Sasaran Strategis “Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular”

2. Sasaran Strategis “Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular”

Untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis tersebut di atas ditetapkan indikator, “Persentase kasus baru TB (BTA positif)

yang disembuhkan”.

Kondisi yang dicapai :

Pada Tahun 2011, indikator ini telah mencapai target yang ditetapkan. Target persentase kasus baru TB paru BTA positif yang sembuh dan pengobatan lengkap sebesar 86% dan telah tercapai realisasi sebesar 86,74% sehingga persentase pencapaian target sebesar 100,86%.

Tabel 2

Target dan Capaian Realisasi Indikator “persentase kasus baru TB (BTA positif) yang disembuhkan”

Indikator Kinerja

Target

Capaian Realisasi

Persentase kasus baru TB

86,74% (BTA positif) yang disembuhkan

Jangka waktu pelaporan kasus baru TB Paru BTA Positif adalah per tiga bulanan. Untuk data tahun 2011, pelaporan akan berakhir pada

15 Maret 2012. Oleh karena itu, angka realisasi ini kemungkinan akan mengalami perubahan karena belum semua provinsi mengirimkan laporan secara lengkap.

Pencapaian melebihi target dikarenakan pemerintah memenuhi kebutuhan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) melalui dana APBN sehingga menjamin keberlanjutan pengobatan dari pasien TB. Peran PMO (Pengawas Menelan Obat) TB dalam memantau keteraturan berobat pasien berjalan dengan baik. Selain itu, kesadaran dan komitmen pasien tentang kepedulian terhadap kesehatannya juga meningkat.

Beberapa hal yang mendukung pencapaian indikator yaitu:

a. Peningkatan sensitifitas surveilans dalam penemuan kasus.

b. Komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam kegiatan pengendalian TB. Antara lain dengan menjamin akses yang universal, khususnya dalam alokasi anggaran pembiayaan pengendalian TB serta dukungan dan sumber daya dari berbagai b. Komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam kegiatan pengendalian TB. Antara lain dengan menjamin akses yang universal, khususnya dalam alokasi anggaran pembiayaan pengendalian TB serta dukungan dan sumber daya dari berbagai

c. Keterlibatan dari berbagai pihak seperti (1) Organisasi berbasis Masyarakat yang besar seperti Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama, (2) organisasi-organisasi profesi di bawah Ikatan Dokter Indonesia, (3) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta (4) Kelompok masyarakat yang mewakili kelompok dukungan pasien TB.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 (realisasi sebesar 89,6%), angka ini mengalami penurunan disebabkan oleh beberapa hal antara lain karena (1) menurunnya komitmen dan kesadaran pasien untuk menyelesaikan pengobatan (2) kurang kuatnya dukungan masyarakat kepada pasien (3) belum optimalnya kualitas pencatatan pelaporan di tingkat fasilitas pelayanan kesehatan atau kabupaten/kota.

Perbandingan capaian indikator “kasus baru TB paru (BTA positif) yang disembuhkan” tahun 2010 dan tahun 2011 terlihat pada grafik berikut :

Grafik 10 Perbandingan Realisasi Kasus Baru TB Paru (BTA Positif) yang

Disembuhkan Tahun 2010 dan Tahun 2011 dibandingkan dengan target Renstra

TB Paru (BTA Positif) 30

Meskipun persentase kasus baru TB Paru (BTA positif) yang disembuhkan dapat meningkat secara signifikan dibandingkan tahun lalu, namun demikian masih ada masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan pengendalian TB, yaitu antara lain:

a. Masih adanya kesenjangan dalam penyediaan layanan DOTs

(Direct Observed Treatments) berkualitas.

b. Belum semua rumah sakit (baik pemerintah maupun swasta) dan Dokter Praktek Swasta (DPS) terlibat dalam pengendalian TB dengan strategi DOTs.

c. Masih terdapat sebagian masyarakat yang belum mendapatkan

akses pelayanan pengendalian TB dengan strategi DOTs.

Usul Pemecahan Masalah:

Upaya–upaya yang akan dilaksanakan di tahun 2012 untuk menindaklanjuti masalah tersebut di atas adalah:

1. Melibatkan RS dan DPS dan unit pelayanan lainnya dalam

pengendalian TB dengan strategi DOTs secara bertahap.

2. Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan dan peningkatan akses pelayanan TB dengan strategi DOTs dengan mendekatkan sarana pelayanan antara lain dengan Pos TB desa.