Teknologi Indonesian Journal for the Science of Management

Ucapan Terima Kasih

Penelitian ini dibiayai oleh Dana Kegiatan Kompetitif LIPI Tahun Anggaran 2014, di bawah koordinasi Pusat Penelitian Fisika LIPI.

Daftar Pustaka

Augusto, M. & Coelho, F. (2009). Market

orientation and new to the world products: exploring the moderating effects of innovativeness, competitive strength, and environmental forces. Industrial Marketing Management, 38 (1), 94-108.

Perusahaan pengguna IPA memiliki spesifikasi permintaan yang detail mengenai IPA yang akan dikembangkan, misalnya jenis air baku dan output air bersih yang diinginkan beserta kandungan mineral di dalamnya, konsumsi energi dari IPA, efisiensi IPA, sampai dengan maintenance IPA tersebut. Pada kategori pengguna yang merupakan perusahaan (swasta), kebutuhan teknologi dalam mengembangkan IPA lebih didominasi oleh teknologi terbaru, dibandingkan dengan teknologi konvensional. Tidak jarang teknologi tersebut harus diimpor dari pemasok luar negeri. Pengembangan IPA dilakukan dengan fleksibel, agar bisa memenuhi spesifikasi IPA yang diminta oleh perusahaan pengguna. Pada pola “mendesain” ini, pengguna tidak menetapkan standarisasi formal sebagai batasan, namun lebih menitikberatkan kepada efisiensi perhitungan teknis.

Pada pola “modifikasi”, kategori pengguna inovasi adalah pemerintah, perusahaan induk, rumah tangga dan PDAM. Pengguna dengan kategori pemerintah, perusahaan induk, rumah tangga dan PDAM memiliki karakteristik permintaan yang relatif sederhana dalam hal spesifikasi teknis, umumnya spesifikasi permintaan berupa jenis air baku yang digunakan dan debit output air yang dihasilkan. Pada pola ini, standarisasi dan sertifikasi formal menjadi hal yang penting sekaligus batasan dalam pengembangan inovasi, terutama untuk pengguna kategori pemerintah dan PDAM.

Sebagai ilustrasi, perusahaan yang mengembangkan IPA atau IPAL untuk pemerintah harus terlebih dahulu terdaftar dan memperoleh sertifikasi dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU), jika tidak maka perusahaan tersebut tidak dapat ikut serta dalam tender pengadaan IPA atau IPAL di Kementerian PU. Sertifikasi formal juga berlaku bagi produk hasil inovasi, IPA yang dikembangkan harus terlebih dahulu memperoleh sertifikasi dan hasil pengujian dari Puslitbangkim PU. Untuk kategori pengguna pola “modifikasi”, jika dilihat dari kebutuhan teknologinya, maka teknologi yang dibutuhkan oleh pengguna lebih didominasi teknologi

sederhana dan konvensional, jika dibandingkan dengan pola “mendesain”. Temuan penelitian menunjukkan bahwa inovasi untuk pengguna kategori perusahaan menuntut kebutuhan teknologi yang lebih canggih dan merupakan teknologi terbaru. Sedangkan untuk peng guna kategori pemerintah, PDAM, perusahaan induk dan rumah tangga, inovasi cukup dikembangkan dengan menggunakan teknologi yang sudah umum dipakai dalam pengolahan air bersih.

b) . Pendanaan Inovasi Karakteristik kebutuhan teknologi berkaitan

dengan karakteristik pendanaan inovasi, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa pendanaan inovasi memberikan batasan terhadap jenis teknologi yang digunakan. Semakin fleksibel pendanaan inovasi yang tersedia, maka semakin beragam alternatif teknologi yang dapat digunakan dalam peng embang an inovasi. Lok (2010) berargumen bahwa pendanaan inovasi memiliki peranan penting dalam pengembangan inovasi di perusahaan, universitas maupun pada sistem inovasi nasional.

