulisan
skripsi ini yang telah memberikan kritik serta saran yang membangun kepada
penulis
3. Bapak Dr. Lilik Kustiyah, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menjalani jenjang pendidikan
sarjana.
4. Orang tua yang telah membesarkan dan mendidik dengan ketulusan,
kesabaran serta dukungan dan doa yang tiada henti diberikan untuk penulis.
5. Seluruh teman dan pihak yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu atas
bantuan dan doa yang diberikan pada penulis.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan skripsi ini
terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Segala kritik dan saran yang membangun

akan sangat berguna bagi penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Bogor, September 2014

Willy Prasetyo Raharjo

viii

ix

DAFTAR ISI
ABSTRAK
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan

Kegunaan
Kerangka Pemikiran
METODE
Desain, Waktu, dan Tempat
Teknik Penarikan Contoh
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Keterbatasan Penelitian
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Karakteristik Keluarga Contoh
Status Gizi
Aktifitas Fisik (PAL)
Kebiasaan Olahraga
Daya Tahan Kardiorespirasi
Asupan Zat Gizi
Hubungan Sosio Ekonomi Keluarga dengan Daya Tahan Kardiorespirasi
Hubungan Asupan Gizi dengan Daya Tahan Kardiorespirasi
Hubungan Status Gizi dengan Daya Tahan Kardiorespirasi

Faktor yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi

i
vii
ix
x
x
x
1

1
2
3
3
4

4
4
5
6

10
10
11

11
12
13
14
15
15
16
18
19
21
22

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

23
24

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

24
27

23

x

DAFTAR TABEL
1 Jenis dan cara pengumpulan data
2 Pembagian status gizi berdasarkan imt menurut umur (kg/m2)
3 Angka kecukupan gizi remaja putri
4 Nilai physical activity rate (PAR) per satuan waktu
5 Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL
6 Kategori daya tahan kardiorespirasi berdasarkan nilai VO2max
7 Sebaran contoh menurut umur
8 Karakteristik keluarga contoh
9 Sebaran contoh menurut status gizi
10 Sebaran contoh berdasarkan nilai PAL
11 Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan olahraga
12 Sebaran contoh berdasarkan daya tahan kardiorespirasi
13 Rata-rata asupan gizi contoh
14 Sebaran contoh menurut tingkat kecukupan energi (TKE)
15 Sebaran contoh menurut tingkat kecukupan protein (TKP)
16 Sebaran contoh berdasarkan Tingkat konsumsi vitamin
17 Sebaran contoh berdasarkan tingkat konsumsi mineral
18. Sebaran contoh menurut pendapatan dan daya tahan kardiorespirasi
19 Sebaran contoh menurut pendidikan ibu dan daya tahan kardiorespirasi
20 Sebaran contoh menurut TKE dan daya tahan kardiorespirasi
21 Sebaran contoh menurut TKP dan daya tahan kardiorespirasi
22 Sebaran contoh menurut TKV A dan daya tahan kardiorespirasi
23 Sebaran contoh menurut TKV C dan daya tahan kardiorespirasi
24 Sebaran contoh menurut status gizi dan daya tahan kardiorespirasi
25. Uji signifikansi variabel yang mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi

6
7
8
9
9
10
12
13
14
14
15
16
16
17
17
18
18
18
19
19
20
20
21
21
22

DAFTAR GAMBAR
1. Hubungan sosioekonomi, asupan zat gizi dan status gizi dengan ketahanan
fisik pada siswi SMA Negeri 9 Bogor

4

DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisioner penelitian
2 Riwayat hidup peneliti

