3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGARUH SUHU AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN Suhu adalah salah satu faktor fisik yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan kelangsungan hidup ikan. Menurut Rudiyanto 2002, hubungan antara suhu dengan pertumbuhan ikan yaitu adanya pertumbuhan
yang kecil atau tidak ada pertumbuhan dibawah suhu tertentu 20° C, selanjutnya laju pertumbuhan akan meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu sampai mencapai titik maksimum pada suhu sekitar 30° C dan kemudian menurun kembali atau mungkin menjadi negatif pada suhu letal suhu diatas
30°. Terjadinya perubahan suhu suhu air yang mendadak akan berdampak
kurang baik terhadap ikan. Dampak yang jelas apabila terjadi perubahan suhu dari dingin ke panas yaitu ikan akan mengalami stress dengan berenang
melonjak-lonjak, mengapung, dan bernapas dipermukaan air. Hal ini akan mengakibatkan kematian bila berlangsung lama. Sejalan dengan penurunan
suhu, nafsu makan ikan akan menurun. Jika penurunan suhu terlalu besar maka ikan akan menghentikan makan.
Ikan merupakan hewan poikilotherm yaitu suhu tubuh mengikuti atau sama dengan suhu lingkungan sehingga metabolisme dan kekebalan tubuh
sangat tergantung dari suhu lingkungan. Peningkatan suhu sepanjang toleransi ikan akan meningkatkan metabolisme dan kebutuhan oksigen.
Berdasarkan hukum Van’t Hoff, kenaikan suhu sebesar 10 °C akan menyebabkan kecepatan reaksi metabolisme meningkat 2-3 kali lipat
dibandingkan pada kondisi normal. Suhu air yang optimum akan mendorong enzim-enzim pencernaan dan
metabolisme untuk bekerja secara efektif. Enzim metabolisme berpengaruh terhadap proses katabolisme dan anabolisme dalam tubuh ikan. Peningkatan
metabolisme organisme dalam air akan menambah penggunaan oksigen akibat adanya respirasi. Kenaikan suhu 1°C akan meningkatkan penggunaan
oksigen 10. Konsumsi pakan yang tinggi yang disertai dengan proses
4 pencernaan dan metabolisme yang efektif, akan menghasilkan energi yang
optimal untuk pertumbuhan Musida, 2002.
2.2 ENERGI SURYA Energi yang dipancarkan oleh sel surya berasal dari proses
penggabungan 4 ton massa hidrogen menjadi helium dan menghasilkan energi dengan laju 10
20
kWhdetik Abdullah, 1998. Energi surya merupakan sumber berbagai sumber energi. Selain menjadi sumber energi bagi sumber
energi lainnya, energi surya sangat berpotensi untuk dimanfaatkan secara langsung sebagai sumber energi alternatif. Energi panas matahari mencapai
permukaan bumi dalam bentuk radiasi matahari. Potensi energi surya pada suatu wilayah sangat bergantung pada posisi antara matahari dengan
kedudukan wilayah tersebut dipermukaan bumi. Potensi ini akan berubah tiap waktu, tergantung dari kondisi atmosfer, garis lintang, ketinggian tempat,
serta musim. Indonesia yang berada dalam wilayah khatulistiwa mempunyai potensi energi surya yang cukup besar sepanjang tahunnya.
Radiasi matahari merupakan radiasi gelombang pendek dengan panjang gelombang 0.3-4 mikrometer. Jumlah panas yng diproduksi matahari
yang jatuh diwilayah Indonesia mencapai 0.9×10
18
kJtahun atau setara dengan 28.35×10
18
MW energi listrik Kamarudin, 1990. Agar dapat memanfaatkan energi radiasi matahari tersebut maka diperlukan suatu
perangkat untuk mengumpulkan energi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi dan mengubahnya menjadi bentuk energi lain yang berguna.
Salah satu contoh perangkat tersebut adalah kolektor surya.
