Studi Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Berbasis Potensi Agribisnis Masyarakat dan Kawasan di Kawasan Transmigrasi Mesuji Kabupaten Tulang Bawang

STUDI PENGEMBANGAN KOTA TERPADU MANDIRI
(KTM) BERBASIS POTENSI AGRIBISNIS MASYARAKAT
DAN KAWASAN DI KAWASAN TRANSMIGRASI MESUJI
KABUPATEN TULANG BAWANG

BUDI SUTOMO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

STUDI PENGEMBANGAN KOTA TERPADU MANDIRI
(KTM) BERBASIS POTENSI AGRIBISNIS MASYARAKAT
DAN KAWASAN DI KAWASAN TRANSMIGRASI MESUJI
KABUPATEN TULANG BAWANG

BUDI SUTOMO

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Studi Pengembangan Kota Terpadu
Mandiri (KTM) Berbasis Potensi Agribisnis Masyarakat dan Kawasan di
Kawasan Transmigrasi Mesuji, Kabupaten Tulang Bawang adalah karya saya
sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana
pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2008


Budi Sutomo
Nrp A 353060404

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya atas
ridho-Nya karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema penelitian yang
dilaksanakan sejak bulan Juni 2007 ini adalah Studi Pengembangan Kota Terpadu
Mandiri (KTM) Berbasis Potensi Agribisnis Masyarakat dan Kawasan Di
Kawasan Transmigrasi Mesuji Kabupaten Tulang Bawang Dalam kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Dr. Ir. Widiatmaka, DAA, Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS dan Dr. Setia Hadi,
MS selaku komisi pembimbing.
2. Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr selaku Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan
Wilayah, beserta segenap staf pengajar dan staf manajemen Program Studi
Perencanaan Wilayah.
3. Dr. Ir. Atang Sutandi, MSc selaku dosen penguji luar komisi.
4. Abdurrachman Sarbini, SH, MH, MM selaku Bupati Tulang Bawang dan Drs.
Agus Mardihartono, MM selaku Wakil Bupati Tulang Bawang dan Ir.
Fakhruddin SP,MS selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang

telah memberikan ijin dan bimbingan serta segala bentuk dukungan yang
selalu diberikan.
5. Pimpinan dan staf Pusbindiklatren Bappenas atas kesempatan beasiswa yang
diberikan kepada penulis.
6. Sahabat-sahabat PWL kelas khusus angkatan 2006 atas segala dukungan dan
kerjasamanya.
7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
Akhirnya, diucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas dukungan, doa dan
pengertian dari istri, anak dan orang tua tercinta.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2008

Budi Sutomo

Judul Tesis

:


Nama
NIM

:
:

Studi Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Berbasis
Potensi Agribisnis Masyarakat dan Kawasan di Kawasan
Transmigrasi Mesuji Kabupaten Tulang Bawang
Budi Sutomo
A 353060404

Disetujui
Komisi pembimbing

Dr. Ir. Widiatmaka, DAA
Ketua

Ir. Fredian Tonny, M.S.
Anggota


Dr. Setia Hadi, M.S.
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi
Ilmu Perencanaan Wilayah

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr

Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

Tanggal Ujian: 3 Desember 2007

Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal 20 Mei 1976 sebagai anak
kedua dari pasangan Drs Subolo dan Sumirah. Tahun 1993 penulis lulus dari
SMA Negeri Poncowati (Lampung) dan pada tahun yang sama melanjutkan
pendidikannya pada Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung
Penulis menamatkan pendidikan pada Agustus Tahun 1997
Tahun 1999, penulis diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil dan ditempatkan pada
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang, pada tahun 2004
penulis di tempatkan sebagai Kepala Seksi Inventarisasi dan Pengelolaan
Pertambangan Dinas Pertambangan Kabupaten Tulang Bawang sampai tahun
2006. Pada tahun 2006, penulis memperoleh beasiswa program 13 bulan dari
Pusat Pembinaan Pendidikan dan Latihan Perencanaan, Bappenas untuk
melanjutkan pendidikan S2 di IPB pada Program Studi Ilmu Perencanaan
Wilayah. Saat ini penulis telah menikah dengan Siti Romelah SP dan dikaruniai
seorang jagoan cilik amanah dari Allah SWT bernama Muhammad Yusuf Arkan.

RINGKASAN
BUDI SUTOMO. Studi Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Berbasis
Potensi Agribisnis Masyarakat dan Kawasan di Kawasan Transmigrasi Mesuji,
Kabupaten Tulang Bawang. Dibimbing oleh WIDIATMAKA, FREDIAN

TONNY dan SETIA HADI.
Pembangunan Transmigrasi pada hakekatnya merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional dan daerah sebagai upaya untuk mempercepat
pembangunan di daerah tertinggal dan pemerataan penduduk. Hal ini tertuang
dalam Undang-undang nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian dan
Peraturan Pemerintah nomor 2 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi,
yang menyebutkan bahwa tujuan pembangunan transmigrasi adalah (a)
meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, (b)
peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah, dan (c) memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa. Sasaran penyelenggaraan transmigrasi adalah
untuk meningkatkan kemampuan dan produktivitas masyarakat transmigrasi,
membangun kemandirian dan mewujudkan integritas di pemukiman transmigrasi
sehingga ekonomi dan sosial budaya mampu tumbuh dan berkembang secara
berkelanjutan. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan transmigrasi,
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006 mengembangkan
Kota Terpadu Mandiri (KTM) di kawasan-kawasan transmigrasi.
Pengembangan KTM dilaksanakan dengan harapan dapat mengatasi
berbagai permasalahan di kawasan transmigrasi, seperti permasalahan produksi,
pascapanen, distribusi, dan pemasaran hasil produksi transmigran, sebagai akibat
lemahnya dukungan pasar, sarana dan prasarana, fasilitas pelayanan, dan

