KERJASAMA EKONOMI IMT-GT (INDONESIA-MALAYSIA-THAILAND GROWTH TRIANGLE)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Potensi sumberdaya alam yang berada di kawasan perbatasan Indonesia, baik di
wilayah darat maupun laut cukup besar, namun sejauh ini upaya pengelolaannya belum
dilakukan secara optimal1. Potensi sumberdaya alam yang memungkinkan dikelola di
sepanjang kawasan perbatasan, antara lain sumber daya kehutanan, pertambangan,
perkebunan, pariwisata, dan perikanan. Selain itu, devisa negara yang dapat digali dari
kawasan perbatasan dapat diperoleh dari kegiatan perdagangan antar-negara.
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka optimalisasi wilayah
perbatasan yaitu melaluo kerjasama-kerjasama bilateral, sub regional, maupun regional
dapat memberikan suatu peluang besar bagi pengembangan kawasan perbatasan.
Kerjasama regional dan sub-regional yang ada saat ini seperti ASEAN, Indonesia
Malaysia Singapura–Growth Triangle (IMS-GT), pada umumnya melaiputi provinsiprovinsi di wilayah perbatasan di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kerjasama perdagangan dan investasi. Namun demikian, tampaknya bentuk-bentuk

1


Kasus yang mengemuka terkait dengan kesejahteraan ekonomi yang menimbulkan
masalah di perbatasan antara lain seperti banyaknya warga perbatasan yang memiliki kartu
kewarganegaraan Malaysia, eksploitasi sumber daya alam secara ilegal; Richa Tri
Handayani:Pengelolaan Perbatasan Indonesia-Malaysia Dengan Pendekatan Non-Tradisional
Perspektif Human Security (Study Kasus Pulau Kalimantan) FISIP UMM 2010

1

kerjasama ini belum memiliki keterkaitan dengan pembangunan kawasaan perbatasan
yang tertinggal dan terisolir. 2
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, kerjasama ekonomi sub-regional
dalam lingkup regional ASEAN telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan tersebut dapat dilihat dari semakin bertumbuh kembangnya kerjasama
ekonomi yang dibangun antara wilayah Sumatera bagian utara dengan negara tetangga
Malaysia dan Thailand melalui kerjasama ekonomi sub-regional Indonesia Malaysia
Thailand Growth Triangle (IMT-GT).3
Kerjasama ke-tiga negara Indonesia–Malaysia–Thailand Growth Triangle (IMTGT) dibentuk pada tahun 1992 dari Forum Kerjasama ASEAN, dalam rangka
mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut, menjelang diberlakukannya
“ASEAN Free Trade Area (AFTA)”. Organisasi ini diresmikan pada Sidang Tingkat ke1 di Langkawi, Malaysia bulan Juli 1993.4

Dalam kerjasama ini Indonesia memilih Pulau Sumatra sebagai kawasan yang
menjadi bagian dari kerjasama tersebut, beberapa poin program dan point kerjasama
melibatkan beberapa provinsi di Sumatra seperti kawasan Sumatra Utara, Riau, Riau
Kepulauan dan Nanggroe Aceh Darussalam selain itu juga provinsi-provinsi Wilayah
Indonesia yang menjadi bagian dari kerja sama IMT-GT adalah provinsi-provinsi:
Bangka-Belitung, Bengkulu, Jambi, Lampung, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat
2

http://www.deplu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspxName=RegionalCooperation&IDP=7&P=
Regional&l=id
3
Hadi Suprayoga, Pengembangan Kerjasama Ekonomi Regional dan Peningkatan Kinerja
Pembangungan Kawasan Timur Indonesiahttp___old.bappenas.go.id_index.php_module=Filemanager&func=download&pathext=ContentExpress_
&view=171_PengembanganKESRdiKTI
4
Ibid.

