72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai beton ringan dengan agregat kasar pumice, dan menggunakan volume fraksi 0,75 fiber kawat jenis hooked. Serta
menggunakan variabel bebas berupa aspek rasio fiber sebesar 46,15 , 61,52 dan 76,92 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Dari hasil pengujian berat jenis pumice diketahui mempunyai berat jenis
sebesar 0,69 gramcm
3
sehingga dapat disimpulkan pumice memiliki berat jenis lebih ringan apabila dibandingkan dengan berat jenis kerikil.
2. Berdasarkan pengujian berat jenis fiber dapat disimpulkan bahwa berat jenis
fiber yang digunakan pada penelitian ini memiliki berat jenis sebesar 3 gramcm
3
, oleh sebab itu penambahan pada beton tidak akan berpengaruh besar terhadap berat jenis beton.
3. Pengaruh aspek rasio fiber sebagai campuran beton mengakibatkan penurunan
pada workability beton, hal ini dibuktikan dari hasil pengujian slump pada beton tanpa menggunakan serat memiliki nilai slump 12 cm, dan pada
penggunaan serat dengan aspek rasio 46,15 dengan nilai slump 9,5 cm , 61,54 dengan nilai slump 8,5 cm dan 76,92 memiliki nilai slump 5 cm.
4. Dari hasil pengukuran dan penimbangan beton silinder diperoleh hasil berat
jenis beton tanpa serat 1557,4031 kgm
3
, dan dengan variasi aspek rasio fiber 46,15 mempunyai berat jenis 1632,4666 kgm
3
, 61,54 sebesar 1649,3964 kgm
3
dan 76,92 sebesar 1651,7704. Dari hasil tersebut beton dapat dinyatakan bahwa beton dalam pengujian ini termasuk dalam beton ringan karena sesuai dengan
kriteria beton ringan SK SNI 03-3449-2002 yaitu mempunyai batas maksimal berat jenis 1850 kgm
3
. 5.
Berdasarkan pengujian kuat lentur beton diperoleh data kuat lentur beton ringan tanpa serat 1,4019 MPa, sedangkan untuk penambahan serat dengan
aspek rasio 46,15 sebesar 1,6365 MPa dengan penambahan kuat lentur 14,3372 , 61,54 sebesar 1,6462 MPa dengan penambahan kuat lentur 14,8391 dan
76,92 sebesar 1,8586 MPa dengan penambahan kuat lentur sebesar 24,5762. 6.
Secara teoritis perhitungan nilai modulus elastistias beton secara berturut-turut 15113,0394 MPa, 15783,1224 MPa, 15816,6119 MPa, dan 16527,5286 MPa.
Sedangkan pada pengujian modulus elastisitas beton diperoleh modulus elastisitas secara berturut-turut sebesar 9233,5103 MPa , 10987,0915 MPa ,
12362,6414 MPa , dan 11046,1246 MPa. Dari hasil pengujian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek rasio serat mempengaruhi modulus elastistas
beton dan berbanding lurus dengan kuat tekan betonnya. 7.
Dari hasil pengujian kuat tekan beton diperoleh data beton ringan yang tidak menggunakan serat mempunyai kuat tekan sebesar 10,3997 MPa, dan beton
yang menggunakan aspek rasio 46,15 sebesar 11,2769 MPa dengan peningkatan 7,7787, 61,54 sebesar 11,3248 MPa dengan peningkatan
8,1688, dan 76,92 sebesar 12,3657 MPa dengan peningkatan 15,8988. Sehingga dapat disimpulkan aspek rasio fiber mempengaruhi kuat tekan beton.
8. Dari hasil pengujian kuat tarik belah diperoleh data untuk tarik belah beton
ringan tanpa serat sebesar 1,4270 MPa, dan dengan variasi aspek rasio 46,15 mempunyai kekuatan 1,5328 MPa, 61,54 sebesar 1,5380 MPa, dan 76,92
sebesar 1,5786 MPa.
6.2. Saran