Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Camel

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN

METODE CAMEL

OLEH

REGIYAN UTAMI 110522117

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Camel” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Medan, 2013

Yang Membuat Pernyataan,

Nama : REGIYAN UTAMI NIM : 110522117


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan anugerahnya yang berkelimpahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Camel”. Adapun skripsi tersebut sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari S1 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, sarana, motivasi, dan doa khususnya dari kedua orangtua saya dan berbagai pihak lainnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan tulus menyampaikan ucapan terimakasih yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan arahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak., selaku Dosen Pembaca yang telah meluangkan waktu untuk memberikan penilaian atas skripsi ini.

6. Secara khusus terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua Orangtuaku yang tersayang , yaitu bapak Idris Damanik dan ibu Weni Suprihatiningsih serta kepada adik saya yaitu Nindy Asrifah dan Dinda Afifah yang telah memberi semangat dan doa kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang memerlukan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari tata bahasa maupun ruang lingkup pembahasan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, 2013

Penulis

Nama : REGIYAN UTAMI Nim : 110522117


(5)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE

CAMEL

Industri perbankan di Indonesia sangat penting peranannya dalam perekonomian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara keuangan, hal ini dikarenakan perbankan merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu lembaga yang mempunyai peran untuk mempertemukan antara pemilik dan pengguna dana. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah yaitu dengan perbankan konvensional pada periode 2009-2011 dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh dari website masing-masing bank dan Direktori Perbankan Indonesia di Bank Indonesia. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional untuk masing – masing rasio keuangan, uji hipotesis dengan menggunakan “Independent Sampel t-Test” untuk melihat perbedaan kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional secara keseluruhan.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara bank yang sehat (berkinerja baik) dengan bank yang tidak sehat (berkinerja tidak baik). Tingkat ketepatan yang dihasilkan oleh persamaan diskriminan dalam melihat bank sehat (berkinerja baik) atau tidak (berkinerja tidak baik) sebesar 100%, dan kinerja keuangan Perbankan syariah berbeda (tidak sama) dengan kinerja keuangan perbankan konvensional.

Kata Kunci : Rasio Keuangan (CAR, ROA, ROE, BOPO, LDR), Kinerja Keuangan Bank


(6)

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE OF ISLAMIC BANKS AND CONVENTIONAL BANK USING CAMEL METHOD

Banking industry in Indonesia is very important role in the economy. Bank is a financial institution that has an important role in the economy of a country as a financial intermediary, this is because the bank is one of the financial system that serves as a Financial Intermediary, which is an agency that has a role to reconcile between the owners and the users of funds. This study aimed to compare the financial performance of Islamic banking with conventional banking in the period 2009-2011 by using financial ratios. Financial ratios used consisted of CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, and LDR.

This study uses data collection documentation. The data used are secondary data from financial statements of the company obtained from the website of each bank and the Indonesian Banking Directory at Bank Indonesia. The data obtained were then analyzed to see the financial performance of Islamic banking with conventional banking to each - their financial ratios, hypothesis testing using the "Independent Sample t-Test" to see the difference in the financial performance of Islamic banking with conventional banking as a whole.

The results show that there are significant differences between healthy banks (performing well) with unhealthy banks (performing well). The resulting level of accuracy by the discriminant equation in seeing a healthy bank (performing well) or not (performing well) by 100%, and the financial performance of Islamic banking is different (not equal) to the financial performance of conventional banking.

Keywords: Financial Ratios (CAR, ROA, ROE, ROA, LDR), Financial Performance Bank


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitianan ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

1.4 Sistematika Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Pengertian Bank... .. 9

2.2 Tugas dan Fungsi Bank... 10

2.3 Jenis Bank ….. …... 10

2.4 Sumber Dana Bank ... ... . 13

2.5 Bank Konvensional ... ... ... 15

2.5.1 Pengertian Bank Konvensional... 15

2.5.2 Kegiatan Dalam Bank Konvensional... 16

2.6 Bank Syariah………... . 17

2.6.1 Sejarah Singkat…... ... 17

2.6.2 Prinsip Perbankan Syariah…... 18

2.7 Bank Syariah vs Bank Konvensional...…. 20

2.8 Kinerja Keuangan…... ... 21

2.9 Laporan Keuangan ... ... 23

2.9.1 Pengertian Laporan Keuangan…... 23

2.9.2 Fungsi Laporan Keuangan…... 24

2.9.3 Unsur-unsur Laporan Keuangan…... 25

2.9.4 Kesehatan Bank…... ... 28

2.9.4.1 Pengertian Kesehatan Bank…... 28

2.9.4.2 Penilaian Kesehatan Bank…... ... 30

2.10 Penelitian Terdahulu ... 34

2.11 Kerangka Konseptual... 36


(8)

BAB III METODE PENELITIAN... ... 39

3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

3.3 Pengumpulan Data ... 40

3.4 Jenis Data ... 40

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 41

3.6 Metode Analisis Data ... 45

3.6.1 Uji Homogenitas ... 45

3.6.2 Uji Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ... 48

4.1 Gambaran Umum Perbankan Indonesia... 48

4.2 Gambaran Umum Perbankan Syariah Indonesia ... 49

4.3 Deskripsi Data Penelitian…... ... 49

4.4 Analisis Data Penelitian…... ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan…... 60

5.3 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(9)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 21

Tabel 2.2 Bobot CAMEL ... 31

Tabel 2.3 Predikat Tingkat Kesehatan Bank ... 31

Tabel 2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 35

Tabel 3.1 Nama Bank yang Akan Diteliti ... 39

Tabel 4.1 Rasio CAMEL Bank ... 50

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif ... 51


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 37


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman Lampiran 1 Rasio Camel Bank ... 67 Lampiran 2 Perhitungan Statistik Deskriptif ... 68 Lampiran 3 Independent Sample Test ... 69


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE

CAMEL

Industri perbankan di Indonesia sangat penting peranannya dalam perekonomian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara keuangan, hal ini dikarenakan perbankan merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu lembaga yang mempunyai peran untuk mempertemukan antara pemilik dan pengguna dana. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah yaitu dengan perbankan konvensional pada periode 2009-2011 dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh dari website masing-masing bank dan Direktori Perbankan Indonesia di Bank Indonesia. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk melihat kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional untuk masing – masing rasio keuangan, uji hipotesis dengan menggunakan “Independent Sampel t-Test” untuk melihat perbedaan kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional secara keseluruhan.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara bank yang sehat (berkinerja baik) dengan bank yang tidak sehat (berkinerja tidak baik). Tingkat ketepatan yang dihasilkan oleh persamaan diskriminan dalam melihat bank sehat (berkinerja baik) atau tidak (berkinerja tidak baik) sebesar 100%, dan kinerja keuangan Perbankan syariah berbeda (tidak sama) dengan kinerja keuangan perbankan konvensional.

Kata Kunci : Rasio Keuangan (CAR, ROA, ROE, BOPO, LDR), Kinerja Keuangan Bank


(13)

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE OF ISLAMIC BANKS AND CONVENTIONAL BANK USING CAMEL METHOD

Banking industry in Indonesia is very important role in the economy. Bank is a financial institution that has an important role in the economy of a country as a financial intermediary, this is because the bank is one of the financial system that serves as a Financial Intermediary, which is an agency that has a role to reconcile between the owners and the users of funds. This study aimed to compare the financial performance of Islamic banking with conventional banking in the period 2009-2011 by using financial ratios. Financial ratios used consisted of CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, and LDR.

