92
A. Menyebutkan Sifat Mustahil Allah
Sifat mustahil Allah adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki Allah. Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib Allah. Misalnya, bila
Allah wajib bersifat Wujud, mustahil Allah bersifat ‘Adam. Allah wajib bersifat Qidam, mustahil Allah bersifat Huduts. Sifat wajib Baqa’
kebalikannya sifat mustahil Fana’. Mukhalafatu lil-hawaditsi kebalikannya Mumatsalatu lil-hawaditsi, dan lain-lain.
Adapun sifat-sifat mustahil Allah seluruhnya adalah sebagai berikut: ‘Adam, Huduts, Fana’, Mumatsalatu lil-hawaditsi, Qiayamuhu bighairihi,
Ta’addud, Ajzu, Karahah, Jahalah, Maut, Shummu, ‘Umyu, dan Bukmu. Sifat-sifat ini tidak mungkin dimiliki oleh Allah karena semuanya
menunjukkan kelemahan. Sedangkan Allah adalah zat yang sempurna. Allah tidak mungkin memiliki kelemahan.
B. Arti Sifat-sifat Mustahil Allah
Berikut ini adalah sifat-sifat mustahil allah.
1. Adam
Sifat mustahil Allah yang pertama adalah ‘Adam. ‘Adam artinya tidak ada. Mustahil Allah tidak ada. Kalau Allah tidak ada, lalu siapa yang
mampu menciptakan alam dan seluruh isinya? Siapa yang dapat menggerakkan matahari, bumi, bulan, dan planet-planet lain? Tidak
mungkin alam semesta tiba-tiba ada sendiri. Mustahil planet-planet itu dapat bergerak sendiri. Hanya Allah yang mampu mengadakan bumi,
air, gunung, pohon, udara, dan juga diri kita.
2. Huduts
Huduts artinya baru. Mustahil Allah itu baru. Allah adalah zat yang paling dahulu ada. Tetapi keberadaan Allah tak ada permulaannya. Tidak
seperti kita yang dahulu tidak ada sekarang menjadi ada setelah diciptakan Allah melalui kandungan ibu. Kita adalah makhluk yang baru. Sedangkan
Allah bukan zat yang baru. Tidak mungkin Allah bersifat baru karena Dia-lah sang Pencipta.
3. Fana’
Fana’ artinya binasa. Mustahil Allah bersifat binasa. Keberadaan Al- lah tetap dan tidak akan berakhir. Sementara kita suatu saat akan binasa
93
atau meninggal. Binatang dan pepohonan akan mati. Alam dan seluruh isinya akan hancur. Oleh karena itu, dunia ini biasanya disebut ‘alam fana’.
Yaitu alam yang suatu saat akan mengalami kehancuran. Kehancuran alam yang paling besar, yaitu kelak pada hari kiamat. Saat itu hanya
Allah saja yang tinggal. Karena Allah tidak bersifat Fana’.
4. Mumatsalatu Lil-Hawaditsi