kelembagaan agribisnis. Hal ini berakibat pada kegagalan mewujudkan sistem
agribisnis yang baik, sehingga upaya pencapaian tujuan pembangunan
transmigrasi tidak dapat terwujud. Oleh karena itu, dukungan sarana dan
prasarana pertanian perlu untuk dikembangkan dalam suatu rancang bangun
pengembangan yang komprehensif.
Tujuan umum penelitian ini adalah menyusun arahan strategi
pengembangan masyarakat melalui pengembangan komoditas unggulan, pusat
aktivitas wilayah, dan pengembangan kelembagaan di kawasan pengembangan
KTM pada Kawasan Transmigrasi Mesuji berbasis potensi agribisnis masyarakat
dan kawasan. Bila dijabarkan lebih lanjut, tujuan khusus penelitian ini adalah (1)
Mengidentifikasi potensi pengembangan komoditas unggulan di kawasan
transmigrasi, (2) Mengidentifikasi pusat petumbuhan dan aktivitas pelayanan
kawasan transmigrasi berdasarkan jumlah dan jenis infrastrukturnya serta
aspirasi masyarakat dan kelembagaan yang mendukung, (3) Mengidentifikasi
tipologi kelembagaan agribisnis yang berkembang di kawasan transmigrasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Jenis data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, meliputi jenis dan
jumlah fasilitas pelayanan (infrastruktur), jumlah penduduk, komoditas pertanian
yang diusahakan, sumberdaya fisik wilayah, peta tanah, peta geologi, peta lereng
dan peta administrasi Kabupaten Tulang Bawang. Unit data yang terendah adalah

desa. Pengambilan data primer dilakukan dengan pengambilan sampel.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified purposive sampling.
Untuk mencapai tujuan penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis

kesesuaian lahan, analisis keunggulan komparatif wilayah (LQ), analisis usaha
tani, analisis efisiensi marjin pemasaran, analisis skalogram, analisis AHP, dan
analisis kelembagaan.
Hasil analisis kesesuaian lahan menunjukkan bahwa lahan di Kawasan
Transmigrasi Mesuji sesuai untuk pengembangan padi sawah, jagung, kelapa
sawit dan karet. Lahan yang sesuai untuk pengembangan padi sawah seluas
76.463,86 Ha (98,55%) dan jagung 73.527,55 Ha (94,761%). Lahan tersebut
terdapat di sebagian besar Kawasan Transmigrasi Mesuji terutama bagian timur
kawasan. Lahan yang sesuai untuk pengembangan kelapa sawit seluas 45.074,83
Ha (58,09%) dan karet seluas 34.388,37 Ha (44,32%) sebagian besar terdapat di
bagian barat kawasan. Komoditas padi sawah, jagung, kelapa sawit dan karet
merupakan komoditas basis yang mempunyai keunggulan komparatif wilayah.
Basis pengusahaan komoditas padi dan jagung berada di desa-desa di bagian timur
kawasan, pengusahaan kelapa sawit dan karet di desa-desa di bagian barat
kawasan.
Berdasarkan hasil analisis usaha tani dan marjin pemasaran, komoditas

padi, jagung, kelapa sawit dan karet menguntungkan untuk dikembangkan di
Kawasan Transmigrasi Mesuji. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya keuntungan
yang diperoleh di tingkat petani maupun pedagang. Namun demikian masih
terdapat kendala besarnya marjin pengangkutan sebagai akibat buruknya sarana
dan prasarana jalan.
Hasil analisis skalogram menunjukkan bahwa desa dengan hierarki I
adalah Desa Tanjung Mas Makmur dan Margojadi. Berdasarkan persepsi dan
aspirasi masyarakat dan kelembagaan pemegang kebijakan, Desa Tanjung Mas
Makmur yang terpilih untuk ditetapkan sebagai Pusat Aktivitas Pelayanan.
Analisis kelembagaan terhadap kelembagaan agribisnis yang ada di
Kawasan Transmigrasi Mesuji memberikan hasil bahwa berdasarkan tipologi
kelembagaan agribisnis, sebanyak 22,22 persen dikategorikan sebagai
kelembagaan yang sustain (berkelanjutan), sebanyak 6,67 persen merupakan
kelembagaan yang semi sustain dengan kendala rendahnya keseimbangan
pelayanan – peranserta, sebanyak 60 persen merupakan kelambagaan yang tidak
sustain serta 11,11 persen dikategorikan ke dalam tipe kelembagaan semi-sustain
dengan kendala tata kelola yang buruk.
Dari beberapa hasil analisis tersebut maka disusun arahan strategi
pengembangan KTM di Kawasan Transmigraasi Mesuji adalah sebagai berikut :
(1) Desa dengan hierarki I yang didukung aspirasi masyarakat dan memiliki

potensi wilayah yang sesuai serta kelembagaan yang sustain dapat difungsikan
sebagai Pusat Aktivitas Pelayanan, (2) Desa hierarki II yang memiliki potensi
untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit dan karet dapat difungsikan
sebagai pusat agribisnis dan agroindustri perkebunan kelapa sawit dan karet, (3)
Desa hierarki II yang memiliki potensi untuk pengembangan padi dan jagung
dapat difungsikan sebagai pusat agribisnis dan agroindustri pertanian pangan , (4)
Desa hierarki III dengan potensi kesesuaian lahan sesuai dan basis pengusahaan
untuk tanaman padi dan jagung dapat difungsikan sebagai pusat produksi pangan
wilayah, (5) Untuk pengembangan kelembagaan agribisnis diperlukan peran
pemerintah dalam bentuk pembinaan pelatihan untuk menciptakan kemandirian
pengelolaan kelembagaan, sehingga ketergantungan terhadap intervensi
pemerintah dapat dikurangi

© Hak cipta milik IPB, tahun 2008
Hak Cipta dilindungi
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tesis tanpa mencantumkan
nama atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pertanan
Bogor
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin Institut Pertanian Bogor

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr.Ir.Atang Sutandi, MSc

ABSTRACT

BUDI SUTOMO. Study of Independent Integrated City (KTM) Development
Base on the Agribusiness Potencies of Society and Area in Mesuji
Transmigration Area, Tulang Bawang District. Under direction of
WIDIATMAKA, FREDIAN TONNY and SETIA HADI
Transmigration development has been done to increase the capability and
productivity of transmigration community, develop self-reliance, and perform
the integrity in transmigration settlement, so economically and socio-culturally
could arise and grow sustainably. One of the effort to reach that goal is by
developing KTM in Transmigration Zone. The objectives of this research are to
identify development potency of premier commodities, activity service center,
institution characteristics, and finally give the direction of KTM development
strategy. Analysis results showed that most parts of transmigration zone are
suitable for agricultural commodities. Maize and paddy as food crops
commodities are potential to be developed in the Eastern part of Mesuji
Transmigration Zone while estate commodities like rubber and oil-palm are
potential in the Western part. Activity service center could be developed in
Tanjung Mas Makmur village, since it has the highest hierarchy and supported by
the more relatively sustain agribusiness institution form.
Key words : Independent Integrated City (KTM), Transmigration Area, Primary
Commodity Potency, Activity Center, Institution.

