Struktur Komunitas Ikan dan Asosiasinya dengan Padang Lamun di Perairan Teluk Awue Jepara

Ancaman alamiah :
Siklon, topan, gelombang
pasang, tsunami, vulkanik,
sedimentmi, interaka organlsn
pe~bahan
iklim, hama dan
penyakit, dll.

Ancaman manusia :
Sedimen, nutrien
dan oolutan

pange~kan,reklamasi,
limbah industri, minyak dan
listrik, eubofikasi, akuakultur.
overfhhing, dll.

4

Ekosistem
Terumbu


I

Ekosistem

. .

Pasang-Surut

Sia

Komunitas ikan :
distribusi,
keraaaman.
"
kelimpahan, dll.

L

1


-

Gambar 1. Bagan Alir Permasalahan

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas ikan dan
asosiasinya dengan lamun berdasarkan waktu pengamatan pada siang dan
malam hari serta pada saat pasut perbani dan pasut pumama dan untuk
mempelajari keanekaragaman jenis ikan dalam hubungan dengan karakteristik

I;

9

Jenis lain yang sering membentuk padang monospesifik adalah T. hemprichii, H.
ovalis, H. uninervis dan C. serrulata.

1


Grafik
Data im\

1
I
I

.....

0
-1
-2

EA-TH

I
I

I


-'

......

/

I

(A) Lagun dangkal berlumpur di lokasi tedindung
ERUMBU I PUNCAK I
I EA I TERUMBU I

(0) "Bagian dalam" rataan terumbu pada pantai terbuka

I

I

EA

-2
-3
-4

I
1
I

TH-CR-CS(-SI)
TH-CR-EA

...................

I
I

HOH-

, ...
I


(C) Lereng berpasir pada pantai semi terbuka

Keteranaan : CR =
EA =
HU =
HO =

Cyrnodoceaerotundafa
Enhalus acoroides
Hdodule uninewis
Halophila ovalis

CS = Cymodoceae semrlata
TH = Thalassia hernprichii
Sl = Spingodiurn isoefifoIiurn

Gambar 2. Pola Spasial Karakteristik Lamun dari Tipe Pantai yang Berbeda
(Modifikasi dari Brouns dan Heijs, 1991)
Sedang komunitas heterospesifik merupakan asosiasi dari 2-3 jenis atau 4-8

jenis lamun, misalnya E. acoroides dan T. hemprichii (-H. ovalis); H. ovalis dan
H. uninervis; H. ovalis, C. rotundata dan H. pinifolia; T. hemprichii, C. rotundata,

C. semlata, dan S. jsoetifolum; S. isoetifolium, C. rotundata, C. sermlata, E.

11

Tomascik et a/. (1997) mengatakan bahwa ekosistem lamun tidak terisolasi
tetapi berinteraksi secara ekologis terutama di ekosistem pantai tmpik (misalnya
terumbu karang, padang lamun dan mangrove).

Hal ini sejalan dengan

pendapat UNESCO (1983) dalam Hutomo dan Azkab (1987) yang melihat
adanya interaksi ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun dan
ekosistem mangrove yang meliputi lima bentuk interaksi utama yaitu interaksi
fisik, nutrien dan bahan organik terlarut, bahan organik berbutir, ruaya hewan
dan dampak manusia. lnteraksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

= l?aik

= nubien dan bahan organikterlawl

=

-

-

bahan organik b&uij~

= ruaya hewan

= dampak manwla

Gambar 3. lnteraksi antara Tiga Ekosistem Laut Dangkal : Terumbu Karang,
Padang Lamun dan Mangrove (UNESCO, 1983 daiam Hutomo dan
Azkab, 1987)

Phytopiankton
hunary productbm


A

Gastropods

I

-

Macrophytes

r
Microautotrophs
3

i1V.i..
:,,st

,:i


:,,s':

1.:.

