IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PERIODE JANUARI SAMPAI MEI 2015

KARYA TULIS ILMIAH

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN CONGESTIVE HEART
FAILURE DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PERIODE
JANUARI SAMPAI MEI 2015

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Farmasi
pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta

Disusun oleh
NENG RINI ASIH YULIANTI
20120350018

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

KARYA TULIS ILMIAH


IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN
CONGESTIVE HEART FAILURE DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
PERIODE JANUARI SAMPAI MEI 2015

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat
Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh
NENG RINI ASIH YULIANTI
20120350018

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

HALAMAN PENGESAHAN


IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN
CONGESTIVE HEART FAILURE DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
PERIODE JANUARI SAMPAI MEI 2015
Disusun oleh
NENG RINI ASIH YULIANTI
20120350018
Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal Juni 2016
Dosen Pembimbing

Pinasti Utami M.Sc., Apt.
NIK: 19850318201004173123
Dosen Penguji 2

Dosen Penguji 1

Indriastuti Cahyaningsih, M.Sc., Apt

Pramitha Esha N.D., M.Sc., Apt.


NIK: 19850304201004173121

NIK: 19860811201504173239

Mengetahui,
Kepala Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sabtanti Harimurti, S. Si., Ph.D., Apt
NIK: 19730223201310173127

i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda-tangan dibawah ini :
Nama


: Neng Rini Asih Yulianti

NIM

: 20120350018

Program Studi

: Farmasi

Fakultas

: Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka dibagian akhir
Karya Tulis Ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, Juni 2016
Yang membuat Pernyataan

Neng Rini Asih Yulianti
NIM : 20120350018

ii

MOTTO

“Hidup awalnya hanya mempunyai dua warna, yaitu hitam dan putih.
Dari dua warna itulah bila dipadukan dengan bijaksana akan menghasilkan
berbagai warna kehidupan. Tergantung bagaimana setiap individu
menyikapinya, seperti halnya pelangi yang datang setelah mendung dan hujan
pergi.”
“Temukan jalan
menjatuhkanmu.”


untuk

bangkit

walaupun

seluruh

dunia

“Ingatlah kau wanita kuat yang diciptakan oleh Allah SWT dengan kasih
sayang-Nya.”

iii

ingin

HALAMAN PERSEMBAHAN


Teruntuk Mamah Yani Setiawati dan Bapak Dede Rusmana, orangtua
super yang Allah berikan untuk teteh. Terimakasih untuk semua kasih sayang,
cinta, suka, duka, dan pengorbanan kalian yang takkan ternilai oleh apapun.
Teteh persembahkan hadiah kecil ini dengan setulus hati dengan harapan
anakmu ini dapat memberikan hadiah-hadiah kecil yang lainnya. Tak lupa
adik-adik teteh tercinta yang imut nan lucu dan terkadang menyebalkan, Novi
Nurdiana, Muhammad Ali Yudda, Ninda Shelomita Rusmana.Semoga Allah SWT
senantiasa melindungi dan menjaga kalian, amin amin yaa robbal’alamin.

iv

KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis tidak mengalami kendala yang berarti
hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah dengan judul Identifikasi Drug
Related Problems pada pasien Congestive Heart Failure di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Periode
Januari sampai Mei 2015, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah-curahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Tak lupa kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya,
dan kepada umat-nya yang senantiasa setia hingga akhir zaman. Semoga kita
termasuk ke dalamnya. Amin.
Pada kesempatan ini, dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya dari hati yang
terdalam penulis juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Cipto, MA. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
2. dr. H. Ardi Pramono, Sp. An., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Sabtanti Harimurti, S. Si., Ph.D., Apt. selaku Kepala Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

v

4. Pinasti Utami M. Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing yang selalu sabar dan
telaten dalam memberikan arahan, bimbingan, dan masukan yang membangun
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

5. Sri Tasminatun M. Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan, semangat, nasehat, serta motivasi.
6. Pramitha Esha, N.D., M. Sc., Apt. dan Indriastuti Cahyaningsih, M. Sc., Apt.
selaku dosen penguji atas semua masukan serta arahan dalam menyusun karya
tulis ilmiah ini.
7. Kedua orangtua yang selalu memberikan dukungan baik itu berupa dukungan
moril maupun dukungan materil.
8. Farida (Dae), Dwi, Irna, Putri, anggota MISC (Mita, Ratih, Hida, Nopril,
Jihan, Indah, Seftina, Anggi), kak Rahmat, kak Vivid, serta teman-teman kost
Putri Kirana yang selalu memberikan semangat, kasih sayang hangat layaknya
keluarga kecil diperantauan.
9. Teman-teman satu bimbingan, yang memicu untuk terselesaikannya karya
tulis ilmiah ini.
10. Teman-teman seperjuangan Farmasi 2012 (ASPARTIC) yang juga selalu
memberikan pendapat, semangat, motivasi selama dilakukannya penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
11. Mas Pur, mas Dezza, Rizki yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan
dukungan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
12. Pihak-pihak terkait lainnya yang juga turut serta dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.


vi

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini terdapat
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak, untuk penelitian dan
penulisan karya tulis ilmiah di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga karya
tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran kepada kita
semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, Juni 2016
Penulis,

Neng Rini Asih Yulianti
NIM.20120350018

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...............................................................ii
MOTTO..................................................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
INTISARI.................................................................................................................x
ABSTRACT..............................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Keaslian Penelitian.......................................................................................3
D. Tujuan Penelitian.........................................................................................4
E. Manfaat Penelitian.......................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Congestive Heart Failure.............................................................................6
1. Definisi...................................................................................................6
2. Epidemiologi..........................................................................................6
3. Faktor Resiko.........................................................................................6
4. Etiologi...................................................................................................7
5. Patofisiologi...........................................................................................8
6. Klasifikasi............................................................................................11
7. Diagnosis..............................................................................................13
B. Tatalaksana Terapi CHF............................................................................13
1. Tujuan Terapi.......................................................................................13
2. Algoritma Terapi..................................................................................14
3. Pharmaceutical Care...........................................................................19
4. Drug Related Problems (DRPs)...........................................................19
C. Kerangka Konsep.......................................................................................24
D. Keterangan Empirik...................................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................25
A. Desain Penelitian........................................................................................25
B. Tempat dan Waktu.....................................................................................25
C. Populasi dan Sampel..................................................................................25
D. Kriteria Inklusi Ekslusi..............................................................................26
1. Kriteria Inklusi.....................................................................................26
2. Kriteria Eklusi......................................................................................26
E. Definisi Operasional...................................................................................26
F. Instrumen Penelitian...................................................................................28
1. Alat Penelitian......................................................................................28
2. Bahan Penelitian...................................................................................28