ABSTRAK

BUDI SUTOMO. Studi Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Di
Kawasan Transmigrasi Mesuji Berbasis Potensi Agribisnis Masyarakat dan
Kawasan di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. Dibimbing oleh
WIDIATMAKA, FREDIAN TONNY dan SETIA HADI.
Sasaran pembangunan transmigrasi dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan dan produktivitas masyarakat transmigrasi, membangun kemandirian
dan mewujudkan integritas di pemukiman transmigrasi sehingga ekonomi dan
sosial budaya mampu tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Upaya untuk
pencapaian sasaran tersebut salah satunya dengan Pengembangan Kota Terpadu
Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi potensi pengembangan komoditas ungggulan, identifikasi pusat
aktivitas pelayanan, identifikasi tiplogi kelembagaan dan memberikan arahan
strategi pengembangan KTM. Hasil analisis menunjukkan sebagian besar
kawasan transmigrasi sesuai untuk dikembangkan komoditas pertanian.
Komoditas prtanian tanaman pangan yaitu jagung dan padi sawah potensial untuk
dikembangkan di bagian timur kawasan transmigrasii Mesuji. Komoditas
Perkebunan potensial untuk dikembangkan di bagian barat kawasan transmigrasi
Mesuji. Pusat aktivitas pelayanan dapat dikembangkan di desa Tanjung Mas
Makmur, dikarenakan desa tersebut memiliki hirarki tertinggi dan didukung
dengan bentuk kelembagaan agribisnis yang relatif lebih sustain dibanding desadesa lainnya.
Kata Kunci: Kota Terpadu Mandiri, Kawasan Transmigrasi, Potensi Komoditas
Unggulan, Pusat Aktivitas, Kelembagaan.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................

ix

PENDAHULUAN.....................................................................................................
Latar Belakang.....................................................................................................
Perumusan Masalah..............................................................................................
Tujuan Penelitian.................................................................................................
Ruang Lingkup Penelitian.....................................................................................

1
1
6
8
8

TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................
Pengembangan Kawasan Transmigrasi................................................................
Pengembangan Transmigrasi dalam Konsep Pengembangan Wilayah...............
Penentuan Pusat Pertumbuhan Wilayah...............................................................
Pengembangan Komoditas Unggulan di Kawasan Transmigrasi.....................
Kelembagaan.........................................................................................................

9
9
12
13
15
17

METODE PENELITIAN.............................................................................
Kerangka Pemikiran...............................................................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................
Metode Pengumpulan Data...................................................................................
Metode Analisis....................................................................................................
Identifikasi Pengembangan Potensi Komoditas Unggulan.............................
A. Analisis Kesesuaian Lahan................................................................
B. Analisis Identifikasi Keunggulan Komparatif Wilayah (Location
Quotient Analysis)..............................................................................
C. Analisis Usaha Tani.............................................................................
D. Analisis Efisiensi Margin Pemasaran..................................................
Identifikasi Penentuan Pusat Pertumbuhan dan Pusat Aktivitas Pelayanan
(Hierarki Wilayah) .........................................................................................
A. Analisis Skalogram.............................................................................
B. Penggalian Persepsi Masyarakat dengan Analisis AHP (Analytical
Hierarchy Process) .............................................................................
Identifikasi Tipologi Kelembagaan.................................................................
Analisis Tiplologi Kelembagaan...............................................................
Matriks Tujuan, Kerangka Analisis Penelitian, Data yang dibutuhkan dan Hasil
yang diharapkan. ..................................................................................................

19
19
22
22
25
25
25
26
27
29
31
31
34
36
36
38

KAJIAN UMUM WILAYAH.................................................................................. 41
Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksebilitas...................................... 41
Kondisi Fisik Wilayah.......................................................................................... 45
IDENTIFIKASI POTENSI PENGEMBANGAN KOMODITAS
UNGGULAN.............................................................................................................
Analisis Kesesuaian Lahan..........................................................................

49
49

Analisis Keunggulan Komparatif Wilayah (Analisis Location Quotient/LQ…..
Analisis Usahatani…………………………………………………………….
Analisis Efisiensi Marjin Pemasaran...................................................................
Perwilayahan Pengembangan Komoditas Unggulan…………………………...
Ikhtisar..................................................................................................................

58
64
67
73
75

IDENTIFIKASI PUSAT PERTUMBUHAN DAN AKTIVITAS
PELAYANAN............................................................................................................
Analisis Hierarki Pusat Pelayanan......................................................................
Analisis Persepsi Stakeholder .............................................................................
Ikhtisar..................................................................................................................

78
78
85
88

IDENTIFIKASI TIPOLOGI KELEMBAGAAN AGRIBISNIS DI
KAWASAN TRANSMIGRASI...............................................................................
Keragaan dan Dinamika Kelembagaan…………………………………………
Tipologi kelembagaan..........................................................................................
Ikhtisar..................................................................................................................

90
90
93
102

ARAHAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA TERPADU MANDIRI
(KTM) PADA KAWASAN TRANSMIGRASI MESUJI BERBASIS
POTENSI AGRIBISNIS DAN KAWASAN….......................................................
Sintesis Analisis Identifikasi Penentuan Pusat Aktivitas, Pengembangan
Potensi Komoditas Unggulan dan Tipologi Kelembagaan Terhadap
Penyusunan Strategi Pengembangan KTM Mesuji.............................................
Arahan Strategi Pengembangan Potensi Komoditas Unggulan...........................
Arahan Strategi Pengembangan Pusat Aktivitas Pelayanan, dan
Infrastrukturnya....................................................................................................
Arahan Strategi Pengembangan Kelembagaan....................................................

104

105
110
114
118

SIMPULAN DAN SARAN....................................................................................... 127
Simpulan............................................................................................................... 127
Saran...................................................................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

129

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jenis Data yang Dikumpulkan...................................................................

