Keterampilan Proses Sains

2. Keterampilan Proses Sains

Hasil analisis data pre-test keterampilan proses sains pada materi tekanan yaitu nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen sebesar 22,14 dan kelas kontrol sebesar 22,05. Nilai pre-test kedua kelas tersebut tidak jauh berbeda, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelompok mempunyai keterampilan proses sains yang sama sebelum diberikan perlakuan. Nilai rata-rata pre-test keterampilan proses sains kedua kelompok ini masih dalam kategori rendah karena skor berkisar 0 – 33. Kemudian kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda, kelas VIII-C sebagai kelas eksperimen diberikan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas VIII-B sebagai kelas kontrol diberikan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Analisis uji beda nilai keterampilan proses sains kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh Asymp. Sig.(2-tailed) sebesar 0,990 untuk post-test, 0,806 untuk Analisis uji beda nilai keterampilan proses sains kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh Asymp. Sig.(2-tailed) sebesar 0,990 untuk post-test, 0,806 untuk

Nilai post-test, gain dan N-gain keterampilan proses sains antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda signifikan dapat disebabkan adanya kesamaan karakteristik proses pembelajaran antara model pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan pada kelas eksperimen dan model pembelajaran inkuiri terbimbing yang diterapkan pada kelas kontrol. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang

membutuhkan 122 penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.

122 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada KTSP ,…………………. h. 90-91

Begitu pula model pembelajaran inkuiri yang merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga

siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan. 123 Kesamaan kedua model pembelajaran ini adalah adanya kegiatan

percobaan/penyelidikan dalam pembelajaran fisika. Kegiatan percobaan/penyelidikan yang ada pada tahapan kedua model pembelajaran tersebut akan membentuk keterampilan proses sains siswa. Pada kegiatan percobaan di kelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti memberikan topik percobaan yang sama seperti yang terlihat pada lembar kerja siswa (LKS). Kesamaan topik percobaan ini menyebabkan siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol mengerjakan percobaan yang hampir sama, atau dapat dikatakan keduanya mendapatkan pelatihan keterampilan proses yang hampir sama. Hal ini dapat dijadikan alasan penguat keterampilan proses sains antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda walau dengan model pembelajaran yang berbeda.

Meskipun kedua model pembelajaran ini dalam tahapannya terdapat percobaan namun nilai rata-rata post-test keterampilan proses sains kelas eksperimen yang sebesar 42,17 dan kelas kontrol yang sebesar 41,93 masih termasuk dalam kategori sedang karena nilai keduanya berkisar antara 34 – 66. Begitu pula nilai N-gain keterampilan proses sains kelas eksperimen dan kelas kontrol masih berada pada kategori rendah karena nilai N-gain keterampilan proses sains kelas eksperimen yang sebesar 0,236 dan kelas kontrol yang sebesar

123 Nanang Hanafiah, Konsep Strategi Pembelajaran ………………….h. 77

0,26 masih < 0,30. Artinya model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuri terbimbing yang peneliti terapkan pada pembelajaran fisika belum cukup untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Tidak begitu tingginya nilai post-test dan nilai N-gain keterampilan proses sains pada kedua kelas dapat disebabkan karena kurangnya alokasi waktu pembelajaran untuk kedua model pembelajaran yang diterapkan dikarenakan beberapa faktor eksternal seperti terganggunya waktu pembelajaran karena kegiatan sekolah dan jadwal pulang yang tidak sesuai dengan waktunya dan faktor internal seperti kurang aktifnya beberapa siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan teori bahwa keberhasilan model pembelajaran berbasis masalah membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pemecahan masalah. 124 Begitu pula

model pembelajaran inkuiri yang dalam penerapannya memerlukan waktu yang panjang sehingga guru kesulitan menyesuaikan dengan waktu yang telah

ditentukan. 125 Pada penelitian ini instrumen soal keterampilan proses sains pada indikator

pengukuran belum menggambarkan keterampilan pengukuran sebagaimana mestinya, karena keterampilan pengukuran haruslah diukur dengan keterampilan siswa melakukan pengukuran menggunakan alat ukur baik melalui tes tertulis maupun tes psikomotorik yang memerlukan pengamatan dalam penilaiannya.

Dokumen yang terkait

Gambar 1 Peta Kendali Proporsi Cacat Tabel 2 Jumlah Persentasi Kesalahan (Berdasarkan Urutan Jumlahnya) Bulan Desember Tahun 2011

0 0 6

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh metode praktikum terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi zat dan peranan makanan bagi tubuh Kelas VIII MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya Tahun 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Pengaruh metode praktikum terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi zat dan peranan makanan bagi tubuh Kelas VIII MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya Tahun 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Pengaruh metode praktikum terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi zat dan peranan makanan bagi tubuh Kelas VIII MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya Tahun 2014/2015 - Digital Library IAIN Palang

0 1 24

BAB IV - Pengaruh metode praktikum terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi zat dan peranan makanan bagi tubuh Kelas VIII MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya Tahun 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 14

BAB V PEMBAHASAN - Pengaruh metode praktikum terhadap keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi zat dan peranan makanan bagi tubuh Kelas VIII MTs Raudhatul Jannah Palangka Raya Tahun 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 7

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II MTsN 2 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 20142015

0 0 24

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 21