Hubungan pengetahuan gizi dan status gizi dengan ketahanan fisik pada siswi SMA 9 Bogor

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS
GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI
SMA 9 BOGOR

MUHAMMAD RAFIQ

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

i

i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Pengetahuan

Gizi dan Status Gizi dengan Ketahanan Fisik pada Siswi SMA 9 Bogor adalah benar
karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014
Muhammad Rafiq
NIM I14114013

__________________________
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar
IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

i

i


ABSTRAK
MUHAMMAD RAFIQ. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Status Gizi dengan
Ketahanan Fisik pada Siswi SMA 9 Bogor. Dibimbing oleh HADI RIYADI.
Pengetahuan gizi akan mempengaruhi mind set seseorang khususnya remaja
putri yang memiliki kecenderungan untuk tampil cantik. Status gizi dari remaja
putri sedikit banyak akan mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan gizi, status gizi dan
kebiasaan berolahraga dengan daya tahan kardiorespirasi. Desain penelitian ini
adalah cross sectional. Hasil menunjukan bahwa rata-rata umur contoh adalah 16
tahun dengan mayoritas status gizi adalah normal, besar keluarga sedang dan
pendapatan rata-rata di atas 5 juta perbulan. Daya tahan kardiorespirasi sebagian
besar adalah Poor dengan pengetahuan gizi mayoritas sedang. Sebaran aktifitas
fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu
dengan durasi 2 jam. Terdapat hubungan pada daya tahan kardiorespirasi dengan
status gizi (p=0,077 r= -0,472) dan frekuensi olahraga (p=0,012 r= 0,26). Terdapat
hubungan yang signifikan antara frekuensi olahraga dengan physical activity level
(p=0,006 r=0,29). Berdasarkan uji regresi linear sebagai uji lanjut diketahui hasil
yang signifikan untuk status gizi (p=0,008) dan frekuensi olahraga (p=0,009)
dengan daya tahan kardiorespirasi sebagai variable terikat.

Kata kunci: daya tahan kardiorespirasi, pengetahuan gizi, status gizi

ABSTRACT
MUHAMMAD RAFIQ. Relationship of Nutrition Knowledge and Body Mass
Index with Cardiorespiratory Endurance in Female Student of Bogor Highschool 9.
Supervised by HADI RIYADI.
Nutrition knowledge would affected people’s mind set especially female
teenage who had to be looked a like beauty. Female teenage body mass index (BMI)
would affected cardiorespiratory endurance (CE). The objective of this study was
analyzing the relationship between nutrition knowledge, body mass index and sport
habit to cardiorespiratory endurance. The study design was cross sectional. Subject
mostly 16 years old with normal BMI, counted of family member was intermediate
and salary over 5 million a month. Subject mostly have CE Score was Poor and
intermediate knowledge. Physycal activity subject sprout mostly light by frequency
2 hours a day and it was done 2 times a week. There were a correlation between
CE with BMI (p=0,077 r= -0,472) and sports frequency (p=0,012 r= 0,26). There
were a correlations between sport frequency with physical activity level (p=0,006
r=0,29). Depends of linear regression correlations test as further test known that
there were a significant results for BMI (p=0,008) and sports frequency (p=0,009)
with CE as dependent variable.

Key word : body mass index, cardiorespiratory endurance, nutrition knowledge

ii

iii

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS
GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI
SMA 9 BOGOR

MUHAMMAD RAFIQ

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

iv

v

Judul
Nama
NIM

: Hubungan Pengetahuan Gizi dan Status Gizi dengan Ketahanan
Fisik pada Siswi SMA 9 Bogor.
: Muhammad Rafiq
: I14114013

Disetujui oleh

Dr Ir Hadi Riyadi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Rimbawan
Ketua Departemen

Tanggal Lulus

iii

vii

PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ini ialah
‘Ketahanan Fisik’, dengan judul Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Status Gizi
Dengan Ketahanan Fisik Pada Siswi SMA Negeri 9 Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Hadi Riyadi selaku

pembimbing, atas segenap bimbingan, saran dan dukungannya selama penulis
menyusun karya ilmiah ini. Terima kasih juga penulis persembahkan kepada Ibu
Dr. Ir. Cesilia Meti Dwiriani, M.Sc yang telah menguji dan memberi banyak
masukan yang berguna bagi penyempurnaan karya ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
banyak pihak. Amin.

