Analisis kinerja keuangan abnk pemerintah dengan menggunakan metode camel

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.

IDENTITAS PRIBADI

1. Nama

: Tita Sri Rubianti

2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Desember 1986
3. Alamat

: Jln. SMP 188 Rt 003/Rw 04 No. 23
Kel. Rambutan Kec. Ciracas/Jak-Tim 13830

4. Telepon

II.

: 021-94315289/ 081382115340


PENDIDIKAN

1. SD

: SDN 01 PAGI, 1993-1999

2. SMP

: SLTPN 171, 1999-2002

3. SMA

: SMA As-Syafi’iyah 02, 2002-2005

4. S1

: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2005-2010

III.


PENGALAMAN ORGANISASI

1. BEM

IV.

: Semester 2-3

LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah

: M. Rubilal

2. Tempat & Tanggal Lahir : Kudus, 15 Agustus 1962
3. Telepon

: 021-37942198/ 082112010975


4. Ibu

: Tetty Resmiati

5. Tempat & Tanggal Lahir : Sumedang, 09 Februari 1959
6. Telepon

: 021-98250080/ 08129971037

7. Alamat

: Jln. SMP 188 Rt 003/Rw 04 No. 23
Kel. Rambutan Kec. Ciracas/ Jak-Tim 13830

8. Anak ke dari

: Satu dari Satu Bersaudara

ABSTRACT


This study analyzes the financial performance of BNI, BRI, BTN, and
Bank Mandiri before and after going public each year in the period 1999-2002
and 2006-2009 based on the CAMEL ratios. The data will be used in this
research is quantitative data in the form of financial statements konsulidasi BNI,
BRI, BTN, and Bank Mandiri before and after going public which consists of the
balance sheet and income statement period 1999-2002 and 2006-2009.
The analysis in this study will be conducted in two phases, namely
descriptive statistics and inferential statistics. Inferential statistics can be grouped
into two namely statistical and non-parametik parametik. Comparative analysis of
financial performance BNI, BRI, BTN, and Bank Mandiri before and after going
public with CAMEL ratio test whether there are differences with Variety Test
One Way (One-Way ANOVA). The main requirement conducting Variety One
Way (One-Way ANOVA) is the ratio data. Statistics parametik used to study
conditions such as: small sample size (less than 30) and data on the sample is
normally distributed. Parametik statistical methods used in this study were:
Kolmogorov-Smirnov test and Variety One Way (One-Way ANOVA).
Overall BNI, BRI, BTN, and Bank Mandiri before and after going public
has the financial performance was relatively better. This can be explained from
the results of Test Range One Way (One-Way ANOVA), which shows that not
too there are differences between the financial performance of BNI, BRI, BTN,

and Bank Mandiri before and after going public than in 1999-2002 and 20062009 based on the ratio CAMEL.

Key Data: CAR, ROEA, NIM, ROA, BOPO,WCTA, dan LDR

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan BNI, BRI, BTN dan Bank
Mandiri sebelum dan sesudah go public setiap tahunnya pada periode 1999-2002
dan 2006-2009 berdasarkan rasio CAMEL. Data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan konsulidasi BNI,
BRI, BTN dan Bank Mandiri sebelum dan sesudah go public yang terdiri dari
neraca dan laporan laba rugi periode 1999-2002 dan 2006-2009.
Analisis dalam penelitian ini akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu
statistik

deskriptif

dan

statistik


inferensial.

Statistik

inferensial dapat

dikelompokkan lagi menjadi dua yaitu statistik parametik dan non-parametik.
Analisis perbandingan kinerja keuangan BNI, BRI, BTN dan Bank Mandiri
sebelum dan sesudah go public dengan menggunakan rasio CAMEL dilakukan
uji ada tidaknya perbedaan yaitu dengan Uji Ragam Satu Arah (One-Way
ANOVA). Syarat utama melakukan Uji Ragam Satu Arah (One-Way ANOVA)
adalah data rasio. Statistik parametik digunakan pada kondisi-kondisi penelitian
seperti : jumlah sampel kecil (kurang dari 30) dan data pada sampel terdistribusi
secara normal. Metode statistik parametik yang digunakan pada penelitian ini
adalah : Kolmogorov-Smirnov dan Uji Ragam Satu Arah (One-Way ANOVA).
Secara keseluruhan BNI, BRI, BTN dan Bank Mandiri sebelum dan
sesudah go public memiliki kinerja keuangan yang relatif lebih baik. Hal ini
dapat dijelaskan dari hasil Uji Ragam Satu Arah (One-Way ANOVA) yang
menunjukkan bahwa tidak terlalu terdapat perbedaan antara kinerja keuangan

BNI, BRI, BTN dan Bank Mandiri sebelum dan sesudah go public dari tahun
1999-2002 dan 2006-2009 berdasarkan rasio CAMEL.

Data Kunci : CAR, ROEA, NIM, ROA, BOPO, WCTA, dan LDR

KATA PENGANTAR

Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Yang Maha Menatap setiap perilaku
para hamba-Nya. Dia-lah Allah Yang Maha Menggengam setiap peristiwa yang
terlintas dan terjadi di atas muka bumi ini, bahkan hingga bergugurannya daun
pun tak luput dari takdirnya. Limpahan shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada panglima da’wah sejati, Nabi Muhammad SAW seorang
rasul yang sepenuh hati menjalankan misinya selaku Rasul Allah SWT.
Alhamdulillah atas izin-Nya dan berkat curahan segenap pikiran dan opini
dengan sepenuh hati, proposal skripsi yang bertemakan “Analisis Kinerja
Keuangan Bank Pemerintah Dengan Menggunakan Metode CAMEL”. Dapat
terselesaikan pada waktu yang telah ditentukan, penulis berusaha mengangkat
tema ini dengan memperhatikan aspek dari tinjauan penjelasan dan penelitian
yang berhubungan dengan tema serta menyimak masalah yang berkaitan dengan

