Pengembangan Ekspor Komoditas Ikan Hias Air Tawar dan Kaitannya dengan Pembangunan Ekonomi di Kabupaten Bogor

PENGEMBANGAN EKSPOR KOMODITAS IKAN HIAS AIR TAWAR
DAN KAITANNYA DENGAN PEMBANGUNAN EKONOMI
DI KABUPATEN BOGOR

HESTY DHARMANITA WIANGGAWATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengembangan Ekspor
Komoditas Ikan Hias Air Tawar dan Kaitannya dengan Pembangunan Ekonomi di
Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak
cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.


Bogor, Oktober 2014

Hesty Dharmanita Wianggawati
NIM. H252110045

RINGKASAN
HESTY DHARMANITA WIANGGAWATI. Pengembangan Ekspor Komoditas
Ikan Hias Air Tawar dan Kaitannya dengan Pembangunan Ekonomi di Kabupaten
Bogor. Dibimbing oleh MUHAMMAD FIRDAUS dan ANNA FARIYANTI.
Potensi ekspor ikan hias air tawar Kabupaten Bogor sangat besar. Hal ini
terlihat dari data ekspor ikan hias Kabupaten Bogor yang terus meningkat. Namun
kalangan pembudidaya ikan hias justru merasa diabaikan, permintaan ikan hias
untuk ekspor terus naik, tapi pembudidaya tidak mampu memenuhi karena
keterbatasan modal, disisi lain sering terjadi kelangkaan beberapa jenis ikan hias
tertentu dan keberlimpahan jenis lainnya sehingga eksportir sering kesulitan
memenuhi order atau harus membeli dari luar Kabupaten Bogor. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis kaitan program pengembangan perikanan
Kabupaten Bogor dengan pembangunan ekonomi di Kabupaten Bogor,
menganalisis faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam

pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor,
kemudian menyusun alternatif strategi pengembangan, dan memberikan
rekomendasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor tentang prioritas
strategi yang dapat digunakan dalam rangka pengembangan komoditas ekspor
ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor.
Dari hasil penelitian terungkap bahwa meskipun ikan hias air tawar telah
ditetapkan sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Bogor dan menyumbangkan
kontribusi yang cukup besar pada ekspor nasional ikan hias air tawar, akan tetapi
pada kenyataannya belum diikuti dengan penetapan kebijakan yang jelas dalam
pengembangannya sehingga besarnya potensi pasar ekspor belum dapat
dimanfaatkan secara optimal. Hasil analisis dengan menggunakan metode regresi
linear dengan model Cobb Douglass mengenai faktor-faktor yang signifikan
mempengaruhi perbandingan antara jumlah ekspor ikan hias dengan produksi ikan
hias di Kabupaten Bogor adalah jumlah eksportir ikan hias, jumlah pembudidaya
dan harga ekspor ikan hias. Sementara itu, faktor-faktor yang signifikan
mempengaruhi PDRB Kabupaten Bogor adalah nilai ekspor ikan hias Kabupaten
Bogor dan jumlah eksportir ikan hias di Kabupaten Bogor.
Analisis matriks SWOT menghasilkan 7 strategi pengembangan yang
berdasarkan Total Attractiveness Score (TAS) QSPM urutan prioritasnya adalah :
(I) Pemantapan kelembagaan dalam rangka integrasi pengelolaan pengembangan

komoditas ekspor ikan hias air tawar Kabupaten Bogor; (II) Pendidikan dan
Pelatihan ekspor ikan hias air tawar; (III) Regional Branding dan Promosi; (IV)
Penerapan teknologi produksi dan pakan dengan prioritas utama ikan hias yang
menjadi unggulan dan ikon Kabupaten Bogor; (V) Pemetaan Potensi dan
Jaringan Distribusi Pemasaran Ikan Hias Air Tawar Kabupaten Bogor; (VI)
Fasilitasi Pengembangan UKM Ikan Hias; dan (VII )Riset Inovasi Budidaya Ikan
Hias Air Tawar.
Kata Kunci : Ikan Hias Air Tawar, Pengembangan, Ekspor.

SUMMARY
HESTY DHARMANITA WIANGGAWATI. The Export Development of
Freshwater Ornamental Fish Commodity and its Relation with The Economic
Development in Bogor Regency. Supervised by MUHAMMAD FIRDAUS and
ANNA FARIYANTI.
The export potential of freshwater ornamental fish in Bogor Regency are
very large. This clearly seen from the freshwater ornamental fish export data.
However, the freshwater ornamental fish farmers said that they felt being
neglected, the demand of freshwater ornamental fish for export continues to rise,
but the farmers were not able to met the demand due to lack of capital. On the
other hand, there were a frequent scarcity of some particular types of fishes and

the abundances of other types at the same time. This condition made exporters
difficult to met orders so that they have to bought fish from outside of Bogor
Regency. This study aimed to analyze the relation of the development of export
commodity freshwater ornamental fish and its relation with the economic
development in Bogor Regency, analyze the strengths, weaknesses, opportunities
and threats factors in the development, formulate an alternative of a development
strategies, and then provide recommendations to the Government of Bogor
Regency of priority strategies that can be used for the development of export
commodities freshwater ornamental fish in Bogor Regency.
The study revealed that although freshwater ornamental fish has been
established as a leading commodity in Bogor Regency and had a substantial
contribution to the national export of freshwater ornamental fish, but in fact, it has
not been followed by the establishment of a clear policies in its development, so
that the huge potential of the export markets has not been used optimally. The
results of the analysis using multiple linear regression method with Cobb
Douglass model shows that the number of fish exporters, farmers and fish export
prices, significantly affect the ratio between the number of fish exported and
fish production, while the significant factors affecting GDP value of the Bogor
Regency are the ornamental fish exports value and the number of ornamental fish
exporters in Bogor Regency.

SWOT matrix analysis resulted in 7 development strategies which are
according to Total Attractiveness Score (TAS) QSPM the priority sequences : (I)
Strengthening the institutional framework of integration management in the
development of export commodities freshwater ornamental fish in Bogor
Regency; (II) Export education and training ; (III) Regional branding and
promotion; (IV) Training of Application of Freshwater ornamental fish production
and feeding technology; (V) Mapping of potential and marketing distribution
network of freshwater ornamental fish in Bogor Regency; (VI) Facilitation of
ornamental fish SME’s ddevelopment; and (VII) Research and innovation of the
cultivation of freshwater ornamental fish.
Keywords: Freshwater Ornamental Fish, Export Development.