23

2. Aspek yang Diteliti, Variabel, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data...

24

3. Ilustrasi Tabel Penyusunan Jumlah Fasilitas dan Penyebaranya di
Dalam Unit-Unit Desa...............................................................................

32

4. Hasil Analisis Skalogram Berdasarkan Jumlah dan Jenis Sarana dan
Prasarana....................................................................................................

33

5. Tabulasi Silang Tipologi Kelembagaan di Kawasan Transmigrasi
Mesuji.......................................................................................................

38

6. Matrik Tujuan, Analisis, Data yang Dibutuhkan dan Hasil yang
Diharapkan……………………………………………………………….

39

7. Desa-desa di Lokasi KTM Kabupaten Tulang Bawang...........................

41

8. Sebaran Lahan Berdasarkan Tingkat Kelerengan di Lokasi KTM
Kawasan Transmigrasi Mesuji..................................................................

45

9. Sebaran Lahan Berdasarkan Ketinggian di Lokasi KTM Kawasan
Transmigrasi Mesuji .................................................................................

45

10. Formasi Geologi di Lokasi KTM di Kawasan Transmigrasi Mesuji .......

46

11. Curah Hujan Rata-rata dan Iklim Kabupaten Tulang Bawang .................

47

12. Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan di Wilayah Mesuji Tahun
1995..........................................................................................................

47

13. Klasifikasi Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah di Kawasan
Transmigrasi Mesuji .................................................................................

51

14. Klasifikasi Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman Jagung di Kawasan
Transmigrasi Mesuji .................................................................................

53

15. Klasifikasi Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa Sawit di
Kawasan Transmigrasi Mesuji .................................................................

55

16. Klasifikasi Kelas Kesesuaian Lahan Tanaman Karet di Kawasan
Transmigrasi Mesuji .................................................................................

57

17. Keragaan Pengusahaan Tanaman Pangan ................................................

59

18. Keragaan Pengusahaan Tanaman Perkebunan .........................................

59

19. Nilai Perhitungan LQ dan LI untuk Komoditas Tanaman Pangan di
Kawasan Transmigrasi Mesuji .................................................................

60

20. Nilai Perhitungan LQ dan LI untuk Komoditas Tanaman Perkebunan di
Kawasan Transmigrasi Mesuji .................................................................

61

21. Hasil Analisis LQ Pengusahaan Tanaman Pangan dan Perkebunan
Terhadap Desa-desa di Kawasan Transmigrasi Mesuji ............................ 61

22. Hasil Perhitungan Analisis Finansial Usahatani Komoditas Padi Sawah
dan Jagung di Kawasan Transmigrasi Mesuji........................................
23. Hasil Analisis Finansial Pengusahaan Tanaman Kelapa Sawit dan Karet
di Kawasan Transmigrasi Mesuji..............................................................

65
66

24. Marjin Pemasaran Padi di Kawasan Transmigrasi Mesuji pada Bulan
Juni 2007 untuk Konsumen Akhir di Kota Bandar Lampung dan Metro
Propinsi Lampung .....................................................................................

68

25. Penyebaran Marjin Pemasaran Karet (Slab) di Kawasan Transmigrasi
Mesuji untuk Pasokan Pabrik di Palembang dan Bandar Lampung Pada
Bulan Juni 2007 ...............................................................................

70

26. Marjin Pemasaran Jagung di Kawasan Transmigrasi Mesuji pada Bulan
Juni 2007 untuk Konsumen Akhir di Kota Bandar Lampung .................

72

27. Penyebaran Marjin Pemasaran Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit
di Kawasan Transmigrasi Mesuji untuk Pasokan di Pabrik CPO PT SIP
di Kecamatan Tanjung Raya Pada Bulan Juni 2007 .................................

73

28. Hasil Analisis Skalogram Berdasarkan Jumlah dan Jenis Fasilitas
Pelayanan. .................................................................................................

80

29. Hasil Analisis Skalogram Berdasarkan Indeks Perkembangan Desa
Terstandarisasi ..........................................................................................

81

30. Jumlah dan Persentase Tipologi Kelembagaan Menurut Hierarki
Wilayah di Kawasan Transmigrasi Mesuji ...............................................

96

31. Jumlah dan Persentase Kelembagaan di KTM Kawasan Transmigrasi
Mesuji Menurut Jenis dan Tipologi Kelembagaanya................................

97

32. Sintesis Hasil Analisis Aspek-Aspek Pengembangan KTM Mesuji.........

106

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir Rencana Penelitian.....................................................

21

2. Struktur AHP Terhadap Penentuan Pusat Aktivitas Pelayanan KTM............

36

3. Bagan Alir Rencana Kegiatan Penelitian.......................................................

40

4. Peta Administrasi Wilayah Penelitian di Wilayah Perencanaan KTM
Kawasan Transmigrasi Mesuji Kabupaten Tulang Bawang Lampung .........

42

5. Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Pengembangan Tanaman Padi Sawah
di Kawasan Transmigrasi Mesuji....................................................................

52

6. Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Pengembangan Tanaman Jagung di
Kawasan Transmigrasi Mesuji......................................................................

54

7. Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Pengembangan Tanaman Kelapa
Sawit di Kawasan Transmigrasi Mesuji........................................................

56

8. Peta Kesesuaian Lahan Aktual untuk Pengembangan Tanaman karet di
Kawasan Transmigrasi Mesuji......................................................................

58

9. Peta Hasil Analisis LQ Pengusahaan Tanaman Padi di Kawasan
Transmigrasi Mesuji ....................................................................................

62

10. Peta Hasil Analisis LQ Pengusahaan Tanaman Jagung di Kawasan
Transmigrasi Mesuji .....................................................................................

63

11. Peta Hasil Analisis LQ Pengusahaan Kelapa Sawit di Kawasan
Transmigrasi Mesuji ......................................................................................

63

12. Peta Hasil Analisis LQ Pengusahaan Tanaman Karet di Kawasan
Transmigrasi Mesuji ......................................................................................
13. Peta Perwilayahan Potensi Pengembangan Komoditas Pertanian di Lokasi
KTM Mesuji.................................................................................................

74

14. Peta Hierarki Wilayah di Kawasan Transmigrasi Mesuji Berdasarkan
Indeks Perkembangan Desa .........................................................................

