11 3.
Kepastian hukum adalah perlindungan yustisiabel terhadap tindakan sewenang-wenang yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperoleh
sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu. Hukum bertugas menciptakan kepastian hukum dengan tujuan mewujudkan ketertiban
masyarakat.
4
E. Metode penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung kepada responden dan narasumber.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan atau melukiskan apa yang dinyatakan oleh
narasumber secara tertulis dan lisan serta tingkah laku yang nyata yang diteliti dan dipelajari secara utuh.
5
2. Sumber data
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. a.
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden dan narasumber yang berkaitan dengan obyek yang diteliti sebagai
data utama.
4
Sudikno Mertokusumo, 1999, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta, Liberty, hlm. 145.
5
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum Jakarta: UI Press, 1986, hlm. 250
12 b.
Data sekunder terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier.
1 Bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan obyek yang diteliti, yaitu : a
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria UUPA. c
Undang-Undang No. 56 Prp Tahun 1960 Tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian.
d Peraturan Pemerintah No. 224 Tahun 1961 Tentang
Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian jo Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1964
Tentang Perubahan dan Tambahan Peraturan Pemerintah No. 224 Tahun 1961 Tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan
Pemberian Ganti Kerugian. e
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.
f Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan
Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksana
13 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah. g
Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara.
h Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak
Pengelolaan. 2
Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang dapat memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yaitu
buku-buku, pendapat hukum, jurnal-jurnal, majalah, surat kabar, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum dan data-
data yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. 3
Bahan hukum tertier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,
contoh kamus, ensklopedia, indeks kumulatif.
3. Lokasi penelitian