Seminar Nasional Peraturan Perundang-Undangan

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
hukum.umm.ac.id

Seminar Nasional Peraturan Perundang-Undangan
Tanggal: 2012-12-13
Harjono (tengah) sedang memberikan materi bersama Sulardi (kiri) dengan Rahim sebagai
moderator.

Lembaga Semi Otonom Pusat Kajian Keilmuan dan Keislaman Mahasiswa Hukum (LSO
PUKASH) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Seminar Nasional
Hukum pada hari Rabu, 12 Desember 2012 di aula BAU UMM. Dengan mengusung tema
“ Efektifitas Peraturan Perundang-Undangan Dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara" seminar ini berhasil menyedot ratusan peserta. Seminar ini menghadirkan
tokoh terkemuka Hakim Mahakamh Konstitusi (MK), Harjono.
Ketua Pelaksana Husein Yusuf Efendi menjelaskan seminar ini bertujuan untuk
menghimpun pemikiran kritis dan kontribuktif para narasumber dan peserta dalam
menyikapi permasalahan hukum di Indonesia, khusunya peraturan perundang undangan
yang kontra produktif dengan karakter kebangsaan masyarakat Indonesia. Sehingga
menurut mahasiswa Fakultas Hukum (FH) angkatan 2010 ini, akan berimplikasi pada
banyaknya Undang-undang (UU) yang tidak efektif dan bahkan bertentangan dengan

Undang-Undang Dasar sehigga harus di Yudicial Rivew di Mahkamah Konstitusi.
Seminar yang di moderatori Oleh Rahim Bin Lasupu memberi kesempatan pertama
kepada Sulardi, salah satu Dosen yang juga menjabat sebagai Kelapa Laboratorium FH
UMM untuk menyampaikan gagasan hukumnya dengan materi “Harmonisasi
Perundang-undangan”. Menurut beliau, peraundang-undangan saat ini saling tumpang
tindih, baik secara vertikal maupun horizontal sehingga banyak UU yang dibatalkan oleh
MK. Selain itu saat ini hukum seharusnya bukan hanya untuk manusia sesuai dengan
teori progresif, tetapi seharunya untuk kemanusiaan, sehingga hukum betul-betul
bermanfaat untuk manusia
Harjono sebagai narasumber kedua dengan materi “Efektifitas Peraturan
Perundang-Undangan” memulai dengan pertanyaan mendasar untuk mahasiswa hukum,
“Buat apa mempelajari Ilmu hukum?” karena menurut beliau saat ini banyak penegak
hukum serta pakar hukum yang terkadang keliru, hukum dikaitakan dengan politik,
hukum dikaitakan dengan sosiologis sehingga terkadang pendapat hukum menjadi
pendapat politik. Narasumber yang dikenal dengan kesederhanaanya ini pula
mengungkapkan pengalaman pribadinya sebagai Akademisi dan Praktisi Hukum, dimana
pembuatan peraturan perundang-undangan saat ini tidak didasari oleh moralitas,
sehingga banyak produk hukum yang bertentangan dengan kaidah ke-Indonesiaan.
Sebelumnya, dalam sambutannya diawal acara, Sidik Sunaryo, selaku Dekan FH UMM
sangat mengaspresiasi seminar nasional ini. Dia juga mengungkapkan secara umum

permasalahan hukum di Indonesia, penegak hukum yang masih korup, aturan hukum
yang carut marut, ditambah dengan kesadaran hukum masyarkat yang amat minim.
Harapanya, semua mahasiwa yang hadir pada seminar nasional ini dapat menjadikan
sebagai moment intropeksi dan mawas diri, sehingga nantinya ketika menjadi penegak
hukum, harus menjadi penegak hukum yang profesional, humanis dan relegius.

page 1 / 2

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
hukum.umm.ac.id

Ketua Umum PUKASH, Kamaluddin, mengungkapkan kebangaannya kepada seluruh
kader, pengurus, serta panitia pelaksana seminar nasional ini. Dalam umur yang belum
genap 1 tahun, PUKASH sudah mampu melaksanakan kegiatan sebesar itu. Dan ia juga
berharap kepada seluruh kadernya untuk tetap menjadi kader yang militan, inovatif dan
produktif untuk melahirkan karya-karya yang bermanfaat untuk masyarakat. (gun/pks)

page 2 / 2