viii

G. Cara Kerja..................................................................................................28
H. Skema Langkah Kerja................................................................................29
I. Analisis Data..............................................................................................30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN31
A. Karakteristik Pasien...................................................................................31
1. Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin.................................31
2. Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia................................................32
3. Karakteristik Pasien Berdasarkan Penyakit Penyerta..........................34
4. Karakteristik Pasien Berdasarkan Lama Rawat Inap (Length of Stay)37
B. Identifikasi Drug Related Problems (DRPs)..............................................38
1. Adverse Drug Reaction (ADR) atau Reaksi Yang Tidak Diharapkan 40
2. Drug Choice Problem atau Masalah Dalam Pemilihan Obat..............41
3. Drug Use Problem atau Masalah Dalam Penggunaan Obat................47
4. Drug Interaction atau Interaksi Obat...................................................47
C. Keterbatasan Penelitian..............................................................................51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................52
A. Kesimpulan................................................................................................52
B. Saran...........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................xv
LAMPIRAN..........................................................................................................xxi

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Beberapa penelitian DRPs pada pasien CHF.............................................4
Tabel 2. Terapi CHF klasifikasi AHA...................................................................17
Tabel 3. Klasifikasi drug related problems............................................................20
Tabel 4. Karakteristik berdasarkan penyakit penyerta...........................................35
Tabel 5. Karakteristik berdasarkan lama rawat inap (Length of Stay)...................38
Tabel 6. Identifikasi Drug Related Problems pada pasien CHF di Instalasi Rawat
Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Januari sampai Mei
2015..........................................................................................................39
Tabel 7. Angka kejadian DRPs pada drug choice problem...................................41
Tabel 8. Temuan drug interaction atau interaksi obat...........................................48

x

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan patofisiologi congestive heart failure.......................................10
Gambar 2. Terapi CHF klasifikasi NYHA.............................................................18
Gambar 3. Bagan tempat aksi obat-obat CHF.......................................................18
Gambar 4. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin..............................................32
Gambar 5. Karakteristik berdasarkan usia.............................................................33

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Form Pengambilan Data..................................................................xxi
Lampiran 2. Data Pasien.....................................................................................xxiii

xii

xiii

Identifikasi Drug Related Problems pada Pasien Congestive Heart Failure di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati
Bantul Periode Januari Sampai Mei 2015
Identification of Drug Related Problems in Hospitalized Patients with
Congestive Heart Failure at General Hospital Panembahan Senopati Bantul
Period January to May 2015
1)

Neng Rini Asih Yulianti, 1)Pinasti Utami
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Nengriniay@gmail.com

1)

INTISARI

Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu sindrom klinis progresif yang
disebabkan oleh ketidakmampuan jantung dalam memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Terapi pada pasien CHF sangat
bervariasi sehingga dapat menyebabkan adanya kejadian drug related problems
(DRPs), untuk itu perlu dilakukan identifikasi DRPs agar outcome terapi pasien
dapat optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian DRPs
dan mampu menganalisa masing-masing DRPs.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperimental dengan
pengambilan data secara retrospektif dari 20 catatan rekam medik pasien CHF
periode Januari sampai Mei 2015, kemudian dilakukan analisis adanya DRPs
menggunakan analisis studi literatur yaitu standar pelayanan medik rumah sakit,
Pharmacotherapy Handbook edisi 9 tahun 2015, NYHA, Drug Interaction Facts
dan PERKI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 20 pasien ditemukan sebanyak
42 kejadian yang terdiri dari adverse drug reaction (ADR) atau reaksi yang tidak
diharapkan sebanyak 1 kejadian (2.38%), drug choice problem atau masalah
dalam pemilihan obat sebanyak 26 kejadian (61.90%), dosing problem atau
masalah dalam pemberian dosis tidak ada kejadian, drug use problem atau
masalah dalam penggunaan obat sebanyak 1 kejadian (2.38%) serta drug
interaction atau interaksi obat sebanyak 14 kejadian (33.33%).

Kata Kunci : Gagal jantung kongestif (CHF), Drug Related Problems (DRPs).

xiii

ABSTRACT
Congestive heart failure (CHF) is a progressive clinical syndrome caused
by inability heart to pump sufficient blood to meet the body’s metabolic needs.
Treatment of CHF varies widely in order to cause the incidence of drug related
problems (DRPs), therefore the necessary of DRPs identification to achieve
patient’s therapy outcome. The purpose of this study was to determine the
description of therapy in patients with congestive heart failure as well as
determine the incidence of drug related problems and to analyze drug related
problems (DRPs).
This is non-experimental descriptive study with retrospective data collection
of 20 medical record with CHF during January to May 2015, then analyzed DRPs
using literature analysis such as hospital standards of medical services,
Pharmacotherapy Handbook 9th edition 2015, NYHA, Drug Interaction Facts and
PERKI.
In this study, there are 20 patients had 42 DRPs. The DRPs consist of 1
adverse drug reaction (2.38%), 26 drug choice problems (61.90%), 1 drug use
problem (2.38%), 14 drug interactions (33.33%), and there is no dosing problem
found.

Keywords : Congestive Heart Failure (CHF), Drug Related Problems (DRP).