Bogor, Juni 2014

Muhammad Rafiq

vii

DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
Latar Belakang

1
Tujuan Penelitian
2
Tujuan Umum
2
Tujuan Khusus
2
Hipotesis Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
Kerangka Pemikiran
3
METODE .................................................................................................................4
Desain, Waktu, dan Tempat
4
Teknik Penarikan Contoh
4
Jenis dan Metode pengumpulan data
4

Pengolahan dan Analisis Data
6
Keterbatasan Penelitian
8
Definisi Operasional
9
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................9
Karakteristik Keluarga Contoh
9
Status Gizi
11
Pengetahuan Gizi
11
Aktifitas Fisik (PAL)
12
Kebiasaan Olahraga
13
Daya Tahan Kardiorespirasi
14
Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi

14
Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Daya Tahan Kardiorespirasi
15
Hubungan Status Gizi dengan Daya Tahan Kardiorespirasi
15
Hubungan Aktifitas Fisik dengan Daya Tahan Kardiorespirasi
16
Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Daya Tahan Kardiorespirasi
16
Faktor yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi
17
SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................17
Simpulan
17
Saran
18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................18

viii


DAFTAR TABEL
1 Jenis dan metode pengumpulan data ................................................... 5
2. Pembagian Status Gizi Berdasarkan Umur Menurut Umur (Kg/m2) .. 6
3 Nilai Physical Activity Rate (PAR) per satuan waktu ......................... 7
4 Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL ........................ 8
5 Kategori daya tahan kardiorespirasi berdasarkan nilai VO2 max ........ 8
6 Karakteristik keluarga contoh ............................................................ 10
7 Sebaran status gizi contoh.................................................................. 11
8 Jumlah contoh yang menjawab benar setiap pertanyaan ................... 12
9 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan gizi .................................. 12
10 Sebaran contoh berdasarkan PAL .................................................... 13
11 Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan olahraga ............................. 13
12 Sebaran contoh berdasarkan daya tahan kardiorespirasi ................. 14
13 Hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi .................... 14
14 Hubungan antara pengetahuan gizi dengan VO2 Max .................... 15
15 Hubungan antara status gizi dengan VO2 Max ............................... 15
16 Hubungan antara aktifitas fisik dengan VO2 Max .......................... 16
17 Hubungan antara kebiasaan olahraga dengan VO2 Max ................. 16
18 Hasil uji signifikansi variabel yang mempengaruhi VO2 Max ........ 17

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran penelitian ................................................................... 3

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu kebutuhan zat gizi meningkat, perubahan gaya hidup dan
aktifitas fisik remaja itu sendiri. Pertama, remaja memerlukan zat gizi yang lebih
tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan tubuh yang
signifikan. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan remaja
mempengaruhi sedikit banyak baik asupan maupun kebutuhan gizinya dapat
meningkat maupun berkurang. Ketiga, remaja memiliki tingkat aktifitas yang tinggi
baik durasi maupun bentuk aktifitas fisik itu sendiri (Almatsier 2011). Data hasil
Riskesdas 2013 (Kemenkes 2014) menunjukkan rata-rata kecukupan konsumsi
energi penduduk umur 13-15 tahun (usia pra remaja) sebanyak 54.5%
mengonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal dan yang mengonsumsi protein
di bawah kebutuhan minimal sebanyak 38.1%. Rata-rata kecukupan konsumsi
energi penduduk umur 16-18 tahun (usia remaja) sebanyak 54.5%% di bawah
kebutuhan minimal dan kecukupan konsumsi protein di bawah kebutuhan minimal
sebanyak 35.6%.
Pengetahuan gizi seseorang merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi body image yang salah terhadap orang tersebut. Pengetahuan gizi
ada yang berasal dari lingkungan sekitar, pendidikan orang tua, dan media massa.
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2007).
Wanita pada umumnya memiliki pola pikir bentuk tubuh langsing itu cantik,
sehingga tidak sedikit siswi SMA yang melakukan diet berlebihan untuk mencapai
berat badan yang dianggap ideal tanpa mengetahui berat badan ideal yang
seharusnya. Hasil penelitian Kusumajaya et al. (2007) menemukan persepsi remaja
terhadap body image sebanyak 23.8% remaja memiliki persepsi negatif atau
menganggap diri mereka lebih gemuk. Terdapat sebanyak 41.1% remaja merasa
memiliki berat badan yang lebih dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya
yaitu mereka merasa gemuk akan tetapi keadaan sebenarnya kurus. Sebagian
merasa normal tetapi kurus dan bahkan ada yang merasa gemuk kenyataannya
kurus.
Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan kebiasaan
makan pada remaja adalah pengetahuan gizi yang rendah yang terlihat pada
kebiasaan makan yang salah. Permaesih (2003) menyatakan bahwa pengetahuan
dan praktek gizi remaja yang rendah tercermin dari perilaku menyimpang dalam
kebiasaan memilih makanan. Remaja yang memiliki pengetahuan gizi yang baik
akan lebih mampu memilih makanan sesuai dengan kebutuhannya (Emilia 2009).
Kebugaran merupakan kemampuan tubuh untuk melaksanakan suatu
kegiatan dengan menggunakan kekuatan, daya kreasi, dan daya tahan dengan
efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,
serta dengan cadangan energi yang tersisa masih mampu untuk menikmati waktu
luang dan menghadapi hal-hal yang tidak terduga. Kebugaran dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu latihan yang intensif dan teratur, faktor genetik, dan asupan
gizi yang cukup. Kecukupan gizi merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
kebugaran tubuh seseorang. Asupan gizi yang cukup dibutuhkan untuk mencapai