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

35

PENGEMBANGAN EKSPOR KOMODITAS IKAN HIAS AIR TAWAR
DAN KAITANNYA DENGAN PEMBANGUNAN EKONOMI
DI KABUPATEN BOGOR

HESTY DHARMANITA WIANGGAWATI

Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional
pada
Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Lukman M. Baga, M.AEc

Judul Kajian : Pengembangan Ekspor Komoditas Ikan Hias Air Tawar dan
Kaitannya dengan Pembangunan Ekonomi di Kabupaten Bogor
Nama
: Hesty Dharmanita Wianggawati
NIM
: H252110045

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Muhammad Firdaus SP, M.Si
Ketua

Dr. Ir. Anna Fariyanti M.Si
Anggota

Diketahui oleh


Ketua Program Studi
Manajemen Pembangunan Daerah

Dekan
Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Sc

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr

Tanggal Ujian:

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak November 2012 sampai dengan
Mei 2013 ini adalah pengembangan ekspor komoditas dengan judul

Pengembangan Ekspor Komoditas Ikan Hias Air Tawar dan Kaitannya dengan
Pembangunan Ekonomi di Kabupaten Bogor.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesarbesarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyelesaian tesis
ini khususnya dan juga selama menempuh pendidikan di MPD IPB, yaitu kepada:
Bapak Prof. Dr. Muhammad Firdaus SP, MSi dan Dr. Ir. Anna Fariyanti, MSi
selaku Ketua Komisi dan Anggota Pembimbing atas kesabaran dan bimbingannya
dalam menyelesaikan tesis ini.
Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya juga
penulis sampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, Dinas Koperasi
UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor yang telah memberikan
ijin belajar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini, kedua orang tua,
suami tercinta Cecep Jamhuri dan kedua putri penulis Adlin dan Sofia atas doa,
kasih sayang, dan keikhlasan kehilangan waktu bersama, rekan satu angkatan
MPD 13, serta seluruh civitas akademika di MPD IPB atas bantuan, saran, dan
kebersamaannya selama ini sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan
baik
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan ekspor
Kabupaten Bogor kedepan.

Bogor, Oktober 2014

Hesty Dharmanita Wianggawati

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL……………………………………………………………. iii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. iv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………/ v
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………..
1
Perumusan Masalah…………………………………………………..
5
Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………….
6
2 TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Teoritis…………………………………………………….
Pengembangan Wilayah Berbasis Perikanan……………………..
7
Komoditas Unggulan……………………………………………..
9

Karakteristik Ikan Hias Air Tawar……………………………….. 10
Pasar Ikan Hias Indonesia di Mancanegara ……………………… 14
Manajemen Strategis……………………………………………… 15
Kebijakan Perikanan Existing di Kabupaten Bogor………………….. 18
Visi dan Misi……………………………………………………… 18
Sasaran Strategis………………………………………………….
19
Strategi Kebijakan………………………………………………… 20
Program dan Kegiatan…………………………………….…….... 20
Penelitian Terdahulu ……………………………………….………... 22
Kerangka Pemikiran............................................................................. 25
3 METODE KAJIAN
Lokasi dan Waktu Kajian……………………………………….......... 26
Jenis Data…………………………………………………………….. 26
Metode Pengumpulan Data……………………………….…………... 26
Tehnik Pengumpulan Data………………………………………... 26
Tehnik Pengambilan Contoh………………………….................... 26
Metode Pengolahan Data dan Analisis Data…………………………. 27
Regresi Linear………………………..…………………………… 28
Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)…………………………… 30
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)………………………… 31
Matriks I-E…….………………………………………………….. 31
Matriks SWOT…………………………………………………… 33
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)………................ 33
4 GAMBARAN UMUM
Kondisi Umum……………………………………………………….
35
Kondisi Demografis………………………………………………….
36
Kondisi Ekonomi……………………………………………………... 38
Kondisi Kesejahteraan Masyarakat……………………………........... 40
Kondisi Sektor Perikanan di Kabupaten Bogor
42
Kondisi Pasar Ekspor Ikan Hias Air Tawar
44
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Kaitan Program Pengembangan Komoditas Ekspor Ikan Hias Air
Tawar Dengan Perekonomian Kabupaten Bogor……………………... 49

Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Dalam
Pengembangan Komoditas Ekspor Ikan Hias Air Tawar Kabupaten
Bogor…………………………………………………………………..
Kekuatan
Kelamahan
Peluang
Ancaman
Analisis Matriks IFE(Internal Factor Evaluation)...…………........
Analisis Matriks Faktor Ekternal (EFE)…...……………………....
Analisis Matriks Internal-Eksternal (I-E)…..………………….......
Alternatif Strategi Pengembangan Komoditas Ekspor Ikan Hias Air
Tawar Di Kabupaten Bogor…………………………………………...
Strateg S-0………………………………………………………..
Strateg W-0………………………………………………………..
Strateg S-T………………………………………………………..
Strateg W-T………………………………………………………..
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)…………….........
Perancangan Program Kegiatan …………………………..…….........
VI SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan……………………………………………………………...
Saran…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...
LAMPIRAN…………………………………………………………………..
RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………..

51
51
52
54
56
58
61
65
67
69
69
71
71
72
72
75
76
77
80
98

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

21
22
23
24
25

Perkembangan Produksi Ikan Air Tawar di Kabupaten Bogor
2009-2012 ……………………………………………………….....
Pencapaian Produksi Perikanan Tahun 2011……………………….
Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar di Kabupaten
Bogor 2010 – 2013…………………………………………………
Sasaran Strategis Tujuan Pertama Disnakan Kab. Bogor 20092013………………………………………………………………..
Sasaran Strategis Tujuan Kedua Disnakan Kab. Bogor 20092013………………………………………………………………..
Presentase Alokasi Anggaran Disnakan Kabupaten Bogor untuk
Pengembangan Ikan Hias Air Tawar………………………………
Rancangan Kajian untuk Membahas Tujuan………………………
Distribusi Responden SWOT dan QSPM…………………………
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)………………………...
Matriks External Factor Evaluation (EFE).………………………
Matriks SWOT ……………………………………………………
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)…………………
Kondisi Demografi Kabupaten Bogor Tahun 2008-2011………...
Realisasi Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Bogor Tahun
2009-2011 ………………………………………………………..
Potensi Unggulan Daerah ………………………………………..
Realisasi Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bogor
Tahun 2009-2011…………………………………………………
Perkembangan Perikanan 2009-2011…………………………….
Sebaran Pasar Ekspor Ikan Hias Kabupaten Bogor Tahun 2012…
Sebaran Pasar Ekspor Ikan Hias Kabupaten Bogor Tahun 2013....
Hasil Analisis Regresi Berganda Faktor- Faktor yang
mempengaruhi terhadap perbandingan antara jumlah ekspor ikan
hias dengan produksi ikan hias Air Tawar Kabupaten Bogor……
Hasil Analisis Regresi Berganda terhadap Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi PDRB Kabupaten Bogor ……………………….
Analisis Matrik Evaluasi Faktor Internal ………………………..
Analisis Matrik Evaluasi Faktor Eksternal ………………………
Analisis Matriks SWOT …………………………………………
Strategi, Program dan Kegiatan Pengembangan Komoditas Ekspor
Ikan Hias Air Tawar di Kabupaten Bogor ……………………….