84

15. Peta Hiearki Wilayah di Kawasan Transmigrasi Mesuji Berdasarkan Jumlah
dan Jenis Fasilitas Pelayanan ...........................................................

85

16. Pasar di Desa Tanjung Mas Makmur yang Menjadi Tempat Transaksi
Ekonomi Bagi Desa-desa di Sekitar Kawasan Transmigrasi Mesuji ..............

85

17. Hasil AHP Terhadap Penentuan Pusat Aktivitas Pelayanan KTM..................

86

18. Peta Menunjukkan Kesetrategisan Lokasi Desa Tanjung Mas Makmur.........

87

19. Tipologi Kelembagaan Agribisnis Menurut Hierarki Wilayah di Kawasan
Transmigrasi Mesuji

97

21. Tipologi Kelembagaan Agribisnis di Kawasan Transmigrasi Mesuji………

97

22. Peta Tipologi Kelembagaan Sustain Menurut Hierarki Wilayah di Kawasan
Transmigrasi Mesuji..........................................................................................

98

64

23. Peta Tipologi Kelembagaan Semi Sustain dengan Kendala Rendahnya
Peran Serta Menurut Hierarki Wilayah di Kawasan Transmigrasi
Mesuji..............................................................................................................
24. Peta Tipologi Kelembagaan Semi Sustain dengan Kendala Tata Kelola
(Governance) Menurut Hierarki Wilayah di Kawasan Transmigrasi
Mesuji..............................................................................................................
25. Peta Tipologi Kelembagaan Tidak Sustain Menurut Hierarki Wilayah di
Kawasan Transmigrasi Mesuji........................................................................
26. Peta Arahan Pengembangan Pengembangan KTM Mesuji ..........................
27. Kondisi Jalan di kawasan Transmigrasi pada Musim Hujan .....................

98

99
99
109
116

28. Peta Jaringan Transportasi di Kawasan Transmigrasi Mesuji ....................... 117
29. Model Kelembagaan yang Mendukung Pengembangan Kawasan
Tranmigrasi Mesuji ....................................................................................... 121
30. Lahan untuk Pola Tanam Sonor Rawa Kering yang Digunakan oleh
Masyarakat untuk Menanam Padi................................................................... 125

Tipe 2
Hierarki I
Hierarki II
Hierarki III
Total

Tata Kelola yang baik
Tipe 1
Hierarki I
33,33
Hierarki II
12,50
Hierarki III
33,33
Total
22,22
Tinggi
Keseimbangan Pelayanan Peran Serta

13,33
4,17
0,00
6,67

Rendah
Keseimbangan Pelayanan Peran Serta
Hierarki I
Hierarki II
Hierarki III
Total
Tipe3

46,67
70,83
50,00
60,00

Hierarki I
Hierarki II
Hierarki III
Total

6,67
12,50
16,67
11,11
Tipe4
Tata Kelola yang buruk

Gambar 22 Tipologi Kelembagaan Agribisnis menurut Hierarki Wilayah di Kawasan
Transmigrasi Mesuji
Tabel 30 Jumlah dan Persentase Kelembagaan di KTM Kawasan Transmigrasi Mesuji
menurut Jenis dan Tipologi Kelembagaanya
Kelembagaan
Kelompok Tani
P3A
Koperasi
Total

Tipe 1

Tipe2

Tipe 3

Tipe 4

Total

n

%

n

%

n

%

n

%

N

%

9
0
1
10

25
0
25
22,22

3
0
0
3

8,33
0
0
6,67

19
5
3
27

52,78
100
75
60

5
0
0
5

13,89
0
0
11,11

36
5
4
45

100,00
100,00
100,00
100,00

Good Governance
Tipe 2
Kelompok Tani
P3A
Koperasi
Total

8,33
0
0
6,67

Rendah
Keseimbangan Pelayanan Peran Serta
Tipe 3
Kelompok Tani
52,78
P3A
100
Koperasi
75
Total
60

Tipe 1
Kelompok Tani
P3A
Koperasi
Total

25
0
25
22,22

Tinggi
Keseimbangan Pelayanan Peran Serta
Tipe 4
Kelompok Tani
13,89
P3A
0
Koperasi
0
Total
11,11
Bad Governance

Keterangan :
Tipe 1. Merupakan Kelelmbagaan yang Sustain dimana terjadi keseimbangan Peran Serta dan Pelayanan
yang tinggi
Tipe 2. Merupakan Kelembagaan Semi Sustain, dengan kendala Rendahnya Keseimbangan Peranserta
dan Pelayanan

Tipe 3.

Merupakan kelembagaan Yang tidak Sustain dengan kendala Rendahnya Keseimbangan
Peranserta dan Pelayanan dan rendahnya good governance

Gambar 23 Tipologi Kelembagaan Agribisnis di Kawasan Transmigrasi Mesuji

Gambar 24 Peta Tipologi Kelembagaan Sustain Menurut Hierarki Wilayah di Kawasan
Transmigrasi Mesuji

Gambar 25 Peta Tipologi Kelembagaan Semi Sustain dengan Kendala Rendahnya Peran
Serta menurut Hierarki Wilayah di Kawasan Transmigrasi Mesuji

Gambar 26 Peta Tipologi Kelembagaan Semi Sustain dengan Kendala Tata Kelola
(Governance) menurut Hierarki Wilayah di Kawasan Transmigrasi Mesuji

Gambar 27 Peta Tipologi Kelembagaan tidak sustain menurut Hierarki Wilayah di
Kawasan Transmigrasi Mesuji

DAFTAR LAMPIRAN
1. Skalogram Hireraki Desa-desa di Kawasan Transmigrasi Mesuji
Berdasarkan Jenis dan Jumlah Fasilitas Pelayanan ……………………... 133
2. Skalogram Hireraki Desa-desa di Kawasan Transmigrasi Mesuji
139
Berdasarkan Indeks Perkembangan Desa .................................................
3. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Pertanian dan Tanaman
Kehutanan................................................................................................... 145
4. Karakteristik Satuan Lahan di Kawasan Transmigrasi Mesuji …………