Polychaetes

I

7

Seagrass B
algae
Primary
producers

(benthic)

A

Garnbar 4. Jaringan Tropik lkan-lkan di Padang Lamun

Garis penuh adalah lintasan makanan utama,
garis terputus adalah lintasan makanan sekunder.
(Peristiwady, 19946 dan Tomascik ef a/., 1997)

Garnbar 5. Peta Lokasi Penelitian (Teluk Awur, Jepara)

24

dan Menez (1988) dan Tomascik et al. (1997). Persentase penutupan lamun
(jenislpopulasi) didasarkan pada kuadrat dengan menggunakan kategori
pertumbuhan menurut Saito dan Atobe (1970) dalam English et a/. (1994).
Sedangkan biomassa lamun diduga menurut metode Mellors (1991) dalam
English et a/. (1994).

v v v v v v v v v v v v v v v
v v v v v v v v v v v v v v V v
v v v v v v v

1...,

v v v v

v v v v v v v
v v v v v v v V
v v v v

v v v v

v v v v
v v v v
v v v v

= Gillnets
* = Arah arus
A, B, C = Garis transek

kuadrat

Gambar 6. Skematik Sampling Pengamatan Lamun dan lkan
2. Struktur komunitas ikan

Contoh ikan diambil dengan 3 set jaring insang (gill nets) dari bahan
monofilamen berdiameter 0,15 dengan ukuran mesh 1, 1% dan 2% inchi. Setiap
jaring mempunyai panjang 35 m dan lebar 1,5 m dengan daya regangan 65%.

Jarak dari pantai (m)

0

25

50

75

-

100

125

I50

ENHA--

THAL

-

Stasiun I

I

Jarak dari pantai (m)

50

75

100

-

ENHA-

125

150

THAL

Stasiun II

1,O

Jarak dari pantai (m)

25

50

75

100

125

150

Y D U N -

Gambar 7. Profil Dasar Perairan dan Pola Sebaran Spasial Lamun di Perairan
Teluk Awur, April-Agustus 1999.
Agak jauhnya (> 70 m) lamun dijumpai dari garis pantai diduga antara lain
karena dasar perairan dekat pantai umumnya didominasi karang mati besar atau
puing karang mati dengan lapisan pasir danlatau lumpur yang sangat tipis, akibat
aktivitas penduduk dalam menangkap ikan dan biota dasar lainnya, akibat usaha
pengumpulan karang untuk bahan bangunan dan kemungkinan karena posisi
pantai berupa tanjung terbuka dari Laut Jawa di mana terjadi perubahan arah

,

.

100

g

80

'

60

r

40
20
0

1
Kerapatan Lamun

j

saw^

1

3 6W.
UI

I

--I

!iI 4 w -

8

200 -.

*:.:

0-1m

,

~

~

~

4j

F~'="-

3s

171

I_~
mSta.1

-

I1

.a01

El Sta.lll

I
Enha

Thal

Cyse

Hun

Gambar 8. Nilai Rata-Rata Parameter Lamun di Perairan Teluk Awur, Agustus
1999
kerapatan yang tinggi sebaliknya jenis lamun yang bentuk morfologinya besar
cenderung biomassa total yang tinggi. Namun demikian menurut Zieman (1987)
dalam Kiswara dan Winardi (1994), biomassa lamun sangat bervariasi

I""'

Keteranaan : 1,2,3 = Stssku, pmgmetan, NS = P a d pefba&shg. NM = Pasut perbani-mdam, SS=
Pas* pumama-siang, SM = Pas& pumamamatam TS = Thrissock selimtrjs, HS =
Hernipiimelodus sp.. AS = M u s sp., AV = &n&a
whcimw, LS = ~ t r a
,
cc =
Crenirmgd uwndabisbisOM = Oana mnuta, AS = Ambassis sp.. CV = Cmbvgenys
M
~
S LU, = Li@anus *nus,
HX = l.kdodes s e x ~ t u s ,U= Lettninus kljanus, LO

= ~ethIfnusobw.wts, ur = uptmeus bag&. PU = po-nlnrs
sp., tic = t-~moem
scmVaM, SO = S@anus abscMus, SD = Smpmmpk diabdus, MM = Monocakhus
myli, PD = P s e x b b a h x s dubius