2

Beberapa point kerjasama yang sudah ditawarkan sifatnya akan berlangsung

selama kerjasama ini berjalan atau secara berkesinambungan. Program kerjasama yang
ditawarkan ada beberapa aspek yaitu Pertanian, Perdagangan, Peternakan, Perikanan
dan Kesehatan.
Tema yang diangkat oleh penulis mengenai IMT-GT ini menjadi menarik karena
bagi ke-tiga negara, sebelumnya telah terbentuk kerjasama regional dan sub-regional
yang lain di lingkup Asia Tenggara seperti SiJoRi (Singapura- Johor – Riau) dan
BIMPE-EAGA namun, ketiganya tetap membuat kerjasama sendiri di mana Indonesia
memiliki

kepentingan

yang

akan

dilakukan

didalamnya,

yaitu


percepatan

pengembangan daerah perbatasan dan pengembangan kawasan di perbatasan ketiga
negara.
Oleh karenanya penulis melakukan penelitian dengan judul Keuntungan
Ekonomi Indonesia dalam Kerjasama Indonesia-Malaysia-Thailand (Growth Triangle)

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat menarik rumusan masalah
yaitu, bagaimana kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh Indonesia Malaysia dan
Thailand dalam Indonesia-Malaysia-Thailand (Growth Triangle) ?

3

1.3
1.3.1
a)

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan
Untuk mengetahui efek diadakannya kerjasama Indonesia-Malaysia-

Thailand (IMT-GT).
b)

Untuk mengetahui keuntungan diadakannya kerjasama Indonesia-

Malaysia-Thailand bagi perekonomian Indonesia.
1.3.2

Manfaat

a)

Untuk mengetahui, manfaat yang didapatkan Indonesia dari kerjasama

tersebut.
b)


Untuk mengetahui manfaat bagi daerah perbatasan di Indonesia sebagai

peserta kerjasama Indonesia-Malaysia-Thailand (Growth Triangle)

1.4 Penelitian Terdahulu
Sebelum penulis melakukan penelitian tentang judul , Kerjasama
Ekonomi IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) sebelumnya
telah ada penliti lain yang mengambil tema sama namun dengan daerah atau konsentrasi
penelitian yang berbeda. Pengenalan penulisan terdahulu ini bertujuan untuk memberi
tahukan perbedaan sudut pandang penulisan yang akan menjaga ke-orisinalitasan
peneliti dan membuktikan bahwa hasil penelitian yang peneliti lakukan bukan
merupakan hasil plagiatisme.
Penelitian tedahulu pertama dilakukan oleh Suprayoga Hadi dari Bappenas
dengan judul : Pengembangan Kerjasama Ekonomi Regional dan Peningkatan Kinerja

4

Pembangunan Kawasan Timur Indonesia5. Dalam pembahasanya di jelaskan bahwa
Sesuai dengan kesepakatan yang telah diperoleh melalui berbagai pertemuan yang
dilaksanakan dalam konteks kerjasama ekonomi sub-regional ASEAN selama lima

tahun terakhir ini, baik yang terkait dengan pertemuan antarpejabat pemerintah (SOM)
maupun antardunia usaha dari negara-negara terkait, telah dirumuskan berbagai bidang
yang disepakati untuk dapat dikembangkan kerjasamanya.
Sebagaimana dimaklumi bersama, pembangunan kawasan-kawasan kerjasama
ekonomi sub-regional merupakan bagian yang integral dari upaya pemerataan
pembangunan dalam arti kewilayahan. Dengan latar belakang tersebut, kita menyadari
bahwa tingkat kesenjangan yang terjadi antara kawasan barat Indonesia (KBI) dengan
kawasan timur Indonesia (KTI) membutuhkan penanganan yang sungguh-sungguh dan
konsisten.

Dalam kaitannya dengan kerjasama ekonomi sub-regional dalam lingkup

kerjasama ASEAN yang

melibatkan propinsi-propinsi di wilayah KBI dan KTI,

berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk semakin memperkuat posisi dan daya
saing dari pihak dunia usaha di masing-masing propinsi di dalam menangkap peluang
dan mengembangkan potensi kerjasama ekonomi sub- regional yang lebih optimal dan
saling menguntungkan dengan negara tetangga, baik secara individu propinsi maupun

secara bersama-sama.
Dalam hubungan itu, terkait dengan rekomendasi yang berjangka pendek dan
mendesak, terutama diarahkan untuk menciptakan iklim kebijaksanaan yang kondusif
serta rekomendasi untuk mengembangkan prasarana dan sarana pendukung investasi
5

http___old.bappenas.go.id_index.php_module=Filemanager&func= download&pathext= Conten
tExpress _ &view=171_PengembanganKESRdiKTI.pdf