2.3 KOLEKTOR SURYA Kolektor surya merupakan peralatan yang dibutuhkan untuk
mengubah energi radiasi matahari ke bentuk energi panas untuk berbagai keperluan, misalnya sebagai pemanas udara. Ada beberapa jenis kolektor
surya diantaranya yaitu kolektor surya plat datar, kolektor terkosentrasi, dan kolektor surya tabung hampa.
5 Kolektor surya plat datar pada dasarnya merupakan sebuah sistem
heat exchanger yang berfungsi sebagai pengumpul panas radiasi matahari dan kemudian memindahkan panas tersebut pada fluida yang mengalir melalui
kolektor tersebut. Komponen utama dari kolektor pelat datar adalah penutup transparan, absorber, dan isolator. Penutup transparan berfungsi untuk
melewatkan radiasi gelombang pendek dari matahari yang masuk dan mencegah agar radiasi gelombang panjang tidak keluar. Untuk itu lapisan
transparan harus terbuat harus terbuat dari bahan yang mempunyai daya tembus transmisivity yang tinggi dengan daya serap absorptivity dan daya
pantul reflectivity yang rendah. Keping penyerap panas absorber berfungsi untuk menyerap dan mengubah radiasi matahari menjadi energi panas serta
sebagai alat pemindah panas ke fluida yang mengalir. Keping penyerap dicat dengan warna hitam buram tidak mengkilat. Bagian bawah dan samping
pengumpul dilapisi dengan bahan yang mempunyai daya hantar panas conductivity yang rendah untuk memperkecil kehilangan panas
Kamaruddin Abdullah, 1994 dalam Triyono 1996.
2.4 RUANG TERTUTUP Ruang tertutup adalah ruang yang didesain khusus sehingga ventilasi
atau pertukaran udara ke luar sangat sedikit. Dengan adanya ruang tertutup maka suhu udara didalam ruang akan tetap stabil. Ruang tertutup dapat dibuat
secara permanen dengan dinding dan lantai dasar dari tembok Khairuman dan Sudenda dalam Hermanto, 2004.
2.5 DESKRIPSI STATISTIKA Mattjik 2002 menyatakan bahwa statistika deskripsi adalah bidang
statistika yang membicarakan tentang cara atau metode mengumpulkan, menyederhanakan, dan menyajikan data sehingga bisa memberikan informasi.
6 a. Nilai Tengah Rataan
Nilai tengah merupakan ukuran pemusatan data menjadi dua kelompok data yang memiliki massa yang sama. Dengan kata lain nilai
tengah merupakan nilai keseimbangan massa dari segugusan data. Apabila x
1
, x
2
,….,x
n
adalah suatu anggota populasi terhingga berukuran N, maka nilai tengah populasinya adalah
= .................................................................... 3
b. Ragam Variance Ukuran penyebaran data yang paling sering digunakan adalah
ragam. Ragam merupakan ukuran penyebaran data yang mengukur rata- rata jarak kuadrat semua titik pengamatan terhadap titik pusat rataan.
Apabila x
1
, x
2
,….,x
n
adalah suatu anggota populasi terhingga berukuran N, maka nilai ragam populasinya adalah
= ......................................................... 4
Ragam suatu contoh dilambangkan dengan s
2
merupakan statistik, ragam yang diambil contoh acak dari n sebuah populasi. Maka ragam
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: =
...................................................... 5 c. Standar Deviasi SD
Standar deviasi digunakan untuk mengukur sebaran data suhu aktual terhadap suhu set point. Untuk menghitung ragam digunakan
kuadrat simpangan, jadi diperoleh satuan yang sama. Agar dapat memperoleh ukuran keragaman yang memiliki satuan sama dengan
satuan asalnya maka ragam tersebut diakarkan. Ukuran yang didapat disebut standar deviasi.
= ...................................................... 6
Standar deviasi dari ragam contoh merupakan akar dari ragam tersebut.
= ............................................................ 7
7
III. METODOLOGI PENELITIAN