Gambar 13. Grafik Hasil Analisis Faktorial Koresponden Sebaran Jenis lkan dan
Periode Pengamatan
A. Berdasarkansumbu 1 dan 2
B. Berdasarkan sumbu 1 dan 3

,

.

n+;JJ,

I

JJ, JI, JB*

JJTy JI, JB*

Keteranaan : 1. 2. 3 = Stasiun pengamatan, NS = Pasut perbani-siang, NM = Pasut perbani-melam, SS = Paout pumama-siang, SM = Pasut pumama-malam,
JJ = Jumlah jenis, JI = Jumlah individu, JB = Jumlah bobof TS = Thrissocles setimstris, HS = Hemipimelodus sp., AS = Anus sp., AV =
Allanetta valenciinnei, LS = Liza subviridis, CC = Cranimugil mnilabis, OM = Gazza miiuta, AB = Ambassis sp., CV = Centrogenys vaigiensis,
~S
HX = HelOte~sexlineatus, LL = Lethrinus leutianus, LO = Lethrinusobsoletus, UT = Upeneus tmgula. PU = Pomacentms
LU = L ~ t j a n l@n~S,
sp., HC = Halichoeres schwartzi, SO = Siganus obsoletus, SD = Scorpeenopsis diabolus, MM = Monocanthus mylii, PD = Pseudobatracus
dubius, ARS = Kecepatan arus, SH = Suhu, DO = Oksigen terlamt, PH = Derajat keasaman (pH), NO3 = Nitrat, BOT = Bahan organik total, 9 =
Tinggi, 4 = Rendah

Ueteranaan : I, 11. 111 = Stasiun pengamalan, EA = Enhalus 8comides. TH = Thalassia hemprichii, CS = Cymodoma senuleta, HU = Halcdule uninewis, P =
P0nLJtupan, K = Kerapalan, B = Biomassatotal. PSK = Pasir kasar, PSH = Pasir halus, LPR = Lumpur, 9 = Tinggi, = Rendah

+

Gambar 14. Diagram Asosiasi lkan dengan Karakteristik Habitat di Perairan Teluk Awur, April-Agustus 1999
A. Berdasarkan analisis AKU dan AFK
B. Berdasarkan rata-rata hasil pengukuran

Keterancran : JJ = Jumlah jenis, JI = Jumlah individu. JB = Jumlah bobot, NS = Pasut perbani-siang. NM
= Pasut perbani-malam, SS = Pasut pumama-siang, SM = Pasut pumama-malam; 1.2.3 =
Stasiun pengamatan, ( )
= Variabel aktif, (
) = Variabel suplemen

----

Garnbar 12a. Grafik Analisis Kornponen Utarna Variabel Kualitas Air dan
Kelirnpahan lkan pada Sumbu 1 dan 2
A. Korelasi antara variabel ekologi perairan dan kelimpahan ikan
B. Pengelompokan stasiun pengamatan berdasarkan kelimpahan ikan

Lampiran I. Profil Lokasi Penelitian di Perairan Teluk Awur Jepara, AprilAgustus 1999

Lampiran 2. Sebaran Jenis Lamun di Perairan Teluk Awur Jepara, April-Agustus
1999

Lampiran 6. Operasi Penangkapan dan Contoh lkan di Padang Larnun Perairan
Teluk Awur Jepara, April-Agustus 1999

Larnpiran 10. Nilai lndeks Biologl lkan di Padang Lamun Perairan Teluk Awur pada Siang dan Malam Hari

1Monocenthus mylii

1

55 1

1Scofpeenopsis diebolus
Monocenthus mylii
' ~ e l d e sexlineatus
a
, Lize subviridis
Anus sp.
Lethrinus obsoletus
Ambessis sp.
Sigenus oremin
Pseudobetracus dubius
Allenetta valenciennei
Centrogenys veigiensis
Gezza minute

Sigenus oradn
Lethrinus obsdetus
Heloter sexlineetus
Lethrinus leutjenus
Scorpaenopsis diebolus
Lutjanus lutjenus
Upeneus tregule
Helichoeres schwertzi
Hem'pimelodus sp.
Tylosonr~ennuleiis
Congrogadus sp.