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Angka kejadian pada sekitar lima juta pasien di Amerika yang
menderita gagal jantung mengalami penambahan setiap tahun sebesar
550.000 kejadian (Hunt et al., 2009). Gagal jantung juga menempati
urutan keempat dari 10 besar penyakit penyebab kematian di Daerah
Istimewa Yogyakarta (Dinkes DIY, 2013). Koshman et al. (2008)
memaparkan bahwa sebanyak 1977 pasien pada 11 studi RCT, 3 studi
diantaranya secara statistik signifikan menunjukkan lama rawat inap
pasien gagal jantung akan semakin meningkat jika tidak dilakukan
asuhan kefarmasian.
Tujuan dilakukannya asuhan kefarmasian adalah agar pasien
mendapat terapi yang tepat guna mencapai hasil terapi yang diharapkan
serta memperbaiki kualitas hidup pasien. Jika tujuan dari asuhan
kefarmasian tercapai, maka dapat dikatakan hal tersebut sebagai wujud
tolong menolong antar sesama manusia sebagaimana yang tercantum
dalam AlQuran surat Al-Maidah (5) ayat 2 yang berbunyi :

Artinya :
“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

1

2

pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya”.
Asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care) dilakukan oleh
seorang farmasis yang memiliki peran dan fungsi yaitu mengidentifikasi
Drug Related Problems, mengatasi DRPs yang terjadi aktual, dan
mencegah terjadinya DRPs potensial (Adusumilli dan Adepu, 2014).
Berdasarkan penelitian mengenai DRPs pada 143 pasien gagal jantung
kongestif yang dilakukan oleh Hadiatussalamah (2013) didapat hasil
yaitu prevalensi kejadian DRPs yang terjadi sebesar 32,87% (47 pasien),
dengan 59 kejadian DRPs yang meliputi : 13,56% merupakan indikasi
yang tidak diterapi, 45,76% terapi tanpa indikasi, 1,70% dosis terlalu
tinggi, dan 38,98% kejadian interaksi obat.
Penelitian DRPs yang juga dilakukan oleh Nur Endah Susilowati
(2014) pada pasien gagal jantung kongestif, sebanyak 26 kasus (37,14%)
dengan angka kejadian DRPs 32 kejadian didapatkan hasil meliputi: drug
needed (6,25%), obat yang tidak sesuai indikasi (31,35%), kesalahan
dosis (3,13%), interaksi obat (59,27%).
Dari kedua penelitian tersebut dapat dilihat bahwa persentasi
kejadian DRPs pada pasien gagal jantung kongestif cukup tinggi. Pasien
yang terdiagnosa gagal jantung kongestif hampir disetiap rumah sakit
diperkirakan jumlahnya cukup besar. Salah satunya diperkirakan terjadi
di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul
yang diambil sebagai tempat penelitian oleh peneliti.

3

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul
merupakan rumah sakit yang berdiri sejak tahun 1953 mempunyai tugas
dan fungsi melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
bidang pelayanan kesehatan, serta perumusan, penyelenggaraan,
pembinaan,

pelaksanaan

kebijakan

dan

pengendalian

pelayanan

kesehatan. Selain merupakan rumah sakit yang mempunyai tugas dan
fungsi yang mulia, RSUD Panembahan Senopati Bantul juga merupakan
rumah sakit pendidikan yang sangat mendukung dilakukannya penelitian
ini.
Angka kejadian DRPs yang tinggi pada pasien gagal jantung
kongestif berdasarkan kedua penelitian sebelumnya (Hadiatussalamah,
2013 dan Endah, 2014) serta adanya dukungan dari pihak RSUD
Panembahan Senopati Bantul menjadi dasar peneliti perlu untuk
melakukan kajian DRPs pada pasien gagal jantung kongestif.

B.

Rumusan Masalah
Bagaimanakah angka kejadian Drug Related Problems (DRPs) pada
pasien Congestive Heart Failure (CHF) di Rumah Sakit Umum Daerah
Panembahan Senopati Bantul periode Januari-Mei 2015?

C.

Keaslian Penelitian
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak
pada tempat dan tahun dilakukannya penelitian, serta periode data yang
diambil (Tabel.1).

4

Tabel 1. Beberapa penelitian DRPs pada pasien CHF
Metodologi,
sifat
Peneliti (Tahun)
Judul penelitian
penelitian,
pengumpulan
data
Identifikasi Drug
Related
Problems (DRPs)
pada
Pasien dengan
Diagnosis
Cross
Hadiatussalamah Congestive Heart
sectionalFailure di
(2013)
deskriptif,
Instalasi Rawat
Retrospektif
Inap RSUP
Dr. Mohammad
Hoesin
Palembang Tahun
2012

Nur Endah
Susilowati (2014)

D.

Identifikasi Drug
Related Problems
pada
Penatalaksanaan
Pasien Congestive
Heart Failure di
Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit
Umum PKU
Muhammadiyah
Bantul Yogyakarta

Deskriptif,
retrospektif

Hasil
penelitian
Prevalensi
kejadian DRPs
yaitu 32,87%
(59 kejadian).
DRPs yang
paling banyak
terjadi adalah
terapi tanpa
indikasi
disusul dengan
interaksi obat
dan indikasi
tidak diterapi.
Prevalensi
kejadian DRPs
37,14% (26
kasus) dan 32
kejadian DRPs
dengan drug
needed
(6,25%), obat
yang tidak
sesuai indikasi
(31,35%),
kesalahan
dosis (3,13%),
interaksi obat
(59,27%)

Tujuan Penelitian
Mengetahui angka kejadian dan mampu menganalisa masing-masing
Drug Related Problems (DRPs) pada terapi pasien CHF.

5

E.

Manfaat Penelitian
1.

Pihak Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak rumah sakit
sebagai

gambaran

kejadian

yang

tidak

diinginkan

selama

penggunaan terapi pada pasien CHF, sehingga farmasis dapat
melaksanakan pharmaceutical care secara optimal.
2.

Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti serta peneliti dapat memenuhi salah satu
persyaratan kelulusan untuk S1.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

Congestive Heart Failure (CHF)
1.

Definisi
Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai abnormalitas dari
fungsi struktural jantung atau sebagai kegagalan jantung dalam
mendistribusikan oksigen sesuai dengan yang dibutuhkan pada
metabolisme jaringan, meskipun tekanan pengisian normal atau
adanya peningkatan tekanan pengisian (Mc Murray et al., 2012).
Gagal jantung kongestif adalah sindrom klinis progresif yang
disebabkan oleh ketidakmampuan jantung dalam memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Dipiro et al., 2015).

2.