5

dunia usaha. Sedangkan untuk rekomendasi yang berjangka menengah dan panjang,
kajian yang dilakukan terutama merekomendasikan berbagai langkah dan strategi
kerjasama yang lebih mengarah kepada perkuatan dan pemberdayaan kinerja ekonomi
sub-regional sebagai suatu kesatuan perekonomian wilayah yang tangguh dalam rangka
menghadapi globalisasi yang dapat mendukung kerjasama ekonomi yang lebih luas
seperti AFTA dan APEC.6
Hasil dari penelitian ini yaitu, alam pengembangan kawasan kerjasama segitiga
pertumbuhan ekonomi sangat perlu diperhatikan berbagai peluang dan


potensi

kerjasama yang dapat dijadikan acuan awal bagi pemerintah dan dunia usaha untuk
masing-masing maupun secara bersama-sama merumuskan strategi pengembangannya.
Selain itu, perlu juga mempertimbangkan hasil identifikasi terhadap bidang sektoral
prioritas yang telah ditemu kenali kelayakan potensi pengembangannya pada masingmasing kawasan segitiga

pertumbuhan ekonomi, yang selanjutnya dapat dijadikan

fokus pengembangan kerjasama lebih lanjut oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Penelitian tentang IMT-GT juga pernah dilakukan oleh Bambang Budi Utomo :
Kerani Rendahan pada Puslitbang Arkeologi Nasional dengan judul Pembangunan di
Sumatra Dalam Konteks IMT-GT Sebuah Masukan Dalam Rangka Koordinasi Antara
DEPBUDPAR Dengan Pemda di Kawasan IMT-GT Sumatra7

6
7

ibid
Bambang Budi Utomo : Kerani Rendahan pada Puslitbang Arkeologi Nasional dengan judul

Pembangunan di Sumatra Dalam Konteks IMT-GT Sebuah Masukan Dalam Rangka Koordinasi
Antara DEPBUDPAR Dengan Pemda di Kawasan IMT-GT Sumatra dalam
http://typecat.com/PEMBANGUNAN-DI-SUMATERA-DALAM-KONTEKS-IMT-GT:-SEBUAHMASUKAN-DALAM-...#

6

Sumatera merupakan salah satu pulau dari enam buah pulau terbesar di dunia
dengan luas daratannya sekitar 474.000 kilometer persegi (termasuk kepulauan di
sebelah barat dan timur Sumatera). Merupakan pulau besar di bagian barat Nusantara
yang dibagi miring oleh garis khatulistiwa. Keadaan ini disebabkan karena pulau ini
membentang dari baratlaut ke tenggara yang dibagi dua bagian yang nyaris sama.
Ujung Barat Laut di wilayah Nanggroe Aceh-Darussalam terletak pada garis lintang
5º35’ LU, dan ujung Tenggara wilayah Provinsi Lampung terletak pada garis lintang
5º56’ LS.
alam

Pulau yang besar ini mempunyai sumberdaya yang kaya, baik sumberdaya

(pertambangan dan hutan), sumberdaya perkebunan (kelapa sawit), maupun


sumber- daya manusia. Semuanya ini belum dimanfaatkan secara maksimal untuk
kemajuan

perekonomian, sekalipun sudah bermacam-macam kerja sama dengan

tetangga ditandatangani (Kerjasama SIJORI dan terakhir IMT-GT).
Model kerja sama segitiga pertumbuhan SIJORI menjadi inspirasi bagi
pembangunan kawasan pertumbuhan lain di antara negara anggota ASEAN, meskipun
pola dan mekanisme interaksinya tidak sama. Hal ini mendorong terciptanya kerja
sama IMT-GT.
Pembentukan IMT-GT dapat dikatakan merupakan tindak lanjut dan
pengembangan kerja sama di antara pengusaha-pengusaha swasta dari Indonesia,
Malaysia, dan Thailand yang telah mempunyai hubungan historis karena posisi
wilayahnya yang berdekatan. Kerjasama IMT-GT sendiri sudah bermula sejak tahun
1991 dan diresmikan dalam pertemuan di Langkawi pada bulan Juli 1993.