Temuan ini sesuai dengan hasil survei dimana pendanaan inovasi mempengaruhi level inovasi pada industri teknologi pengolahan air bersih. Pendanaan inovasi memiliki fungsi batasan ( barrier) dalam pengembangan inovasi, fleksibilitas dalam pengembangan inovasi salah satunya dipengaruhi oleh mekanisme pendanaan inovasi (Johansson et al., 2005). Hasil survei menunjukkan bahwa pola “mendesain” memiliki mekanisme pendanaan inovasi yang bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan. Mekanisme pendanaan inovasi ini memungkinkan pengembang inovasi untuk mengakses berbagai alternatif teknologi terbaru. Dalam pola “mendesain”, pendanaan inovasi merupakan suatu investasi bagi perusahaan sehingga disertai dengan pertimbangan kelayakan ( feasibility) secara teknis maupun ekonomi. Di sisi lain, pendanaan inovasi pada pola “memodifikasi” memiliki mekanisme yang lebih kaku, dimana besaran pendanaan inovasi telah ditentukan di awal.

Mekanisme ini mengakibatkan pengembangan inovasi dibatasi oleh pendanaan yang tersedia, sehingga membatasi pula akses terhadap teknologi-teknologi terbaru. Batasan ini mendorong inovasi dikembangkan dengan menggunakan teknologi yang telah umum dipakai di pasaran.

c) . Keterlibatan Pengguna Analisis juga dilakukan pada karakteristik

keterlibatan pengguna dalam pengembangan inovasi, untuk mengetahui apakah keterlibatan pengguna berpengaruh terhadap perbedaan level inovasi teknologi air bersih. Penelitian terdahulu menunjukkan perkembangan industri saat ini memungkinkan peran pengguna dalam pengembangan inovasimeningkat, terutama dalam proses penciptaan nilai (Nambisan, 2002). Hasil sur vei industri teknologi air bersih menunjukkan adanya perbedaan karakteristik pengguna antara pola “mendesain” dan pola “memodifikasi”. Pada pola “mendesain”, pengguna inovasi aktif terlibat dalam tiap tahapan pengembangan. Inovasi dikembangkan secara taylor made dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, dalam hal ini pengguna memberikan masukan mengenai detail kebutuhannya. Karakteristik yang berbeda dijumpai pada pola “modifikasi”.

Sebagai contoh, salah satu penggunanya adalah pemerintah. Keterlibatan pengguna pada pola “modifikasi” hanya di awal pengembangan inovasi saja. Pada awal pengembangan inovasi, pengguna akan mendefinisikan spesifikasi teknis kebutuhan, biasanya secara formal melalui mekanisme tender. Namun pada tahapan pengembangan inovasi selanjutnya pengguna tidak lagi aktif terlibat, sehingga inovasi dikembangkan sendiri oleh perusahaan teknologi air bersih. Implikasinya adalah bahwa semakin tinggi intensitas keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan inovasi maka semakin tinggi derajat kebaruan inovasi yang dihasilkan. Bogers dan West (2012) juga mengemukakan hal yang sama yaitu perusahaan yang lebih inovatif akan bersifat lebih terbuka dalam proses pengembangan inovasi, sebagai usaha untuk meningkatkan sumber knowledge eksternal, dimana salah satunya dari pengguna.

Simpulan

Makalah ini menunjukkan bahwa perbedaan karakteristik pengguna akan berpengaruh terhadap derajat kebaruan inovasi di industri teknologi pengolahan air bersih. Ada tiga karakteristik pengguna yang berpengaruh terhadap derajat kebaruan inovasi, yaitu kebutuhan teknologi, pendanaan inovasi dan keterlibatan peng guna dalam proses pengembangan inovasi. Kebutuhan teknologi yang berbasis efisiensi IPA/IPAL, fleksibilitas pendanaan inovasi, dan semakin tingginya keterlibatan pengguna dalam pengembangan inovasi akan meningkatkan derajat kebaruan ( novelty) inovasi teknologi pengolahan air bersih yang dihasilkan.