manajemen perbankan. Tanpa menyepelekan masalah-masalah yang lain, penulis
merumuskan dan memilih Analisis Kinerja Keuangan Bank Pemerintah dengan
menggunakan metode CAMEL sebagai tema sekaligus judul dari tugas proposal
ini. Dengan mempertimbangkan bahwa ilmu kinerja keuangan Bank Pemerintah
sangat menarik untuk diangkat sebagai tema setelah melihat keadaan sebenarnya
yang terjadi di dalam dunia perbankan yang bersangkutan pada masyarakat
umum, pemerintah, dan bank sentral (BI). Lebih lanjut dari itu, kinerja keuangan
Bank Pemerintah merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam
perumusan kebijakan moneter. Dalam kaitan ini, kinerja keuangan Bank
Pemerintah senantiasa menjadi perhatian, baik oleh para pengambil kebijakan
dibidang ekonomi moneter, para pengamat ekonomi, maupun masyarakat pada
umumnya. Namun, kinerja keuangan Bank Pemerintah masih merupakan istilah
yang relatif belum banyak dipahami atau dimengerti oleh masyarakat luas.
Proposal ini sengaja saya susun selain sebagai salah satu point penilaian akhir,
penulis berharap agar proposal yang disusun mampu menjadi ujung tombak
pembuka cakrawala kita akan wawasan di dalam Manajemen Perbankan.

Saya menyadari selaku penulis bahwa sesungguhnya proposal yang saya
susun ini tidak akan pernah terlepas dari kekurangan dan kesalahan, maka dari itu
segala saran dan kritik akan senantiasa saya nantikan.

Dalam proses penyusunan proposal ini, tidak sedikit kesulitan serta
hambatan yang penulis hadapi. Namun, alhamdulillah berkat kesungguhan hati
dan kerja keras serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung atau tidak langsung, sehingga segala kesulitan serta hambatan dapat
diminimalisir yang pada akhirnya dapat terselesaikan. Oleh sebab itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang tiada terkira kepada:
1. Allah SWT tanpa takdir dan cinta-Mu mustahil rasanya kami mampu
menggerakkan jasad dan ruh saya dengan sepenuh hati.
2. Kepada Kedua Orangtua yang telah memberikan dukungan moril dan doa-doanya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
3. Kepada orang terdekat yang telah banyak meluangkan waktu dan dukungannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
4. Kepada Bapak Prof.Dr.Ahmad Rodoni,MM selaku pembimbing pertama dalam
pembuatan proposal skripsi yang telah memberikan dukungan moril dan arahanarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
5. Kepada Bapak Indo Yama Nasarudin,SE,MAB selaku pembimbing Kedua dalam
pembuatan proposal skripsi yang telah memberikan dukungan moril dan arahanarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
6. Kepada para pegawai Bank Indonesia khususnya pada bagian Biro Neraca
Pembayaran (BNP) yang telah memberikan dukungan moril dan arahan-arahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
7. Kepada para pegawai Perpustakaan Nasional yang telah memberikan arahanarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

8. Kepada rekan-rekan mahasiswa kelas Manajemen Perbankan FEIS UIN Syarif
Hidayahtullah Jakarta, yang sedikit banyak mampu memberikan inspirasi dan
motivasi dalam menyelesaikan proposal ini.
Segala kebaikan tersebut tidak dapat penulis balas dengan imbalan yang
melebihi perhitungan Allah SWT. Semoga Allah SWT selalu memberikan kepada

kita rasa haus yang tiada bertepi akan ilmu pengetahuan, yang dengannya kita
mampu berjihad di jalan-Nya dengan sepanuh hati.

Wassalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Jakarta, Desember 2010
Peniliti

Tita Sri Rubianti

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………i
ABSTRACT ……………………………………………………………………...ii

ABSTRAK …...………………………………………………………………….iii
KATA PENGANTAR ...………………………………………………………...iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….………………xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah................................................................................. 11
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Rasio CAMEL.............................................................. 13
B. Penjelasan Mengenai Metode CAMEL................................................... 16
C. Tinjauan Umum Go Public...................................................................... 19
1. Definisi Go Public.............................................................................. 19
2. Proses Go Public................................................................................ 20
3. Manfaat dan Konsekuensi Go Public................................................. 21

3.1 Manfaat Go Public....................................................................... 21
3.2 Konsekuensi Go Public................................................................ 27
D. Tinjauan Umum Bank.............................................................................. 28
1. Pengertian Bank................................................................................. 28
2. Jenis-jenis Bank................................................................................. 29
3. Kegiatan Bank.................................................................................... 30
4. Laporan Keuangan Bank.................................................................... 30
5. Modal Bank........................................................................................ 32
5.1 Modal Inti..................................................................................... 32
5.2 Modal Pelengkap.......................................................................... 33
6. Kinerja Keuangan Bank..................................................................... 34
E. Hasil Penelitian Sebelumnya.................................................................... 36
F. Kerangka Pemikiran................................................................................. 40
G. Hipotesis................................................................................................... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................ 45
B. Metode Pengumpulan Sampel.................................................................. 45
C. Sumber Data Penelitian............................................................................ 46
D. Tahapan Pengolahan Data........................................................................ 47
E. Pengujian Statistik.................................................................................... 49
F. Metode Analisis....................................................................................... 54

G. Operasional Variabel Penelitian............................................................... 54
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Sekilas Gambaran Umum Bank Pemerintah............................................ 56
1. Sejarah dan Latarbelakang Berdirinya BNI....................................... 59
2. Sejarah dan Latarbelakang Berdirinya BRI....................................... 63
3. Sejarah dan Latarbelakang Berdirinya BTN...................................... 66
4. Sejarah dan Latarbelakang Berdirinya Bank Mandiri........................ 81
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan............................................................. 86
C. Kinerja Keuangan Menggunakan Statistik Deskriptif............................. 87
1. Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum Go Public....................... 87
1.1 Capital (CAR).............................................................................. 87
1.2 Asset (ROEA).............................................................................. 88
1.3 Management (NIM)..................................................................... 89
1.4 Earnings (ROA)........................................................................... 90
1.5 BOPO........................................................................................... 91
1.6 Likuidity (WCTA)....................................................................... 92
1.7 LDR.............................................................................................. 93
2. Perbandingan Kinerja Keuangan Sesudah Go Public........................ 94
2.1 Capital (CAR).............................................................................. 94
2.2 Asset (ROEA).............................................................................. 95
2.3 Management (NIM)..................................................................... 96