7

Proses terbentuknya IMT-GT memang agak unik. Di satu sisi, pematangan
konsep dan ruang lingkup kerjasama yang mencakup kebijakan, strategi dan prosedur
masih dalam proses finalisasi, sedangkan di sisi lainnya sudah ada proyek yang
dilaksanakan dalam kerangka IMT-GT.
Kerja sama IMT-GT dilakukan untuk mengusahakan kompleksitas sumberdaya
yang dimiliki ketiga negara sub-wilayah ini. Pendekatan yang digunakan dalam kerja
sama IMT-GT sama dengan pendekatan yang digunakan dalam kerjasama IMS-GT
(Indonesia, Malaysia, Singapore – Growth Triangle).
Keunggulan komparatif IMT-GT mengalir langsung dari kekayaan sumberdaya
yang dimiliki oleh masing-masing sub-wilayah. Sumatra Utara mempunyai kelebihan
tenaga

kerja, sumberdaya lahan, laut dan sumberdaya alam, namun pemanfaatan

sumberdaya tersebut belum optimal. Thailand juga memiliki keunggulan komparatif di
bidang teknologi dan jasa kelautan. Malaysia Utara memiliki keunggulan di bidang
teknologi manufaktur dan jasa yang terkait dengan manufaktur. Sumberdaya alam juga
masih melimpah walaupun sumberdaya hutan sudah dimanfaatkan secara optimal.
Pada penelitian yang saya lakukan saya akan melakukan penelitian mengenai
Keuntungan yang di dapatkan Indonesia dalam kerjasama Indonesia-Malaysia-Thailand
(GrowthTriangle) yang dalam hal ini diikuti oleh kawasan Indonesia bagian barat bukan
kawasan timur seperti yang dilakukan oleh Suprayoga Hadi dalam penelitiannya dan
bukan juga seperti Budi Utomo yang mengangkat proses terbentuknya IMT-GT.

8

1.5 Kerangka Konseptual
1.5.1 Konsep Kerjasama Internasional

Dalam

penelitian

ini,

penulis

menggunakan

Teori

Kerjasama

Internasional, karena Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu
kerjasama dengan negara lain karenaadanya saling ketergantungan sesuai dengan
kebutuhan negara masing-masing. Kerjasama dalam bidang ekonomi, politik,
pendidikan, budaya, dan keamanan dapat dijalin oleh suatu negara dengan satu atau
lebih negara lainnya. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
bersama. Karena hubungan kerjasama antar negara dapat mempercepat proses
peningkatan kesejahteraan dan penyelesaian maalah diantara dua negara atau lebuh
negara tersebut. Masing-masing Menurut KJ Holsti, Proses kerjasama atau kolaborasi
terbentuk dari perpaduan keanekaragaman masalahn nasional, regional, atau global,
yang muncul dan memerlukan perhatian lebih dari satu negara. Masing-Masing
pemerintah saling melakukan pendekatan yang membawa usul penanggulangan
masalah, mengumpulkan bukti-bukti tertulis untuk membenarkan suatu usul atau
yang lainya dan mengakhiri perundingan dengan suatu perjanjian atau pengertian yang
memuaskan semua pihak.8
Kemudian kerjasama internasional bukan saja dilakukan antar negara
secara individual, tetapi juga dilakukan antar negara yang bernaung dalam
organisasi atau lembaga internasional. Mengenai kerjasama internasional, Koesnadi
Kartasasmita mengatakan bahwa: “Kerjasama Internasional merupakan suatu
8

K.J Holsti, Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis Jilid II, TerjemahanM. Tahrir Azhari. Jakarta:
Erlangga, 1988, hal. 652-653

9

keharusan sebagai akibat adanya hubungan interdependensi dan bertambah
kompleksitas kehidupan manusia dalam masyarakat internasional.”9
Pada dasarnya kerjasama antar Negara dilakukan oleh dua Negara atau lebih
adalah

