2 sejahtera, sehingga dengan adanya mahasiswa dapat meningkatkan kesejahteraan,
baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik. Tentunya dapat memberdayakan keluarga di Keluarga Dampingan.
Keluarga Dampingan dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di setiap lingkungan di kelurahan Gilimanuk, kecamatan Melaya, kabupaten
Jembrana. kelurahan Gilimanuk memiliki 6 lingkungan yaitu Jineng Agung, Asri, Asih, Arum, Samiana, dan Penginuman. Program ini kami dilakukan secara
merata di setiap lingkungan dengan rincian 16 mahasiswa mendampingi 8 keluarga 2 mahasiswa KKN berkesempatan mendampingi 1 keluarga. Pada
KKN periode XIII ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di lingkungan Arum, kelurahan Gilimanuk yaitu keluarga
Bapak Mad Parman berdasarkan rekomendasi dari kepala lingkungan Arum Bapak Sariyadi.
1.1. Profil Keluarga Dampingan No
Nama Status
Umur Pendidikan
Pekerjaan Keterangan
1 Mad Parman
Cerai Hidup 75
SD sederajat -
Kepala Keluarga 2
Marmiyati Cerai Mati
51 SLTP
sederajat Pedagang
jamu Anak
3 Sugeng
Purwanto Belum nikah
28 Tidak sekolah
Buruh Cucu
5 Dewi Ariana
Cerai Hidup 23
SLTA sederajat
Pedagang Cucu
6 Triariani
Belum nikah 14
Tidak sekolah -
Cucu 7
All Nur Rachmad
Belum nikah 1
Belum sekolah -
Cicit Bapak Mad Parman beserta anggota keluarganya tinggal di gang V
lingkungan Arum, kelurahan Gilimanuk. Keluarga ini menempati rumah yang sudah permanen dengan lantai semen tanpa keramik. Rumah Bapak Mad Parman
memiliki luas 8 x 15 m yang terdiri dari 3 kamar tidur serta dapur dan kamar mandi. Kondisi rumah masuk dalam ketegori kurang layak untuk ditempati .
Keluarga Bapak Mad Parman belum pernah mendapat bantuan Bedah Rumah Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatPNPM Mandiri Perkotaan.
Bapak Mad Parman merupakan pria kelahiran Madiun yang saat ini berumur 75 tahun. Bapak Mad Parman adalah seorang duda yang tinggal bersama
anak bungsunya yang bernama Ibu Marmiyati. Status Ibu Marmiyati 51 tahun
3 yaitu seorang janda yang memiliki 5 orang anak Eko Nuriadi,Dwi, Sugeng, Dewi
Ariana, dan Triariani . Anak pertama tinggal di Sulawesi, anak kedua tinggal di Lombok, sementara 3 anaknya tinggal bersama. Anak ketiga dan ke lima
mengalami keterbelakangan mental. Sementara anak ke empat berstatus janda ketika sedang mengandung buah hati 7 bulan.
Ibu Marmiyati berperan sebagai Kepala Keluarga sejak 1,5 tahun yang lalu. Tanggung jawab yang diemban oleh Ibu Marmiyati ini bermula karena
kondisi kesehatan Bapak Mad Parman yang menderita kelumpuhan pada organ tubuh sebelah kanan. Setiap hari Ibu Marmiyati bekerja sebagai penjual jamu di
pasar tradisional. Ibu Marmiyati juga memiliki pekerjaan tambahan yaitu membuat jaja matahari yang kemudian dititipkan di warung sekitar lingkungan
Arum. Usaha tersebut masih dalam skala kecil. Sehingga penghasilan Ibu Marmiyati masih rendah dan tak menentu.
1.2. Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1.