27
35

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan UNHDR (United Nation Human Development Report) tahun
2013, peringkat HDI (Human Develpoment Index) Indonesia berada di posisi 121
dari 187 negara. HDI merupakan ukuran ringkasan untuk menilai kemajuan
jangka panjang dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia yaitu: kesehatan
dan umur panjang, akses terhadap pengetahuan dan standar hidup yang layak.
Posisi tersebut menurun dari peringkat HDI Indonesia pada tahun 2009 yaitu
berada pada posisi 111 dari 182 negara. Posisi tersebut menunjukan bahwa
indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain. Untuk meningkatkan
peringkat HDI Indonesia maka diperlukan peningkatan kualitas sumber daya
manusia terutama pada kelompok usia remaja.
Salah satu faktor yang menetukan terciptanya sumberdaya manusia yang
berkualitas adalah pangan yang bergizi, yang diperoleh dari konsumsi pangan
yang baik (Khomsan 2002). Periode rentan gizi melekat pada usia remaja (10-18
tahun) karena pada usia remaja terjadi peningkatan pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta aktifitas fisik yang berakibat pada peningkatan
kebutuhan terhadap energi dan zat gizi lainnya. Rentan gizi pada wanita diketahui
lebih tinggi dibanding pria karena wanita pada umumnya berpikir bahwa bentuk
tubuh langsing itu cantik. Wanita melakukan diet berlebihan untuk mencapai berat
badan yang dianggap ideal tanpa mengetahui berat badan ideal yang seharusnya.
Asupan yang tidak seimbang dapat menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa
masalah gizi lebih maupun kurang. Hasil penelitian Kusumajaya et al (2007)
menemukan persepsi remaja terhadap body image sebanyak 23.8% remaja
memiliki persepsi negatif atau menganggap diri mereka lebih gemuk. Data
Riskesdas (2013) menunjukan prevalensi status gizi (IMT/U) perempuan remaja
usia 16-18 tahun yaitu sebanyak 1% sangat kurus, 4.7% kurus, 86.2% normal,
6.4% lebih dan 1.7% obese.
Menurut Arisman (2004) perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan pada
remaja menuntut penyesuaian asupan energi dan zat gizi. Data hasil Riskesdas
tahun 2010 menunjukkan rata-rata kecukupan konsumsi energi penduduk umur
13-15 tahun (usia pra remaja) di Indonesia, yaitu sebanyak 54.5% mengonsumsi
energi di bawah 2125 kkal dan yang mengonsumsi protein di bawah 69 gram
sebanyak 38.1%. Rata-rata kecukupan konsumsi energi penduduk umur 16-18
tahun (usia remaja) sebanyak 54.5% di bawah 2125 dan kecukupan konsumsi
protein di bawah 59 gram sebanyak 35.6%.
Faktor sosial ekonomi mempunyai peranan dalam pertumbuhan anak
(Supariasa et al. 2001). Konsumsi pangan (food intake) seseorang sangat
dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan, pendidikan,
dan pekerjaan. Riset menunjukan bahwa tingkat sosioekonomi keluarga
mempunyai dampak signifikan pada petumbuhan dan perkembangan anak.
Keluarga dari kelompok sosioekonomi rendah mungkin kurang memiliki
pengetahuan atau sumber daya yang diperlukan untuk memberikan lingkungan
yang aman, menstimulasi, dan kaya gizi yang membantu perkembangan optimal
(Wong et al. 2008)

2

Asupan gizi yang cukup adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
ketahanan fisik. Ketahanan fisik merupakan kemampuan tubuh untuk
melaksanakan suatu kegiatan dengan menggunakan kekuatan, daya kreasi, dan
daya tahan dengan efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti, serta dengan cadangan energi yang tersisa masih mampu
untuk menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal yang tidak terduga.
Keadaan sosioekonomi secara tidak langsung berhubungan dengan ketahanan
fisik melalui pendidikan maternal yang diterima remaja (Cleland 2009).
Ketahanan fisik sangat penting dalam menunjang aktivitas sehari-hari. Tingkat
ketahanan fisik dinilai dari pengukuran daya tahan kardiorespirasi. Metode Balke
adalah salah satu metode yang dilakukan untuk mengukur daya tahan
kardiorespirasi. Faktor lain yang secara langsung mempengaruhi ketahanan fisik
yaitu latihan yang intensif dan teratur dilihat dari aktifitas fisik dan kebiasaan
olahraga (Kushendar 2008).
Studi yang dilakukan oleh Adiwinanto (2008) mengungkapkan hampir
setengah dari jumlah anak usia 12-21 tahun di Indonesia tidak cukup aktif.
Aktifitas fisik kelompok tersebut tergolong ringan-sedang dan hanya sekitar 25%
yang aktif berolahraga. Anak perempuan memiliki risiko kurang aktif berolahraga
lebih besar dibandingkan laki-laki, terutama menjelang dan setelah pubertas.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 proporsi akrifitas fisik penduduk
Indonesia yang kurang aktif menurut kelompok umur 10-14 tahun adalah 49,6%
dan kelompok umur 15-19 tahun adalah 35,4%. Olahraga secara teratur dapat
bermanfaat untuk menjaga berat badan ideal. Berdasarkan permasalahan yang
telah dijabarkan diatas, penelitian mengenai hubungan sosioekonomi, asupan zat
gizi, dan status gizi terhadap ketahanan fisik remaja dirasa perlu untuk dikaji lebih
dalam.

Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
status sosioekonomi, konsumsi pangan, dan status gizi dengan ketahanan fisik
pada siswi SMA 9 Bogor.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:
1. Mengidentifikasi karakteristik contoh dan keluarga contoh.
2. Menganalisis status gizi contoh.
3. Menganalisis asupan gizi contoh.
4. Menganalisis aktivitas fisik dan kebiasaan olah raga contoh.
5. Menganalisis daya tahan kardiorespirasi contoh.
6. Menganalisis hubungan antara sosioekonomi dengan ketahanan fisik.
7. Menganalisis hubungan antara asupan gizi dengan ketahanan fisik.

3

Kegunaan
Kegunaan penelitian “Hubungan antara Sosioekonomi, Konsumsi Pangan
dan Status Gizi dengan Ketahanan Fisik Pada Siswi SMA 9 Bogor” antara lain
untuk memberikan informasi mengenai kaitan antara sosio ekonomi keluarga,
asupan zat gizi dan status gizi dan hubungannya dengan ketahanan fisik.
Informasi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan orangtua dan anak dalam
memperhatikan kesehatan dengan menjaga aktivitas fisik dan pola konsumsi
pangan. Bagi perguruan tinggi diharapkan juga sebagai perwujudan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, pengembangan penelitian, dan
pengabdian masyarakat.

Kerangka Pemikiran
Kebugaran yang baik bisa diraih dengan melakukan pola hidup yang sehat
(Quality of life). Menurut Sharkey (2003), untuk mencapai quality of life, ada tiga
aspek yang harus dipenuhi, yaitu: (1) mengatur makanan; (2) mengatur istirahat;
dan (3) melakukan aktivitas (olahraga). Aktifitas fisik merupakan suatu kegiatan
yang melibatkan seluruh atau sebagian anggota tubuh untuk bergerak. Aktifitas
fisik dilakukan mulai saat bangun tidur di pagi hari hingga akan tidur kembali di
malam hari. Aktifitas fisik identik dengan melakukan olahraga yang memiliki
tujuan untuk rekreasi maupun untuk mendapatkan efek kesehatan.
Remaja wanita cenderung memiliki kegiatan yang cukup padat sehariharinya, baik selama di sekolah maupun selama di luar sekolah atau hari libur.
Aktifitas fisik pada remaja laki-laki maupun perempuan lebih banyak dilakukan di
sekolah dibandingkan di rumah. Dalam penelitian ini dikhususkan analisis pada
remaja wanita. Remaja wanita selain terkenal aktif dalam berbagai kegiatan juga
aktif membantu pekerjaan rumah. Berbeda dengan remaja pria yang cenderung
aktif pada kegiatan di luar ruangan saja. Seorang remaja wanita seyogyanya
bertanggungjawab untuk membantu pekerjaan rumah khususnya membantu
berbagai tugas ibu rumah tangga di rumah. Remaja wanita juga memiliki siklus
biologis dalam bentuk menstruasi yang rutin terjadi setiap bulan yang berperan
besar dalam tingginya anemia di kalangan remaja.
Ekonomi keluarga memegang peranan dalam akses mendapatkan pangan.
Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang
selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses
metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan. Media,
pergaulan, body image, dan food preferences adalah faktor-faktor lain diluar
faktor yang dianalisis dalam peneitian ini yang bisa mempengaruhi status gizi
remaja secara langsung maupun tidak langsung. Asupan gizi yang baik bisa
diperoleh melalui asupan makanan yang bergizi dan seimbang dan secara
langsung akan mempengaruhi status gizi. Status gizi remaja diperkirakan
berhubungan positif terhadap daya tahan kardiorespirasi, demikian juga aktifitas
fisik dan kebiasaan olahraga. Daya tahan kardiorespirasi yang baik akan sangat
mendukung proses belajar yang berlangsung di sekolah yang pada akhirnya
meningkatkan performa belajar siswa sehingga menghasilkan prestasi yang
membanggakan.