2
2
3
19
20
22
26
27
30
31
32
33
37
38
40
41
43
47
48

50
51
58
62
68
73

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7

Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia 2007-2011 (US$
000) …………………………………………………………………
Kerangka Pemikiran …………………………………………….......
Matriks IE…………………………………………………................
Perkembangan Nilai Impor Ikan Hias Dunia 2006-2010……………
10 Negara Pelaku Utama Importir Ikan Hias Dunia 2010…………..
Perbandingan Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar Nasional dan
Kabupaten Bogor 2010-2012 (USD 000).…………………………..
Matriks Hasil Analisis Faktor Internal- Eksternal (IE)……………..

3
25
32
45
45
46
66

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4

Analisis Regresi Model 1 dengan SPSS
Analisis Regresi Model 2 dengan Program SPSS 20
Kuesioner Penelitian untuk Responden
Kuesioner Penentuan Attractiveness Score

82
85
88
95

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda
dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu
daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah
itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Strategi Pembangunan
ekonomi di daerah pada hakekatnya diarahkan pada kebijakan yang dapat
mendorong peningkatan kemampuan pemerintah daerah dalam menentukan
sektor-sektor kunci yang mempunyai keterkaitan kuat dengan aspek-aspek
pembangunan lainnya serta pemanfaatan sumberdaya daerah secara optimal dalam
rangka peningkatan produktifitas dengan tujuan yang diarahkan untuk
kepentingan jangka panjang.
Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang memiliki peran
penting dalam pembangunan perekonomian nasional, terutama jika dikaitkan
dengan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi yang diarahkan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pembudidaya ikan, meningkatkan
ekspor, memperluas lapangan kerja dan keempatan berusaha, serta mendukung
pembangunan daerah dengan memperhatikan kelestarian dan fungsi lingkungan
hidup. Budidaya perikanan merupakan salah satu alternatif mata pencaharian bagi
sebagian masyarakat Indonesia. Selain karena mudah dan tergolong cepat panen,
usaha budidaya ikan memiliki prospek keuntungan yang cukup menjanjikan.
Salah satunya adalah usaha budidaya ikan hias. Ikan hias air tawar merupakan
komoditas perikanan air tawar yang saat ini banyak menghasilkan devisa.
Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah produksi ikan
terbesar ke- 4 di Indonesia (KKP RI, 2011) dan Kabupaten Bogor merupakan
salah satu dari 26 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang tidak mempunyai
laut, namun memiliki potensi perikanan air tawar yang cukup besar. Produksi ikan
air tawar Kabupaten Bogor jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di
Jawa Barat menempati urutan ke-7 (BPS Jawa Barat, 2010). Kabupaten Bogor
memiliki keunggulan komparatif sebagai daerah yang memiliki sumber daya air
yang melimpah, lokasi geografis yang cukup strategis serta aksesibilitas yang
memadai untuk pengembangan kegiatan perikanan khususnya komoditas air
tawar. Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
menetapkan Kabupaten Bogor sebagai kawasan minapolitan perikanan budidaya1.
Komoditas unggulan perikanan budidayanya adalah ikan lele. Produksi ikan lele
hasil budidaya di Kabupaten Bogor telah mencapai 18,312.9 ton (Dinas Kelautan
Dan Perikanan Jawa Barat, 2009). Produksi sebesar tersebut menempatkan
Kabupaten Bogor sebagai penghasil dan sentra budidaya lele terbesar di Jawa
Barat. Kawasan minapolitan di Kabupaten Bogor mencakup 4 (empat) wilayah
yaitu Kecamatan Parung, Kecamatan Ciseeng, Kecamatan Kemang dan
Kecamatan Gunungsindur yang telah ditetapkan melalui keputusan Bupati Bogor
nomor 523.31/227/kpts/huk/2010, di dalam kawasan tersebut, segala aktivitas
1

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor Kep.39/Men/2011 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.32/Men/2010 Tentang Penetapan Kawasan
Minapolitan

perikanan dilaksanakan secara terpadu mulai dari hulu sampai hilir, dari mulai
produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran (BPT Kab. Bogor, 2011)
Tabel 1 Perkembangan Produksi Ikan Air Tawar di Kabupaten Bogor 2009-2012
Jenis Produksi
Ikan Konsumsi (Ton)
Ikan Hias (Ribu Ekor)
Benih Ikan

2009
28,758.72
104,603.55
847,112.06

2010
36,062.44
112,085.82
920,352.39

2011
55,386.00
156, 618.83

1,362,425.00

2012
73,416.00
185,273.45
1,907,395.00

Sumber: Disnakan Kabupaten Bogor, 2012
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa produksi ikan air tawar di Kabupaten
Bogor mengalami peningkatan jumlah produksi yang signifikan setiap tahunnya.
Perikanan di Kabupaten Bogor tersebar di semua kecamatan. Budidaya perikanan
yang ada di Kabupaten Bogor berupa budidaya perikanan air tawar, baik itu
berupa pembenihan, kolam air tenang (KAT), kolam air deras (KAD), sawah
(minapadi), karamba, kolam jaring apung (KJA) maupun budidaya ikan hias.
Adapun cabang usaha perikanan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pembesaran (ikan
konsumsi), pembenihan dan ikan hias (Disnakan Kab. Bogor, 2011). Rincian data
pencapaian produksi perikanan di Kabupaten Bogor disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Pencapaian Produksi Perikanan Tahun 2011.
No
I

Cabang usaha
IKAN KONSUMSI (TON)
A.
-

Budidaya Air Tawar
Kolam Air Tenang (KAT)
Kolam Air Deras (KAD)

Luas Areal
(Ha)

RTP
(orang)

Produksi
(Ton/RE)

Nilai Produksi
(RP. 000)

1 505.59

8 176

56 576.67

861 257 139.50

966.57
13.64

6,334
494

50,277.36
5,561.75

861,257,139.50
96,341, 000.00

15.43

107

201.65

3, 364, 400.00

-

Perikanan Sawah

-

Jaring Apung

0.81

204

408.30

6, 793, 900.00

-

Keramba

0.06

67

37.75

672, 150.00

B.