This study uses data collection documentation. The data used are secondary data from financial statements of the company obtained from the website of each bank and the Indonesian Banking Directory at Bank Indonesia. The data obtained were then analyzed to see the financial performance of Islamic banking with conventional banking to each - their financial ratios, hypothesis testing using the "Independent Sample t-Test" to see the difference in the financial performance of Islamic banking with conventional banking as a whole.

The results show that there are significant differences between healthy banks (performing well) with unhealthy banks (performing well). The resulting level of accuracy by the discriminant equation in seeing a healthy bank (performing well) or not (performing well) by 100%, and the financial performance of Islamic banking is different (not equal) to the financial performance of conventional banking.

Keywords: Financial Ratios (CAR, ROA, ROE, ROA, LDR), Financial Performance Bank


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peran strategis dalam menyelaraskan, menyerasikan, serta menyeimbangkan berbagai unsur pembangunan. Peran yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan berdasarkan asas demokrasi ekonomi mendukung pelaksanaan pembangunan dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Peranan lembaga perbankan yang strategis dalam mencapai tujuan pembangunan nasional mengakibatkan perlu adanya pembinaan dan pengawasan yang efektif, sehingga lembaga perbankan di Indonesia mampu berfungsi secara efisien, sehat, wajar, dan mampu melindungi secara baik dana masyarakat yang dititipkan kepadanya, serta mampu menyalurkan dana masyarakat tersebut ke bidang-bidang yang produktif bagi pencapaian sasaran pembangunan.

Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan yang cukup penting. Bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari, sebagian besar hampir


(15)

melibatkan jasa-jasa dari sektor perbankan. Hal demikian kiranya dapat dipahami karena sektor perbankan mengemban suatu fungsi utama sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi masyarakat yang surplus dana dengan unit-unit ekonomi yang defisit dana.

Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis, yang dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha :

1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional. 2. Bank yang melakukan usaha secara syariah.

Perkembangan industri keuangan syariah secara informasi telah dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan di Indonesia. Beberapa badan usaha pembiayaan non bank telah didirikan sebelum tahun 1992 yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah.

Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga keungan kepada nasabah. Kegiatan operasional bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membedakan bunga atas


(16)

penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan.

Perbankan diakui memiliki peran sangat penting dalam mengembangkan perekonomian nasional. Buruknya kondisi perbankan bisa berdampak buruk pula pada perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian, upaya memperkuat sektor perbankan nasional menjadi salah satu faktor penting dalam memperkuat perekonomian nasional. Bahkan pemerintah pernah menghimbau pihak bank agar meningkatkan penyaluran kredit ke sektor riil demi menggerakkan roda perekonomian. Karena itulah upaya meningkatkan kinerja perbankan menjadi suatu yang vital bagi pembangunan nasional.

Dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan, stakeholder akan sangat terbantu dengan laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut. Hal yang dapat diperoleh dari laporan keuangan adalah : (1) sebagai alat pembanding kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama ; (2) sebagai alat evaluasi untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan.

Adanya penurunan kinerja bank-bank harus segera diperbaiki karena jika penurunan kinerja tersebut terus berlanjut tentunya akan membuat kredibilitas perbankan di mata masyarakat akan semakin menurun. Bagi bank-bank yang mengalami penurunan kinerja secara tajam tentu tinggal menunggu waktu untuk dilikuidasi jika tidak ada upaya untuk memperbaiki kinerjanya. Melalui penilaian kesehatan bank kita dapat menilai kinerja


(17)

bank tersebut. Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang berangkutan. Berdasarkan laporan itu akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank.

Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa mendatang. Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan aspek penilaian, yaitu : Capital, Assets, Management, Earnings, dan Liquidity yang biasa disebut CAMEL. Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. CAMEL tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan bank, tetapi juga digunakan sebagai indikator dalam menyusun peringkat dan memprediksi kebangkrutan bank.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan


(18)

Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan Menggunakan Metode CAMEL”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kinerja keuangan perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional untuk masing-masing rasio keuangan? 2. Apakah ada perbedaan yang signifikan atas kinerja keuangan perbankan

syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional secara keseluruhan?

1.3 Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bank syariah yang dipilih dalam penelitian ini adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan BRI Syariah, sedangkan bank konvensionalnya adalah Bank Negara Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). 2. Data yang digunakan untuk mengukur kinerja bank adalah laporan

tahunan bank periode 2009-2011. Data dari masing-masing bank didapatkan melalui publikasi di internet.

3. Pengukuran kinerja keuangan bank yang digunakan dalam penelitian ini hanya mencakup rasio keuangan metode CAMEL.


(19)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini antara lain : 1. Mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan perbankan syariah

jika dibandingkan dengan perbankan konvensional untuk masing-masing rasio keuangan.

2. Mengetahui dan menganalisis apakah ada perbedaan yang signifikan atas kinerja keuangan perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional secara keseluruhan.

1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan baru mengenai perbankan konvensional dan perbankan syariah.

2. Bagi Dunia Perbankan

Untuk memberikan masukan yang berguna agar lebih meningkatkan kinerja bank dengan mengembangkan industri perbankan Indonesia.

3. Bagi Akademis

Dapat digunakan sebagai bahan informasi atau dapat dipakai sebagai data sekunder dan sebagai bahan sumbangan pemikiran tentang peran dan fungsi manajemen keuangan, khususnya dalam salah satu fungsi yaitu mengetahui kinerja bank.


(20)

1.5 Sistematika Penelitian

Penelitian ini dilaporkan secara terperinci dalam lima bab dengan urutan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab ini adalah gambaran awal dari apa yang akan dilakukan peneliti.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan secara singkat teori yang melandasi penelitian, termasuk pembahasan tentang pengertian dan perbedaan bank syariah dan bank konvensional. Pembahasan berikutnya adalah mengenai teori pengukuran kinerja bank yang ditekankan pada perhitungan rasio keuangan bank.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan secara detail tentang metode penelitian yang digunakan. Penjelasan dimulai dari metode pengumpulan data, dilanjutkan dengan metode analisis data.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi analisis permasalahan berdasarkan data yang telah diolah pada bab sebelumnya.


(21)

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian. Berdasarkan kesimpulan itulah penulis akan memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait dalam upaya meningkatkan kinerja suatu bank.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bank

Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di samping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya.

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Dengan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai bank maka tidak terlepas dari masalah keuangan.


(23)

2.2 Tugas dan Fungsi Bank

Pada dasarnya tugas pokok bank menurut UU No.19 Tahun 1998 adalah membantu pemerintah dalam mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan fungsi bank pada umumnya (Siamat, 2005:276), yaitu :

a) Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.

b) Menciptakan uang.

c) Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat. d) Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.

2.3 Jenis Bank

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Jika kita melihat jenis perbankan sebelum keluar Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dengan sebelumnya, yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967, maka terdapat beberapa perbedaan. Namun, kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya.

Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain (Kasmir, 2002:37):

1. Dilihat dari segi fungsinya, dibagi menjadi : a. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu


(24)

pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah.

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya, dibagi menjadi : a. Bank milik pemerintah

Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

Contoh bank milik pemerintah antara lain : - Bank Negara Indonesia 46 (BNI)

- Bank Rakyat Indonesia (BRI) - Bank Tabungan Negara (BTN) b. Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

Contoh bank milik swasta antara lain : - Bank Muamalat

- Bank Central Asia - Bank Danamon

- Bank Internasional Indonesia c. Bank milik koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum operasi. Sebagai contoh adalah : Bank Umum Koperasi Indonesia.

d. Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Jelas kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri.

Contoh bank asing antara lain : - Deutsche Bank

- American Express Bank - Bank of America

- Bank of Tokyo - Bangkok Bank - City Bank

- Standard Chartered Bank e. Bank milik campuran


(25)

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia.

Contoh bank campuran antara lain : - Sumitomo Niaga Bank

- Bank Sakura Swadarma - Mitsubishi Buana Bank - Ing Bank

- Sanwa Indonesia Bank

3. Dilihat dari segi status, dibagi menjadi : a. Bank devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.

b. Bank non devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.

4. Dilihat dari segi cara menentukan harga, dibagi menjadi : a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu :

1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. 2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan menggunakan

atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah

Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut : 1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) 2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musharakah)

3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)


(26)

4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)

5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)

Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah juga menentukan biaya sesuai Syariah Islam.

2.4 Sumber Dana Bank

Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Dana untuk membiayai operasinya dapat diperoleh dari berbagai sumber.

Adapun sumber-sumber dana bank tersebut adalah sebagai berikut : 1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya. Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari: a. setoran modal dari pemegang saham.

b. cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya.

c. laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu.


(27)

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Adapun sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk :

a. simpanan giro b. simpanan tabungan c. simpanan deposito

3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya

Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencairan sumber dana pertama dan kedua di atas. Dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari :

a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia

Bantuan dana dari Bank Indonesia untuk membiayai masyarakat yang tergolong prioritas, seperti kredit investasi pada sektor pertanian, perhubungan, industri penunjang sektor pertanian, tekstil, ekspor nonmigas, dan lain sebagainya.

b. Perjanjian antar bank

Pinjaman harian antar bank yang dilakukan apabila ada kebutuhan mendesak yang diperlukan oleh bank. Jangka waktu call money biasanya hanya beberapa hari atau satu bulan saja.


(28)

Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain di luar negeri ini biasanya berbentuk pinjaman jangka menengah panjang. Realisasi dari pinjaman ini harus melalui Bank Indonesia dimana secara tidak langsung Bank Indonesia selaku bank sentral ikut mengawasi pelaksanaan pinjaman tersebut demi menjaga stabilitas bank yang bersangkutan.

d. Surat berharga pasar

Biasanya merupakan pinjaman dari lembaga keungan bukan bank yang tidak berbentuk pinjaman atau kredit, tetapi berbentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan sebelum tanggal jatuh tempo.

2.5 Bank Konvensional

2.5.1 Pengertian Bank Konvensional

Bank konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dimana penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu.

Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan.


(29)

2.5.2 Kegiatan Dalam Bank Konvensional

Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini adalah :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan denan itu.

2. Memberikan kredit.

3. Menerbitkan surat pengakuan hutang.

4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya.

5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.

6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.

8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.


(30)

10.Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI.

2.6 Bank Syariah

2.6.1 Sejarah Singkat

Sejarah awal mula kegiatan Bank Syariah yang pertama sekali dilakukan adalah di Pakistan dan Malaysia pada sekitar tahun 1940-an. Kemudian Mesir pada tahun 1963 berdiri Islamic Rural Bank di desa It Ghamr Bank. Bank ini beroperasi di pedesaan Mesir dan masih berskala kecil.

Kehadiran bank yang berdasarkan syariah di Indonesia masih relatif baru, yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di dunia. Prakarsa untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Namun, diskusi tentang Bank Syariah sebagai basis ekonomi Islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980.

Bank Syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu dengan dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani tanggal 1 November 1991. Bank ini ternyata berkembang cukup pesat sehingga saat ini BMI sudah memiliki puluhan cabang tersebar di beberapa kota besar.


(31)

Dalam perkembangnnya kehadiran Bank Syariah di Indonesia khususnya cukup menggembirakan. Di samping BMI, saat ini juga telah lahir Bank Syariah milik pemerintah seperti Bank Syariah Mandiri (BSM). Kemudian berikutnya berdiri Bank Syariah sebagai cabang dari bank konvensional yang sudah ada, seperti, Bank BNI, Bank IFI, BPD Jabar.

2.6.2 Prinsip Perbankan Syariah

Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah harus menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Adapun prinsip-prinsip bank syariah adalah sebagai berikut : 1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah)

Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. Secara umum terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu :

a. Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository) b. Wadiah Yad Adh-Dhamanah (Guarantee Depositor) 2. Prinsip Bagi Hasil

Jika dalam bank konvensional keuntungan bank diperoleh dari bunga yang dibebankan, maka dalam bank syariah tidak ada istilah bunga, tetapi bank syariah menerapkan sistem bagi hasil.


(32)

Prinsip bagi hasil dalam bank syariah yang diterapkan dalam pembiayaan dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu : a. Al-Musyarakah

b. Al-Mudharabah c. Al-Muza’arah d. Al-Musaqah

3. Prinsip Jual Beli (Al-Tijarah)

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan.

4. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)

Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan leasing, baik untuk kegiatan operating lease maupun financial lease.

5. Prinsip Jasa (Fee-Based Service)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain:


(33)

a. Al-Wakalah b. Al-Kafalah c. Al-Hawalah d. Ar-Rahn e. Al-Qardh

2.7 Bank Syariah vs Bank Konvensional

Perbedaan yang mendasar antara bank konvensional dengan bank syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada bank, dan atau yang diberikan oleh bank kepada nasabah. Hal inilah yang menyebabkan terdapatnya istilah bunga dan bagi hasil.

Islam mendorong praktik bagi hasil serta mengharamkan riba. Keduanya sama-sama member keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya mempunyai perbedaan sangat nyata. Perbedaan itu dapat dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

No. Bank Syariah Bank Konvensional

1. Melakukan investasi-investasi yang halal saja.

Investasi yang halal dan haram. 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil,

jual beli, atau sewa.

Memakai perangkat bunga. 3. Berorientasi pada keuntungan

(profit oriented) dan kemakmuran dan kebahagian dunia akhirat.

Profit oriented.

4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan.

Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur. 5. Penghimpunan dan penyaluran Tidak terdapat dewan sejenis.


(34)

dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.

(Sumber : Antonio, Muhammad Syafii.2001:34. Bank Syariah dari Teori ke Praktik)

Islam mengharamkan bunga dan menghalalkan bagi hasil. Keduanya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan pembungaan uang. Dalam investasi, usaha yang dilakukan mengandung risiko, dan karenanya mengandung unsur ketidakpastian. Sebaliknya, pembungaan uang adalah aktivitas yang tidak memiliki risiko karena adanya persentase suku bunga tertentu yang ditetapkan berdasarkan besarnya modal.

