349
g. Corekan
Disamping kedua bentuk pahat di atas masih ada alat pelengkap yang lain yang dinamai corekan. Sesuai mananya corekan ini berfungsi
untuk nyorek yaitu menggambar diatas kulit perkamen dengan cara menguratkan coretan tersebut. Corekan ada dua jenis yaitu corekan
jarum bertangkai dan corekan pahat pahat penyilat yang difungsikan unuk mencorek dari kedua corekan dapat digunakan apabila kulit yang
digunakan sebagai bahan prouk kulit yang bening akan tetapi bila kulit warnanya putih yang kurang kelihatan bila dicorek perlu alat lain yaitu
boxi.
C. BENTUK TATAHAN DAN TEKNIK MENATAH KRIYA KULIT PERKAMEN
1. Macam Bentuk Motif Tatahan Kulit Perkamen
Kriya kulit perkamen membutuhkan keahlian khusus menatah dan menyungging sehingga karya menjadi indah dipandang. Menatah yaitu
membuat hiasan pada kulit perkamen berupa lubang-lubang teratur menggunakan alat tatah yang pukul palu dengan landasan pandukan
dan dengan motif-motif tertentu. Adapun motif-motif tatahan sebagai berikut.
a. Bubukan
Tatahan bubukan adalah bentuk tatahan seperti bubuk yaitu budar- bundar kecil 1 mm dan berjarak 0.5 mm, antara lainnya bejajar-jajar
Gambar 62. Corekan jarum bertangkai, corekan pahat dan boxi
Di unduh dari : Bukupaket.com
350
memanjang seperti garis berlubang-lubang, ada yang dua-dua dan tiga- tiga. Adapun istilah yang digunakan oleh perajin adalah bubukan, bubuk
loro-loro dan bubuk telu-telu.
Gambar 63. Bubukan
Cara memahat bubukan
Pada permulaan buatlah coretanguratan menggunakan jarum yang diberi tangkai atau menggunakan pahat penyilat wajikan
kemudian mulai memahat dengan cara pahat sentukkanlah pada malamlilin yang diletakkan pada kepala ganden atau minyak kelapa
yang diserapkan pada kapas yang ditaruh pada penindih selanjutnya ujung pahat disentuhkan pada kulit perkamenp posisi mata pahat
bagian luar menenpel jari kelingking kemudian dipukul 1, pahat dicabut dan diputar ke kanan lalu dipukul ke-2, diputar ke kiri arah
Bubuka n
Bubuk jajar dua-dua
Bubuk tiga-
Di unduh dari : Bukupaket.com
351
90 derajat lalu dipukul ke-3, diputar hingga mata pahat bagian dalam menempel jari manis dan dipukul ke-4 kalinya maka kulit lepas dari
bagiannya dengan bentuk bubukan. Kemudian pahat disentuhkan bahan dengan arak 1,5 mm untuk membuat bubukan berikutnya
sesuai jumlah yang dikehendaki. Perlu diperhatikan pada mencabut paha jari telunjuk, ibu jari mengangkat pahat dan jari yang lainnya
menekan bahan.
Memahat Motif Bubukan
Gambar 64. Mencoretmenggurat lurus dengan corekan
Gambar 65. Mencoretmenggurat lengkung dengan
Pahat wajikan
Gambar 66. Cara memegang pahat bubukan
Gambar 67. Memahat motif bubukan
Di unduh dari : Bukupaket.com
352
a b c Gambar 68. Corekan
b. Semut Dulur
Bentuk pahatan semut dulur berupa lubang lebar 1 mm panjang 4 mm dengan bentuk berulang-ulang memanjang, seperti semut yang berjalan.
Pahat yang digunakan pahat bubukan dan pahat pemilah.
Pahat bubukan ada tiga macam: 1. bubukan putren, 2. bambangan dan bubukan gagahan. Bubukan putren digunakan untuk memahat
bentuk bulatan bubuk kecil biasanya untuk memahat wayang putri, wayang kidangan, kipas, sekat halaman buku, mascot dan lain-lain yang
memiliki benda kerja yang kecil. Bubukan bambangan untuk membuat bubuk sedang biasanya untuk memakat wayang bambangan seperti
wayang rama, kresna, arjuna atau memahat benda kerja yang menggunakan bulatanbubukan sedang. Bubukan gagahan untuk
membuat bulatan besar. Gambar 69. Pahat bubukan putren
Pahat bubukan bambangan Pahat bubukan gagahan
a. Corekan dan bubukan garis
b. Corekan dan bubukan garis bubuk dua-dua
c. Corekan dan bubukan garis bubuk tiga-tiga
Di unduh dari : Bukupaket.com
353
Memahat motif semut dulur
Gambar 70. Mencoret
Gambar 71. Memahat gambar pahat dari posisi
kanan
Gambar 72. Memahat semut dulur gambar pahat dari posisi belakang
Gambar 73. Methethi menggunakan pahat bubukan
Di unduh dari : Bukupaket.com
354
a b
c
Cara memahatnya
Pahatlah pada kulit bentuk lurusnganggati menurut panjang yang ditentukan lalu pahatah sama seperti pada
pahatan yang pertama dengan jarak lebar 1mm kemudian diulang-ulang posisi pahat tegak lurus dengan badan
kemudian dipotongdipethethi menggunakan pahat bubukan dengan posisi pahat cekung luar.
c. Langgatan