-

, -

1

181

105

18)

8)

45 1

D. Bobot basah pada malarn hari

Peringka

I
2
3
4
5
6

7

Ke(etsnosn : I

-

-

8
9
10
11
12

1 1~seudobatrecusdubius 1

390 1

345 1

821 1 1.556 1

Hem'pimelodus sp.
Anus sp.
Lize subviridis
Helotes sexlineetus
Lethrinus obsoletus
Monocenthus mylii
Pletycephalus indicus
Centt-ogenys veigiensis

Stasiun I; 2 = Stasiun ll; 3 Sladun ill

Lampiran 11. Nilai lndeks Blologl lkan di Padang Larnun Perairan Teluk Awur pada Pasut Perbani dan Pasut Purnama

Peringk

eudobatrecus dubius
etta valenciennei

B. Bobot basah pada par
Jenis
lkan
Hemipimlodus sp.
Scotpeenopsis disbolus
Anus sp.
Pseudobetrecus dubius
Lsthrlnuu obsoletur
Helotes sexlineatus
Crenimugil cntnilabis
Monocenthus mylii
Lize subviridis
Sigenus oremin
Wetycephelusindicus
Centrogenys veigiensis
:1=StPclunl: 2 =

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
II
12

Peringk

C.Jurnlah individu pada pasang surut pilrnarna
Jenis
lkan
Monocenthus mvlii
Sigenus oremin
Scotp~enopsisdiebolus
Liza tubrindis
Lethrir~usleutjenus
Helofes sexlineetus
Lethrinus obsoletus
HemNpimeIodussp.
Pseudobetrecus dubius
Upeneus lregule
Allenetta velenciannei

1

lndeks Biologi
Peringkal
2 1 3 1 Total
461
261
171
89
1

I

-

D. Bobot basah pada pasang suruf pr:rrlarna
Jenis
lncluks Biologi

Hemip;melodus sp.
Scorpoenopsis diabolus
Monocanthus mylii
Pseudobatracus dubius
Lizr rrdbvirldiu
Tyloso~sennulens
Upeneus tregule
Sigenus oremin
Ephephslus corallicola
Helotes sexlineetus
Crenimugil crenilebis
Lethrinus leutjenus

Lampiran 12. Hasil Analisis Komponen Utama Variabel Kualitas Air dan
Kelimpahan lkan
A. Akar Ciri dan Persentase Ragam pada Tiga Sumbu Utama
B. Korelasi Variabel Aktif dan Korelasi Kuadrat (masing-masing pada
kolom 1 dan kolom 2) pada Tiga Sumbu Utama
C. Korelasi Variabel Suplemen dan Korelasi Kuadrat (masing-masing
pada kolom 1 dan kolom 2) pada Tiga Sumbu Utama
D. Koordinat lndividu dan Nilai Kosinus Kuadrat (masing-masing pada
kolom 1 dan kolom 2) pada Tiga Sumbu Utama
Sumbu 1
2,6138
43,6%

A.
Akar ciri
. Persentase ragam

Sumbu 2
1,2349
20,6%

Sumbu 3
1,0195
47,0%

Arus
SU~U
DO
PH
NO3
BOT

Sumbu 1
1
2
0,2506
0,0628
0,7622
0,5809
0,8592
0,7382
0,8565
0,7336
0,4986
0,24.86
-0,4996
0,2496

Sumbu 2
2
1
0,2354
0,4852
0,3230
-0,5683
0,0991
-0,3149
0,0044
0,0665
0,1825
0,4272
0,3904
-0,6248

Sumbu 3
1
2
0,7780
0,0605
0,0938
0,0088
0,0858
0,0074
-0,0046
0,0000
-0,6293
0,3961.
0,0448
0,0020

C.

Sumbu 1

Sumbu 2

Sumbu 3

B.

1
0,2479
0,4430
0,0369

JJ
JI
JB

D.