untuk

memenuhi

kebutuhan

masing-masing

kepentingan mereka. Kerjasama m e r u p a k a n

bentuk

dan

mencapai

interaksi

ya n g

p a l i n g u t a m a k a r e n a p a d a d a s a r n ya k e r j a s a m a m e r u p a k a n s u a t u
b e n t u k i n t e r a k s i ya n g timbul apabila ada dua orang atau kelompok yang saling
bekerjasama untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu. Kerjasama
internasional dapat diartikan sebagai upaya suatu negara untuk memanfaatkan negara
atau pihak lain dalam proses pemenuhan kebutuhannya.
Kerjasama nasional adalah salah satu point paling penting dalam terbentuknya
suatu negara, dan dalam pengakuan negara lain akan diikuti oleh kerjasama yang akan
bersifat saling menguntungkan bagi negara peserta, demikian juga dalam kerjasama ini,
konsep kerjasama seperti apa yang akan dilakukan oleh ke-tiga negara, dan apa
keuntungannya akan dibahas dalam penelitian ini.
1.5.2 Konsep Kerjasama Sub-Regional
Kerjasama Ekonomi Sub Regional (KESR) merupakan forum kerjasama
ekonomi mencakup daerah geografis yang berdekatan dengan melintasi batas dua, tiga
negara atau lebih, dan bertujuan menciptakan perdagangan sebagai strategi kunci dari
pemerintah untuk berpartisipasi dalam mengangkat perkembangan sosial dan ekonomi
wilayah mereka yang kurang berkembang dan terpencil guna menjalankan proses
9

Koesnadi Kartasasmita, Administrasi Internasional , Lembaga PenerbitanSekolah Tinggi llmu
Administrasi Bandung,1977, hal. 19

10

integrasi ekonomi sebagai zona investasi yang berorientasi ke pasar internasional.
Dalam jangka panjang, wilayah-wilayah perbatasan yang potensial diharapkan dapat
mengubah perekonomian di wilayah sub regional yang awalnya hanya mengandalkan
sumber daya menjadi pemrosesan tingkat tinggi dan aktivitas yang berdasarkan nonsumberdaya. Sasaran utama dari kerjasama ekonomi sub regional sendiri adalah
percepatan peningkatan perdagangan, investasi dan pariwisata. Secara signifikan,
perkembangan pengelompokan sub wilayah ini terletak pada sektor swasta sebagai
penggerak pertumbuhan dengan pemerintah sebagai pihak yang menyediakan fasilitas
pendukung yang memungkinkan promosi investasi sektor swasta.10
1.5.3 Konsep Kepentingan Nasional
Konsep adalah abstraksi yang mewakili suatu obyek, sifat suatu obyek atau
fenomena tertentu. Konsep sebenarnya adalah sebuah kata yang melambangkan suatu
gagasan.11
Menurut Jack C. Plano dan Roy Olton, kepentingan nasional adalah tujuan
mendasar serta faktor yang paling penting menentukan yang memandu para pembuat
keputusan dalam merumuskan politik luar negeri. Kepentingan nasional merupakan
konsepsi yang sangat umum, tetapi merupakan unsur yang menjadi kebutuhan sangat vital
bagi negara. Unsur tersebut mencakup kelangsungan hidup bangsa dan negara,
kemerdekaan, kemandirian, keutuhan wilayah, keamanan militer dan kesejahteraan
ekonomi.12

10

http://ditjenkpi.depdag.go.id/images/Bulletin/Bulletin%2047.pdf
Mohtar mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin Dan Metodologi, LP3ES,
Jakarta,1990, hal 109
12
Jack C. Plano, Roy Olton, The International Relations Dictionary, terj. Wawan Juanda, Third
Edition, Clio Press-Ltd, England, 1982, hal 7

11

11

Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa politik luar negeri suatu negara
adalah strategi atau serangkaian kegiatan yang terencana dan dikembangkan oleh para
pembuat keputusan dari suatu negara terhadap negara lain atau terhadap suatu entitas
internasional yang ditujukan untuk meraih tujuan spesifik yang berdefinisi intern bagi
kepentingan nasionalnya. Meskipun tujuan politik luar negeri suatu negara dengan negara
lain berbeda, tetapi pada umumnya berkisar pada beberapa hal, misalnya perlindungan diri
sendiri, kemerdekaan, integritas wilayah, keamanan militer dan ekonomi.
Adapun sasaran dari kepentingan nasioanal menurut Charles O, Lerche dan Abdul
A. Said yaitu:
“…Self preservation (on the collective entity of the state and its human and
territorial manifestation), security, well being prestige, power, the promotion and or
protection of ideology or any other as defined synthesized and givin form by the decision
makers of the country is considered as the general, long term, in countinuing purpose which
the state, the nation and the government all see themselves as serving”.13
Dari penjelasan tesebut dapat diartikan bahwa pada dasarnya kepentingan suatu
negara-bangsa dalam percaturan masyarakat internasional memiliki tujuan yaitu untuk
peningkatan prestise (status).
Kepentingan nasional melukiskan aspirasi suatu negara secara operasional dalam
penerapannya berupa tindakan atau kebijaksanaan yang aktual yang terencana yang
diajukan oleh suatu negara seperti yang telah dijelaskan.