146

5. Klasifikasi Kesesuaian lahan di Kawasan Transmigrasi Mesuji ............... 152
6. Analisis Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Pangan ...................... 154
7. Analisis Komoditas Unggulan Pertanian Tanaman Perkebunan................ 156
8. Daftar Responden Analisis AHP ............................................................... 159
9. Daftar Nama Responden untuk Pengambilan Data Tiplogi Kelembagaan 160

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pembangunan Transmigrasi pada hakekatnya merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional dan daerah sebagai upaya untuk mempercepat
pembangunan, terutama di kawasan yang masih terisolir atau tertinggal. Program
ini sekaligus diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para transmigran dan
masyarakat sekitarnya. Hal ini tertuang dalam Undang-undang nomor 15 tahun
1997 tentang Ketransmigrasian dan Peraturan Pemerintah nomor 2 tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Transmigrasi, yang menyebutkan bahwa tujuan
pembangunan transmigrasi adalah (a) meningkatkan kesejahteraan transmigran
dan masyarakat sekitarnya, (b) peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah,
dan (c) memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Sasaran penyelenggaraan
transmigrasi adalah untuk

meningkatkan kemampuan dan produktivitas

masyarakat transmigrasi, membangun kemandirian dan mewujudkan integritas di
pemukiman transmigrasi sehingga ekonomi dan sosial budaya mampu tumbuh
dan berkembang secara berkelanjutan
Transmigrasi sebagai salah satu program pembangunan terutama
diarahkan kepada pembangunan pertanian, yaitu peningkatan produktivitas
pertanian.

Peningkatan produktivitas pertanian diharapkan

akan dapat

mendukung peningkatan pendapatan, kesejahteraan dan pemerataan hasil
pembangunan. Menurut Utomo (2005), untuk mewujudkan hal tersebut maka di
wilayah-wilayah transmigrasi perlu dikembangkan pusat-pusat agroindustri
pedesaan yang dapat menyerap tenaga kerja

di pedesaan dan akan memacu

pertumbuhan wilayah. Untuk itu perlu dibangun infrastruktur dan akses pasar,
sehingga akan terjadi harmonisasi pembangunan wilayah.
Sumardjo

(2004)

menyatakan

bahwa

daerah-daerah

transmigrasi

merupakan wilayah dimana produk transmigran tersedia dan masyarakat di
sekitarnya memiliki keunggulan komparatif. Daerah tersebut berpotensi menjadi
kawasan agrobase development, yaitu pengembangan sektor pertanian berbasis
pertanian dan perdesaan. Oleh karena itu, kawasan transmigrasi potensial menjadi

2

wilayah pengembangan kawasan agropolitan, yaitu terintegrasinya kota pertanian
dan desa-desa sentra produksi yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya
sistem dan usaha-usaha agribisnis-agroindustri.
Kegiatan ekonomi di kawasan transmigrasi diharapkan terus meningkat
sehingga mampu menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan secara mandiri dan
terpadu dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten (Direktorat Jendral
Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi, 2006).
Priyono (2004) menyatakan bahwa pengembangan wilayah transmigrasi
merupakan usaha menumbuh kembangkan wilayah yang memiliki potensi sumber
daya alam dengan keunggulan komoditas tertentu yang dikelola secara terpadu
dengan mengisi kekurangan sumberdaya manusia melalui program transmigrasi.
Salah satu komponen penting yang berkaitan dengan keberhasilan
pengembangan

kawasan transmigrasi adalah seberapa besar masyarakat ikut

berpartisipasi dalam pembangunan.

Seringkali dalam pelaksanaan program,

keterlibatan masyarakat kurang diperhatikan karena pihak pemerintah masih
merasa yang paling mengetahui apa yang harus dilakukan oleh masyarakat
perdesaan. Anwar (2005) menyatakan kebijakan yang sering menseragamkan
keadaan wilayah pedesaan akan mengarah kepada kegagalan.
Pengembangan kawasan transmigrasi pada dasarnya harus dilandaskan
pada pembangunan kapasitas sumber daya manusia di dalam kawasan tersebut.
Hal ini tidak akan pernah terwujud jika masyarakat hanya dijadikan objek
pembangunan.

Oleh karena itu konsep pendekatan pembangunan partisipatif

menjadi penting untuk diperhatikan dalam pengembangan kawasan transmigrasi.
Selain hal itu perlu diperhatikan juga adanya penguatan sumberdaya
manusia dan kelembagaan.

Menurut Rustiadi dan Setiahadi (2006), dengan

penguatan sumberdaya manusia dan kelembagaan dapat dihindari adanya peluang
mengalirnya nilai tambah yang tidak terkendali keluar kawasan.

Dengan

demikian penguatan kelembagaan lokal dan sistem kemitraan

menjadi

persyaratan utama yang harus ditempuh dalam pengembangan kawasan
agropolitan (dalam hal ini kawasan transmigrasi).

3

Sejalan dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, pengembangan kawasan transmigrasi hendaknya terintegrasi dengan
kepentingan pembangunan daerah yang tertuang dalam Rencana Umum Tata
Ruang Kabupaten/Kota, kepentingan serta aspirasi masyarakat setempat,
ketersediaan sumberdaya alam, yang berpengaruh pada kemampuan daerah untuk
menerima dan mendukung program pengembangan kawasan.
Tujuan dasar pengembangan wilayah dan penyusunan tata ruang
transmigrasi adalah untuk membentuk suatu sistem pemukiman yang secara
fungsional merupakan suatu wadah yang dapat meramu berbagai masukan (input)
dan teknologi yang tepat sehingga memungkinkan terwujudnya kehidupan
transmigrasi yang mandiri. Sistem pemukiman tersebut diharapkan sejak awal
mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan selanjutnya
mampu berkembang untuk mencapai tingkat kesejahteraan sekurang-kurangnya di
atas subsisten.