1SM
2NS
2NM
2SS
2SM
3NS
3NM
3SS

3SM

Sun
2,8704
-0,4678
1,8304
-0,9739
1,6800
-0,9703
-0,1944
-3,4075
1,2385
-0,0972
-0,2440
-1,2642

2
0,0615
0,1962
0,0014

1
0,81 11
0,6150
0,6615

2
0,6579
0,3782
0,4376

Sumbu 2
1
2
-0,2793
0,0077
0,4685
1,3253
0,1751
0,0036
0,1130
0,8261
0,3828
0,0399
1,1870
0,4316
0,861 1
-2,271 1
-0,5237
0,021.3
0,0677
-0,4907
1,6197
0,4573
-1,4834
0,7795
0,0393
-0,4678

1
-0,0324
0,2784
-0.3404

2
0,0010
0,0775
0,1158

Sumbu 3
2
1
-1,2035
0,1431
-1,1039
0,3256
2,2377
0,5812
1,8441
0,5632
0,1186
0,0038
-0,5204
0,0830
-0,3559
0,021 1
-0,11361
0,0014
-0,5424
0,0827
0,0579
-05763
0,3117
0,0344
-0,0735
0,0010

Keterannan : JJ = Jumlah jenis, JI = Jumlah individu, JB = Jumlah bobot; 1,2,3 = Stasiun
pengamatan, NS = Pasut perbani-siang, NM = Pasut perbani-malam, SS = Pasut
pumama-siang, SM = Pasut pumama-malam

Lampiran- 13.
A.
6.

C.

Hasil Analisis Faktorial Koresponden Sebaran Jenis lkan dan
Periode Pengamatan

Akar ciri dan persentase ragam pada tiga sumbu utama
Kualitas representasi variabel (kosinus kuadrat) dan kontribusi relatif
(masing-masing pada kolom 1 dan kolom 2) pada tiga sumbu utama
Kualitas representasi individu (kosinus kuadrat) dan kontribusi relatif
(masing-masing pada kolom 1 dan kolom 2) pada tiga sumbu utama

A.
Akar ciri
Raqam
B.

1NS
1NM
1SS
1SM
2NS
2NM
2SS
2SM
3NS
3NM
3SS
3SM

Sumbu 2
0,1849
57,4%

Sumbu 1
0,4414
41 3 %
Sun
1
0,525
0,705
0,655
0,074
0,289
0,036
0,419
0,050
0,270
0,374
0,354
0,008

Sumbu 2
1
0,203
0,041
0,190
0,248
0,166
0,018
0,337
0,231
0,406
0,195
0,005
0,203

Sumbu 3
0,1615
1_5,2%

---

Sumbu 3
1

2
9,4
5,o
11,3
72
3,8
0,6
14,3
83
18,l
19,6

2

oll
2,3
-

Sumbu 2
1
0,0401
0,0116
0,0670
0,0121
0,2330
0,0096
0,2175
0,0002
0,0150
0,1581
0,5502
0,0200
0,4979
0,0582
0,0018
0,0579
0,0915
0,1061
0,2885
0,0352

2
0,6
0,1
5,5
012
7,4
0,1
14,7
0,o
02
2,O.
18,4
o14
17,5
0,8
0,o

ole

29
23
25,2
0,5

Sur
1

Keteran~an: 1, 2, 3 = Stasiun pengamatan, NS = Pasut perbani-siang, M = Pasut perbani-malam, SS =
Pasut pumama-siang, SM = Pasut pumama-rnalam, TS = Thrissocles setimstris, HS =
Hemipimelodus sp., AS = Arius sp., AV = Allanetta valenciennnei, LS = Liza subviridis, CC =
Crenimugil crenilabis, GM = Gazza minuta, AB = Ambassis sp., CV = Centmgenys vaigiensis,
LU = Lutjenus luljanus, HX = Helotes sexlineatus, LL = Lethrinus leuljanus, LO = Lethrinus
obsoletus, UT = Upeneus tmgula, PU = Pomacentrus tragula, HC = Halichoems schwartzi,
SO = Siganus ommin, SD = Scoroaenopsis diabolus, MM = Monocanthus mylii, PD =
Pseudobatracus dubius