2.4 Earnings (ROA)........................................................................... 97
2.5 BOPO........................................................................................... 98
2.6 Likuidity (WCTA)....................................................................... 99
2.7 LDR............................................................................................ 100
D. Perbedaan Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio CAMEL Dengan
Menggunakan Statistik Inferensial......................................................... 101
E. Pengujian Normalitas Data.................................................................... 101
1. Sebelum Go Public........................................................................... 102
1.1 Bank Negara Indonesia (BNI).................................................... 102
1.2 Bank Rakyat Indonesia (BRI).................................................... 103
1.3 Bank Tabungan Negara (BTN).................................................. 104
1.4 Bank Mandiri............................................................................. 105
2. Sesudah Go Public........................................................................... 105
2.1 Bank Negara Indonesia (BNI).................................................... 106
2.2 Bank Rakyat Indonesia (BRI).................................................... 107
2.3 Bank Tabungan Negara (BTN).................................................. 108
2.4 Bank Mandiri............................................................................. 109
F. Pengujian Hipotesis................................................................................ 109
1. Capital (Permodalan)....................................................................... 110
2. ROEA (Asset).................................................................................. 112
3. NIM (Manajemen)........................................................................... 114

4. ROA (Earnings)............................................................................... 116
5. BOPO............................................................................................... 118
6. WCTA (Likuiditas).......................................................................... 120
7. LDR.................................................................................................. 122
G. Rangkuman Analisa............................................................................... 125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................................ 126
B. Saran....................................................................................................... 131
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 133
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

No

Keterangan

Halaman

Perbandingan kinerja keuangan BNI, BRI, BTN dan Bank Mandiri
sebelum go public yang terdiri dari :
IV.1.1

Tabel Capital (CAR)

87

IV.1.2

Tabel Asset (ROEA)

88

IV.1.3

Tabel Management (NIM)

89

IV.1.4

Tabel Earnings (ROA)

90

IV.1.5

Tabel BOPO

91

IV.1.6

Tabel Likuiditas (WCTA)

92

IV.1.7

Tabel LDR

93

Perbandingan kinerja keuangan BNI, BRI, BTN dan Bank Mandiri
sesudah go public yang terdiri dari :
IV.2.1

Tabel Capital (CAR)

94

IV.2.2

Tabel Asset (ROEA)

95

IV.2.3

Tabel Management (NIM)

96

IV.2.4

Tabel Earnings (ROA)

97

IV.2.5

Tabel BOPO

98

IV.2.6

Tabel Likuiditas (WCTA)

99

IV.2.7

Tabel LDR

100

Pengujian Normalitas Data BNI, BRI, BTN dan Bank Mandiri Sebelum
go public yang terdiri dari :
1.1

Tabel BNI Tahun 1999-2002

102

1.2

Tabel BRI Tahun 1999-2002

103

1.3

Tabel BTN Tahun 1999-2002

104

1.4

Tabel Bank Mandiri Tahun 1999-2002

105

Pengujian Normalitas Data BNI, BRI, BTN dan Bank Mandiri
Sesudah go public yang terdiri dari :
1.1

Tabel BNI Tahun 2006-2009

106

1.2

Tabel BRI Tahun 2006-2009

107

1.3

Tabel BTN Tahun 2006-2009

108

1.4

Tabel Bank Mandiri Tahun 2006-2009

109

Pengujian hipotesa Sebelum dan Sesudah go public yang terdiri dari :
1.

Tabel Capital (CAR)

110

2.

Tabel Asset (ROEA)

112

3.

Tabel Management (NIM)

114

4.

Tabel Earnings (ROA)

116

5.

Tabel BOPO

118

6.

Tabel Likuiditas (WCTA)

120

7.

Tabel LDR

122

Rangkuman Analisa

125

DAFTAR LAMPIRAN
No

1.

Keterangan

Halaman

Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum Go Public


Capital (CAR)

136



Asset (ROEA)

136



Manajemen (NIM)

136



Earnings (ROA)

137



BOPO

137



Likuiditas (WCTA)

137



LDR

138

Perbandingan Kinerja Keuangan Sesudah Go Public

2.



Capital (CAR)

138



Asset (ROEA)

138



Manajemen (NIM)

139



Earnings (ROA)

139



BOPO

139



Likuiditas (WCTA)

140



LDR

140

Uji Kolmogorov-Smirnov Test Sebelum Go Public


Bank Negara Indonesia (BNI)

141



Bank Rakyat Indonesia (BRI)

145



Bank Tabungan Negara (BTN)

149



Bank Mandiri

153

Uji Kolmogorov-Smirnov Test Sebelum Go Public


Bank Negara Indonesia (BNI)

157



Bank Rakyat Indonesia (BRI)

161



Bank Tabungan Negara (BTN)

165



Bank Mandiri

169

3.

4.

Uji Ragam Satu Arah (One-Way ANOVA)


Capital (CAR)

173



Asset (ROEA)

176



Manajemen (NIM)

178



Earnings (ROA)

181



BOPO

184



Likuiditas (WCTA)

186



LDR

189

Data Variabel Sebelum Go Public

190

Data Variabel Sesudah Go Public

191

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November

1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Republik Indonesia, 1998)
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bank
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, dimana aktivitas
bank pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas atau yang disebut
kegiatan funding, agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka
perbankan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada
penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan,
dan lainnya. Selain itu, bank dalam kegiatan usahanya mengandalkan
kepercayaan masyarakat sehingga kinerja keuangan bank perlu dipelihara.
Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian kinerja
keuangan adalah laporan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan itu akan
dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian
tingkat kesehatan bank. Analisa rasio keuangan yang memungkinkan manajemen
untuk mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan
hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisa laporan keuangan akan

membantu menginterpretasikan berbagai hubungan kunci serta kecenderungan
yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan
perusahaan di masa mendatang.
Penilaian kinerja perusahaan bagi manajemen merupakan penilaian
terhadap prestasi yang akan dicapai. Umumnya untuk menilai kinerja perusahaan
perbankan digunakan lima aspek penilaian, yaitu: Capital, Asset, Management,
Earnings, dan Liquidity yang biasa disebut CAMEL. Oleh karena itu, akan
dilakukan penelitian mengenai kinerja keuangan suatu bank melalui rasio
CAMEL.
Keputusan go public memperoleh pengaruh yang besar dalam
memperbaiki kondisi perusahaan dan peningkatan kinerja perusahaan. Dana yang
lebih besar tentu saja akan semakin memperkuat posisi keuangan perusahaan.
Perubahan posisi keuangan ini akan tampak pada laporan keuangan, baik yang
berupa laba bersih, laba perusahaan maupun likuiditas sahamnya terutama bagi
perusahaan public. Kinerja perusahaan public ini sering diposisi dengan
indikator: (Majalah Info Bank, Februari 2008)
1.