Perairan Umum

509.00

970

89.87

1, 229, 611.50

33.09

468

156, 618.83

2, 626, 996 427.00

830.14

1,980

1, 378, 014.50

235, 145, 210.00

II

IKAN HIAS (RE)

III

PEMBENIHAN (RE)

Sumber: Disnakan Kabupaten Bogor, 2011
Berdasarkan Tabel 2 menjelaskan bahwa luas areal paling banyak
digunakan untuk cabang usaha ikan konsumsi, dan pembudidaya terbanyak berada
pada cabang usaha ikan konsumsi sedangkan jika dilihat dari catatan nilai
produksi, nilai produksi tertinggi terdapat pada cabang usaha ikan hias (Disnakan
Kab. Bogor, 2011). Selain perikanan konsumsi, komoditas perikanan yang juga
sangat potensial di Kabupaten Bogor adalah: Ikan hias air tawar (freshwater
ornamental fish). Saat ini, ikan hias dibudidayakan dari perairan Indonesia
menguasai 7.5 persen pasar dunia (Kemendag RI, 2011).

10,000
9,413

9,000

9,052

8,000
7,000
6,000

5,664

5,000
4,000
3,000

2,852

2,000

1,917

1,000
2007

2008

2009

2010

2011

Sumber: DJPEN, 2012

Gambar 1 Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia 2007-2011 (US$ 000)
Gambar 1 menjelaskan bahwa perkembangan ekspor ikan hias Indonesia
dari tahun ke tahun cenderung meningkat: tahun 2007 adalah US$ 1.92 juta, tahun
2008 naik 32.78% menjadi US$ 2.85 juta, tahun 2009 naik lagi 49.46% menjadi
US$ 5.64 juta, tahun 2010 naik lagi 40.04% menjadi US$ 9.41 juta, tahun 2011
turun -3.99% menjadi US$ 9.05 juta. Potensi ikan hias air tawar yang dimiliki
daerah Kabupaten Bogor sangat besar, Hal ini terungkap melalui data ekspor
komoditas ikan hias air tawar (freshwater ornamental fish) yang terekam di
IPSKA Cibinong - Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Bogor2. Beberapa tahun belakangan ini pengusaha ikan hias air tawar
Kabupaten Bogor secara rutin mengekspor ikan hias ke berbagai Negara: Belanda,
Jerman, Italia, Polandia, Switzerland, Jepang, Iran, Uni Emirat Arab, Korea, Saudi
Arabia, Singapura, dan Thailand.
Tabel 3 Perkembangan Nilai Ekspor Ikan Hias Air Tawar di Kabupaten Bogor
2010 – 2013
Tahun
2010
2011
2012
2013

Jumlah
(Ekor)
1,495,622
1,986,241
2,506,989
5,888,267

Pertumbuhan
(%)
32.80
26.22
134.87

Nilai
(USD)
1,468,676
1,799,174
2,943,977
3,448,887

Pertumbuhan
(%)
21.14
63.62
17.15

Sumber: Diskopukmperindag Kabupaten Bogor, 2013

Berdasarkan pada Tabel 3 nilai ekspor ikan hias Kabupaten Bogor dari
tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 63%,
sedangkan dari tahun 2012 ke tahun 2013 hanya naik sekitar 17%. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya krisis global pada tahun 2012 dimana nilai ekspor
2

Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor adalah Instansi yang
diberikan kewenangan selaku Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) Barang Ekspor
Indonesia melalui Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 26/M-DAG/PER/8/2010 tentang Surat
Keterangan Asal (Certificate of Origin) untuk Barang Ekspor Indonesia melalui mekanisme tugas
pembantuan.

Indonesia secara keseluruhan mengalami penurunan. Perbandingan nilai ekspor
ikan hias nasional tahun 2011 US$ 9.05 juta (DJPEN, 2011) dengan nilai ekspor
ikan hias air tawar Kabupaten Bogor berdasarkan penerbitan SKA Tahun 2011
US$ 1.79 juta (Diskopukmperindag Kab. Bogor, 2011) menunjukan bahwa share
Kabupaten Bogor dalam ekspor ikan hias nasional adalah 19.77%. Sementara itu
Jika dibandingkan jumlah ikan hias yang diekspor melalui Kabupaten Bogor pada
tahun 2011 yaitu 1,986,241 ekor (Diskopukmperindag Kab. Bogor, 2011) dengan
data jumlah produksi ikan hias Kabupaten Bogor tahun 2011 yaitu 156,618.83
ekor (Disnakan Kab. Bogor, 2011) menggambarkan bahwa kabupaten Bogor
berkontribusi sekitar 7.8 % terhadap ekspor ikan hias air tawar dari Kabupaten
Bogor. Adapun eksportir ikan hias Kabupaten Bogor yang mengekspor ikan hias
melalui Diskopukmperindag Kab. Bogor, adalah PT. Maram Aquatic, CV. Maju
Aquarium, CV. Borneo Fish Farm, CV. Harlequin Aquatic, CV. Aquarium
Indonesia, PD. Indokreasi, PT. Sunny Indo Pramita dan PT.Qianhu Joe Aquatic
(Diskopukmperindag, 2012)
Ikan Hias Air Tawar telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan
Kabupaten Bogor (LKPJ Kabupaten Bogor, 2010), dan Kecamatan Cibinong
ditetapkan sebagai kawasan sentra pengembangan komoditas unggulan ikan hias.3
Berbagai program kegiatan juga telah dilakukan oleh Dinas Perikanan Kabupaten
Bogor dalam rangka pengembangan komoditas ikan hias di Kabupaten Bogor
seperti: Pengadaan Depo Ikan Hias di Cibinong, bantuan bibit dan Pengendalian
penyakit ikan (Disnakan Kab. Bogor, 2011) akan tetapi disisi lain, pembudidaya
ikan hias Kabupaten Bogor justru merasa diabaikan. Permintaan ikan hias untuk
ekspor terus naik, tapi pembudidaya ikan tak sanggup melayani karena
keterbatasan modal4. Ikan hias yang dijual kepada eksportir di Kabupaten Bogor
harus dijual melalui pihak ketiga (supplier). Akses pembudidaya ikan untuk dapat
berhubungan langsung dengan eksportir masih sangat terbatas. Ini yang dipandang
sebagai salah satu kendala yang menjadi pengganjal usaha para pembudidaya ikan
hias di Kabupaten Bogor.5 eksportir sendiri seringkali kesulitan untuk memenuhi
order berbagi jenis ikan. Seringkali terjadi kelangkaan beberapa jenis tertentu dan
keberlimpahan beberapa jenis lainnya, padahal pemintaan ekspor cenderung
stabil. Sebagaimana dinyatakan oleh Handoko Yudha, anggota Dewan Pembina
Perhimpunan Ikan Hias Indonesia (PIHI), Indonesia merupakan Home for
Hundreds of Exotic Ornamental Fish Species, tetapi dengan potensi yang luar
biasa, pembudidaya ikan hias di berbagai daerah di seluruh Indonesia masih
menghadapi masalah, yaitu keuntungan yang sangat minim. Hal ini disebabkan
oleh panjangnya mata rantai distribusi, dari peternak sampai ke konsumen, baik
dalam dan luar negeri.6 Pengembangan potensi ikan hias di Kabupaten Bogor
masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Kota Bogor terutama dalam
menciptakan branding (Haryono, 2012), padahal ikan hias yang diekspor dari
wilayah Jabodetabek kebanyakan berasal dari wilayah Kabupaten Bogor, yang
3

Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025
4
Peternak-Butuh-Modal-Bukan-Pelatihan http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/07/13/
diakses 29 November 2012, Jam 10.30 WIB.
5
www. indosiar.com, Reporter : Asep Syaifullah, Juru Kamera: Deddy Effendi Lokasi : Bogor,
Jawa Barat, Tayang Rabu, 10 Mei 2006, Jam 12:00 wib
6
www. Business News. Com (Jakarta, 22 Mei 2010)

dijual pembudidaya ke suplier diluar Bogor, kemudian dijual kembali oleh suplier
ke Eksportir di Kabupaten Bogor, ini menjadikan potensi ikan hias Kabupaten
Bogor ibarat Raksasa Tidur (Haryono, 2012). Berdasarkan hal tersebut diatas,
maka sangat penting untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dan
menentukan pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten
Bogor dan menyusun alternatif strategi bagi pengembangan komoditas ekspor
ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor.
Perumusan Masalah
Ikan hias air tawar memang telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan
di Kabupaten Bogor dan berkontribusi sebesar 19.77% pada ekspor nasional ikan
hias air tawar, akan tetapi pada kenyataannya belum diikuti dengan penetapan
aturan dan kebijakan yang jelas untuk pengembangannya. . Jika dibandingkan
jumlah ikan hias yang diekspor melalui Kabupaten Bogor pada tahun 2011 yaitu
1,986,241 ekor dengan data jumlah produksi ikan hias Kabupaten Bogor tahun
2011 yaitu 156,618.83 ekor menggambarkan bahwa kabupaten Bogor
berkontribusi sekitar 7.8% terhadap ekspor ikan hias air tawar dari Kabupaten
Bogor. Pengembangan perikanan di Kabupaten Bogor selama ini lebih banyak
diprioritaskan pada sektor perikanan konsumsi sehingga pembudidaya ikan hias
Kabupaten Bogor merasa diabaikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor
sehingga kondisi tersebut menjadi pertanyaan pertama dalam kajian ini yaitu
bagaimana kaitan pengembangan ekspor komoditas ikan hias air tawar di
Kabupaten Bogor dengan pembangunan ekonomi Kabupaten Bogor?
Permintaan ikan hias untuk ekspor terus naik, tapi pembudidaya ikan tidak
dapat memenuhi permintaan karena keterbatasan modal. Disamping itu belum
terdapat jalinan kemitraan antara eksportir, pemerintah dengan pembudidaya ikan
hias sehingga seringkali terjadi kelangkaan beberapa jenis ikan tertentu dan
keberlimpahan beberapa jenis lainnya, padahal pemintaan ekspor cenderung stabil
sehingga eksportir seringkali kesulitan untuk memenuhi order berbagi jenis ikan
dan harus mencari ke luar Bogor. Meningkatnya ekspor ikan hias air tawar belum
dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat pembudidaya ikan hias di Kabupaten
Bogor. Berdasarkan hal tersebut maka yang menjadi pertanyaan kedua dalam
kajian ini adalah faktor-faktor apa saja yang merupakan kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman dalam pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar
di Kabupaten Bogor?
Dari rumusan permasalahan kedua diatas akan diperoleh suatu model yang
berguna dalam penentuan strategi pengembangan komoditas unggulan ikan hias
air tawar di Kabupaten Bogor, sehingga perumusan permasalahan yang ketiga
dalam kajian ini adalah bagaimana alternatif strategi pengembangan komoditas
ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor?
Untuk dapat memberikan rekomendasi pada pemerintah daerah Kabupaten
Bogor mengenai prioritas strategi pengembangan komoditas ekspor ikan hias air
tawar di Kabupaten Bogor, berdasarkan strategi yang telah dirumuskan dalam
perumusan masalah ketiga, maka pertanyaan kajian adalah apa prioritas strategi
yang dapat digunakan dalam rangka pengembangan komoditas Ekspor ikan hias
air tawar di Kabupaten Bogor?

Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
2.

3.
4.

Penelitian ini bertujuan untuk:
Menganalisis kaitan program pengembangan perikanan Kabupaten Bogor
dengan pembangunan ekonomi di Kabupaten Bogor.
Menganalisis faktor-faktor yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman dalam pengembangann komoditas ekspor ikan hias air tawar di
Kabupaten Bogor.
Menyusun alternatif strategi pengembangan komoditas ekspor ikan hias air
tawar di Kabupaten Bogor.
Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor
tentang prioritas strategi yang dapat digunakan dalam rangka pengembangan
komoditas ekspor ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor.