Epidemiologi
Angka kejadian gagal jantung di Amerika Serikat mempunyai
insidensi yang besar tetapi tetap stabil selama beberapa dekade
terakhir yaitu >650.000 pada kasus baru setiap tahunnya. Meskipun
angka bertahan hidup telah mengalami peningkatan, sekitar 50%
pasien gagal jantung dalam waktu 5 tahun memiliki angka kematian
yang mutlak (Yancy et al., 2013).

3.

Faktor Resiko
a.

Faktor resiko mayor meliputi usia, jenis kelamin, hipertensi,
hipertrofi pada LV, infark miokard, obesitas, diabetes.

6

7

b.

Faktor resiko minor meliputi merokok, dislipidemia, gagal ginjal
kronik, albuminuria, anemia, stress, lifestyle yang buruk.

c.

Sistem imun, yaitu adanya hipersensitifitas.

d.

Infeksi yang disebabkan oleh virus, parasit, bakteri.

e.

Toksik yang disebabkan karena pemberian agen kemoterapi
(antrasiklin, siklofosfamid, 5 FU), terapi target kanker
(transtuzumab, tyrosine kinase inhibitor), NSAID, kokain,
alkohol.

f.

Faktor genetik seperti riwayat dari keluarga.
(Ford et al., 2015)

4.

Etiologi
Mekanisme fisiologis yang menjadi penyebab gagal jantung
dapat berupa :
a.

Meningkatnya beban awal karena regurgitasi aorta dan adanya
cacat septum ventrikel.

b.

Meningkatnya beban akhir karena stenosis aorta serta hipertensi
sistemik.

c.

Penurunan kontraktibilitas miokardium karena infark miokard,
ataupun kardiomiopati.
Gagal jantung dan adanya faktor eksaserbasi ataupun

beberapa penyakit lainnya, mempunyai pengaruh yang sangat
penting dalam penanganannya dan seharusnya dilakukan dengan
penuh pertimbangan.

8

5.

Patofisiologi
Patofisiologi dari gagal jantung dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu :
a.

Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan (failure)
1) Gagal jantung kiri (Left-Sided Heart Failure)
Bagian ventrikel kiri jantung kiri tidak dapat
memompa dengan baik sehingga keadaan tersebut dapat
menurunkan aliran dari jantung sebelah kiri keseluruh
tubuh. Akibatnya, darah akan mengalir balik ke dalam
vaskulator

pulmonal

(Berkowitz,

2013).

Pada

saat

terjadinya aliran balik darah kembali menuju ventrikular
pulmonaris, tekanan kapiler paru akan meningkat (>10
mmHg) melebihi tekanan kapiler osmotik (>25 mmHg).
Keadaan ini akan menyebabkan perpindahan cairan
intravaskular ke dalam interstitium paru dan menginisiasi
edema (Porth, 2007).
2) Gagal jantung kanan (Right-Sided Heart Failure)
Disfungsi ventrikel kanan dapat dikatakan saling
berkaitan dengan disfungsi ventrikel kiri pada gagal jantung
apabila dilihat dari kerusakan yang diderita oleh kedua sisi
jantung, misalnya setelah terjadinya infark miokard atau
tertundanya komplikasi yang ditimbulkan akibat adanya
progresifitas pada bagian jantung sebelah kiri. Pada gagal

9

jantung kanan dapat terjadi penumpukan cairan di hati dan
seluruh tubuh terutama di ekstermitas bawah (Acton, 2013).
b.

Mekanisme neurohormonal
Istilah neurohormon memiliki arti yang sangat luas,
dimana neurohormon

pada gagal jantung

banyak molekul yang diuraikan

diproduksi dari

oleh neuroendokrin (Mann,

2012). Renin merupakan salah satu neurohormonal yang
diproduksi atau dihasilkan sebagai respon dari penurunan curah
jantung dan peningkatan aktivasi sistem syaraf simpatik.
c.

Aktivasi sistem Renin Angiotensin Aldosteron (RAAS)
Pelepasan renin sebagai neurohormonal oleh ginjal akan
mengaktivasi RAAS. Angiotensinogen yang diproduksi oleh
hati dirubah menjadi angiotensin I dan angiotensinogen
II.Angiotensin II berikatan dengan dinding pembuluh darah
ventrikel dan menstimulasi pelepasan endotelin sebagai agen
vasokontriktor.

Selain

itu,

angiotensin

II

juga

dapat

menstimulasi kelenjar adrenal untuk mensekresi hormon
aldosteron. Hormon inilah yang dapat meningkatkan retensi
garam dan air di ginjal, akibatnya cairan didalam tubuh ikut
meningkat. Hal inilah yang mendasari timbulnya edema cairan
pada gagal jantung kongestif (Mann, 2012).
d.

Cardiac remodeling

10

Cardiac remodeling merupakan suatu perubahan yang
nyata secara klinis sebagai perubahan pada ukuran, bentuk dan
fungsi jantung setelah adanya stimulasi stress ataupun cedera
yang melibatkan molekuler, seluler serta interstitial (Kehat dan
Molkentin, 2010).

Congestie heart failure

Penurunan curah jantung

Renin

Angiotensin I

Aktivasi sistem syaraf
simpatik

Peningkatan tekanan
pengisian jantung

Vasokontriksi

Angiotensin II

Retensi air dan
garam

Aldosteron

Cardiac remodeling
(perubahan pada jantung)

Gambar 1. Bagan patofisiologi congestive heart failure

11

6.

Klasifikasi
Berdasarkan American Heart Association (Yancy et al.,
2013), klasifikasi dari gagal jantung kongestif yaitu sebagai berikut :
a.

Stage A
Stage

A

merupakan

klasifikasi

dimana

pasien

mempunyai resiko tinggi, tetapi belum ditemukannya kerusakan
struktural pada jantung serta tanpa adanya tanda dan gejala
(symptom) dari gagal jantung tersebut. Pasien yang didiagnosa
gagal jantung stage A umumnya terjadi pada pasien dengan
hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, atau
pasien

yang

mengalami

keracunan

pada

jantungnya

(cardiotoxins).
b.

Stage B
Pasien dikatakan mengalami gagal jantung stage B
apabila ditemukan adanya kerusakan struktural pada jantung
tetapi tanpa menunjukkan tanda dan gejala dari gagal jantung
tersebut. Stage B pada umumnya ditemukan pada pasien dengan
infark miokard, disfungsi sistolik pada ventrikel kiri ataupun
penyakit valvular asimptomatik.

c.