2.8 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran tentang setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan perbankan pada saat periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efesien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangan di samping data-data non keuangan lain yang bersifat sabagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam manghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada.


(35)

Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif.

Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2000:415). Pengukuran kinerja menurut Hongren (1993:372) mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen dibandingkan dengan goal atau sasaran perusahaan. Dengan kata lain, pengukuran kinerja merupakan alat bagi manajemen untuk mengendalikan bisnisnya.

Kinerja perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik. Laporan keuangan berupa neraca, rugi-laba, arus kas, dan perubahan modal yang secara bersama-sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan digunakan investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden dimasa mendatang dan resiko atas penilaian tersebut. Melalui laporan tersebutlah stakeholders dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan dalam periode tertentu dan dengan demikian pengukuran kinerja keuangan dari laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat ukur pertumbuhan kekayaan pemegang saham.


(36)

2.9 Laporan Keuangan

2.9.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi dimana dalam proses tersebut semua transaksi yang terjadi akan dicatat, diklasifikasikan, diikhtisarkan untuk kemudian disusun menjadi suatu laporan keuangan. Di dalam laporan keuangan itu akan terlibat data kuantitatif dari harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan.

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (2002:2) adalah sebagai berikut :

Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses laporan keuangan, laporan keuangan biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

2.9.2 Fungsi Laporan Keuangan

Pada dasarnya laporan keuangan mempunyai fungsi untuk memberikan informasi mengenai laporan keuangan dari hasil kegiatan suatu perusahaan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Secara keseluruhan fungsi laporan perbankan adalah :

1. Informasi dalam pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi


(37)

yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan yang rasional.

2. Informasi dalam menilai prospek arus kas. Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat mendukung investor/pemilik dana, kreditur, dan pihak-pihak lain dalam memperkirakan jumlah, saat, dan ketidakpastian dalam penerimaan kas di masa depan atas dividen, bagi hasil, dan hasil dari penjualan, pelunasan, dan jatuh tempo dari surat berharga atau pinjaman.

3. Infromasi atas sumber daya ekonomi. Pelaporan keuntungan bertujuan memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi bank, kewajiban bank untuk mengalihkan sumber daya tersebut kepada entitas lain atau pemilik saham.

4. Informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syari’ah, serta informasi mengenai pendapatan dan pengeluaran yang tidak sesuai dengan prinsip syari’ah dan bagaimana pendapatan tersebut

diperoleh serta penggunaannya.

5. Informasi untuk membantu pihak terkait di dalam menentukan zakat bank atau pihak lainnya.

6. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan bank terhadap tanggung jawab amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang rasional, serta informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik rekening investasi.


(38)

7. Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat.

2.9.3 Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Unsur-unsur utama dari laporan keuangan terdiri dari : 1. Laporan Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan pada tanggal tertentu. Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu. Maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut (IAI, 2007:1.9) :

a. Aktiva berwujud b. Aktiva tidak berwujud c. Aktiva keuangan

d. Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas

e. Persediaan

f. Piutang usaha dan piutang lainnya g. Kas dan setara kas

h. Hutang usaha dan hutang lainnya i. Kewajiban yang diestimasi

j. Kewajiban berbunga jangka panjang k. Hak minoritas

l. Modal saham dan pos ekuitas lainnya

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan


(39)

berbagai unsur keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut (IAI, 2007:1.10) :

a. Pendapatan b. Laba rugi usaha c. Beban pinjaman

d. Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas

e. Beban pajak

f. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan g. Pos luar biasa

h. Hak minoritas

i. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan 3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan (IAI, 2007:1.13) :

a. Laba atau rugi bersih perode yang bersangkutan

b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas

c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait

d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik

e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahan

f. Rekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan


(40)

4. Laporan Arus Kas

Menurut PSAK No.2, laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi arus kas perusahaan sebagai dasar menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan menggunakan kas. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas). Komponen laporan terdiri dari :

a. Kas, terdiri dari saldo kas dan rekening giro

b. Setara kas, adalah investasi yang sifatnya sangat liquid yang segera dapat disajikan kas

c. Arus kas, adalah arus kas masuk dan arus kas keluar d. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasilan utama

pendapatan dan aktivitas lain yang bukan investasi dan pendanaan

e. Aktivitas investasi adalah aktivitas perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang

f. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (IAI, 2007:1.13): a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan

dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting

b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas

c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar

2.9.4 Kesehatan Bank

2.9.4.1 Pengertian Kesehatan Bank

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank


(41)

yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.

Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan. Budisantoso dan Triandaru (2005:51) mengartikan kesehatan bank sebagai “Kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan


(42)

baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku”.

Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank. Penilaian kualitatif adalah penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen risiko, dan kepatuhan bank dan saat ini Bank Indonesia juga memiliki metode penilaian kesehatan secara keseluruhan baik dari segi kualitatif dan kuantitatif.

2.9.4.2 Penilaian Kesehatan Bank

Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari beberapa segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia


(43)

sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya. Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah dibuat oleh Bank Indonesia. Sedangkan bank-bank diharuskan untuk membuat laporan baik bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.

Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning dan Liquidity). Kelima faktor tersebut memang merupakan faktor yang menentukan kondisi suatu bank. Apabila suatu bank mengalami permasalahan pada salah satu faktor tersebut (apalagi apabila suatu bank mengalami permasalahan yang menyangkut lebih dari satu faktor tersebut), maka bank tersebut akan mengalami kesulitan.

Meskipun secara umum faktor CAMEL relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi bobot masing-masing faktor akan berbeda untuk masing-masing-masing-masing jenis bank. Dengan dasar ini, maka penggunaan faktor CAMEL dalam penilaian tingkat kesehatan dibedakan antara bank umum dan BPR. Adapun cara menilai kesehatan bank


(44)

dengan menggunakan metode CAMEL yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini (http://mdhaqiqi.wordpress.com): Tabel 2.2 Bobot CAMEL

No. Faktor CAMEL Bank Umum BPR

1. Permodalan (capital) 25% 30%

2. Kualitas Aktiva Produktif (asset qulity) 30% 30%

3. Kualitas Manajemen (management) 25% 20%

4. Rentabilitas (earning) 10% 10%

5. Likuiditas (liquidity) 10% 10%

Penilaian tingkatan kesehatan ditetapkan dalam empat golongan predikat tingkat kesehatan bank, antara lain:

Tabel 2.3 Predikat Tingkat Kesehatan Bank Sesuai Dengan Nilai Kredit

Nilai Kredit Keterangan

81 s/d 100 Sehat

66 s/d kurang dari 81 Cukup Sehat

51 s/d kurang dari 66 Kurang Sehat

0 s/d kurang dari 51 Tidak Sehat

Penilaian kesehatan bank dengan metode CAMEL, dimulai dengan penghitungan rasio-rasio dari masing-masing faktor. Penjelasan dari setiap faktor adalah sebagai berikut:

1. Aspek Permodalan (Capital)

Penilaian pertama adalah aspek permodalan (capital) suatu bank. Dalam aspek ini yang dinilai apakah permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan BI. Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).