13

Charles O. Lerche J.R, Abdul A. Said, Concept Of International Politics, Prentice Hall, New Jersey

12

Kepentingan Indonesia tertulis dalam alinea 4 Pembukaan UUD 45. dan dalam
penelitian ini pula akan di bahas kepentingan Indonesia dalam mengikuti kerjasama inii,
alasan Indonesia mengikuti kerjasama dan keuntungannya seperti yang termuat dalam UUD
tersebut.

1.6 Metode Penelitian
Metode penulisan yang digunakan untuk mengkaji permasalahan dalam skripsi ini
yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalaui studi kepustakaan (library research) yaitu
mengumpulkan, mempelajari dan menganalisa data yang diambil dari dokumen-dokumen
resmi yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan, buku, artikel, surat kabar, majalah,
internet, serta berbagai media lain. Dan sumber-sumber lain yang relevansi yang akan
menjadikan penelitian ini menjadikan suatu penelitian ilmiah.

1.6.1 Tipe Penelitian
Ada dua tipe penelitian yaitu Deskriptif dan Explanative, tipe penelitian
explanative yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan dan menguji hipotesis
(eksplanasi rasional atau deduksi)
Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif. Yaitu penelitian
yang bersifat menjelaskan kembali data-data yang di dapatkan peneliti dari sumber dan
referensi yang terpercaya.
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data yang digunakan oleh penulis adalah melalui studi
pustaka dan sumber berita yang terkait dengan obyek penelitian. Dalam hal ini, melalui
data-data yang diperoleh oleh penulis dari buku–buku, artikel–artikel dan tulisan–

13

tulisan yang berkaitan dengan obyek penelitian. penulis akan menjelaskan tentang
kepentingan ekonomi Indonesia dalam kerjasama Growth Triangle bersama Malaysia
dan Thailand.
1.6.3 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian
kualitatif. Analisa data yang menyangkut kegiatan reduksi, penyajian data dan menarik
kesimpulan. Langkah melakukan reduksi data meliputi kegiatan memilih data yang
relevan dengan tujuan dan tema penelitian, menyederhanakan data dengan tanpa
mengurangi maknanya atau bahkan membuang data yang sekiranya memang tidak
dibutuhkan. Data terpilih kemudian akan dipahami dan kemudian dijelaskan melalui
pemahaman intelektual yang logis.
1.6.4 Ruang Lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu Batasan Materi dan
Batasan Waktu. Batasan Materi bermaksud untuk membatasi ruang lingkup materi yang
akan dibahas oleh penulis, sehingga pembahasan berikutnya tidak keluar dari pokok
bahasan awal. Sedangkan batasan waktu merupakan batasan terhadap kurun waktu
permasalahan yang akan penulis uraikan.
1.6.4.1 Batasan Materi
Penelitian ini di fokuskan pada keikut sertaan Indonesia dalam kerjasama ini dan
hasil dari kerjasama tersebut bagi Indonesia.

14

1.6.4.2 Batasan Waktu
Batasan waktu yang di ambil penulis adalah selama berlangsungnya kerjasama
ini dari tahun 1993 sampai pada KTT terakhir yaitu tahun 2010.