Stage C
Stage C menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan
struktural pada jantung bersamaan dengan munculnya gejala
sesaat ataupun setelah terjadi kerusakan. Gejala yang timbul

12

dapat berupa nafas pendek, lemah, tidak dapat melakukan
aktivitas berat.
d.

Stage D
Pasien dengan stage D adalah pasien yang membutuhkan
penanganan ataupun intervensi khusus dan gejala dapat timbul
bahkan pada saat keadaan istirahat, serta pasien yang perlu
dimonitoring secara ketat
The New York Heart Association (Yancy et al., 2013)

mengklasifikasikan gagal jantung dalam empat kelas, meliputi :
a.

Kelas I
Aktivitas fisik tidak dibatasi, melakukan aktivitas fisik secara
normal tidak menyebabkan dyspnea, kelelahan, atau palpitasi.

b.

Kelas II
Aktivitas fisik sedikit dibatasi, melakukan aktivitas fisik secara
normal menyebabkan kelelahan, dyspnea, palpitasi, serta angina
pektoris (mild CHF).

c.

Kelas III
Aktivitas fisik sangat dibatasi, melakukan aktivitas fisik sedikit
saja mampu menimbulkan gejala yang berat (moderate CHF).

d.

Kelas IV
Pasien dengan diagnosa kelas IV tidak dapat melakukan
aktivitas fisik apapun, bahkan dalam keadaan istirahat mampu
menimbulkan gejala yang berat (severe CHF).

13

Klasifikasi gagal jantung baik klasifikasi menurut AHA
maupun NYHA memiliki perbedaan yang tidak signifikan.
Klasifikasi menurut AHA berfokus pada faktor resiko dan
abnormalitas struktural jantung, sedangkan klasifikasi menurut
NYHA berfokus pada pembatasan aktivitas dan gejala yang
ditimbulkan yang pada akhirnya kedua macam klasifikasi ini
menentukan seberapa berat gagal jantung yang dialami oleh pasien.
7.

Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium pada pasien gagal jantung harus
mencakup evaluasi awal pada jumlah darah lengkap, urinalisis,
elektrolit serum (termasuk pemeriksaan kalsium, magnesium), blood
urea nitrogen (BUN), kreatinin serum, glukosa, profil lipid puasa,
tes fungsi ginjal dan hati, x-ray dada, elektrokardiogram (EKG) dan
thyroid-stimulating hormone (Yancy et al., 2013). Pasien yang
dicurigai

mengalami

gagal

jantung,

dapat

pula

dilakukan

pemeriksaan kadar serum natrium peptida (NICE, 2010).

B.
1.

Tatalaksana Terapi CHF
Tujuan Terapi
Tujuan terapi pada pasien gagal jantung kongestif (CHF)
berdasarkan American Heart Association (Yancy et al., 2013) antara
lain sebagai berikut :
a.

Mencegah terjadinya CHF pada orang yang telah mempunyai
faktor resiko.

14

2.

b.

Deteksi dini asimptomatik disfungsi LV.

c.

Meringankan gejala dan memperbaiki kualitas hidup.

d.

Progresifitas penyakit berjalan dengan lambat.

AlgoritmaTerapi
Penggolongan obat sangat erat kaitannya dengan algoritma
pada terapi gagal jantung kongestif. Berdasarkan Pharmacoterapy
Handbook edisi 9tahun 2015 (Dipiro et al., 2015), penggolongan
obat pada terapi gagal jantung kongestif (CHF)

adalah sebagai

berikut :
a.

Angiotensin converting enzyme Inhibitor (ACE I)
Obat-obat yang termasuk ACE I mempunyai mekanisme
kerja menurunkan sekresi angiotensin II dan aldosteron dengan
cara menghambat enzim yang dapat mengubah angiotensin I
menjadi angiotensin II. Termasuk juga dapat mengurangi
kejadian remodeling jantung serta retensi air dan garam.

b.

Beta bloker
Berdasarkan

guideline

dari

ACC/AHA

direkomendasikan menggunakan β-blocker pada semua pasien
gagal jantung kongestif yang masih stabil dan untuk mengurangi
fraksi ejeksi jantung kiri tanpa kontraindikasi ataupun adanya
riwayat intoleran pada β-blockers. Mekanisme kerja dari βblocker sendiri yaitu dengan menghambat adrenoseptor beta
(beta-bloker) di jantung, pembuluh darah perifer sehingga efek

15

vasodilatasi tercapai. Beta bloker dapat memperlambat konduksi
dari sel jantung dan juga mampu meningkatkan periode
refractory.
c.

Angiotensin II receptor type 1 Inhibitor (ARB)
Mekanisme ARB yaitu menghambat reseptor angiotensin
II pada subtipe AT1. Penggunaan obat golongan ARB
direkomendasikan hanya untuk pasien gagal jantung dengan
stage A, B, C yang intoleran pada penggunaan ACE I. Food and
Drug Approval (FDA) menyetujui penggunaan candesartan dan
valsartan baik secara tunggal maupun kombinasi dengan ACE I
sebagai pilihan terapi pada pasien gagal jantung kongestif.

d.

Diuretik
Mekanisme kompensasi pada gagal jantung kongestif
yaitu dengan meningkatkan retensi air dan garam yang dapat
menimbulkan edema baik sistemik maupun paru. Penggunaan
diuretik pada terapi gagal jantung kongestif ditujukan untuk
meringankan gejala dyspnea serta mengurangi retensi air dan
garam (Figueroa dan Peters, 2006). Diuretik yang banyak
digunakan

yaitu

dari

golongan

diuretik

tiazid

seperti

hidroklorotiazid (HCT) dan golongan diuretik lengkungan yang
bekerja pada lengkung henle di ginjal seperti furosemid.
e.

Antagonis aldosteron

16

Antagonis aldosteron mempunyai mekanisme kerja
menghambat reabsorpsi Na dan eksresi K. Spironolakton
merupakan obat golongan antagonis aldosteron dengan dosis
inisiasi 12,5 mg perhari dan 25 mg perhari pada kasus klinik
yang bersifat mayor.
f.