(45)

2. Aspek Kualitas Aset (Assets)

Aspek yang kedua adalah mengukur kualitas aset bank. Dalam hal ini upaya yang dilakukan adalah untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai dengan peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.

3. Aspek Kualitas Manajemen (Management)

Penilaian yang ketiga meliputi penilaian kualitas manajemen bank. Untuk menilai kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam mengelola bank. Kualitas manusia juga dilihat dari segi pendidikan serta pengalaman para karyawannya dalam menangani berbagai kasus-kasus yang terjadi.

4. Aspek Earning

Merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Kegunaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang


(46)

diukur secara rentabilitas yang terus meningkat di atas standar yang telah ditetapkan. Penilaian ini meliputi:

a. Rasio laba terhadap Total Aset (ROA).

b. Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO).

5. Aspek Likuiditas (liquidity)

Aspek kelima adalah penilaian terhadap aspek likuiditas bank. Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan mampu membayar semua utangnya terutama utang-utang jangka pendek. Dalam hal ini yang dimaksud dengan utang-utang jangka pendek yang ada di bank antara lain adalah simpanan masyarakat seperti simpanan tabungan, giro, dan deposito. Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu membayar. Kemudian bank juga harus dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai.

2.10 Penelitian Terdahulu

Beberapa studi yang berhubungan dengan penelitian kinerja keuangan perbankan dengan menggunakan indikator rasio keuangan antara lain :

1. Indra Prasetyo (2008) berusaha membandingkan kinerja keuangan perbankan syari’ah dan yang menggunakan sistem bagi hasil dengan perbankan konvensional yang menggunakan sistem bunga dan


(47)

mengidentifikasi rasio keuangan yang paling membedakan antara sistem bank syari’ah dan sistem bank.

2. Rubitoh (2003), melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja keuangan Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan enam bank konvensional selama 1997-2001. Kriteria yang digunakan dalam penelitian itu adalah RORA (profitabilitas), CAR (rasio kecukupan modal), LDR ( rasio penyaluran terhadap dana pihak ketiga), FBI, NNRF, hasil kredit, dan produktifitas karyawan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara umum kinerja bank syariah di bawah bank konvensional. Bahkan perkembangan bank syariah mencapai 53 persen, sedangkan bank konvensional hanya lima persen. 3. Sabi (1996), melakukan penelitian perbandingan kinerja bank antara

bank domestik dengan bank asing pada masa transisi menuju ekonomi yang berorientasi pasar (market-oriented economy) di Hungaria periode 1992-1993. Ukuran kinerja yang digunakan adalah rasio keuangan yang dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu profitabilitas, likuiditas dan komitmen terhadap ekonomi domestik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, dibanding dengan bank lokal, profitabilitas bank asing lebih tinggi, tingkat likuiditas dan penyaluran kredit berisiko lebih kecil. 4. Samad dan Hasan (2000), melengkapi penelitian Sabi (1996) dengan

menggabungkan metode inter-temporal dan bank. Metode inter-temporal digunakan untuk membandingkan kinerja Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) pada awal dan akhir pendiriannya. Hasil


(48)

penelitian tersebut menunjukkan bahwa ROA dan ROE akhir periode lebih baik dibandingkan awal periode. Metode inter-bank digunakan untuk membandingkan kinerja BIMB dengan 8 bank konvensional di Malaysia selama periode 1984-1997. Hasilnya menunjukkan bahwa BIMB mempunyai likuiditas relatif lebih baik dari risiko kecil dibandingkan 8 bank konvensional.

Tabel 2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama

Penelitian dan tahunnya

Variabel penelitian

Hasil Penelitian 1. Indra Prasetyo

(2008)

CAR, RORA, NPM, ROA, LDR

Rasio keuangan yang membedakan adalah rasio NPM dan LDR. Pada rasio NPM, bank konvensional dengan penerapan sisitem bunga lebih pasti dalam perolehan laba. Sedangkan bank syari’ah menggunakan sistem bagi hasil. Untuk rasio LDR, bank syari’ah lebih efektif dibandingkan bank konvensional.

2. Rubitoh (2003) RORA, CAR, LDR, FBI, NNRF, hasil kredit, dan produktifitas karyawan.

Menunjukkan bahwa secara umum kinerja keuangan bank syariah lebih baik, walaupun

ada juga kinerja bank syariah dibawah bank konvensional. Bahkan perkembangan bank syariah mencapai 53 persen, sedang bank konvensional hanya lima persen.

3. Sabi (2006) ROA, ROE,

CDR, LDR, CAR

Menyimpulkan bahwa, dibanding dengan bank lokal, profitabilitas bank asing lebih tinggi, tingkat likuiditas dan penyaluran kredit berisiko lebih kecil.


(49)

Hasan (2000) PER,CDR, LDR, CR, CAR,DER, DTAR,EM, LTA,GBD, MM/L

dan ROE akhir periode lebih baik dibandingkan awal periode. Metode interbank digunakan untuk membandingkan kinerja BIMB dengan 8 bank konvensional di Malaysia selama periode 1984-1997.

2.11 Kerangka Konseptual

Analisis CAMEL merupakan alat analisis yang digunakan oleh bank Indonesia dalam menilai kinerja suatu bank (sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004) yang mengantikan sistem sebelumnya yaitu CAMEL (Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP, tanggal 29 Mei 1993). Analisis CAMEL terdiri dari 5 aspek yaitu: Capital, Assets, Management, Earnings, dan Liquidity. Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank, CAMEL tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan bank, tetapi juga digunakan sebagai indikator dalam menyusun peringkat dan memprediksi kebangkrutan bank.

Beberapa penelitian terdahulu menguji apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank syariah dan bank konvensional, sehubung dengan adanya perbedaan ruang lingkup operasional. Berdasarkan uraian tersebut, penulis membuat kerangka konseptual seperti di bawah ini:


(50)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.12 Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

H1 : Berdasarkan Capital Adequeency Ratio (CAR), kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional berbeda secara signifikan. H2 : Berdasarkan Kualitas Aktiva Produktif (NPL), kinerja keuangan

bank syariah dan bank konvensional berbeda secara signifikan. H3 : Berdasarkan Return On Asset (ROA), kinerja keuangan bank bank

syariah dan bank konvensional berbeda secara signifikan.

H4 : Berdasarkan Return On Equity (ROE), kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional berbeda secara signifikan.

CAR

NPL

LDR BOPO

ROE

ROA Kinerja Keuangan Bank

Syariah dan Bank Konvensional


(51)

H5 : Berdasarkan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), kinerja keuangan bank bank syariah dan bank konvensional berbeda secara signifikan.