Adapun penelitian tentang pengembangan ekspor komoditas ikan hias air
tawar dan kaitannya dengan pembangunan ekonomi di Kabupaten Bogor ini
diharapkan bermanfaat bagi semua pihak terkait yaitu :
1. Memberikan informasi tambahan dalam penentuan kebijakan pembangunan
sub sektor perikanan bagi instansi terkait baik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Propinsi Jawa Barat maupun Pemerintah Kabupaten Bogor.
2. Memberikan informasi pendahuluan kepada pihak-pihak yang merencanakan
program yang berkaitan dengan pengembangan ekspor ikan hias air tawar
Kabupaten Bogor.

II TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Teoritis
Pengembangan Wilayah Berbasis Perikanan
Menurut Alkadri (1999), Pengembangan wilayah memiliki dua makna,
yaitu: 1) Makna sosial ekonomi yaitu kegiatan pengembangan wilayah dengan
jalan meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dengan
menciptakan sentra-sentra produksi sekaligus membangun prasarana dan adanya
dukungan logistik. 2) Makna ekologis yaitu pengembangan wilayah bertujuan
untuk menjaga keseimbangan lingkungan akibat terlalu banyak campur tangan
manusia terhadap lingkungan. Komet (2000) dalam Daryanto (2002) menyatakan
bahwa konsep pengembangan wilayah secara garis besar terbagi atas empat yaitu:
1. Pengembangan wilayah berbasis sumberdaya. Sumberdaya merupakan semua
potensi yang dimiliki oleh alam dan manusia. Bentuk sumberdaya tersebut
yaitu: tanah, bahan mentah, modal, tenaga kerja, keahlian, keindahan alam
maupun aspek sosial budaya.
2. Pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan. Penekanan konsep ini
pada motor penggerak pembangunan wilayah pada komoditas yang dinilai
dapat menjadi unggulan atau andalan, baik pada tingkat domestik maupun
internasional.
3. Pengembangan wilayah berbasis efisiensi. Penekanan pada konsep ini adalah
pengembangan wilayah melalui pembangunan bidang ekonomi yang
mempunyai porsi lebih besardibandingkan bidang lainnya. Pembangunan
ekonomi tersebut dijalankan dalam kerangka pasar bebas atau pasar
persaingan sempurna.
4. Pengembangan wilayah berbasis pelaku pembangunan. Strategi
pengembangan wilayah ini mengutamakan peranan setiap pelaku
pembangunan ekonomi (rumah tangga, lembaga sosial, lembaga keuangan dan
bukan keuangan, pemerintah maupun koperasi.
Pembangunan Kelautan dan Perikanan diarahkan pada pendayagunaan
potensi sumber daya laut secara serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya
dukung serta kelestariannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha dengan mengikutsertakan
seluruh pelaku yang memiliki kepentingan langsung terhadap pemanfaatan dan
pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan. Tampubulon (2002)
menjelaskan ada tiga alasan pentingnya pemahaman dan perancangan tentang
perwilayahan pertanian dengan pengembangan agribisnis, yaitu:
1. Pembangunan wilayah dan pengembangan agribisnis yang mengacu pada
perwilayahan pertanian terkait erat dengan penggunaan sumberdaya agribisnis
secara efisien dan optimal berdasarkan keunggulan komparatif dan
keunggulan kompetitif.
2. Skala ekonomi sangat penting bagi pengembangan sistem agribisnis, dari hulu
hingga hilir. Identifikasi skala ini sangat penting dan strategis dalam
pembangunan ekonomi daerah, karena dengan begitu, daerah
bisa
memutuskan batas cabang industri yang perlu digeluti agar perkembangan
ekonomi daerah bisa optimal baik dari segi pertumbuhan dan perluasan

kesempatan kerja, maupun dalam rangka memaksimalkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dan pelestarian sumber daya alam daerah.
3. Berkaitan dengan identifikasi skala ekonomi, antar pemerintah daerah bisa
ditata kerjasama dalam rangka maksimalisasi PAD yang adil.
Saragih (2001) menyatakan bahwa salah satu strategi pembangunan
wilayah yang potensial mengintegrasikan antar sektor dan antar wilayah adalah
pengembangan agribisnis karena pengembangan agribisnis bukan sekedar
pengembangan bisnis komoditas pertanian yang sudah kita kenal selama ini, lebih
dari itu pembangunan agribisnis dianggap sebagai paradigma baru pembangunan
ekonomi berbasis pertanian.
Menurut Dahuri (1999), setiap pengembangan usaha dari suatu sub sektor
ekonomi di suatu kawasan harus dikaitkan dengan program pengembangan
wilayah dan pengembangan masyarakat. Kalau tidak maka hal tersebut akan
menimbulkan kerusakan pada lingkungan (sumberdaya alam dan ekosistem) dan
masalah sosial (pemerataan kesempatan kerja dan berusaha, kecemburuan sosial
serta friksi sosial). Dengan demikian, upaya untuk mengembangkan sektor
perikanan hendaknya ditempuh melalui penciptaan atau pengembangan kegiatankegiatan ekonomi yang bersifat berkelanjutan (sustainable economic basis).
Dalam hal ini, yang dimaksud dengansustainable economic basis adalah bahwa
kegiatan ekonomi termaksud hendaknya secara sosial-ekonomi menguntungkan
masyarakat lokal dan secara ekologis aman, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan serta aspirasinya.
Dalam rangka mewujudkan pembangunan ekonomi secara berkelanjutan,
maka pengembangan perikanan di Kabupaten Bogor hendaknya dilaksanakan
melalui pendekatan sistem sumberdaya (resources system). Pendekatan ini
mengartikan bahwa suatu kegiatan pembangunan (ekonomi) merupakan
kombinasi yang terpadu dan holistic antara sumberdaya alam beserta
ekosistemnya dengan sumberdaya manusia, mulai dari tahap produksi sampai
pemasaran hasil kepada masyarakat konsumen. Menurut Asyad (1999), strategi
pengembangan wilayah yang berkaitan dengan komoditas unggulan, yaitu:
1. Pengembangan fisik/lokalitas, untuk kepentingan pembangunan industri dan
perdagangan. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat,
memperbaiki daya tarik pusat kota dan menciptakan identitas pusat kota.
Tujuan ini dapat tercapai dengan pengendalian, perencanaan dan
pembangunan, penataan kota, pengaturan tata ruang, penyediaan infrastruktur
dan lain lain.
2. Pengembangan dunia usaha. Tujuannya untuk menghasilkan daya tarik,
kreasi, dan daya tahan pada kegiatan dunia usaha berupa pengaturan dan
kebijakan dunia usaha, pembuatan pusat informasi terpadu. Pendirian pusat
konsultasi pengembangan usaha kecil, pembuatan sistem pemasaran, dan
pembuatan lembaga penelitian dan pengembangan.
3. Pengembangan sumberdaya manusia yang dapat dilakukan dengan cara
pembuatan bank keahlian, lembaga pendidikan, keterampilan dan lain-lain.
4. Strategi pengembangan ekonomi masyarakat. Tujuannya adalah untuk
menggabungkan sekelompok masyarakat pada suatu wilayah misalnya:
proyek padat karya.