2

ketahanan fisik dan kondisi tubuh yang prima. Kecukupan gizi dapat dicapai jika
asupan energi yang diperoleh dari makanan sama dengan energi yang dikeluarkan
untuk kegiatan sehari-hari.
Aktifitas yang tinggi dapat meningkatkan kebutuhan terhadap energi tubuh.
Khususnya bagi siswi SMA yang sedang dalam tahap pembelajaran dengan jam
belajar yang cukup lama di sekolah dan aktifitas fisik di luar sekolah. Energi yang
digunakan untuk beraktifitas fisik bervariasi dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,
tinggi badan, dan berat badan seseorang (WHO 2007). Hal ini merupakan penyebab
pentingnya untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan
gizi dan status gizi dengan ketahanan fisik pada siswi SMA 9 Bogor.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian adalah untuk menganalisis hubungan antara
pengetahuan gizi dan status gizi dengan ketahanan fisik pada siswi SMA 9 Bogor.
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tujuan khusus dari penelitian antara lain:
Mengidentifikasi karakteristik dan keluarga contoh
Mempelajari status gizi dan pengetahuan gizi contoh
Menganalisis aktifitas fisik dan kebiasaan olahraga contoh
Mengukur daya tahan kardiorespirasi contoh
Menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi dan status gizi dengan daya
tahan kardiorespirasi
Menganalisis hubungan antara aktifitas fisik dengan daya tahan
kardiorespirasi
Menganalisis hubungan antara kebiasaan olahraga dengan daya tahan
kardiorespirasi
Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah adanya
hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi, hubungan antara status gizi
dengan daya tahan kardiorespirasi dan kebiasaan olahraga contoh, adanya
hubungan antara kebiasaan olahraga dengan daya tahan kardiorespirasi.
Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian “Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Dan Status Gizi
Dengan Ketahanan Fisik Pada Siswi SMA 9 Bogor” antara lain untuk memberikan
informasi mengenai pola konsumsi yang tepat dan hubungannya dengan status gizi.
Status gizi yang baik akan membantu didalam peningkatan ketahanan fisik dari
siswi SMA tersebut. Informasi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
orangtua dalam memperhatikan pola konsumsi anak sehingga ketahanan fisik siswi
SMA tersebut dapat tercapai. Bagi perguruan tinggi diharapkan juga sebagai
perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan,
pengembangan penelitian, dan pengabdian masyarakat.

3

Kerangka Pemikiran
Remaja wanita cenderung memiliki kegiatan yang cukup padat sehariharinya, baik selama di sekolah maupun selama di luar sekolah atau hari libur.
Remaja wanita selain terkenal aktif dalam berbagai kegiatan juga aktif membantu
pekerjaan rumah. Berbeda dengan remaja pria yang cenderung aktif pada kegiatan
di luar ruangan saja. Seorang remaja wanita seyogyanya bertanggungjawab untuk
membantu pekerjaan rumah khususnya membantu berbagai tugas ibu rumah tangga
di rumah. Remaja wanita juga memiliki siklus biologis dalam bentuk menstruasi
yang rutin terjadi setiap bulan yang berperan besar dalam tingginya anemia di
kalangan remaja.
Peningkatan pengetahuan gizi akan membantu perubahan pola konsumsi
remaja untuk mencapai kesehatan optimal. Konsumsi pangan merupakan faktor
utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan
energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta
untuk pertumbuhan. Media, pergaulan, body image, dan food preferences adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi remaja secara langsung maupun tidak
langsung. Status gizi remaja diperkirakan berhubungan positif terhadap daya tahan
kardiorespirasi, demikian juga aktifitas fisik dan kebiasaan olahraga. Daya tahan
kardiorespirasi yang baik akan sangat mendukung proses belajar mengajar yang
berlangsung di sekolah yang pada akhirnya meningkatkan performa belajar siswa.
Karakteristik keluarga:
- Umur
- Pendidikan orangtua
- Pendapatan orangtua
- Pekerjaan orangtua
- Budaya
Karakteristik contoh:
- Umur
- Tinggi badan
- Berat badan