H6 : Berdasarkan Loan to Deposito Ratio (LDR), kinerja keuangan bank bank syariah dan bank konvensional berbeda secara signifikan.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat komparatif (perbandingan) yaitu bersifat menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari dua atau lebih objek penelitian, yang kemudian dibandingkan guna mencari perbedaan antara kedua atau lebih objek yang diteliti.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah bank konvensional dan bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dan telah mempublikasikan laporan keuangannya dimulai dari tahun 2009-2011.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank yang memiliki aset yang cukup besar baik dari bank konvensional maupun bank syariah yang ada di Indonesia. Nama bank akan dilampirkan pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1 Nama Bank yang Akan Diteliti

Bank Konvensional Bank Syariah

Bank Negara Indonesia (BNI) Bank Muamalat Indonesia (BMI) Bank Rakyat Indonesia (BRI) Bank BRISyariah


(53)

3.3 Pengumpulan Data

Tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data sekunder berupa Laporan Keuangan Tahunan Publikasi Bank selama periode 2009-2011. Data yang diperoleh melalui website dari bank yang bersangkutan dan website Bank Indonesia. Jenis laporan yang digunakan antara lain Neraca Keuangan, Laporan Laba-Rugi, Laporan Kualitas Aktiva Produktif, Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Ikhtisar Keuangan.

3.4 Jenis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder laporan keuangan perusahaan perbankan dan diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, jurnal, internet, dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek penelitian. Bank Syariah dalam penelitian ini diwakili oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank BRI Syariah. Bank konvensional yang dipilih untuk dibandingkan dengan bank syariah adalah Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dalam penelitian ini analisis kinerja hanya dibatasi pada aspek kuantitatif yaitu pada rasio keuangannya saja.

Data sekunder ini diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin diterbitkan oleh Bank Indonesia pada situs buku, jurnal, internet, dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek penelitian.


(54)

3.5 Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang digunakan yaitu rasio keuangan yang meliputi Capital Adequacy Ratio (mewakili rasio permodalan), Non Performing Loan (mewakili rasio kualitas aktiva produktif), Return on Asset dan Return on Equity (mewakili rasio rentabilitas), Beban Operasional dibagi Pendapatan Operasional (mewakili rasio efisiensi), dan Loan to Deposit Ratio (mewakili rasio likuiditas). Untuk mengetahui kinerja bank secara keseluruhan dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh rasio yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu.

a. Capital (Modal)

Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang di dasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut di dasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio).

CAR = Total Modal

Aktiva Tertimbang Menurut Resikox 100% b. Asset (Aktiva)

Asset (aktiva) suatu bank akan dinilai berdasarkan kualitas aktiva produktif yang diwakili oleh NPL (Net Performing Loan).

NPL =Total Kredit Bermasalah

Total Seluruh Kredit x 100%

c. Earning (Rentabilitas)

Rentabilitas suatu bank dalam analisa CAMEL ini diwakili oleh rasio ROA (Return on Asset) dan ROE (Return on Equity).


(55)

ROA =Laba Sebelum Pajak

Total Aktiva x 100%

ROE = Laba Bersih

Modal Sendiri x 100%

d. Rasio biaya/efisiensi bank, yang diwakili oleh variabel rasio BOPO.

BOPO = Biaya Operasional

Pendapatan Operasional x 100%

e. Liquidity (Likuiditas)

Adapun faktor likuiditas yang dinilai dalam analisa CAMEL ini adalah rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR).

LDR = Kredit

Dana Pihak Ketiga x 100%

Kinerja bank secara keseluruhan diketahui dengan cara menjumlahkan seluruh rasio keuangan, yaitu rasio CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu. Perhitungan presentase dan bobot rasio-rasio tersebut adalah:

1. CAR

Menurut ketentuan Bank Indonesia suatu bank umum sekurang-kurangnya harus memiliki CAR 8%. Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank for Interntional Settlement). Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai CAR ditentukan sebagai berikut :


(56)

Jika CAR bernilai :

a. Kurang dari 8%, skor nilai = 0 b. Antara 8% - 12%, skor nilai = 80 c. Antara 12%- 20%, skor nilai = 90 d. Lebih dari 20%, skor nilai = 100 2. NPL

Standar terbaik NPL menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/9/PBI/2004 adalah bila NPL berada dibawah 5%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai NPL ditentukan sebagai berikut.

Jika NPL bernilai :

a. Lebih dari 8%, skor nilai = 0 b. Antara 5% - 8%, skor nilai = 80 c. Antara 3% - 5%, skor nilai = 90 d. Kurang dari 3%, skor nilai = 100 3. ROA

Standar terbaik ROA menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/9/PBI/2004 adalah 1,5%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 15%. Skor nilai ROA ditentukan sebagai berikut;

Jika ROA bernilai :

a. Kurang dari 0%, skor nilai = 0 b. Antara 0% - 1%, skor nilai = 80 c. Antara 1% - 2%, skor nilai = 90


(57)

d. Lebih dari 2%, skor nilai = 100 4. ROE

Standar ROE menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/9/PBI/2004 adalah 12%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 15%. Skor nilai ROE ditentukan sebagai berikut.

Jika ROE bernilai :

a. Kurang dari 8%, skor nilai = 0 b. Antara 8% - 10%, skor nilai = 80 c. Antara 10% - 12%, skor nilai = 90 d. Lebih dari 12%, skor nilai = 100 5. BOPO

Standar terbaik BOPO menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/9/PBI/2004 adalah 92%. Variabel ini mempunyai bobot nilai sebesar 15%. Skor nilai BOPO ditentukan sebagai berikut;

Jika BOPO bernilai :

a. Lebih dari 125%, skor nilai = 0 b. Antara 92% - 125%, skor nilai = 80 c. Antara 85% - 92%, skor nilai = 100 d. Kurang dari 85%, skor nilai = 90 6. LDR

Standar terbaik LDR menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/9/PBI/2004 adalah 85%-110%. Variabel ini diberi bobot nilai 15%. Skor nilai LDR ditentukan sebagai berikut :


(58)

Jika LDR bernilai :

a. Kurang dari 50%, skor nilai = 0 b. Antara 50% - 85%, skor nilai = 80 c. Antara 85% - 110%, skor nilai = 90 d. Lebih dari 110%, skor nilai = 100

3.6 Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian perbandingan dari data dua populasi yaitu bank syairah dan bank konvensional, maka dari itu pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test).

Asumsi dasar pada independent sample t-test menurut Field (2009:65) adalah:

1. Both the independent sample t-test and the dependent t-test are parametric test based on the normal distribution

2. Data are measured at least at the interval level 3. Variance in the populations are roughly equal 4. Scores are independent

3.6.1 Uji Homogenitas

Tujuan dari uji homogenitas ini adalah untuk melihat apakah dalam dua grup atau populasi terdapat kesamaan varians. Uji ini diperlukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan dengan asumsi populasi yang sama atau berbeda pada uji hipotesis. Proses uji homogenitas data dilakukan dengan menggunakan uji Lavene’s Test. Data dikatakan homogen jika memenuhi kriteria sebagai berikut:


(59)

a) Jika –Ftabel > Fhitung >+Ftabel b) Jika –Ftabel < Fhitung < +Ftabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas > level of significant sebesar 0,05, maka dikatakan kedua populasi memiliki varians yang sama, dan untuk uji hipotesis juga akan digunakan asumsi varians populasi yang sama (equal variance assumed). , pada α = 5% dan nilai probabilitas < level of significant sebesar 0,05, maka dikatakan kedua populasi memiliki varians yang berbeda, dan untuk uji hipotesis akan digunakan asumsi varians populasi yang berbeda (equal variance not assumed).