Perubahan harga saham yang terjadi di bursa

2.

Rasio-rasio keuangan
Beberapa hal utama yang menjadi latar belakang perusahaan melakukan

go public adalah fund raising, likuiditas dari perusahaan (dalam hal ini
sahamnya), penyebaran kepemilikan atau divestasi sebagai movement untuk
meningkatkan image perusahaan. Sedangkan manfaat yang diperoleh oleh perus

meningkatkan image perusahaan. Sedangkan manfaat yang diperoleh oleh
perusahaan go public adalah :
1.

Membiayai perluasan fasilitas produksi, distribusi, diversifikasi

2.

Memperbaiki leverage (refinancing-financial structure)

3.

Sarana divestasi (kepentingan pemegang saham)

4.

Meningkatkan image dan akses di Industrinya

5.

Meningkatkan tata kelola perusahaan
Perusahaan yang sudah go public akan mengalami perubahan dalam
beberapa kondisi. Perusahaan public akan memiliki dana yang lebih besar
dibandingkan sebelumnya, yang didapat dari public. Karena perusahaan telah
menjadi milik public, maka kinerja perusahaan akan diawasi oleh public. Dengan
adanya pengawasan dari public tersebut, manajemen dituntut untuk bertindak
secara profesional agar investor tidak menarik modalnya dan meninggalkan
perusahaan. Karena kebutuhan dana relatif terpenuhi dan manajer lebih
profesional, maka diharapkan kinerja perusahaan setelah menjadi perusahaan
public akan lebih baik.
Perusahaan public pada dasarnya harus siap dengan berbagai konsekuensi
dan permasalahannya, yaitu memenuhi ketentuan yang berlaku dalam perundangundangan beserta aturan pelaksanaan yang mengikutinya. (Sijabat, Indriyani.
2008)
Menurut (Sunariyah, 2000: 36-37) konsekuensi yang harus diterima oleh
perusahaan yang melaksanakan go public adalah:

1. Keharusan untuk keterbukaan (full disclosure).

2. Keharusan untuk mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai
kewajiban pelaporan.
3. Gaya manajemen yang berubah dari formal ke informal.
4. Kewajiban membayar deviden.
5. Senantiasa berusaha untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan.
Dari konsekuensi tersebut ada banyak keuntungan yang didapatkan dari
perusahaan public yaitu memperoleh dana yang murah dari bisnis pemodal yang
sangat luas untuk keperluan penambahan modal yang dapat dimanfaatkan
perusahaan untuk pengembangan usaha. Dengan adanya perubahan perusahaan
menjadi perusahaan public maka diharapkan kinerja perusahaan tersebut akan
mengalami peningkatan. Sehingga perusahaan akan menerima keuntungan yang
lebih besar. Hal tersebut dapat dilihat dari rasio keuangan yang diharapkan akan
semakin membaik. (Pangastuti, 1992 dan Nurofik, 1994 dalam Machfoedz, 1999:
55) menyatakan bahwa go public berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi
perusahaan, bahwa perusahaan yang sesudah menjadi perusahaan public
mempunyai tingkat efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan
yang belum menjadi perusahaan public. Tetapi menurut (Hartini, 1997. Dalam
Machfoedz, 1999: 55) kinerja perusahaan sesudah menjadi perusahaan public
bisa saja mengalami penurunan dikarenakan perusahaan telah menetapkan target
kinerja yang cukup tinggi sebelum go public, akibatnya kinerja perusahaan
tersebut mengalami penurunan sesudah go public. Sedangkan menurut (Wijaya,
1997 dalam Machfoedz, 1999: 55) perusahaan perbankan yang telah menjadi go
public tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja perusahaan
sebelum dan sesudah melakukan go public. Untuk mengetahui pengaruh
terjadinya go public terhadap kinerja perusahaan secara finansial, dilakukan
dengan membandingkan rasio-rasio keuangan untuk tahun 1999-2002 sebelum go
public dan tahun 2006-2009 sesudah go public. Dengan pertimbangan bahwa
pengaruh perubahan go public terhadap kinerja keuangan perusahaan public akan
tampak pada laporan keuangan tahun-tahun berikutnya. Jika variabel-variabel
yang dibandingkan menunjukan hasil yang berbeda, maka dinyatakan bahwa
proses go public pada suatu perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan tersebut.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 berakibat pada
terpuruknya kondisi perekonomian di segala sektor. Pada sektor perbankan,
kondisi likuiditas menjadi masalah utama sehingga kepercayaan masyarakat
terhadap perbankan nasional menurun, bahkan hingga terjadi rush besar-besaran
pada beberapa bank. Beberapa bank tidak mampu memenuhi standar jumlah
modal minimal, bahkan lebih buruk lagi beberapa bank memiliki tingkat modal
negatif. Susiyanto (1999) mengemukakan bahwa pada saat awal terjadinya krisis
di Indonesia terdapat 237 bank, kemudian setelah krisis tinggal 170 bank yang
tersisa.
Dalam rangka mengendalikan keterpurukan kondisi perbankan, maka
pemerintah akhirnya turun tangan memberikan upaya-upaya penyelamatan.
Pemerintah berusaha mengatasi masalah yang dihadapi oleh bank dengan
melakukan upaya restrukturisasi. Rektrukturisasi ditujukan pada bank-bank yang