Sesuai konsep tata ruang, pemukiman transmigrasi haruslah

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pengembangan wilayah
(Muchdie, 1986). Lebih lanjut dikatakan, dalam kaitannya dengan pengembangan
wilayah, upaya untuk mempercepat pengembangan wilayah transmigrasi dapat
dilakukan melalui pengembangan pertanian yang diikuti dengan pengembangan
industri pengolahan hasil pertanian.
Pengembangan transmigrasi pada masa mendatang perlu memperhatikan
dua hal. Pertama, persoalan proses mencapai kemandirian, dan kedua
mengutamakan pemberdayaan masyarakat yang bermula dalam satuan komunitas.
Dalam pengembangan kawasan transmigrasi yang bersandar pada kemandirian,
prosesnya tidak hanya didasarkan pada perundangan dan pendekatan administrasi
birokrasi dalam satuan kerja satu atau lebih departemen terpusat, tetapi perlu
dilakukan melalui pembaharuan tata kelola pengembangan transmigrasi melalui
kemitraan (partnerships)

dengan pemangku-pemangku kepentingan yang

berkaitan dengan pembangunan daerah yang berbasis komunitas (Kolopaking,
2006).
Untuk mewujudkan tujuan tersebut

Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi pada tahun 2006 mengembangkan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di
kawasan-kawasan transmigrasi. Definisi KTM adalah kawasan transmigrasi

4

yang pembangunan dan pengembangannya dirancang menjadi pusat pertumbuhan
yang mempunyai fungsi perkotaan melalui pengelolaan sumberdaya alam yang
berkelanjutan yang mempunyai fungsi sebagai berikut (1) Pusat kegiatan
pertanian berupa pengolahan barang pertanian jadi dan setengah jadi serta
kegiatan agribisnis; (2) Pusat pelayanan agroindustri khusus (special agroindustry
services), dan pemuliaan tanaman unggul; (3) Pusat pendidikan, pelatihan di
sektor pertanian, industri dan jasa; (4) Pusat perdagangan wilayah yang ditandai
dengan adanya pasar-pasar grosir dan pergudangan komoditas sejenis. KTM
dibangun dengan konsep agropolitan (Depnakertrans, 2006). Menurut Anwar
(2006) Pembangunan kota kecil dilingkungan pertanian merupakan pembangunan
pusat-pusat pelayanan pada kota-kota kecil mencakup pula perlengkapan
infrastruktur fasilitas publik perkotaan.
Menurut Suparno (2006) KTM akan dikembangkan di delapan kawasan
transmigrasi yang ditunjuk sebagai pilot proyek Kota Terpadu Mandiri (KTM).
Adapun kedelapan kawasab tersebut yaitu Pulau Rupat di Provinsi Riau, Mesuji
(Kabupaten Tulang Bawang, Lampung), Kaliorang dan Rantau Pulung
(Kalimantan Timur), Mandastana (Kalimantan Selatan), Rasau Jaya dan
Terentang (Kalimantan Barat), dan Pulau Morotai (Maluku Utara).
Menurut Depnakertrans (2006) Kawasan Transmigrasi Mesuji di
Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung dipilih sebagai pilot proyek
pengembangan KTM

dengan pertimbangan karena letaknya yang setrategis.

Kawasan Transmigrasi Mesuji

berada di antara

Jalan Lintas Timur Trans

Sumatera yang menghubungkan Kota Bandar Lampung dan Kota Palembang.
Kawasan itu memiliki 50 satuan pemukiman dan telah dihuni sekitar 25 ribu
kepala keluarga transmigran dari Jawa serta transmigran lokal dari sejumlah
wilayah di Provinsi Lampung sejak awal 1980-an.
Berdasarkan Masterplan Pengembangan KTM Mesuji secara garis besar
program pengembangan KTM Mesuji terdiri dari (1) Program Pengembangan
Usaha Ekonomi Berbasis Komoditi Unggulan,

(2) Program Pemberdayaan

Masyarakat,(3) Program Pengembangan Infrastruktur Kawasan, dan (4) Program
Pembangunan Kawasan dan Pengembangan Pusat KTM, yang meliputi desa-desa
utama dan pusat KTM.

5

Di wilayah KTM Mesuji, sektor perkebunan dan pertanian tanaman
pangan merupakan sektor prioritas yang akan dikembangkan, dengan komoditi
unggulan kelapa sawit, karet, padi irigasi, jagung dan singkong. Selanjutnya
dalam pengembangan industri, indutri yang perlu dikembangkan adalah industri
pengolahan komoditi unggulan tersebut, dengan arahan agar dapat memberikan
nilai tambah (Dirjen P2MKT Depnakertrans, 2006).
Namun demikian, permasalahan produksi, pascapanen, distribusi, dan
pemasaran masih sering terjadi. Hal ini sebagai akibat lemahnya dukungan sarana
dan prasarana pertanian, sehingga kurang berhasil mewujudkan sistem agribisnis
yang baik - yang pada gilirannya gagal menaikkan pendapatan petani sebagai
pelaku utama proses produksi pertanian. Oleh karena itu, dukungan sarana dan
prasarana pertanian perlu untuk dikembangkan dalam suatu rancang bangun
pengembangan yang komprehensif. Kegiatan tersebut diharapkan dapat memberi
dampak kepada penyerapan tenaga kerja, dan mengurangi defisit perdagangan,
serta meningkatkan keunggulan kompetitif produk-produk pertanian.
Disamping itu untuk memposisikan sektor pertanian melalui pendekatan
agribisnis sebagai basis pengembangan kawasan transmigrasi akan dapat berhasil
apabila permasalahan kegagalan kelembagaan yang dihadapi sektor pertanian
selama ini dapat segera diatasi. Langkah awal yang diperlukan antara lain adalah
dengan mempelajari jenis dan dinamika berbagai kelembagaan, faktor-faktor
penentu

kemajuan/kekagalan

suatu

kelembagaan

yang

terkait

dengan

pengembangan agribisnis dan kawasan.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui bagaimana strategi
pengembangan KTM di Kawasan Transmigrasi Mesuji yang berbasis potensi
agribisnis masyarakat dan kawasan. Dengan demikian dapat dijadikan sebagai
masukan bagi penentu kebijaksanaan dalam hal ini Pemerintah Daerah dalam
pengambangan KTM, baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan
mengacu kepada masterplan pengembangan KTM yang telah ditetapkan oleh
Departeman Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Pemerintah Kabupaten Tulang
Bawang.

6

Perumusan Masalah
Transmigrasi merupakan salah satu program pembangunan yang terutama
diarahkan kepada pembangunan sektor pertanian. Pembangunan sektor pertanian
diharapkan akan dapat mendukung peningkatan pendapatan, kesejahteraan dan
pemerataan

hasil

pembangunan

di

kawasan

transmigrasi.