3.6.2 Uji Hipotesis

Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata-rata pada penelitian ini adalah untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda t-test. Uji ini digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda.

Tujuan uji beda t-test adalah membandingkan rata-rata (mean) yang sama atau tidak sama secara signifikan. Hipotesis statistik yang diajukan adalah :

Ha : μ1 ≠ μ2 : ada perbedaan

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis (dua arah) adalah :


(60)

a. Ha diterima atau H0 ditolak apabila –ttabel > thitung > +ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas < level of significant sebesar 0,05.

b. Ha ditolak atau H0 diterima apabila –ttabel < thitung < +ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas > level of significant sebesar 0,05.


(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perbankan Indonesia

Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Jika ditelusuri lewat sejarah sejak dulu sampai sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan “nyawa” untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara.

Di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan. Jenis perbankan sebelum keluar Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dengan sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967, maka terdapat beberapa perbedaan. Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya. Bahkan bertambah padat dan berkembang.


(62)

4.2 Gambaran Umum Perbankan Syariah Indonesia

Jenis bank jika dilihat dari cara menentukan harga terbagi menjadi dua macam, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bank yang berdasarkan prinsip syariah. Karakertistik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, dan menghindarkan kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan.

Setelah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hokum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan prores perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.

4.3 Deskripsi Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah dua jenis perbankan yang ada di Indonesia yaitu perbankan syariah dan perbankan konvensional. Perbankan syariah diwakili oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank BRI Syariah, sedangkan perbankan konvensional diwakili oleh Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dari masing-masing bank tersebut


(63)

dilihat rasio CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, LDR, dan kinerja. Berikut data rasio-rasio (dalam persen) bank :

Tabel 4.1 Rasio CAMEL Bank

BANK TAHUN CAR NPL ROA ROE BOPO LDR KINERJA

BANK BNI

2011 17.60 0.50 2.90 20.10 72.60 70.40 93.50

2010 18.60 1.10 2.50 24.70 76.00 70.20 93.50

2009 13.80 0.80 1.70 16.30 84.90 64.10 93.50

BANK BRI

2011 14.96 2.30 4.93 42.49 66.69 76.20 93.50

2010 13.76 2.78 4.64 43.83 70.86 73.17 93.50

2009 13.20 3.52 3.73 35.22 77.66 80.88 91.50

BANK BRI SYARIAH

2011 14.74 2.12 0.20 1.19 99.56 90.55 75.50

2010 20.62 2.14 0.35 1.28 98.77 95.82 77.50

2009 17.04 1.07 0.53 3.35 97.50 120.98 77.00

BANK MUAMALAT

2011 12.01 1.78 1.52 20.79 85.25 85.18 95.00

2010 13.26 3.51 1.36 17.78 87.38 91.52 93.00

2009 11.10 4.10 0.45 8.03 95.50 85.82 83.50

Sumber : Website masing-masing Bank

4.4 Analisis Data Penelitian

Data penelitian dianalisis dengan bantuan software SPSS Ver 18.0. Uji statistik data yang dipakai dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test). Hasil olah data yang dilakukan terhadap data penelitian dengan menggunakan independent sample t-test memperlihatkan dua tabel output. Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif data penelitian, sedangkan tabel kedua menunjukkan hasil uji beda dua rata-rata. Deskripsi data penelitian secara statistik dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(64)

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif

Group Statistics

BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

CAR BANK KONVENSIONAL 6 15.3200 2.25055 .91878

BANK SYARIAH 6 14.7950 3.54229 1.44613

NPL BANK KONVENSIONAL 6 1.8333 1.21179 .49471

BANK SYARIAH 6 2.4533 1.13175 .46204

ROA BANK KONVENSIONAL 6 3.4000 1.25995 .51437

BANK SYARIAH 6 .7350 .55938 .22837

ROE BANK KONVENSIONAL 6 30.4400 11.72302 4.78590

BANK SYARIAH 6 8.7367 8.59226 3.50777

BOPO BANK KONVENSIONAL 6 74.7850 6.28910 2.56751

BANK SYARIAH 6 93.4933 7.05001 2.87815

LDR BANK KONVENSIONAL 6 72.4917 5.73799 2.34253

BANK SYARIAH 6 94.9783 13.32852 5.44135

KINERJA BANK KONVENSIONAL 6 93.1667 .81650 .33333

BANK SYARIAH 6 83.5833 8.54059 3.48668

Sumber : Output SPSS 18. Data diolah Peneliti (2013)

Berikut ini merupakan penjelasan dari data deskriptif yang telah diolah yaitu:

1. Pada Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean) rasio CAR sebesar 14.7950%, lebih kecil dibandingkan mean rasio CAR Bank Konvensional yang sebesar 15.3200%. Hal ini berarti bahwa selama periode 2009-2011 perbankan konvensional memiliki CAR lebih baik dibandingkan dengan perbankan syariah, karena semakin tinggi nilai CAR maka semakin bagus kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik CAR adalah 8% maka perbankan syariah masih berada pada kondisi


(65)

2. Pada Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean) rasio NPL sebesar 2.4533%, lebih besar dibandingkan dari rasio NPL Bank Konvensional sebesar 1.8333%. Hal ini berarti bahwa selama periode 2009-2011 perbankan konvensional memiliki NPL lebih baik dibandingkan dengan perbankan syariah, karena semakin tinggi nilai NPL maka semakin buruk kualitasnya. Kualitas NPL bank syariah dan bank konvensional masih berada pada kondisi ideal jika dilihat dari ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik NPL adalah dibawah 5%.

3. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean) rasio ROA sebesar 0.7350%, lebih kecil dibanding dari mean rasio ROA Bank Konvensional sebesar 3.4000%. Hal ini berarti bahwa selama periode 2009-2011 perbankan syariah memiliki kualitas ROA lebih rendah dibanding dengan perbankan konvensional, karena semakin tinggi nilai ROA maka semakin bagus kualitasnya. Jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik ROA adalah 1.5%, maka perbankan syariah berada pada kondisi yang kurang ideal.

4. Pada Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean) rasio ROE sebesar 8.7367%, lebih kecil dibanding dari mean rasio ROE Bank Konvensional yang sebesar 30.4400%. Hal ini berarti bahwa selama periode 2009-2011 perbankan syariah memiliki kualitas ROE lebih rendah dibanding dengan perbankan konvensional, karena semakin tinggi nilai ROE maka semakin bagus kualitasnya. Jika


(66)

mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik ROE adalah 12%, maka perbankan syariah berada pada kondisi yang kurang ideal.

5. Pada Tabel 4.2 dapat terlihat Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean) rasio BOPO sebesar 93.4933%, lebih besar dibanding dari mean rasio BOPO Bank Konvensional yang sebesar 74.7850%. Hal ini berarti bahwa selama periode 2009-2011 perbankan konvensional memiliki kualitas BOPO lebih tinggi dibanding perbankan syariah, karena semakin rendah nilai BOPO maka semakin bagus kualitasnya. Jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik BOPO adalah 92%, maka perbankan syariah berada pada kondisi yang kurang ideal.