Digoksin
Digoxin merupakan golongan glikosida jantung yang
mempunyai sifat inotropik positif yang dapat membantu
mengembalikan kontraktilitas dan meningkatkan dari kerja
jantung. Digoxin memiliki indeks terapi sempit yang berarti
dalam penggunaan dosis rendah sudah memberikan efek terapi.
Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian pada penggunaan
digoxin dan diperlukan monitoring ketat bila dikhawatirkan
terjadi toksik.

g.

Nitrat dan hidralazin
Nitrat dan hidralazin mempunyai efek hemodinamik
yang

saling melengkapi.

Hidralazin

sebagai

vasodilator

pembuluh darah arteri yang dapat mengurangi resisten
pembuluh darah sistemik serta meningkatkan stroke volum dan
cardiac output.
Hidralazin

memiliki

mekanisme

yaitu

dengan

menghambat inositoltrifosfat (IP3) pada retikulum sarkoplasma
yang berfungsi untuk melepaskan ion kalsium intraseluler dan

17

terjadi penurunan ion kalsium intraseluler. Nitrat sebagai
venodilator utama (dilatasi pembuluh darah) dan menurunkan
preload (menurunkan beban awal jantung) dengan mekanisme
aktivasi cGMP (cyclic Guanosine Monophosphate) sehingga
menurunkan kadar ion kalsium intraseluler.
Yancy et al. (2013) juga memaparkan mengenai algoritma
terapi dari penggolongan obat-obat CHF berdasarkan klasifikasi
AHA (Tabel 2) dan NYHA (Gambar 3). Algoritma dari kedua
klasifikasi

tersebut

dapat

disesuaikan

dengan

keluhan

perburukan penyakit yang dialami oleh pasien CHF.
Tabel 1.Terapi CHF klasifikasi AHA (Yancy et al., 2013)
Stage A
ACE Inhibitor atau ARB
Stage B

ACE Inhibitor, Beta Blocker

Stage C

ACE Inhibitor, Beta Blocker
Diuretik, Digoksin
Alternatif lain : ARB, Spironolakton,
Nitrat+Hidralazin

Stage D

Terapi stage A, B, C dengan tambahan
infus iv inotropik (digoksin) untuk terapi
paliatif

dan

18

NYHA
Kelas I

ACEI atau ARB
dan atau Beta blocker

NYHA Kelas II
(+) Diuretik loop

NYHA Kelas III
(+) Hidrat-Nitrat

NYHA Kelas IV
(+) Antagonis
aldosteron

Gambar 2.Terapi CHF klasifikasi NYHA (Yancy et al., 2013)
Penggolongan terapi CHF pada setiap golongan obat
mempunyai tempat aksi yang berbeda pada setiap golongannya dan
gambar 2 menunjukkan mengenai perbedaan tempat aksi dari obatobat CHF.
Congestie heart failure
Glikosida
jantung
Penurunan curah jantung
Beta blocker

Aktivasi sistem syaraf simpatik

Renin

Angiotensin I

Peningkatan tekanan
pengisian jantung

Vasokontriksi

ACE I
Retensi air dan garam
Angiotensin II
ARB
Diuretik
Aldosteron

Beta blocker

Spironolakton
Cardiac remodeling
(perubahan pada jantung)

Gambar 3. Bagan tempat aksi obat-obat CHF

19

3.

Pharmaceutical Care
Pharmaceutical

care

atau

asuhan

kefarmasian

dapat

didefinisikan sebagai gabungan dari berbagai kegiatan, dimana
seorang farmasis dapat berinteraksi langsung dengan pasien.
Pharmaceutical caredapat digunakan untuk menyusun formularium
atau daftar obat, mengembangkan dan mengawasi kebijakan farmasi,
mengembangkan dan mengelola jaringan apotek, mempersiapkan
dan menganalisis laporan pemanfaatan obat atau biaya, serta
melakukan tinjauan pemanfaatan obat (WHO, 2006).
Dapat dikatakan bahwa Pharmaceutical care mempunyai
unsur-unsur utama yaitu pelayanan langsung kepada pasien yang
berkaitan dengan penggunaan obat, kualitas hidup pasien yang
berkaitan dengan keberhasilan terapi (outcome yang diinginkan), dan
untuk memenuhi tanggung jawab sebagai seorang farmasis.
4.

Drug Related Problems (DRPs)
Drug related problems (DRPs) merupakan suatu peristiwa
atau keadaan yang melibatkan terapi obat baik secara aktual maupun
potensial yang dapat mengganggu serta mempengaruhi pada hasil
terapi yang diinginkan (PCNE, 2006). DRPs dapat terjadi secara
aktual maupun potensial. Aktual sebagai problem yang sedang
terjadi berkaitan dengan terapi obat yang sedang diberikan pada
pasien. Potensial sebagai problem yang diperkirakan akan terjadi
yang berkaitan dengan terapi obat yang sedang diberikan pada

20

pasien. Berdasarkan tabel 3, ada beberapa klasifikasi DRPs yang
dapat dianalisis selama terapi pasien gagal jantung kongestif.
Tabel 2. Klasifikasi drug related problems (PCNE, 2006)
Klasifikasi
Uraian
Adverse drug reaction (ADR)
atau reaksi yang tidak diharapkan

Efek samping yang dialami dan tidak
diinginkan (alergi atau non alergi)
Efek toksik yang dialami
Obat yang tidak sesuai dengan indikasi
Sediaan obat yang tidak sesuai

Drug choice problem atau
masalah dalam pemilihan obat

Adanya duplikasi pada kelompok terapi
atau pada bahan aktif
Obat yang dikontraindikasikan (pada
ibu hamil dan menyusui)
Indikasi tidak diterapi
Dosis obat kurang atau tidak sesuai
dengan regimen dosis

Dosing problem atau masalah

Dosis obat terlalu tinggi atau pemberian

dalam pemberian dosis

obat sering
Durasi pengobatan dapat berjalan
lambat atau cepat

Drug use problem atau masalah
dalam penggunaan obat
Drug interaction atau interaksi
obat

a.