diperkirakan masih mampu melakukan kegiatan operasionalnya dan mampu
berkembang sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pulihnya perekonomian
nasional. Sabirin (2000) mengemukakan bahwa sektor perbankan memiliki
peranan penting dalam proses kebangkitan (recovery) perekonomian secara
keseluruhan.
Pada bulan Januari 1998 pemerintah membentuk Badan Pengawas
Perbankan Nasional (BPPN) untuk memberikan solusi atas permasalahan
keuangan perbankan, serta mengelola asset bank yang direstrukturisasi
perbankan melalui program rekapitalisasi. Rekapitalisasi dilakukan dalam bentuk
obligasi pemerintah yang merupakan penempatan modal pemerintah pada bank
yang dimaksud. (Darman, 2006)
Ketatnya kompetisi dalam industri perbankan menuntut setiap pelaku
usaha dalam bisnis ini untuk senantiasa memberikan layanan yang prima terhadap
nasabahnya maupun calon nasabah potensial. Salah satu ukuran yang menjadi
acuan bagi nasabah untuk memilih bank yang akan menjadi mitra usahanya
adalah kinerja keuangan. Hal ini menjadi alasan yang logis sebagai salah satu
pilihan rasional nasabah karena kinerja dianggap sebagai hasil kerja, prestasi
kerja atau produktivitas kerja dari suatu bank.
Dalam dunia usaha pencapaian investasi dari suatu bagian usaha maupun
perusahaan secara keseluruhan diindentikan dengan kinerja, baik itu kinerja
keuangan maupun kinerja lainnya oleh karena kinerja merupakan suatu cara yang
dipakai untuk mengukur kemampuan suatu usaha. (Indryo, 1997)

Kinerja keuangan menjadi hal yang vital bagi suatu organisasi bisnis. Dari
berbagai fungsi yang ada di dalam perusahaan, fungsi yang berkaitan dengan
keuangan merupakan salah satu yang menjadi indikator pertumbuhan usaha.
Keuangan juga produk dan jasa perbankan yang ditawarkan kepada masyarakat
juga makin beragam, sehingga persaingan perbankan makin ketat dan
membutuhkan kualitas pelayanan yang melebihi keinginan nasabah.
Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 1,3% atau
naik Rp13,8 triliun pada kurun waktu yang sama atau lebih besar dari
pertumbuhan kredit. Sebagian dana yang diterima perbankan ditempatkan pada
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sebagai akibatnya, Loan to Deposit Ratio (LDR)
sedikit turun dari 66,4% menjadi 66,2%. Namun, perkembangan ini dapat
dikatakan cukup baik mengingat tingginya kenaikan suku bunga kebijakan Bank
Indonesia tidak menyebabkan penurunan LDR yang lebih besar. Bahkan
peningkatan profitabilitas yang terjadi pada tahun 2005 antara lain Return on
Asset (ROA) meningkat dari 2,6% menjadi 2,8% dan Net Interest Income (NII)
naik dari Rp 5,9 triliun menjadi Rp 6,2 triliun. Dengan membaiknya profitabilitas
dan tidak terlalu besarnya peningkatan kredit, rasio kecukupan modal (CAR) juga
mengalami peningkatan dari 19,4% menjadi 19,6%. CAR tersebut merupakan
yang tertinggi dibandingkan perbankan di negara-negara Asia lainnya. (Laporan
Bank Indonesia dalam Kompas, 2006)
Sebagai lembaga keuangan, bank-bank yang ada di Indonesia berusaha
untuk dapat memberikan hasil yang terbaik demi kelangsungan usahanya. Salah
satunya yaitu dengan menjadi bank yang terbuka untuk public, dimana segala

aspek dalam bank tersebut dapat diketahui oleh public termasuk aspek
finansialnya. Bank Pemerintah merupakan bagian dari bank umum. Di antara
bank-bank yang ada, bank pemerintah seperti Bank Mandiri, Bank Negara
Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI) termasuk dalam kategori bank
yang telah go public.
Bank Mandiri salah satu bank terbesar di Indonesia. Pada tahun 2000
Bank Mandiri menjadi bank yang terbuka untuk public atau sudah go public. Hal
ini dilakukan dalam rangka memperbesar modal dan menjadi salah satu cara
untuk mempertahankan usaha.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. adalah bank komersial tertua
dalam sejarah Republik Indonesia. Bank ini didirikan pada tahun 1946. Saat ini
BNI mempunyai 914 kantor cabang di Indonesia dan 5 di luar negeri. Setelah
pencadangan penuh atas kerugian akibat kasus L/C fiktif di tahun 2003, BNI
berupaya keras meningkatkan pendapatan di tahun 2004 untuk mengkompensasi
kerugian tersebut, dengan hasil yang menggembirakan. Pencapaian tersebut lebih
signifikan bila mengingat kontributor terbesar adalah pendapatan bunga dari
kredit. (BNI: www.bni.co.id)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Pada 10 November 2003
mencatat sejarah dengan melakukan pencatatan perdana sahamnya di Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Selain melakukan pencatatan
saham perdana di BEJ dan BES, Bank BRI juga melakukan refund, distribusi
saham secara elektronik serta melakukan pembayaran kepada pemerintah dan

emiten. Pemerintah selaku pemilik saham tunggal BRI melepas sampai 30%
sahamnya di BRI kepada publik melalui pasar modal. (Rudjito, 2004)
Ketiga bank BUMN yang telah go public ini selalu berupaya
meningkatkan kinerja keuangannya dalam rangka mempertahankan usaha dan
tetap eksis dalam dunia perbankan yang penuh dengan persaingan. (Frendly A.O
Pelleng dan Cynthia I. Erkles, 2006)
Pasar modal berfungsi sebagai suatu alternatif sumber pendanaan bagi
banyak perusahaan untuk memperoleh tambahan modal. Salah satu sumber
pendanaan adalah melalui pasar modal, yaitu melalui Initial Public Offering
(IPO). Ciri menarik dari IPO adalah emiten memperoleh dana dari para investor.
Emiten tidak wajib mengembalikan dana berikut bunganya. Dana yang diterima
emiten merupakan penyertaan modal dari investor selaku pemegang saham.
(Bank Indonesia, 1993, 2000, 2004)
IPO mempunyai arti signifikan bagi perusahaan go public. Alasannya
adalah IPO bukan sekedar kegiatan transaksi keuangan biasa. Perusahaan yang
melakukan IPO berubah statusnya dari perusahaan tertutup (Private) menjadi
perusahaan terbuka (go public/public company). Investor yang memenuhi
persyaratan dapat membeli/memiliki saham perusahaan tersebut melalui pasar
perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market) melalui pasar
modal/bursa efek. Konsekuensi bagi perusahaan go public ini adalah keterbukaan
informasi (full disclosure) kepada pemegang saham dan masyarakat. Perusahaan
go public mengungkapkan seluruh informasi antara lain tentang: kegiatan usaha,
kondisi keuangan, manajemen dan masalah hukum yang dihadapi perusahaan.

