Klasifikasi Penyakit dan Tipe Pasien

2.4.3 Klasifikasi Penyakit dan Tipe Pasien

Penentuan klasifikasi dan tipe pasien TB memerlukan “definisi kasus” yang meliputi empat hal, yaitu: 1. Lokasi atau organ tubuh yang sakit, paru atau ekstra paru 2. Bakteriologi hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis 3. Riwayat pengobatan TB sebelumnya, pasien baru atau sudah pernah diobati 4. Manfaat dari tujuan menentukan klasifikasi dan tipe adalah: 5. Menentukan panduan pengobatan yang sesuai, untuk mencegah pengobatan yang tidak adekuat dan menghindari pengobatan yang tidak perlu. 6. Melakukan registrasi kasus secara benar. 7. Standarisasi prosestahapan dan pengumpulan data. 8. Menentukan prioritas pengobatan TB, dalam situasi dengan sumber daya yang terbatas. 9. Analisis kohort hasil pengobatan, sesuai dengan definisi klasifikasi dan tipe. 10. Memonitor kemajuan dan mengevaluasi efektifitas program secara akurat, baik pada tingkat kabupaten, provinsi, nasional, regional maupun dunia. 11. Beberapa istilah dalam definisi kasus: 12. Kasus TB: pasien TB yang telah dibuktikan secara mikroskopis atau didiagnosis oleh dokter atau petugas TB untuk di berikan pengobatan TB. 13. Kasus TB pasti definitif : pasien dengan biakan positif untuk myrobacterium tuberculosis atau tidak ada fasilitas biakan sekurang- kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. a Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena: 1. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru. Tidak termasuk selaput paru dan kelenjar halus. 2. Tuberkulosis ekstra paru adalah Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru selaput otak, selaput jantung, kelenjar lymfe, tulang persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain. b Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis: 1. Tuberkulosis paru BTA positif. Adapun ciri-ciri dari TB paru BTA positif yaitu sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak hasilnya positif, 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada menunjukkan gambaran tuberkulosis, 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif , 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT. 2.Tuberkulosis paru BTA negatif Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi: a. Paling tidak 3 Spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif b. Foto toraks abnormal sesuai dengan gambaran tuberkulosis. c. Pemberian pengobatan ditentukandipertimbangkan oleh dokter. c Klasifikasi berdasarkan riwayat sebelumnya: Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya disebut sebagai tipe pasien, yaitu: 1. Kasus baru Adalah pasien yang belum diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan4 minggu. Pemeriksaan BTA positif atau negatif . 2. Kasus yang sebelumnya diobati a. Kasus kambuh relaps Adalah pasien Tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan Tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif. b. Kasus setelah putus berobat Default Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif. c. Kasus setelah gagal Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan. 3. Kasus lain. Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas, seperti: a. Tidak diketahui riwayat pengobatan sebelumnya. b. Pernah diobati tapi tidak diketahui hasil pengobatannya c. Kembali diobati dengan BTA negatif

2.5 Pengobatan Tuberkulosis