- Aktifitas fisik
- Kebiasaan olahraga

Pengetahuan
gizi

Konsumsi
pangan

-

Media
Pergaulan
Body image
Food prefrences

-

Speed
Agility
Flexibility
Endurance

Status gizi
(IMT)

Daya tahan
kardiorespirasi

Keterangan:
: Variabel yang diteliti
:
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang dianalisis
: Hubungan yang tidak dianalisis

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

4

METODE
Desain, Waktu, dan Tempat
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dan dilakukan
secara purposive di Sekolah Menengah Atas Negeri 9, Bogor. Lokasi dipilih secara
purposive dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut berada di pusat kota
sehingga diharapkan jumlah contoh yang diambil akan beragam. Waktu
pelaksanaan penelitian adalah pada bulan September hingga Oktober 2013.
Teknik Penarikan Contoh
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi SMA 9 Bogor. Siswi kelas XII
tidak diambil contohnya karena sedang dalam persiapan dalam menempuh ujian
akhir sekolah sehingga memiliki banyak kegiatan bimbingan di luar jam pelajaran
sekolah. Contoh yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswi kelas XI.
Alasan pemilihan kelas XI sebagai sampel adalah berdasarkan pertimbangan dari
kapasitas dan permintaan sekolah. Penarikan contoh dilakukan secara purposif
dimana contoh adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Adapun yang
merupakan kriteria inklusi adalah siswi yang memiliki status aktif sebagai siswi di
SMA 9 Bogor, bersedia menjadi contoh dalam penelitian dan bersedia diukur,
orangtua bersedia memberikan informasi, serta tidak memiliki penyakit yang
menyulitkan proses pengukuran. Besar contoh dalam penelitian ini dihitung
menggunakan rumus Slovin (Singarimbun & Effendi 2011) sebagai berikut:
�=


1 + � �2

Keterangan:
n
= Jumlah contoh
N
= Jumlah populasi
d
= Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (10%)

Jumlah populasi adalah sebesar 320 contoh maka jumlah minimal contoh
yang diperlukan berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas
adalah 76 contoh. Pemilihan sample menggunakan simple random sampling dengan
cara di undi. Dari 9 kelas yang ada di kelas XI diambil secara acak dari masingmasing kelas sebanyak 10 contoh sehingga didapatkan total 90 contoh secara acak.
Alasan penentuan contoh yang lebih banyak dari seharusnya yaitu 90 contoh dari
76 contoh yang seharusnya adalah untuk mengantisipasi adanya contoh yang drop
out ditengah-tengah penelitian.
Jenis dan Metode pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder (Tabel 1). Data
primer meliputi karakteristik keluarga, karakteristik contoh, data status gizi
antropometri, pengetahuan gizi, aktifitas fisik, kebiasaan olahraga, dan daya tahan
kardiorespirasi contoh. Data sekunder yaitu data mengenai gambaran umum lokasi
penelitian, yang meliputi profil SMA, fasilitas SMA, dan jumlah siswi.

5

Pengambilan data karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh
dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Pengambilan data melalui kusioner
dengan cara pembagian kuisoner kepada contoh dan diberikan arahan kepada
contoh selama mengerjakannya dan dikerjakan bersama-sama dalam waktu
bersamaan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir bias data yang sering terjadi
apabila contoh dibiarkan mengisi data kusioner sendirian. Data status gizi
antropometri diambil dengan cara mengukur tinggi badan secara langsung dengan
menggunakan microtoise, dan berat badan menggunakan timbangan digital. Data
pengetahuan gizi, aktifitas fisik, dan kebiasaan olahraga contoh dikumpulkan
dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh contoh.
Tabel 1 Jenis dan metode pengumpulan data
No.
1
2

3
4
5
6

7
1

Variabel
Karakteristik contoh:
- Usia
Karakteristik keluarga:
- Besar keluarga
- Pekerjaan orang tua
- Pendidikan orang tua
- Budaya/asal daerah
Status gizi antropometri
- Berat badan
- Tinggi badan
Pengetahuan gizi
Aktifitas fisik
Kebiasaan olahraga
- Jenis olahraga
- Frekuensi olahraga
- Durasi atau lama olahraga