1.7 Struktur Penulisan
Judul :

Keuntungan Ekonomi Indonesia Dalam Kerjasama Indonesia-

Malaysia-Thailand (Growth Triangle).
Dalam BAB ini di uraikan tentang Latar Belakang Masalah,

BAB I:

rumusan masalah, tujuan penelitian, penelitian terdahulu, kerangka teori, metodelogi
dan stuktur penulisan.
BAB II:

Membahas

tentang

Kerjasama

Indonesia-Malaysia-Thailand

(Growth Triangle).
2.1Latar Belakang kerja sama Internasional
2.2 Latar Belakang dan Proses terbentuknya IMT-GT
2.3 Sumatra sebagai wakil Indonesia dalam kerjasama IMT-GT
BAB III:

Menjelaskan keuntungan Indonesia dalam kerjasama ini dan hasil

yang sudah dicapai oleh Indonesia.
3.2 Program IMT-GT yang dijalankan di Indonesia
3.3 Keuntungan yang di dapatkan Indonesia dari adanya kerjasama ini.
BAB IV:

Merupakan BAB terakhir dalam penelitian ini yang berisi

kesimpulan atas penelitian yang dilakukan.

15

SKRIPSI

KERJASAMA EKONOMI IMT-GT
(INDONESIA-MALAYSIA-THAILAND GROWTH TRIANGLE)
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1
Jurusan Hubungan Internasional

Oleh :

MOHAMMAD BAYU PRAKOSA
NIM : 06260089

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

DAFTAR ISI

Abstraksi

............................................................................................. i

Lembar Pengesahan ............................................................................................. iii
Lembar Persetujuan ............................................................................................. iv
Lembar Orisinalitas

............................................................................................

v

Lembar Konsultasi

............................................................................................. vi

Lembar Persembahan ............................................................................................. vii
Kata Pengantar

.............................................................................................

ix

Daftar Isi

............................................................................................. xi

Daftar Gambar

............................................................................................. xiii

Daftar Tabel

............................................................................................. xiv

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

................................................................................

1

1.2. Rumusan Masalah

................................................................................

3

1.3.1. Tujuan

................................................................................

4

1.3.2. Manfaat

................................................................................

4

1.4. Penelitian Terdahulu ................................................................................

4

1.3. Tujuan dan Manfaat

1.5. Kerangka Konseptual
1.5.1. Konsep Kerjasama Internasional

............................................

9

1.5.2. Konsep Kerjasama Sub-Regional

............................................

10

1.5.3. Konsep Kepentingan Nasional

............................................

11

1.6. Metode Penelitian
1.6.1. Tipe Penelitian

......................................................... 13

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data

......................................................... 13

1.6.3. Teknik Analisa Data

......................................................... 14

1.6.4. Ruang Lingkup Penelitian

......................................................... 14

1.6.4.1.

Batasan Materi

......................................................... 14

1.6.4.2.

Batasan Waktu

......................................................... 14

1.7. Struktur Penulisan

................................................................................. 15

2. GAMBARAN UMUM KERJASAMA IMT-GT
2.1. Latar Belakang dan Proses Terbentuknya IMT-GT ................................. 16
2.2. Ruang Lingkup Kerjasama IMT-GT ......................................................... 19
2.3. Sumatra Sebagai Wakil Indonesia dalam IMT-GT ................................. 29

3. KEUNTUNGAN EKONOMI INDONESIA DALAM KERJASAMA IMT-GT
3.1. Program Kerjasama dalam IMT-GT .......................................................... 35
3.2. Proyek dan IMT-GT Road Map

.......................................................... 40

3.3. Keuntungan Ekonomi Indonesia dalam IMT-GT
3.3.1. Keuntungan Ekonomi Indonesia

.................................. 51

3.3.2. Hambatan Dalam Pelaksanaan IMT-GT

.................................. 57

4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan .............................................................................................. 59
4.2. Saran

.............................................................................................. 60

Daftar Pustaka

............................................................................................

61

Lampiran

............................................................................................

vii

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

1. Tabel Program WGIT

................................................................................

23

2. Tabel Program WGTI

................................................................................

24

3. Tabel Program WGHRD

................................................................................

24

4. Tabel Program WGAAE

................................................................................

25

5. Tabel Program WGIT

................................................................................

26

6. Tabel Program WGHAPAS

...................................................................

26

7. Tabel Population and Land Area

...................................................................

31

8. Tabel Economic Profile

...................................................................

31

......................................................

36

9. Grafik Kontribusi Pulau di Indonesia

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar Struktur Kepengurusan IMT-GT

......................................................

21

2. Gambar Peta Pulau Sumatra

......................................................

30

3. Gambar ‘Frame Work of Cooperation’

......................................................

45

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Al-Habib, 2001, Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh, Jakarta: Lentera Basritama.