Makalah ini berkontribusi mengisi gap literatur, dimana secara spesifik mampu menunjukkan karakteristik pengguna yang akan meningkatkan derajat kebaruan inovasi teknologi pengolahan air, pada konteks negara berkembang. Meskipun demikian, masih terdapat keterbatasan generalisasi temuan penelitian mengingat survey dilakukan terbatas di Jabodetabek, yang mewakili karakteristik industri dan pengguna pada pengelolaan air wilayah perkotaan. Selain itu, penulis merekomendasikan penelitian lanjutan untuk mengetahui bagaimana fase implementasi dan operasional dari inovasi teknologi pengolahan air bersih pada tipe pengguna yang berbeda. Penelitian lanjutan terutama diperlukan untuk mengkaji mengenai aspek keberlanjutan dari inovasi pada tahap implementasi.

Ucapan Terima Kasih

Penelitian ini dibiayai oleh Dana Kegiatan Kompetitif LIPI Tahun Anggaran 2014, di bawah koordinasi Pusat Penelitian Fisika LIPI.

Daftar Pustaka

Augusto, M. & Coelho, F. (2009). Market

orientation and new to the world products: exploring the moderating effects of innovativeness, competitive strength, and environmental forces. Industrial Marketing Management, 38 (1), 94-108.

Bappenas. (2014). Pembangunan air minum dan

Lettl, C. (2007). User involvement competence

Said, N. I. (2003). Aplikasi teknologi osmosis balik

sanitasi berbasis inovasi teknologi. Lokakarya

for radical innovation. Journal of

untuk memenuhi kebutuhan air minum Di

Pengembangan Strategi Lokalisasi

Engineering and Technology Management, 24,

kawasan pesisir atau pulau terpencil.

Teknologi Air Minum.

53-75.

Kelompok Teknologi Pengelolaan Air

Bogers, M., & West, J. (2012). Managing

Luethje, C. (2003). Customer as co-inventor: an

Bersih dan Limbah Cair, Pusat

distributed innovation: strategic

empirical analysis of customer-driven

Pengkajian dan Penerapan Teknologi

utilization of open and user

innovations in the field of medical equipment.

Lingkungan (BPPT). Jakarta.

innovation. Creativity and Innovation

Proceedings of the 32 Annual

nd

Saniti, D. (2012). Penentuan alternatif sistem

Management , 21,61–75.

Conference of the European Marketing

penyediaan air bersih berkelanjutan di

Cantamessa, M., Messina, M., & Montagna, F.

Academy (EMAC), Glasgow.

wilayah pesisir Muara Angke. Jurnal

(2013). Multi-stakeholder analysis of

Luethje C., Herstatt C., & Von Hippel E.

Perencanaan Wilayah dan Kota , 23(3), 197-

requirements to design real innovations,

(2005). User-innovators and local

ICED13, Seul, 19-22 August 2013.

knowledge: the case of mountain biking.

Tangkilisan N., Semuel V., Kirauhe V., &

Cassiman, B. & R. Veugelers. (2002). R&D

Research Policy, 34, 951-965.

Mungga E. (1999). Rencana pembangunan

cooperation and spillover: some

Gopalakrishnan, S. & Damanpour, F. (1996). A

dan pengelolaan sumber daya wilayah pesisir

empirical evidents from Belgium.

review of innovation research in

desa talise, kabupaten Minahasa, Sulawesi

American Economic Review, 92, 1169-1184.

economics, sociology and technology

Utara.

Castellacci F. & Archibugi D. (2008). The

management. International Journal of

Wang, Y. (2013). Identifying emerging

technology clubs: the distribution of

Management Science, 25(1), 15-28.

customer requirements in early design

knowledge across nation. Research Policy,

Michie, J. & Sheehan, M. (2003). Labour

stage by applying bayes factor based

37(10), 1659-1673.

market deregulation “Flexibility” and

sequential analysis" in IEEE Trans. on

Fagerberg , J. (2003). Innovation: a guide to the

innovation. Cambridge Journal of

Eng. Man., 61(1): 129 - 137.

literature. the many guises of innovation: what

Economics, 27,123-143.