Komoditas Unggulan
Penetapan suatu komoditas sebagai komoditas unggulan daerah harus didasarkan
pada potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang dimiliki dan
mengkaji prospek pengembangannya serta prospek pasarnya. Komoditas yang
ditetapkan sebagai komoditas unggulan daerah adalah komoditas yang memiliki
produktifitas tinggi dan dapat memberikan nilai tambah sehingga berdampak
positif bagi kesejahteraan masyarakat. Disamping itu penetapan komoditas
unggulan juga harus melihat kontribusi suatu komoditas terhadap pertumbuhan
ekonomi dan aspek pemerataan pembangunan pada suatu daerah.
Kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu komoditas
sebagai komoditas unggulan menurut Alkadri dalam Daryanto (2002) antara lain:
1. Harus mampu menjadi penggerak utama (prime mover) pembangunan
perekonomian atau dengan kata lain komoditas tersebut dapat memberikan
kontribusi yang sigifikan pada peningkatan produksi, pendapatan dan
pengeluaran.
2. Mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang yang kuat, baik sesama
komoditas unggulan maupun komoditas lainnya.
3. Mampu bersaing dengan produk sejenis dari wilayah lain (competitiveness) di
pasar nasional dan pasar internasional, baik dalam harga produk, biaya
produksi dan kualitas pelayanan.
4. Memiliki keterkaitan dengan wilayah lain (complementary), baik dalam hal
pasar (konsumen) maupun pasokan bahan baku.
5. Memiliki status teknologi (state of the art) yang terus meningkat, terutama
melalui inovasi teknologi.
6. Mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai skala
produksinya.
7. Dapat bertahan dalam jangka panjang tertentu, mulai dari fase kelahiran
(increasing), pertumbuhan (growth) hingga fase kejenuhan (maturity) dan fase
penurunan (decreasing).
8. Tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal
9. Pengembangannya harus mendapatkan berbagai bentuk dukungan misalnya :
keamanan, sosial, budaya, informasi, dan peluang pasar, kelembagaan,
fasilitas insentif/disinsentif, dan lain-lain.
10. Pengembangannya berorientasi pada kelestarian sumber daya dan lingkungan.
Terdapat beberapa cara atau tehnik kuantifikasi untuk mengidentifikasi
atau mengetahui suatu sektor atau komoditas dikatakan sebagai sektor atau
komoditas unggulan diantaranya adalah:
1. Tehnik analisis Tabel Input Output yaitu dengan menghitung besarnya indeks
forward linkage dan backward linkage. Keterkaitan kedepan menyatakan
akibat dari suatu sektor atau komoditas tertentu terhadap sektor-sektor yang
menyediakan output bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung per unit kenaikan permintaan, sedangkan keterkaitan ke belakang
menyatakan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang
menyediakan input bagi sektor tersebut per unit kenaikan permintaan total.
2. Penentuan komoditas unggulan didasarkan pada kriteria tertentu kemudian
kriteria tersebut diberi skor agar dapat disusun prioritas pengembangannya.
Cara ini memiliki tingkat subyektifitas yang tinggi, artinya karena

sunyektifitas tiap orang berbeda maka pemberian skor yang dilakukan juga
berbeda dan pada akhirnya kesimpulan yang ditarik juga belum tentu sama.
3. Menurut Suprapto (1998) salah satu cara untuk mengetahui kondisi dan
potensi sumber daya unggulan adalah dengan pendekatan identifikasi potensi
sumber daya alam, identifikasi sosial ekonomi, khususnya peluang pasar suatu
komoditas dan opini pakar. Melalui pendekatan tersebut dapat dikembangkan
beberapa kriteria seleksi dalam penentuan komoditas unggulan dan wilayah
penyebarannya antara lain: 1) prospek pasar, potensinya sebagai penghasil
devisa, produk suntitusinya dan komoditas strategis, 2) Kesesuaian dengan
sumberdaya alam, ketersediaan sumberdaya manusia serta ketersediaan sarana
prasarana penunjang.
Saragih (2001), menyatakan bahwa komoditas unggulan dalam konsep
pembangunan wilayah merupakan komoditas basis yaitu komoditas yang
dihasilkan secara berlebihan dalam pengertian lebih untuk digunakan oleh
masyarakat dalam suatu wilayah tertentu sehingga kelebihan tersebut dapat dijual
keluar wilayah tersebut. Sebagai akibat upaya transfer keluar wilayah tersebut
maka terciptalah kegiatan-kegiatan pendukung yang dapat meningkatkan nilai
tambah serta memperluas lapangan kerja. Dalam bahasa pembangunan wilayah,
dampak tersebut dikenal sebagai dampak pengganda (multiplier effect), dalam
bentuk dampak pengganda pada peningkatan nilai tambah atau added value
multiplier dan dampak pengganda pada penyerapan tenaga kerja atau employment
multiplier. Semakin besar dampak pengganda tersebut semakin besar pula peranan
komoditas tersebut sebagai komoditas basis atau komoditas unggulan.
Ikan hias air tawar memang telah ditetapkan sebagai salah satu komoditas
unggulan di Kabupaten Bogor dan menyumbangkan kontribusi yang cukup besar
pada ekspor nasional ikan hias air tawar, akan tetapi pada kenyataannya tidak
diikuti dengan penetapan aturan dan kebijakan yang jelas untuk
pengembangannya. Pengembangan perikanan di Kabupaten Bogor selama ini
lebih banyak diprioritaskan pada sektor perikanan konsumsi, yaitu ikan lele
sebagai komoditas unggulan yang dipilih untuk dikembangkan dalam program
minapolitan kabupaten Bogor.
Karakteristik Komoditas Ikan Hias Air Tawar
Ikan hias adalah ikan yang umumnya mempunyai bentuk, warna, dan
karakter khas sehingga mampumenciptakan suasana akuarium yang mendukung
tata ruang serta mampumemberikan suasana tenteram. (Badan Pengembangan
Ekspor Nasional,1994). Di dunia perdagangan internasional, ikan hias Indonesia
dikenal sebagai tropical fish dan diekspor keberbagai belahan dunia dengan HS
Chapter: 0301 (Live Tropical Fish). Live Tropical Fish, dapat terdiri dari:
1. Ikan Hias Air Tawar (freshwater ornamental fish)
2. Ikan Hias Air Laut (marine tropical fish)
3. Tanaman Hias Air Tawar (freshwater aquatic plant)
Ikan hias air tawar merupakan komoditas perikanan air tawar yang saat ini
banyak menghasilkan devisa. Nilai ekspornya cenderung meningkat dari tahun
ketahun. Setiap bulannya ada sekitar puluhan juta ekor ikan hias air tawar di
ekspor ke mancanegara (Lesmana, dan Dermawan, 2001). Menurut Yanong
(1996), Banyak jenis ikan yang bertahan dari kepunahan semata-mata karena
dibudidayakan oleh para hobist. Kini kegemaran memelihara ikan hias sudah