Kesalahan dalam pemberian obat

Interaksi potensial maupun aktual

Adverse drug reactions
Kejadian ikutan baik efek samping ataupun efek toksik
selama terapi obat pada pasien yang tidak diinginkan atau tidak
diharapkan yang dapat mempengaruhi outcome terapi pasien

21

(Rohilla dan Yadav, 2013). Mekanisme ADR dibedakan dalam
dua kategori (Rohilla dan Yadav, 2013) yaitu :
1) Direct toxicity
Toksisitas

secara

langsung

(direct

toxicity)

berhubungan dengan efek toksik dari suatu senyawa (zat
aktif) atau senyawa metabolit yang dapat mengakibatkan
terjadinya peningkatan reaksi kimia berbahaya dalam tubuh,
disfungsi fisiologis, kerusakan DNA, serta menimbulkan
cedera jaringan atau seluler.
2) Reaksi hipersensitifitas
Reaksi hipersensitifitas dapat ditentukan setelah
sistem

imun

seseorang

menunjukkan

respon

yang

berlebihan terhadap suatu obat atau metabolitnya yang
dapat berupa reaksi alergi atau bahkan reaksi anafilaksis.
b.

Drug choice problem
Masalah dalam pemilihan obat yang meliputi obat yang
tidak sesuai indikasi, adanya duplikasi pada kelompok terapi
(polifarmasi), obat yang dikontraindikasikan terutama pada ibu
hamil ataupun menyusui, bahkan adanya indikasi tapi tidak
diterapi (PCNE, 2006).

22

c.

Dosing problem
Pemberian dosis tidak sesuai dengan regimen (low dose
ataupun over dose), durasi pengobatan bisa berjalan terlalu
lambat ataupun terlalu cepat (PCNE, 2006).

d.

Drug use problem
Masalah terkait kesalahan dalam pemberian obat
misalnya pada pemberian infus intravena pada kedua obat yang
inkompatibel (Vijayakumar et al., 2014)

e.

Drug interaction
Berdasarkan Stockley’s drug interactions edisi 8,
interaksi obat dapat dikatakan sebagai berubahnya efek suatu
obat yang dapat dipengaruhi oleh adanya obat lain dalam suatu
terapi (Baxter, 2008). Magro et al. (2007) mengemukakan
bahwa interaksi obat terjadi sebagai respon dari suatu
pengunaan obat yang berbeda maupun kombinasi yang dapat
menurunkan efektifitas bahkan dapat meningkatkan toksisitas.
Interaksi obat dapat dibedakan menjadi interaksi obat secara
farmakokinetik dan interaksi obat secara farmakodinamik
(EMEA, 2010).
1) Interaksi secara farmakokinetik adalah interaksi yang dapat
mempengaruhi proses perjalanan obat didalam tubuh yang
dikenal dengan ADME (absorbsi, distribusi, metabolisme,
ekskresi) (Baxter, 2008).

23

2) Interaksi secara farmakodinamik adalah interaksi yang
dapat mempengaruhi efek suatu obat terhadap tempat aksi
atau sisi aktif oleh karena adanya obat lain (Baxter, 2008).
Berdasarkan signifikansinya, interaksi obat dikategorikan
kedalam tiga kelas (Srikanth et al., 2014) yaitu sebagai berikut :
1) Interaksi obat minor
Interaksi obat dikatakan minor apabila secara klinik
interaksi yang terjadi signifikansinya adalah rendah (minor)
dan

tidak

memerlukan

perhatian

khusus

dalam

penanganannya.
2) Interaksi obat moderate
Interaksi obat dikatakan moderate apabila secara klinik
interaksi yang terjadi memiliki signifikan dengan rentang
sedang (moderate) dibandingkan dengan interaksi obat
mayor.
3) Interaksi obat mayor
Interaksi obat dikatakan berat (mayor)apabila obat yang
berinteraksi mempunyai efek yang dapat membahayakan
pasien dan biasanya terjadi pada obat yang mempunyai
indeks terapi sempit (narrow therapeutic).

24

C.

Kerangka Konsep
Congestive heart failure

Komorbid atau
non komorbid

Terapi

Drug related problems

Adverse
drug
reaction
(ADR) atau
reaksi yang
tidak
diharapkan

D.

Drug
choice
problem
atau
masalah
dalam
pemilihan
obat

Interaction
atau
interaksi
obat

Dosing
problem
atau
masalah
dalam
pemberian
dosis

Drug use
problem
atau
masalah
dalam
penggunaan
obat

Keterangan Empirik
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui angka kejadian Drug
Related Problem (DRPs) pada pasien Congestive Heart Failure (CHF)
di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul periode
Januari-Mei 2015.

BAB III
METODE PENELITIAN

A.

Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif non eksperimental.
Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif, yaitu dengan mencatat
data-data yang diperlukan untuk penelitian dari rekam medik pasien
dengan diagnosis utama Congestive Heart Failure (CHF) yang menjalani
rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Januari
sampai Mei 2015.

B.

Tempat dan Waktu
Penelitian mengambil tempat di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Panembahan Senopati Bantul periode Januari sampai Mei 2015
serta pengambilan data dilakukan pada bulan Juni sampai September
2015.

C.

Populasi dan Sampel
Populasi adalah pasien rawat inap yang didiagnosa CHF di RSUD
Panembahan Senopati Bantul dari bulan Januari sampai Mei 2015.
Sampel adalah keseluruhan pasien dalam populasi serta memenuhi
kriteria inklusi.

25

26

D.

Kriteria Inklusi dan Ekslusi
1.

Kriteria Inklusi
a.

Pasien rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul
dengan diagnosa utama CHF.

2.

b.

Pasien dengan atau tanpa penyakit penyerta.

c.

Periode rawat inap pasien Januari sampai Mei 2015.

Kriteria Ekslusi
Pasien yang didiagnosa CHF yang pulang atau berhenti
menjalani rawat inap atas permintaan sendiri (APS) dan yang
meninggal sebelum pengobatan selesai.

E.

Definisi Operasional
1.

Pasien CHF adalah orang yang menjalani rawat inap di RSUD
Panembahan Senopati Bantul serta berdasarkan catatan rekam medik
didiagnosa Congestive Heart Failure dan memenuhi kriteria inklusi.

2.