Yoshida,D., Miyazawa, J. & Takahashi S.

we have learnt and where we are heading.

Morrison, P.D., Roberts J.H., & Von Hippel E.

(2014). Role of community in user

Statistic Canada: Ottawa.

(2000). Determinants of user

innovation generation and diffusion-

Harirchi G. & Chaminade C. (2014). Exploring

innovation and innovation sharing in a

focusing on non-brand communities in

the relation between the degree of

local market. Management Science 46(12),

the mountain climbing market.

novelty of innovations and user-

1513-1527.

Technological Forecasting and Social Change,

produces interaction across different

Nambisan, S. (2002). Designing virtual

88, 1-15.

income regions. World Development

customer environments for new

Satmoko, Y. (2005). Pengelolaan air minum

Journal, 57, 19-31.

product development: toward a theory.

berbasis masyarakat: studi kasus

Hernaningsih, T. &Yudo, S. (2006). Alternatif

Academy of Management Review 27,

pembangunan air minum di desa nelayan

teknologi pengolahan air untuk memenuhi

II Bangka Belitung. Jurnal Akuakultur

kebutuhan air bersih di daerah pemukiman

OECD. (2005) . Oslo Manual, guidelines for

Indonesia, 1 (2), 189-199.

nelayan. studi kasus perencanaan penyediaan

collecting and interpreting innovation data. A

air bersih di daerah pedesaan nelayan Kab.

joint publication of OECD and

Pasir Kalimantan Timur. BPPT. JAI 3(1).

Eurostat.

Johansson, M.,Jacob, M., & Hellström,T.

Prihadyanti, D. (2013). Process and source of

(2005). The strength of strong ties:

innovation in SME: case of indonesia's

university spin-offs and the significance

food and beverage firms. Jurnal

of historical relations. The Journal of

Manajemen Teknologi, 12 (3), 319-329.

Technology Transfer, 30(3), 271–286.

Rahmawaty. (2004). Pengelolaan kawasan pesisir

Lazic, Z. (2007). Innovation decision making

dan kelautan secara ter padu dan

framework. A thesis submitted to the college of

berkelanjutan. (Skripsi). Fakultas

graduate studies and research. Department

Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

of Civil Engineering. University of

Rhee J., Park T & Lee D.H. (2010). Drivers of

Saskatchewan, Saskatoon.

innovativeness and performance for innovative SMEs in South Korea: mediation of learning orientation. Technovation, 30 (1), 65-75.

Bappenas. (2014). Pembangunan air minum dan

Lettl, C. (2007). User involvement competence

Said, N. I. (2003). Aplikasi teknologi osmosis balik

sanitasi berbasis inovasi teknologi. Lokakarya

for radical innovation. Journal of

untuk memenuhi kebutuhan air minum Di

Pengembangan Strategi Lokalisasi

Engineering and Technology Management, 24,

kawasan pesisir atau pulau terpencil.

Teknologi Air Minum.

53-75.

Kelompok Teknologi Pengelolaan Air

Bogers, M., & West, J. (2012). Managing

Luethje, C. (2003). Customer as co-inventor: an

Bersih dan Limbah Cair, Pusat

distributed innovation: strategic

empirical analysis of customer-driven

Pengkajian dan Penerapan Teknologi

utilization of open and user

innovations in the field of medical equipment.

Lingkungan (BPPT). Jakarta.

innovation. Creativity and Innovation

Proceedings of the 32 Annual

nd

Saniti, D. (2012). Penentuan alternatif sistem

Management , 21,61–75.

Conference of the European Marketing

penyediaan air bersih berkelanjutan di

Cantamessa, M., Messina, M., & Montagna, F.

Academy (EMAC), Glasgow.

wilayah pesisir Muara Angke. Jurnal

(2013). Multi-stakeholder analysis of

Luethje C., Herstatt C., & Von Hippel E.