4

Karakteristik keluarga:
- Umur
- Pendidikan orangtua
- Pendapatan orangtua
- Pekerjaan orangtua
- Budaya

Pengetahuan gizi

Asupan gizi
Karakteristik contoh:
- Umur
- Tinggi badan
- Berat badan

- Aktifitas fisik
- Kebiasaan olahraga

-

Media
Pergaulan
Body image
Food prefrences

-

Speed
Agility
Flexibility
Endurance

Status gizi (IMT)

Daya tahan
kardiorespirasi

Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang dianalisis
: Hubungan yang tidak dianalisis
Gambar 1. Hubungan Sosioekonomi, Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan
Ketahanan Fisik Pada Siswi SMA Negeri 9 Bogor

METODE
Desain, Waktu, dan Tempat
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini
dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 9, Bogor. Lokasi dipilih sebagai
tempat penelitian dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut memiliki murid
dengan latar belakang yang berbeda sehingga diharapkan contoh yang didapatkan
beragam. Waktu pelaksanaan penelitian adalah pada bulan September hingga
Oktober 2013.

Teknik Penarikan Contoh
Populasi penelitian ini adalah siswi SMA 9 Bogor. Siswi kelas XII tidak
diambil contohnya karena sedang dalam persiapan dalam menempuh ujian akhir
sekolah sehingga memiliki banyak kegiatan bimbingan di luar jam pelajaran
sekolah. Contoh yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswi kelas XI.
Penarikan contoh dilakukan secara purposif dimana contoh adalah populasi yang

5

memenuhi kriteria inklusi. Adapun yang merupakan kriteria inklusi adalah siswi
yang memiliki status aktif sebagai siswi di SMA 9 Bogor, bersedia menjadi
contoh dalam penelitian dan bersedia diukur, orangtua bersedia memberikan
informasi, serta tidak memiliki penyakit yang menyulitkan proses pengukuran.
Besar contoh dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin
(Singarimbun & Effendi 2011) sebagai berikut:

Keterangan:
n
= Jumlah contoh
N
= Jumlah populasi
d
= Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (10%)

Jumlah populasi adalah sebesar 320 contoh maka jumlah minimal contoh
yang diperlukan berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di
atas adalah 76 contoh. Pemilihan contoh menggunakan simple random sampling
dengan cara di undi. Dari 9 kelas yang ada di kelas XI diambil secara acak dari
masing-masing kelas sebanyak 10 contoh sehingga didapatkan total 90 contoh
secara acak. Alasan penentuan contoh yang lebih banyak dari seharusnya yaitu 90
contoh dari 76 contoh yang seharusnya adalah untuk mengantisipasi adanya
contoh yang drop out pada saat pengambilan data.

Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder (Tabel 1). Data
primer meliputi karakteristik keluarga, karakteristik contoh, data status gizi
antropometri, konsumsi, aktifitas fisik, kebiasaan olahraga, dan daya tahan
kardiorespirasi contoh. Data sekunder yaitu data mengenai gambaran umum
lokasi penelitian, yang meliputi profil SMA, fasilitas SMA, dan jumlah siswi.
Jenis variabel dan cara pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 1.
Pengambilan data karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh
dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Data konsumsi pangan diperoleh
dengan menggunakan metode recall 24 jam konsumsi pangan yang dimodifikasi
dengan bantuan kuesioner yang diisi sendiri oleh contoh dan dilakukan dua kali,
yaitu satu kali pada hari sekolah dan satu kali pada hari libur. Data status gizi
antropometri diambil dengan cara mengukur tinggi badan secara langsung dengan
menggunakan microtoise, dan berat badan menggunakan timbangan digital.
Selanjutnya data tersebut dimasukan ke dalam software WHO Anthroplus 2007
untuk diolah dan didapatkan IMT untuk dibandingkan dengan kategori status gizi
menurut IMT/U.
Data aktifitas fisik, kebiasaan olahraga contoh dikumpulkan dengan
menggunakan kuisioner yang diisi oleh contoh. Data aktifitas fisik contoh
diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner meliputi kegiatan pada hari
sekolah selama 24 jam penuh pada hari sekolah. Kegiatan pengisian kuisioner
oleh contoh dalam penelitian ini sebelumnya terlebih dahulu diberikan arahan tata
cara mengisi dan panduan oleh peneliti. Selama contoh mengisi kuesioner,

6

peneliti menanyakan kepada contoh apakah ada kesulitan atau tidak dalam
mengisi kuesioner.
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
No.
1
2

3
4
5
6

7

1

Variabel

Alat dan Cara Pengumpulan Data
Data primer

Karakteristik contoh:
- Usia
Karakteristik keluarga:
- Besar keluarga
- Pekerjaan orang tua
- Pendidikan orang tua
- Budaya/asal daerah
Status gizi antropometri
- Berat badan
- Tinggi badan
Konsumsi Pangan
Aktifitas fisik
Kebiasaan olahraga
- Jenis olahraga
- Frekuensi olahraga
- Durasi atau lama olahraga
Daya tahan kardiorespirasi

Pengisian kuisioner dengan panduan
Pengisian kuisioner dengan panduan
Pengisian kuisioner dengan panduan
Pengisian kuisioner dengan panduan
Pengisian kuisioner dengan panduan
Pengukuran langsung dengan timbangan digital
Pengukuran langsung dengan microtoise
Pengisian kuisioner dengan panduan
Pengisian kuisioner dengan panduan
Pengisian kuisioner dengan panduan

Pengukuran jarak tempuh lari dan VO2 max
dengan metode Balke

Data sekunder
Gambaran umum lokasi penelitian:
- Profil SMA 9
Mencatat dari data yang ada di SMA 9 Bogor.
- Jumlah siswi

Data aktifitas fisik contoh diperoleh dari wawancara menggunakan
kuesioner meliputi kegiatan pada hari sekolah selama 24 jam penuh. Daya tahan
kardiorespirasi diukur dengan menggunakan tes Balke. Prosedur Tes Balke
menurut Budiman (2007), yaitu subjek diminta untuk berlari menempuh jarak
sejauh mungkin dalam waktu 15 menit. Subjek tidak diperbolehkan untuk
berhenti atau diam didalam lintasan, tetapi diperbolehkan berjalan apabila lelah
berlari. Setelah subjek berlari, jarak yang ditempuh dicatat dan hasilnya dapat
digunakan untuk menentukan VO2max. Persiapan yang dilakukan adalah tes
minimal dilakukan dua jam setelah makan ringan atau empat jam setelah makan
berat, tidak boleh merokok, pakaian tidak ketat, dan nyaman dipakai sehingga
tidak mengganggu pergerakan tubuh. Lintasan yang digunakan adalah lapangan
olahraga SMA Negeri 9 Bogor. Tes Balke dilakukan pada saat jam pelajaran
olahraga dan diatur oleh guru olahraga.

Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry, cleaning dan
analisis. Proses editing adalah pemeriksaan seluruh kuesioner setelah data
terkumpul. Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu yang telah

7

disepakati terhadap jawaban-jawaban pertanyaan. Entry adalah memasukkan data
jawaban kuesioner sesuai kode. Cleaning yaitu melakukan pengecekan terhadap
isian data yang diluar jawaban. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam
bentuk Tabel serta dianalisis secara statistik deskriptif dan uji hubungan
menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS 16 for Windows.
Data karakteristik contoh meliputi usia, berat badan, dan tinggi badan.
Pengukuran status gizi pada penelitian dilakukan dengan metode antropometri
melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan. Ukuran ini dapat
menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif dan spesifik (Soekirman
2000). Data status gizi dihitung menggunakan standar penilaian status gizi
berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan umur menggunakan
software WHO AnthroPlus 2007. Kategori Status gizi berdasarkan IMT/U
dijabarkan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Pembagian status gizi berdasarkan imt menurut umur (kg/m2)
Umur

-3 SD

-2 SD

-1 SD

Median

1 SD

2 SD

3 SD

15

14,4

15,9

17,8

20,2

23,5

28,2

35,5

16

14,6

16,2

18,2

20,7

24,1

28,9

36,1

17

14,7

16,4

18,4

21

24,5

29,3

36,3

Sumber: WHO 2007

Keterangan :
Kurus
Normal
Beresiko
Gemuk
Obesitas

= -3 ≤ SD Z-Score ≤ -2 SD
= -2 ≤ SD Z-Score ≤ -1 SD
= +1 ≤ SD Z-Score ≤ +2 SD
= +2 ≤ SD Z-Score ≤ +3 SD
= Z-Score> + SD

Data konsumsi pangan berupa jenis dan jumlah makanan dalam gram atau
ukuran rumah tangga (URT) diolah dengan menggunakan software Nutrisurvey
2007 sehingga didapatkan data asupan zat gizi. Angka kecukupan gizi (AKG)
yang digunakan mengacu pada AKG 2013 yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Adapun rumus umum yang digunakan untuk mengetahui kandungan zat gizi
makanan yang dikonsumsi adalah:
KGij = (Bj) x Gij x (BDD/100)
Keterangan:
KGij = penjumlahan zat gizi dari setiap bahan makanan/golongan yang
dikonsumsi
Bj
= berat bahan makanan j (gram)
Gij
= kandungan zat gizi i dari bahan makanan j
BDDj = % bahan makanan j yang dapat digunakan
Sumber: Hardinsyah & Briawan 1994
Pengukuran tingkat kecukupan zat gizi kemudian dilakukan setelah didapat
hasil perhitungan dari kandungan zat gizi makanan yang dikonsumsi subjek.

8

Tingkat kecukupan energi dinilai berdasarkan acuan Depkes (1993) dengan
kategori defisit berat (120%). Tingkat kecukupan protein dinilai
dengan kategori kurang (100%).Tingkat kecukupan zat gizi mineral dan vitamin dikategorikan menurut
Gibson (2005) yaitu kategori kurang (77%), dan cukup (>77%). Secara umum
tingkat kecukupan zat gizi dirumuskan sebagai berikut :
TKGi = (Ki/AKGi) x 100%
Keterangan :
TKGi = Tingkat kecukupan zat gizi i
Ki
= Konsumsi zat gizi i
AKG = Kecukupan zat gizi yang dianjurkan
Sumber : Hardinsyah & Briawan 1994
Tabel 3 Angka kecukupan gizi remaja putri
Zat gizi
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Vit. A (µg)
Vit B12 (µg)
Vit. C (mg)
Kalsium (mg)
Magnesium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Seng (mg)