Alat dan Cara Pengumpulan Data
Data primer
Pengisian kuisioner dengan panduan
Pengisian kuisioner dengan panduan
Pengisian kuisioner dengan panduan
Pengisian kuisioner dengan panduan
Pengisian kuisioner dengan panduan
Pengukuran langsung dengan timbangan digital
Pengukuran langsung dengan microtoise
Contoh menjawab pertanyaan pada kuisioner
Pengisian kuisioner dengan panduan
Pengisian kuisioner dengan panduan

Pengukuran jarak tempuh lari dan VO2 max
dengan metode Balke
Data sekunder
Gambaran umum lokasi penelitian:
- Profil SMA 9
Mencatat dari data yang ada di SMA 9 Bogor.
- Jumlah siswi
Daya tahan kardiorespirasi

Variabel daya tahan kardiorespirasi diukur dengan menggunakan metode
tes Balke. Contoh diminta untuk menempuh jarak sejauh mungkin dalam waktu 15
menit, dengan cara berlari atau jalan, subjek tidak boleh berhenti diam atau istirahat
di lintasan. Persiapan sebelum tes atau sehari sebelum tes yaitu subjek tidak boleh
melakukan aktifitas fisik yang melelahkan, harus cukup tidur, makan teratur, tidak
boleh minum kopi, coklat, minuman bersoda, makanan atau minuman yang
mengandung antihistamin, diazepam seperti obat flu atau obat sakit badan
(Budiman 2007).
Contoh yang dites tidak boleh merokok, pakaian tidak ketat, cukup longgar,
nyaman dipakai dan tidak mengganggu gerakan tubuh, untuk laki-laki memakai
celana pendek (Budiman 2007). Prosedur tes Balke yaitu:
1. Subjek berlari mengelilingi lintasan selama 15 menit, secepat mungkin.
2. Subjek selama 15 menit itu tidak boleh berhenti, tetapi harus berlari atau jalan.

6

3. Ukur jarak yang ditempuh oleh subjek selama 15 menit itu, dari jarak itu dapat
dihitung berapa VO2 max nya dalam ml O2/kg BB/menit.
Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry, cleaning dan
analisis. Proses editing adalah pemeriksaan seluruh kuesioner setelah data
terkumpul. Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu yang telah disepakati
terhadap jawaban-jawaban pertanyaan. Entry adalah memasukkan data jawaban
kuesioner sesuai kode. Cleaning yaitu melakukan pengecekan terhadap isian data
yang diluar jawaban. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel
dan gambar serta dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia menggunakan
program Microsoft Excel dan SPSS 16 for Windows.
Data karakteristik contoh meliputi usia, berat badan, dan tinggi badan.
Pengukuran status gizi pada penelitian dilakukan dengan metode antropometri
melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan. Ukuran ini dapat
menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif dan spesifik (Soekirman
2000). Data status gizi dihitung menggunakan standar penilaian status gizi
berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan umur menggunakan software
WHO AnthroPlus 2007 dengan rumus sebagai berikut (WHO 2007):
IMT=

berat badan (kg)
tinggi badan (cm)2

Tabel 2. Pembagian Status Gizi Berdasarkan Umur Menurut Umur (Kg/m2)
Umur -3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD

Kurus
Normal
At Risk
Gemuk
Obesitas

15

14,4

15,9

17,8

20,2

23,5

28,2

35,5

16

14,6

16,2

18,2

20,7

24,1

28,9

36,1

17

14,7

16,4

18,4

21

24,5

29,3

36,3

= -3 ≤ SD Z-Score ≤ -2 SD
= -2 ≤ SD Z-Score ≤ -1 SD
= +1 ≤ SD Z-Score ≤ +2 SD
= +2 ≤ SD Z-Score ≤ +3 SD
= Z-Score > + SD

Data karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, pekerjaan orangtua,
pendidikan orangtua, dan pendapatan orangtua. Data besar keluarga dikategorikan
menjadi keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga sedang (5-6 orang), dan keluarga besar
(≥ 7 orang). Data pekerjaan ayah dikategorikan ke dalam enam kelompok, yaitu
PNS, swasta, wiraswasta, buruh, TNI/Polri, dan lainnya (jika ada). Data pekerjaan
ibu dikategorikan ke dalam enam kelompok, yaitu ibu rumah tangga, PNS, swasta,
wiraswasta, buruh, dan lainnya (jika ada). Data pendidikan terakhir ayah dan ibu
dikategorikan dalam lima kelompok, yaitu tidak sekolah, SD/sederajat,

7

SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi. Data pendapatan
dikategorikan dala tiga kelompok yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Cut off point kategori pengetahuan gizi menurut Khomsan (2000) dapat
dibagi dalam tiga kelompok, yaitu baik (>80%), sedang (60%-80%), dan kurang
(