menjadi ladang bisnis internasional yang banyak menghasilkan devisa bagi yang
menguasai teknologi budidayanya (Susanto, dan Lingga 2003).
Sistem distribusi yang berkembang dalam perdagangan ikan hias
melibatkan petani, pengumpul, dan eksportir. Petani mengkhususkan diri dalam
hal budidaya ikan hias dan pengembangan varietas species ikan baru, memelihara
dan membesarkan ikan sampai dengan ukuran pasar dipeternakan mereka,
kemudian Ikan dijual, baik langsung kepada eksportir atau pengumpul. Biasanya,
Pedagang pertama (Pengumpul/Bandar) membeli ikan dalam jumlah besar dari
petani lokal di suatu wilayah, kemudian melakukan karantina atau langsung
dibungkus (packing), lalu dikirim kepada eksportir. Eksportir kemudian menjual
ikan kepada pembeli di luar negeri, atau dapat juga Petani menjual ikan pada
suplier kecil, suplier kecil menjual pada bandar besar, bandar besar menjual
kepada eksportir, dan eksportir menjual ke luar negeri, sehingga rantai distribusi
menjadi lebih panjang.
Belakangan ini terdapat kecenderungan dimana eksportir mulai melakukan
proses farming sendiri yaitu melakukan breeding dan pembesaran dengan alasan
untuk menjamin pasokan ikan lebih stabil serta memiliki kontrol yang lebih baik
atas kualitas ikan (Ling dan Lim, 2005). Hal ini menimbulkan permasalahan
tersendiri sebab Eksportir Ikan Hias selaku perusahaan bisnis yang didirikan
disuatu wilayah, semestinya memiliki interaksi dengan masyarakat sekitar, karena
secara sosial perusahaan eksportir tersebut memiliki kewajiban untuk memajukan
dan mensejahterakan kehidupan masyarakat dimana perusahaan tersebut didirikan
(Saputro, 2008).
Menurut Saksono (2000) dalam Indrianingsih (2002), yang berperan
dalam jaringan agribisnis ikan hias adalah importir → eksportir → raiser →
breeder, tidak ada supplier. Bila di Indonesia memiliki raiser yang baik dan besar
niscaya siap bersaing dengan negara lain yang juga mengekspor ikan hias. Raiser
berperan menyiapkan barang yang diminta eksportir dan bertanggungjawab
dengan kualitas serta kuantitas ikan yang dibutuhkan. Lebih lanjut dikemukakan,
bahwa syarat untuk menjadi raiser antara lain memiliki kredibilitas yang baik,
reputasi baik di bidang ikan, diakui keahliannya serta telah lama berkecimpung
dalam mengelola ikan hias.
Berkaitan dengan produksi ikan hias air tawar, menurut Lipsey (1995)
dalam Sukirno (2005) produksi adalah tindakan dalam membuat komoditi, baik
barang maupun jasa. Dalam pertanian atau perikanan, proses produksi begitu
kompleks dan terus menerus berubah seiring dengan kemajuan teknologi. Tidak
ada produk yang dihasilkan hanya dengan satu input saja. Dalam
produksidigunakan banyak input untuk menghasilkan output. Fungsi produksi
merupakan hubungan antara input dan output, juga menggambarkan dimana
tingkat sumberdaya diubah menjadi produk (Doll dan Orazem, 1984). Di dalam
fungsi produksi dijelaskan hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y)
dengan variabel yang menjelaskan (X). Variabel yang dijelaskan berupa output
dan variabel yang menjelaskan berupa input. Melalui fungsi produksi, hubungan
antara faktor-faktor produksi dengan tingkat produksi dan hubungan antara faktorfaktor produksi itu sendiri dapat diketahui. Ada banyak hubungan input dan
output dalam komoditas pertanian atau perikanan, karena tingkat dimana input
diubah menjadi output akan berbeda. Adapun menurut menurut Sadono Sukirno
(2005), fungsi produksi adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan

tingkat produksi yang diciptakannya dinamakan fungsi produksi. Faktor-faktor
produksi seperti yang telah dijelaskan dapat dibedakan kepada empat golongan
yaitu: tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian keusahawaan.
Ikan hias air tawar untuk ekspor memiliki kriteria tertentu dan lebih
spesifik dibandingkan dengan ikan hias air tawar yang dipasarkan secara local.
Kriteria tersebut mengikuti selersa dan keinginan negara pengimpor atau negara
tujuan ekspor. Menurut Bachtiar (2004) ada 6 kriteria yang harus dipenuhi untuk
menentukan kualitas ikan hias air tawar yang akan diekpor, yaitu:
1. Ukuran Ikan. Ikan yang diminta oleh negara-negara tujuan ekspor tentunya
mengikuti nselera konsumen negara tersebut. Umumnya negara – negara
tersebutn menginginkan ikan berukuran kecil, missal 2 inci atau 5 cm. namun,
ada pula negara yang menginginkan ikan dengan ukuran lebih besar dari 5 cm,
misalnya untuk ikan Black Ghost.
2. Jenis Ikan. Sama halnya dengan ukuran, jenis ikan yang diekspor juga
mengikuti selera konsumen negara tujuan ekspor.