13-15 tahun
2125
69
71
292
600
2,4
65
1200
200
1200
26
16

Kelompok umur
16-18 tahun
2125
59
71
292
600
2,4
75
1200
220
1200
26
14

Sumber : Kemenkes 2013

Data karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, pekerjaan orangtua,
pendidikan orangtua, dan pendapatan orangtua. Data besar keluarga dikategorikan
menjadi keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga sedang (5-6 orang), dan keluarga
besar (≥ 7 orang). Data pekerjaan ayah dikategorikan ke dalam enam kelompok,
yaitu PNS, swasta, wiraswasta, buruh, TNI/Polri, dan lainnya (jika ada). Data
pekerjaan ibu dikategorikan ke dalam enam kelompok, yaitu ibu rumah tangga,
PNS, swasta, wiraswasta, buruh, dan lainnya (jika ada). Data pendidikan terakhir
ayah dan ibu dikategorikan dalam lima kelompok, yaitu tidak sekolah,
SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi. Data
pendapatan dikategorikan dalam empat kategori yaitu < 2 juta rupiah, 2 juta
hingga 3 juta rupiah, 3 juta hingga 5 juta rupiah, dan lebih dari 5 juta rupiah.
Nilai Physical Activity Rate (PAR) pada Tabel 4 diperlukan untuk
menentukan tingkat aktifitas fisik. Tingkat aktifitas fisik yang dilakukan
seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level). PAL
merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan
dalam 24 jam. PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

9

A =

A

Alokasi waktu tiap aktivitas
24 jam

Tabel 4 Nilai physical activity rate (PAR) per satuan waktu
Nilai PAR per
Aktivitas
Satuan Waktu
Tidur(siang dan malam)
1.00
Tidur-tiduran, Duduk diam, Membaca
1.20
Duduk sambil menonton TV
1.72
Mandi dan berpakaian
2.30
Berdiri diam, Beribadah, Menunggu (Berdiri), Berhias
1.50
Berkendaraan di mobil/bus/angkutan
1.20
Makan Minum
1.60
Jalan santai
2.50
Berbelanja (membawa beban)
2.40
Mengendarai kendaraan
2.50
Menjaga anak
2.50
Melakukan perkerjaan rumah tangga
2.75
Setrika pakaian (duduk)
1.70
Kegiatan berkebun
2.70
Office Worker (Duduk didepan meja, Menulis, mengetik)
1.30
Office Worker (Berjalan, Membawa arsip)
1.60
Olahraga (Badminton)
4.85
Olahraga (Jogging, Lari jarak jauh)
6.50
Olahraga (Bersepeda)
3.60
Olahraga (Aerobik, Berenang, Sepak Bola, dll)
7.50
Kegiatan dilakukan dengan duduk
1.50
Kegiatan ringan
1.40
Memasak
2.10
Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)

Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL menurut
FAO/WHO/UNU (2001) terdapat pada Tabel 5. Seseorang dikatakan beraktifitas
ringan (sedentary) bila tidak banyak melakukan kerja fisik, tidak berjalan jauh,
umumnya menggunakan alat transportasi, tidak latihan atau berolahraga secara
teratur, menghabiskan waktu senggang dengan duduk dan berdiri dengan sedikit
bergerak seperti pelajar.
No
1
2
3
4

Tabel 5 Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL
Kategori
Nilai PAL
Sangat ringan (very sedentary lifestyle)

Dokumen yang terkait

Analisis Asupan Zat Gizi dan Status Gizi pada Remaja Putri yang Sudah dan Belum Menstruasi di Bogor

0 2 79

Hubungan pengetahuan gizi dan status gizi dengan ketahanan fisik pada siswi SMA 9 Bogor

2 6 40

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI SISWA-SISWI Hubungan Asupan Energi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Siswa-Siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 2 15

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI Hubungan Asupan Lemak dan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi pada Siswi SMA N Colomadu.

0 1 13

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA – SISWI DI SMP Hubungan Tingkat Asupan Zat Gizi Mikro Dan Morbiditas Terhadap Status Gizi Siswa – Siswi Di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA – SISWI DI SMP Hubungan Tingkat Asupan Zat Gizi Mikro Dan Morbiditas Terhadap Status Gizi Siswa – Siswi Di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

0 5 14

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG Hubungan Asupan Zat Gizi Makro Dan Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan Status Gizi Siswa-Siswi Di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

0 1 17

PENDAHULUAN Hubungan Asupan Zat Gizi Makro Dan Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan Status Gizi Siswa-Siswi Di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

0 0 5

ASUPAN ZAT GIZI DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN MENARCHE DINI PADA SISWI SD NEGERI 2 DI KOTA BANDAR LAMPUNG

1 1 7