Anuar, Nik Mahmud, 2004. Sejarah Perjuangan Melayu Patani 1885-1954, Saremban.

Charles O, Lerche. J.R, Abdul Said, Concept of International politics,Parantice Hall, New
Jersey

Hadi,Suprayoga; Pengembangan Kerjasama Ekonomi Regional dan peningkatan Kinerja
Pembangunan Kawasan Timur Indonesia. Bappenas

Jack C. Plano, Roy Olton, The International Relations Dictionary, terj. Wawan Juanda, Third
Edition, Clio Press-Ltd, England, 1982, hal 7

K.J Holsti, Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis Jilid II, TerjemahanM. Tahrir
Azhari. Jakarta: Erlangga, 1988, hal. 652-653

Koesnadi Kartasasmita, Administrasi Internasional , Lembaga PenerbitanSekolah Tinggi
llmu Administrasi Bandung,1977, hal. 19

Kuntjaraningrat, Pengantar Antropologi Budaya, Aksara Baru, Jakarta, 1979, hal 180
Mas’oed Mohtar, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin Dan Metodologi, LP3ES,
Jakarta,1990, hal 109

S.L Roy, Diplomasi, Terjemahan Harwanto dan Mirsawati, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1995.

Tri Handayani, Richa, Pengelolaan Perbatasan Indonesia-Malaysia Dengan Pendekatan NonTradisional Perspektif Human Security (Study Kasus Pulau Kalimantan) FISIP UMM 2010

http://www.budpar.go.id/filedata/2597_1051-IMTGTSumatraR.pdf

http://www.deplu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspxName=RegionalCooperation&IDP=7&P=Regi
onal&l=id

www.imt-gt.org

http://www.imtgt.org/Indonesia.htm

http://www.imtgt.org/Structure.htm

www.indonesiaunite.org.id/sumatra

http://www.budpar.go.id/filedata/2597_1051-IMTGTSumatraR.pdf

Prof. Firmanzah, PhD ,Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
http://metrotvnews.com/read/analisdetail/2011/02/17/138/Konektivitas-dan-PemerataanPembangunan

http://economy.okezone.com/read/2011/08/05/20/488487/pulau-jawa-dominasipertumbuhan-ekonomi-6-5

Hadi Suprayoga, Pengembangan Kerjasama Ekonomi Regional dan Peningkatan Kinerja
Pembangungan Kawasan Timur Indonesiahttp___old.bappenas.go.id_index.php_module=Filemanager&func=download&pathext=Cont
entExpress_&view=171_PengembanganKESRdiKTI

http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=RegionalCooperation&IDP=7&P=Re
gional&l=id

http://www.solopos.com/2009/channel/nasional/kunjungan-wisatawan-ke-bali-tembus-21juta-10634

http://www.traveltextonline.com/headlines/pariwisata-thailand-incar-164-juta-wisatawan-

http://typecat.com/PEMBANGUNAN-DI-SUMATERA-DALAM-KONTEKS-IMT-GT:SEBUAH-MASUKAN-DALAM-...#

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yng Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas
segala limpahan rahmat,taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis yang berbentun skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar
Muhammad.
Penyusunan skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan
baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima aksih
yang tiada hingganya kepada :
1. Ibu Dyah Estu Kurniawati S.sos Msi selaku pembimbing 1 dan Bapak Ruli
Ramadhoan S.sos Msi, selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan, nasehat dan arahan kepada penulis.
2. Bapak Muhadjir Effendi selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang beserta
para dosen dan seluruh karyawan/ staf atas bantuan yang diberikan selama penulis
mengikuti studi.
3. Bapak Ketua Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosil dan Ilmu Politik,
Universitas Muhammadiyah Malang,yang telah banyakmembantu dan memberikan
informasi dan data- data yang diperlukan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda yang
penulis banggakan dan Ibundaku tercinta dan adik-adikku yang telah banyak

memberikan dukungan dan pengorbanan baik secara moril maupun materil sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
5. Ucapan terima kasih penulis kepada semua sahabat yang telah banyak memberikan
bantuan, dorongan serta motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
saran dan kritik

yang kontruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi

penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan
semua urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya
bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan
dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.

Malang,17 Juli 2012

Penulis