Bank

Indonesia

menjelaskan

pengungkapkan

informasi

keuangan

dan

keterbukaan (Bank Indonesia, 1993, 2000, 2004) UU No. 8 Tahun 1995 (UUPM
No. 8/1995) mengatur ketersediaan informasi keuangan menjadi mandatory
disclosure sebagai kewajiban emiten. (BAPEPAM, 2000)
Perusahaan bank menjadi go public dengan menjual sebagian/seluruh
sahamnya ke masyarakat luas melalui penawaran di pasar perdana maupun di
pasar sekunder. Saham berfungsi sebagai penyertaan modal dari para pemilik
dana/pemegang saham (stockholders). Stockholders mengharapkan imbalan atas
investasi dalam bentuk saham tersebut berupa dividen. Pihak manajemen bank
berusaha mengelola dana dengan baik dan harus mempertanggungjawabkan
kinerja perusahaannya. Ini sebagai jaminan bagi stockholders bahwa dana yang
diinvestasikan dapat dikelola secara evisien dan efektif. Tambahan kapital dari
penjualan saham diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang
dibuat secara terus menerus oleh manajemen (Helfert, 1996). Ukuran kinerja
perusahaan merujuk pada rasio dan indeks yang menunjukkan hubungan data
keuangan (Husnan dan Pujiastuti, 1993). Bank Indonesia berdasarkan surat
keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR, tanggal 30 April 1997
merujuk kinerja bank berdasarkan pada lima indikator yang dikenal dengan
istilah CAMEL yaitu, Capital Adequacy (Permodalan), Assets Quality (Kualitas
Aktiva Produktif), Manajement, Earning Ability (Rentabilitas), dan Liquidity
(Likuiditas). (Sudaryanto, 2007)

Oleh karena itu dilihat dari penelitian sebelumnya dan rasio yang akan
digunakan dalam penelitian ini yang berkaitan dengan kinerja keuangan bank.
Maka dilatarbelakangi penelitian tersebut, penulis akan mengkaji lebih dalam apa
pengaruh kinerja keuangan bank. Khususnya pada kinerja keuangan bank
pemerintah yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Dengan
Menggunakan Rasio CAMEL”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kinerja keuangan bank pemerintah sebelum go public dengan
menggunakan rasio CAMEL.
2. Bagaimana kinerja keuangan bank pemerintah sesudah go public dengan
menggunakan rasio CAMEL.
3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan bank pemerintah sebelum
dan sesudah go public dengan menggunakan rasio CAMEL.

C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisa perbedaan kinerja keuangan bank pemerintah sebelum go
public dengan menggunakan rasio CAMEL.
2. Menganalisa perbedaan kinerja keuangan bank pemerintah sesudah go
public dengan menggunakan rasio CAMEL.

3. Menganalisa perbedaan kinerja keuangan bank pemerintah sebelum dan
sesudah go public dengan menggunakan rasio CAMEL.

D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah :
1. Memberikan sumbangan pemikiran dan wacana bagi dunia akademis
tentang industri perbankan di Indonesia dengan permasalahannya.
2. Memperkaya pustaka Indonesia di lingkungan pendidikan tinggi pada
umumnya dan di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah pada khususnya mengenai
skripsi dengan topik perbankan.
3. Memberikan hasil perbandingan sebelum dan sesudah go public untuk
menjadi referensi bagi bank-bank di tahun-tahun berikutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Rasio CAMEL
Dalam kamus perbankan (Institut Bankir Indonesia), edisi kedua tahun
1999: CAMEL adalah aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap kondisi
keuangan bank, yang mempengaruhi pula tingkat kesehatan bank, CAMEL
merupakan alat ukur yang menjadi objek pemeriksaan bank yang dilakukan oleh
pengawas bank. CAMEL terdiri atas lima kriteria yaitu: modal, aktiva,
manajemen, pendapatan dan likuiditas.
Rasio

CAMEL

adalah

menggambarkan

suatu

hubungan

atau

perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan
analisa rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi
keuangan suatu bank. Dalam penilaian kinerja suatu bank, berdasarkan peraturan
Bank Indonesia No: 6/10/PBI/2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan
Bank Umum adalah sebagai berikut : (Spica, Luciana Almilia. 2005)
a. Permodalan (Capital)
Penelitian terhadap faktor permodalan adalah sebagai berikut :
1. Kecukupan, komposisi, dan proyeksi (trend ke depan) permodalan serta
kemampuan permodalan bank dalam mengatasi asset bermasalah.
2. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari
keuntungan, rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha,

akses kepada sumber permodalan, dan kinerja keuangan pemegang saham untuk
meningkatkan permodalan bank.
b. Kualitas asset (asset quality)
Penilaian terhadap faktor kualitas asset adalah sebagai berikut :
Kualitas aktiva produktif, konsentrasi eksposur risiko kredit, Perkembangan
aktiva prodiktif bermasalah, dan kecukupan penyisihan penghapusan aktiva
produktif bermasalah, dan kecukupan penyisihan penghapusan aktiva produktif
(PPAP).
c. Manajemen (management)
Penilaian terhadap faktor manajemen adalah sebagai berikut :
1. Kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen risiko.
2. Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada Bank
Indonesia dan atau pihak lainnya.
d. Rentabilitas (earning)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas adalah sebagai berikut :
1. Pencapaian Return of assets (ROA), return on equity (ROE), net interest margin
(NIM), dan tingkat efisiensi bank.
2. Perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan, penerapan prinsip
akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya, dan prospek laba operasional.
e. Likuiditas (Liquidity)
Penilaian terhadap faktor likuiditas adalah sebagai berikut :
1. Rasio aktiva/pasiva likuid, potensi malturity mismatch, kondisi Loan to Deposit
Ratio (LDR), proyeksi cash flow, dan konsentrasi pendanaan.

2. Kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (asset and liabilities
management/ALMA), akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas pendanaan.
f. Sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk).
Penilaian terhadap faktor sensitivitas terhadap risiko pasar adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan modal bank dalam mengatasi potensi kerugian sebagai akibat
fluktuasi (adverse movement) suku bunga dan nilai tukar.
2. Kecukupan penerapan manajemen risiko pasar.
Sedangkan unsur-unsur penilaian dalam analisa CAMEL menurut kasmir
adalah sebagai berikut :
1. Capital (permodalan)
Penilaian berdasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu
bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode capital adequacy ratio (CAR).
2. Asset (kualitas aktiva produktif)
Penilaian berdasarkan kepada aktiva produktif yang dimiliki bank. Rasio
yang diukur yaitu Return On Earning Assets (ROEA).
3. Management (manajemen)
Penilaian didasarkan kinerja keuangan yang dihasilkan oleh manajemen
bank. Salah satu penilaian adalah dengan menggunakan Net Interest Margin
(NIM).
4. Earning (Rentabilitas)
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat dari
kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini

didasarkan kepada dua macam yaitu Return On Asset (ROA) dan rasio Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
5. Likuidity (likuiditas)
Untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas didasarkan kepada dua
macam rasio, yaitu : rasio Working Capital terhadap Total Asset (WCTA) dan
rasio antara yang diterima terhadap dana yang diterima oleh bank (LDR).

B. Penjelasan Mengenai Metode CAMEL
1. Capital (Permodalan)
Kekurangan modal merupakan gejala umum yang dialami bank-bank di
negara-negara berkembang. Kekurangan modal tersebut dapat bersumber dari dua
hal, yang pertama adalah modal yang jumlahnya kecil, dan yang kedua adalah
kualitas modalnya yang buruk. Dengan demikian, pengawas bank harus yakin
bahwa bank harus mempunyai modal yang cukup, baik jumlah maupun
kualitasnya. Selain itu, para pemegang saham maupun pengurus bank harus
benar-benar bertanggung jawab atas modal yang sudah ditanamkan.
Berapa modal yang cukup tersebut? Pada saat ini persyaratan untuk
mendirikan bank baru memerlukan modal disetor sebesar Rp. 3 trilyun. Namun
bank-bank yang saat ketentuan tersebut diberlakukan sudah berdiri jumlah
modalnya mungkin kurang dari jumlah tersebut. Pengertian kecukupan modal
tersebut tidak hanya dihitung dari jumlah nominalnya, tetapi juga dari rasio
kecukupan modal, atau yang sering disebut sebagai Capital Adequacy Ratio
(CAR).

2. Asset (Kualitas Aktiva Produktif)
Dalam kondisi normal sebagian besar aktiva suatu bank terdiri dari kredit
dan aktiva lain yang dapat menghasilkan atau menjadi sumber pendapatan bagi
bank, sehingga jenis aktiva tersebut sering disebut sebagai aktiva produktif.
Dengan kata lain, aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam
rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga,
penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen, dan
kontijensi pada transaksi rekening administratif. Di dalam menganalisis suatu
bank pada umumnya perhatian difokuskan pada kecukupan modal bank karena
masalah solvensi memang penting. Namun demikian, menganalisis kualitas
aktiva produktif secara cermat tidaklah kalah pentingnya. Kualitas aktiva
produktif bank yang sangat jelek secara Implisit akan menghapus modal bank.
Walaupun secara riil bank memiliki modal yang cukup besar, apabila kualitas
aktiva produktifnya sangat buruk dapat saja kondisi modalnya menjadi buruk
pula. Hal ini antara lain terkait dengan berbagai permasalahan seperti
pembentukan cadangan, penilaian asset, pemberian pinjaman kepada pihak
terkait, dan sebagainya. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif di dalam
ketentuan perbankan di Indonesia didasarkan pada dua rasio yaitu:
a. Rasio aktiva produktif diklasifikasikan terhadap aktiva
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva
3. Management (Manajemen)
Manajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat tidaknya
suatu bank. Mengingat hal tersebut, maka pengelolaan suatu manajemen sebuah

bank mendapatkan perhatian yang besar dalam penilaian tingkat kesehatan suatu
bank diharapkan dapat menciptakan dan memelihara kesehatannya.
Penilaian faktor manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan bank
umum dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan terhadap bank
yang bersangkutan. Penilaian tersebut dilakukan dengan mempergunakan sekitar
seratus kuesioner yang dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu
kelompok manajemen umum dan kuesioner manajemen resiko atau yang sering
disebut juga Net Interest Margin (NIM).
4. Earning (Rentabilitas)
Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank
adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Perlu diketahui bahwa
apabila bank selalu mengalami kerugian dalam kegiatan operasinya maka tentu
saja lama kelamaan kerugian tersebut akan memakan modalnya. Bank yang
dalam kondisi demikian tentu saja tidak dapat dikatakan sehat.
Analisis rentabilitas dimaksudkan untuk mengukur produktivitas asset
yaitu kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva
yang dimilikinya, dan juga mengukur efisiensi penggunaan modal. Ukuranukuran yang digunakan:
Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen menghasilkan Earning before tax dari pengelolaan asset. Total assets
dan earning before tax yang terjadi selama 12 bulan (per 31 Desember) pada
periode yang sama. Semakin besar ROA suatu bank, maka makin besar tingkat
keuntungan bank dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan asset.

3. Liquidity (Likuiditas)
Menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali
dalam penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Untuk menilai apakah sebuah bank
mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera
ditagih (berjangka pendek) maka digunakan metode Loan to Deposit Ratio
(LDR) dan Workin Capital to Total Asset (WCTA).