Perencanaan Wilayah dan Kota , 23(3), 197-

requirements to design real innovations,

(2005). User-innovators and local

208.

ICED13, Seul, 19-22 August 2013.

knowledge: the case of mountain biking.

Tangkilisan N., Semuel V., Kirauhe V., &

Cassiman, B. & R. Veugelers. (2002). R&D

Research Policy, 34, 951-965.

Mungga E. (1999). Rencana pembangunan

cooperation and spillover: some

Gopalakrishnan, S. & Damanpour, F. (1996). A

dan pengelolaan sumber daya wilayah pesisir

empirical evidents from Belgium.

review of innovation research in

desa talise, kabupaten Minahasa, Sulawesi

American Economic Review, 92, 1169-1184.

economics, sociology and technology

Utara.

Castellacci F. & Archibugi D. (2008). The

management. International Journal of

Wang, Y. (2013). Identifying emerging

technology clubs: the distribution of

Management Science, 25(1), 15-28.

customer requirements in early design

knowledge across nation. Research Policy,

Michie, J. & Sheehan, M. (2003). Labour

stage by applying bayes factor based

37(10), 1659-1673.

market deregulation “Flexibility” and

sequential analysis" in IEEE Trans. on

Fagerberg , J. (2003). Innovation: a guide to the

innovation. Cambridge Journal of

Eng. Man., 61(1): 129 - 137.

literature. the many guises of innovation: what

Economics, 27,123-143.

Yoshida,D., Miyazawa, J. & Takahashi S.

we have learnt and where we are heading.

Morrison, P.D., Roberts J.H., & Von Hippel E.

(2014). Role of community in user

Statistic Canada: Ottawa.

(2000). Determinants of user

innovation generation and diffusion-

Harirchi G. & Chaminade C. (2014). Exploring

innovation and innovation sharing in a

focusing on non-brand communities in

the relation between the degree of

local market. Management Science 46(12),

the mountain climbing market.

novelty of innovations and user-

1513-1527.

Technological Forecasting and Social Change,

produces interaction across different

Nambisan, S. (2002). Designing virtual

88, 1-15.

income regions. World Development

customer environments for new

Satmoko, Y. (2005). Pengelolaan air minum

Journal, 57, 19-31.

product development: toward a theory.

berbasis masyarakat: studi kasus

Hernaningsih, T. &Yudo, S. (2006). Alternatif

Academy of Management Review 27,

pembangunan air minum di desa nelayan

teknologi pengolahan air untuk memenuhi

392–413.

II Bangka Belitung. Jurnal Akuakultur

kebutuhan air bersih di daerah pemukiman

OECD. (2005) . Oslo Manual, guidelines for

Indonesia, 1 (2), 189-199.

nelayan. studi kasus perencanaan penyediaan

collecting and interpreting innovation data. A

air bersih di daerah pedesaan nelayan Kab.

joint publication of OECD and

Pasir Kalimantan Timur. BPPT. JAI 3(1).

Eurostat.

Johansson, M.,Jacob, M., & Hellström,T.

Prihadyanti, D. (2013). Process and source of

(2005). The strength of strong ties:

innovation in SME: case of indonesia's

university spin-offs and the significance

food and beverage firms. Jurnal

of historical relations. The Journal of

Manajemen Teknologi, 12 (3), 319-329.

Technology Transfer, 30(3), 271–286.

Rahmawaty. (2004). Pengelolaan kawasan pesisir

Lazic, Z. (2007). Innovation decision making

dan kelautan secara ter padu dan

framework. A thesis submitted to the college of

berkelanjutan. (Skripsi). Fakultas

graduate studies and research. Department

Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

of Civil Engineering. University of

Rhee J., Park T & Lee D.H. (2010). Drivers of

Saskatchewan, Saskatoon.

innovativeness and performance for innovative SMEs in South Korea: mediation of learning orientation. Technovation, 30 (1), 65-75.