Keberhasilan

Pembangunan Kawasan Transmigrasi akan sangat ditentukan oleh kemampuan
strategi kebijaksanaan

pertanian dalam meningkatkan keunggulan kompetitif

produk-produk pertanian melalui pengembangan pusat-pusat agroindustri
perdesaan. Program pengembangan KTM diharapkan dapat memacu pertumbuhan
wilayah di dalam maupun di sekitar kawasan transmigrasi. Untuk mewujudkan
hal tersebut, diperlukan sebuah strategi pengembangan kewilayahan yang
berbasis potensi agribisnis masyarakat dan kawasan.
Pembukaan kawasan transmigrasi pada awalnya ditujukan untuk
menghasilkan produk pertanian. Peningkatan produksi pertanian diharapkan dari
waktu ke waktu semakin meningkat dan dapat meningkatkan perekonomian desadesa dan masyarakat di kawasan transmigrasi. Untuk mewujudkannya maka
pengembangan kawasan transmigrasi hendaknya dilakukan dengan berbasis pada
potensi agribisnis.
Pengembangan KTM yang berbasis agribisnis perlu didukung oleh
sumberdaya lahan yang sesuai untuk pengembangan komoditi pertanian pilihan,
selain peningkatan efisiensi kegiatan budidaya pertanian, pemasaran hasil
produksi, peningkatan nilai tambah kepada petani, maupun peningkatan daya
saing komoditas pertanian. Untuk itu, perlu dilakukan identifikasi potensi
pengembangan komoditas pilihan berupa sumberdaya fisik lahan dalam hal
kesesuaiannya, potensi pasar maupun keunggulan komoditas pilihan.
Pada

program

transmigrasi

yang

telah

dilaksanakan

terdahulu,

perencanaan pembangunan kawasan transmigrasi umumnya belum dilakukan
dengan suatu perencanaan integral kawasan. Akibatnya, perkembangan wilayahwilayah

transmigrasi

yang

dibangun

sering

tidak

terintegrasi

dengan

perkembangan wilayah pemukiman yang telah ada. Hal ini antara lain
berimplikasi pada tidak meratanya penyediaan fasilitas pelayanan. Kawasan
transmigrasi pada umumnya hanya didukung dengan sarana prasarana pelayanan

7

dengan aksesbilitas yang rendah, serta berada di wilayah-wilayah yang sulit
dijangkau. Melalui paradigma baru pembangunan ketransmigrasian yang
diimplementasikan dalam bentuk KTM, diharapkan akan dapat diwujudkan
pembangunan kawasan transmigrasi yang lebih terintegrasi dengan kawasan
sekitarnya.
Selain pertimbangan fisik, pengembangan sarana dan prasarana pelayanan
hendaknya memperhatikan pertimbangan sosiologis yang disesuaikan dengan
aspirasi masyarakat yang didukung oleh sistem kelembagaan yang memadai. Oleh
karena itu pusat-pusat pertumbuhan dan aktivitas KTM perlu diidentifikasi, baik
berdasarkan jumlah dan jenis infrastrukturnya maupun aspirasi masyarakat dan
dukungan kelembagaan.
Salah

satu

kunci

penentu

keberhasilan

pengembangan

kawasan

transmigrasi yang berbasis potensi agribisnis masyarakat dan kawasan adalah
peran kelembagaan. Menurut Coase (1960) dalam Aunuddin (2002), kelembagaan
memainkan peranan yang vital dalam perekonomian. Dalam perspektif Coase,
kelembagaan berfungsi sebagai instrumen untuk meminimumkan ongkos
transaksi dalam perekonomian, sehingga perekonomian dapat bertumbuh dan
berkembang secara optimal. Semantara itu, North dan Thomas (1973)
menunjukkan bahwa kelembagaan dapat direkayasa, dan membuktikan bahwa
rekayasa kelembagaan yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan perekonomian
yang cepat dan berkelanjutan. Dengan mengacu pada penemuan para pakar
kelembagaan tersebut, maka pengembangan kawasan transmigrasi dengan basis
agribisnis akan dapat berhasil hanya bila terlebih dahulu permasalahan kegagalan
kelembagan yang diperkirakan dihadapi dapat diatasi. Oleh karena itu sebagai
langkah awal perlu diketahui jenis dan dinamika berbagai kelembagaan yang
terkait

dengan pengembangan agribisnis dan kawasan, faktor-faktor penentu

kemajuan dan kegagalan suatu kelembagaan.

8

Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah
(1)

Mengidentifikasi potensi pengembangan

komoditas pilihan di kawasan

transmigrasi.
(2)

Mengidentifikasi pusat petumbuhan dan aktivitas pelayanan kawasan
transmigrasi berdasarkan jumlah dan jenis infrastrukturnya serta aspirasi
masyarakat dan kelembagaan yang mendukung.

(3)

Mengidentifikasi tipologi

kelembagaan agribisnis

yang berkembang di

kawasan transmigrasi
(4)

Menyusun arahan strategi pengembangan KTM melalui pengembangan
pusat

aktivitas

wilayah,

pengembangan

komoditas

pertanian

dan

kelembagaan agribisnis di kawasan pengembangan KTM pada kawasan
transmigrasi Mesuji.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah perencanaan pengembangan KTM
Mesuji di Kawasan Transmigrasi Mesuji yang meliputi Kecamatan Mesuji Timur
dan Mesuji. Kawasan tersebut merupakan kawasan yang cukup menarik untuk
dijadikan studi pengembangan KTM.
Penelitian ini dilakukan dengan merujuk kepada kerangka Masterplan
Pengembangan KTM Mesuji yang telah disusun oleh Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang.
Dengan penelitian ini diharapkan dapat diberikan masukan dari sisi ilmiah kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang dalam pelaksanaan pengembangan
KTM Mesuji.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan Kawasan Transmigrasi
Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 tahun 1997, transmigrasi
didefinisikan sebagai perpindahan penduduk secara sukarela dan berencana untuk
meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah pengembangan transmigrasi
atau lokasi pemukiman transmigrasi. Sasaran kegiatan transmigrasi adalah untuk
meningkatkan

kemampuan

dan

produktivitas

masyarakat

transmigran,

membangun kemandirian dan mewujudkan integrasi d