Drug Related Problems (DRPs) adalah suatu kejadian atau
pengalaman yang tidak menyenangkan yang dialami oleh pasien,
yang diduga terkait dengan terapi obat yang dapat mempengaruhi
outcome terapi pasien baik secara aktual maupun potensial. Adapun
DRPs tersebut meliputi :
a.

Adverse drug reaction (ADR) atau reaksi yang tidak diharapkan
meliputi : efek samping yang dialami dan tidak diinginkan
(alergi atu non alergi), efek toksik yang dialami.

27

b.

Drug choice problem atau masalah dalam pemilihan obat
meliputi : obat yang tidak sesuai dengan indikasi, sediaan obat
yang tidak sesuai, adanya duplikasi pada kelompok terapi atau
pada bahan aktif, obat yang dikontraindikasikan (pada ibu hamil
dan menyusui), indikasi tidak diterapi.

c.

Dosing problem atau masalah dalam pemberian dosis meliputi :
dosis obat kurang atau tidak sesuai dengan regimen dosis, dosis
obat terlalu tinggi atau pemberian obat sering, durasi pengobatan
dapat berjalan lambat atau cepat.

d.

Drug use problem atau masalah dalam penggunaan obat artinya
adanya kesalahan dalam pemberian obat atau pasien keliru
dalam meminum obat.

e.

Drug interaction atau interaksi obat merupakan sejumlah besar
kejadian dari perawatan rumah sakit selama pemberian terapi
obat yang semula ringan, kemudian serius bahkan menjadi fatal
dan dapat merugikan. Interaksi obat yang dianalisa adalah
interaksi obat moderate-severe yang memerlukan perlakuan
khusus.

3.

Jumlah kejadian DRPs pada penelitian ini merupakan banyaknya
pasien untuk setiap kejadian DRPs.

28

F.

Instrumen Penelitian
1.

Alat Penelitian
Penelitian

ini

menggunakan

alat-alat

berupa

lembar

pengumpulan data, Pharmacotherapy Handbook edisi 9 tahun 2015
(Dipiro et al., 2015), buku, jurnal, dan pustaka lain yang berkaitan
dengan congestive heart failure, drug related problems, standar
pelayanan medik RSUD Panembahan Senopati Bantul.
2.

Bahan Penelitian
Bahan penelitian diambil dari catatan rekam medik pasien
periode Januari sampai Mei 2015 termasuk lembar identitas pasien,
catatan pemberian obat, serta hasil pemeriksaan laboratorium.

G.

Cara Kerja
Penelitian ini diawali dengan melakukan studi pustaka untuk
mengidentifikasi setiap masalah yang ada, kemudian dilanjutkan dengan
pembuatan proposal penelitian, revisi dan fixasi proposal, pengurusan
surat izin studi pendahuluan, studi pendahuluan, pengurusan surat izin
penelitian, pengambilan data periode bulan Januari sampai Mei 2015,
mempelajari Standar Pelayanan Medik (SPM), analisis data untuk
menentukan problem yang terkait, penyusunan laporan akhir.

29

H.

Skema Langkah Kerja

Studi pustaka

Pembuatan proposal, revisi proposal
serta fiksasi proposal

Studi pendahuluan

Pengurusan surat izin penelitian

Pengambilan data, mempelajari Standar
Pelayanan Medik RSUD Panembahan
Senopati Bantul

Analisis data untuk menentukan DRPs
dan fiksasi DRPs dengan Dosen
Pembimbing, serta penyusunan laporan
akhir

30

I.

Analisis Data
Data yang akan diperoleh dan dianalisis menggunakan metode
deskriptif non eksperimental. Data tersebut meliputi :
1.

Gambaran karakteristik pasien yang dianalisis berdasarkan jenis
kelamin, usia, penyakit penyerta serta lama waktu rawat inap.

2.

Data yang telah terkumpul kemudian dikelompokkan dan dihitung
jumlahnya serta hasilnya dipersentasikan.

3.

Perhitungan untuk persentase dari masing masing identifikasi
DRPs dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien pada
masing-masing DRPs kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan
DRPs yang ada dikalikan 100%.
∑ � �−

� �ℎ�



����
× 100%
� � ���

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Karakteristik Pasien
Karakteristik

pasien

dalam

penelitian

ini

dikelompokkan

berdasarkan jenis kelamin, usia, penyakit penyerta, serta lama rawat inap.
Pasien dalam penelitian ini yaitu pasien yang didiagnosa CHF dengan
atau tanpa penyakit penyerta yang menjalani perawatan di Instalasi
Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode
Januari sampai Mei 2015. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 42 pasien dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria
inklusi sebanyak 20 pasien dan yang tidak memenuhi kriteria inklusi
sebanyak 22 pasien yang meliputi 19 pasien diagnosa utamanya bukan
CHF, 1 pasien meninggal, serta 2 pasien pulang atas permintaan sendiri
(APS).
1.

Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin terbagi dalam
2 kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Persentase CHF dapat
dilihat pada gambar 4 pada wanita sebanyak 45% (9 pasien)
sedangkan laki-laki 55% (11 pasien) dari total pasien 100% (20
pasien), artinya pada penelitian ini prevalensi CHF pada wanita lebih
rendah daripada laki-laki. Mehta dan Cowie (2006) juga
memaparkan bahwa prevalensi kejadian CHF lebih rendah pada

31

32

wanita dibandingkan laki-laki pada kisaran usia antara 25-85 tahun
keatas. Berdasarkan cohort study di USA, 2-5 dari 1000 orang
pertahunnya menderita CHF dan insiden CHF pada laki-laki lebih
tinggi daripada wanita (Bui et al., 2011).

45%
55%

Laki-laki

Perempuan

Gambar 1. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
2.

Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia
Berdasarkan us

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN CONGSTIVE HEART FAILURE (CHF) DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2015

0 2 16

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT AMAL USAHA MUHAMMADIYAH

0 4 42

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PENATALAKSANAAN PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI INSTALASI RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING PERIODE JANUARI-JUNI 2015

8 57 111

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2015

1 13 96

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PERIODE JANUARI SAMPAI MEI 2015

1 11 205

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOGIRI TAHUN 2007.

0 2 17

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO TAHUN 2007.

0 0 20

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DI INSTALASI RAWAT INAP IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BOYOLALI TAHUN 2007.

0 2 19

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 2 19

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 1 9