6. Pada Tabel 4.2 dapat terlihat bahwa Bank Syariah mempunyai rata-rata (mean) rasio LDR sebesar 94.9783%, lebih besar dibanding dari mean rasio LDR Bank Konvensional yang sebesar 72.4917%. Hal ini berarti bahwa selama periode 2009-2011 perbankan syariah memilki LDR lebih baik dibanding dengan perbankan konvensional. Selain itu, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik LDR adalah 85%-110%, maka perbankan syariah berada pada kondisi ideal, sedangkan perbankan konvensional berada pada kondisi yang buruk selama periode penelitian.

7. Kinerja sebagai faktor utama yang akan dibandingkan merupakan nilai dari penjumlahan setiap rasio yang digunakan dalam penelitian ini yang


(1)

atau menambah unit usaha syariah atau mengkonversi menjadi bank

umum syariah.

3.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah rasio dalam


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 1998. UU No. 10 tahun 1998,

Tentang perubahan terhadap UU

No. 7 tahun 1992,

Jakarta.

Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12

April 2004 perihal

Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004.

perihal

Tatacara Penilaian Kesehatan Bank Umum.

Budi Santoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2006.

Bank dan Lembaga Keuangan

Lain.

Edisi 2. Salemba Empat, Jakarta.

Erlina dan Srimulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan

Manajemen, Edisi Pertama, USU Press, Medan

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Departemen Akuntansi. 2004.

Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan penulisan

Skripsi

. Medan.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007.

Standar Akutansi Keuangan.

Salemba Empat,

Jakarta.

, 2002.

Kerangka dasar penyusunan dan penyajian

laporan keuangan bank syariah

. Dewan standar akuntansi keuangan IAI,

Jakarta.

Kasmir, 2002.

Manajemen Perbankan

. Edisi 1, Cetakan ke-3. PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

,

2008.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Rubitoh, 2003.

Penelitian Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat

dengan Bank Konvensional

(Enam Bank Konvensional).

Samad dan Hasan, 2000.

Membandingkan kinerja keuangan Bank Islam Malaysia

Berhad (BIMB) pada awal dan akhir pendiriannya

.

Siamat, Dahlan, 2000.

Manajemen Lembaga Keuangan

, Edisi Keempat, Badan

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Syafi’I Antonio, 2001.

Bank Syariah Dari Teori ke Praktik

, Gema Insani Press,

Jakarta.


(3)

Undang-Undang No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.


(4)

LAMPIRAN 1

Rasio CAMEL Bank

BANK

TAHUN

CAR

NPL

ROA

ROE

BOPO

LDR

KINERJA

BANK BNI

2011

17.60

0.50

2.90

20.10

72.60

70.40

93.50

2010

18.60

1.10

2.50

24.70

76.00

70.20

93.50

2009

13.80

0.80

1.70

16.30

84.90

64.10

93.50

BANK BRI

2011

14.96

2.30

4.93

42.49

66.69

76.20

93.50

2010

13.76

2.78

4.64

43.83

70.86

73.17

93.50

2009

13.20

3.52

3.73

35.22

77.66

80.88

91.50

BANK BRI

SYARIAH

2011

14.74

2.12

0.20

1.19

99.56

90.55

75.50

2010

20.62

2.14

0.35

1.28

98.77

95.82

77.50

2009

17.04

1.07

0.53

3.35

97.50 120.98

77.00

BANK

MUAMALAT

2011

12.01

1.78

1.52

20.79

85.25

85.18

95.00

2010

13.26

3.51

1.36

17.78

87.38

91.52

93.00

2009

11.10

4.10

0.45

8.03

95.50

85.82

83.50


(5)

LAMPIRAN 2

Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif

Group Statistics

BANK

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

CAR

BANK KONVENSIONAL

6

15.3200

2.25055

.91878

BANK SYARIAH

6

14.7950

3.54229

1.44613

NPL

BANK KONVENSIONAL

6

1.8333

1.21179

.49471

BANK SYARIAH

6

2.4533

1.13175

.46204

ROA

BANK KONVENSIONAL

6

3.4000

1.25995

.51437

BANK SYARIAH

6

.7350

.55938

.22837

ROE

BANK KONVENSIONAL

6

30.4400

11.72302

4.78590

BANK SYARIAH

6

8.7367

8.59226

3.50777

BOPO

BANK KONVENSIONAL

6

74.7850

6.28910

2.56751

BANK SYARIAH

6

93.4933

7.05001

2.87815

LDR

BANK KONVENSIONAL

6

72.4917

5.73799

2.34253

BANK SYARIAH

6

94.9783

13.32852

5.44135

KINERJA

BANK KONVENSIONAL

6

93.1667

.81650

.33333


(6)

LAMPIRAN 3

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

CAR Equal variances

assumed

.874 .372 .306 10 .766 .52500 1.71332 -3.29251 4.34251

Equal variances not assumed

.306 8.471 .767 .52500 1.71332 -3.38801 4.43801

NPL Equal variances

assumed

.213 .655 -.916 10 .381 -.62000 .67692 -2.12826 .88826

Equal variances not assumed

-.916 9.954 .381 -.62000 .67692 -2.12922 .88922

ROA Equal variances

assumed

5.379 .043 4.735 10 .001 2.66500 .56279 1.41103 3.91897

Equal variances not assumed

4.735 6.897 .002 2.66500 .56279 1.33019 3.99981

ROE Equal variances

assumed

1.841 .205 3.658 10 .004 21.70333 5.93375 8.48212 34.92454

Equal variances not assumed

3.658 9.169 .005 21.70333 5.93375 8.31787 35.08880

BOPO Equal variances

assumed

.299 .597 -4.851 10 .001 -18.70833 3.85693 -27.30211 -10.11456

Equal variances not assumed

-4.851 9.872 .001 -18.70833 3.85693 -27.31719 -10.09947

LDR Equal variances

assumed

1.423 .260 -3.796 10 .004 -22.48667 5.92416 -35.68652 -9.28681

Equal variances not assumed

-3.796 6.792 .007 -22.48667 5.92416 -36.58261 -8.39073

KINERJA Equal variances assumed

15.937 .003 2.736 10 .021 9.58333 3.50258 1.77910 17.38756

Equal variances not assumed


Dokumen yang terkait

Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Berdasarkan Laporan Keuangan Perbankan 2011-2014 dengan Menggunakan Metode CAMEL

0 29 87

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

0 13 49

ANALISIS COMPARATIVE KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK SYARIAH Analisis Comparative Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Camel Pada Bank Syariah Dan Bank Konvensional Tahun 2009-2013.

0 0 15

ANALISIS COMPARATIVE KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK SYARIAH Analisis Comparative Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Camel Pada Bank Syariah Dan Bank Konvensional Tahun 2009-2013.

0 1 12

Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Berdasarkan Laporan Keuangan Perbankan 2011-2014 dengan Menggunakan Metode CAMEL

0 0 11

Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Berdasarkan Laporan Keuangan Perbankan 2011-2014 dengan Menggunakan Metode CAMEL

0 0 2

Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Berdasarkan Laporan Keuangan Perbankan 2011-2014 dengan Menggunakan Metode CAMEL

0 0 8

Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Berdasarkan Laporan Keuangan Perbankan 2011-2014 dengan Menggunakan Metode CAMEL

0 0 30

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Camel

0 1 11

PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH MENGGUNAKAN METODE CAMEL

0 0 139