C. Tinjauan Umum Go Public
1.

Definisi Go Public
Dalam konsep pasar modal, secara umum tindakan “Go Public”
diterjemahkan sebagai tindakan menawarkan efek kepada masyarakat (public),
dimana tindakan ini dilatarbelakangi oleh alasan mendasar yaitu kebutuhan akan
dana atau sebab lain yang lebih khusus. (Artikel Warta Bapepam, Edisi: 23
November 2006)

2.

Proses Go Public
Untuk menjadi perusahaan public yang sahamnya dicatatkan dan
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan perlu memperoleh
persetujuan dari BEI dengan mengajukan permohonan pencatatan kepada BEI
dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Sepanjang dokumendokumen dan informasi yang disampaikan telah mencukupi dan lengkap, BEI
hanya memerlukan waktu 10 hari Bursa untuk memberikan persetujuan
pencatatan. Jika memenuhi syarat, BEI memberikan surat persetujuan prinsip

pencatatan yang dikenal dengan istilah Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek.
Sesudah mendapat perjanjian pendahuluan dari BEI, calon perusahaan terbuka
tersebut mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar
Modal Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) untuk melakukan Penawaran
Umum.
Apabila pernyataan pendaftaran calon emiten telah dinyatakan efektif oleh
BAPEPAM-LK, maka calon emiten tersebut dapat melakukan proses Penawaran
Umum. Pada umumnya, keseluruhan proses Penawaran Umum hanya
memerlukan waktu kurang lebih 10 hari kerja, tergantung berapa lama masa
penawaran kepada public yang ditentukan oleh calon perusahaan terbuka dan
penjamin emisi. Sesudah masa Penawaran Umum tersebut berakhir, maka
perusahaan resmi menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya dicatatkan dan
diperdagangkan di Bursa. (Thariq, Rizal Abdillah. 2006)
3.

Manfaat dan kosekuensi Go Public
3.1 Manfaat Go Public
Dengan menjadi perusahaan public, manfaat yang dapat diperoleh
perusahan,
diantaranya :

1. Memperoleh Sumber Pendanaan Baru

Dana untuk pengembangan, baik untuk penambahan modal kerja maupun
untuk ekspansi usaha, adalah faktor yang sering menjadi kendala banyak
perusahaan. Dengan menjadi perusahaan publik kendala pendanaan tersebut akan
lebih mudah diselesaikan, yaitu : (Ang, Robert. 1997)

a. Peroleh dana melalui hasil penjualan saham kepada public. Dengan cara ini,

perusahaan dapat memperoleh dana dalam jumlah besar dan diterima sekaligus
dengan cost of fund yang relatif lebih kecil dibandingkan perolehan.
b. Dana melalui perbankan. Selain itu dimasa mendatang, dengan telah menjadi

perusahaan public, perusahaan juga dapat melakukan secondary offering tanpa
batas.
c. Mempermudah akses kepada perbankan. Dengan menjadi perusahaan public yang

sahamnya diperdagangkan di Bursa, kalangan perbankan akan dapat lebih
mengenal dan percaya kepada perusahaan. Hal tersebut tidak berlebihan
mengingat setiap hari perbankan dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan
melalui berbagai keterbukaan informasi yang diumumkan perusahaan melalui
Bursa. Dengan kondisi demikian, tidak hanya proses pemberian pinjaman baru
akan lebih mudah dibandingkan pemberian pinjaman perusahaan yang belum
dikenal, namun tingkat bunga yang dikenakan juga mungkin akan lebih rendah
mengingat credit risk perusahaan terbuka relatif lebih kecil dibandingkan kredit
pada perusahaan tertutup.
d. Mempermudah akses perusahaan untuk masuk ke pasar uang melalui penerbitan

surat hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Umumnya pembeli
surat hutang tentunya akan lebih menyukai jika perusahaan yang menerbitkan
surat hutang tersebut sudah menjadi perusahaan public. Dengan menjadi
perusahaan public, citra dan nama sahamnya diperdagangkan di Bursa, kalangan
perbankan akan lebih mengenal dan percaya kepada perusahaan. Hal tersebut
tidak berlebihan jika mengingat setiap hari perbankan dapat mengetahui kondisi

keuangan perusahaan melalui berbagai keterbukaan informasi yang diumumkan
perusahaan melalui Bursa. Dengan kondisi demikian, tidak hanya proses
pemberian pinjaman baru akan lebih mudah dibandingkan pemberian pinjaman
kepada perusahaan yang belum dikenal, namun tingkat bunga yang dikenakan
juga mungkin akan lebih rendah mengingat credit risk perusahaan terbuka relatif
lebih kecil dibandingkan kredit pada perusahaan tertutup.
e. Mempermudah akses perusahaan untuk masuk ke pasar uang melalui penerbitan

surat hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Umumnya pembeli
surat hutang tentunya akan lebih menyukai jika perusahaan yang menerbitkan
surat hutang tersebut sudah menjadi perusahaan public. Dengan menjadi
perusahaan public, citra dan nama perusahaan dengan status Tbk (Terbuka) akan
lebih dikenal di

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Camel

1 48 82

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

0 13 49

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PERBANKAN SYARIAH TAHUN 2008 – 2012

3 25 80

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL Analisis Kinerja Keuangan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel ( Studi Kasus Pada Pt. Bank Bukopin Tbk Periode 2010-2012).

0 4 16

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL Analisis Kinerja Keuangan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel ( Studi Kasus Pada Pt. Bank Bukopin Tbk Periode 2010-2012).

0 2 13

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Menggunakan Metode Camel Pada Bank Konvensional Di Indonesia.

0 2 14

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK KONVENSIONAL DI INDONESIA Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Menggunakan Metode Camel Pada Bank Konvensional Di Indonesia.

0 2 14

ANALISIS COMPARATIVE KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK SYARIAH Analisis Comparative Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Camel Pada Bank Syariah Dan Bank Konvensional Tahun 2009-2013.

0 0 15

ANALISIS COMPARATIVE KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK SYARIAH Analisis Comparative Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Camel Pada Bank Syariah Dan Bank Konvensional Tahun 2009-2013.

0 1 12

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Camel

0 1 11