G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kerangka Konseptual,
Kajian Kepustakaan Studi Review Terdahulu, Metode Penelitian serta Sistematika Penulisan.
BAB II GLOBAL WARMING
Membahas Global Warming yang meliputi; Pengertian Global Warming
, Penyebab Global Warming, dan Akibat Global Warming
BAB III KONSUMSI DALAM ISLAM
Membahas tentang Konsumsi Dalam Islam yang meliputi; Nilai- Nilai Konsumsi, Pola dan Proses Konsumsi, dan Etika Konsumsi
BAB IV HUBUNGAN ISU GLOBAL WARMING DENGAN PERILAKU
KONSUMSI MASYARAKAT Yaitu membahas tentang Faktor-Faktor Yang Menyebabkan
Terjadinya Global Warming Dalam Perspektif Konsumsi Masyarakat, Hubungan Global Warming Dengan Perilaku
Konsumsi Masyarakat, Global Warming Dalam Islam, Bagaimana Strategi Pemberdayaan Pola Konsumsi Masyarakat dalam Upaya
Mencegah Dampak Global Warming, serta Analisa Global Warming
dalam Pandangan Islam.
BAB V PENUTUP
Terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran
BAB II GLOBAL WARMING
A. Pengertian Global Warming
Global warming
atau pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi yang disebabkan oleh
aktivitas manusia atau proses alam. Para ilmuan telah menghitung bahwa temperatur rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C
1.33 ± 0.32 °F selama seratus tahun terakhir. Peneliti senior dari Center for International Forestry Research
CIFOR menjelaskan, global warming adalah kejadian terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari disebut juga
gelombang panasinframerah yang dipancarkan bumi oleh gas-gas rumah kaca efek rumah kaca.
3
Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC, sebagai sebuah
lembaga panel yang menghimpun sekitar 2500 ilmuan dari lebih 100 negara menyimpulkan bahwa, “Sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
3
Abu Fatiah Al-Adnani, Global Warming Sebuah Isyarat Dekatnya Akhir Zaman dan Kehancuran Dunia,
Surakarta, Granada Mediatama, 2008, h. 26-28
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca”. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah
dan akademik, termasuk semua akademik sains nasional dari negara-negara G8, meskipun masih terdapat beberapa ilmuan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
4
Model iklim yang dijadikan acuan oleh proyek IPCC menunjukkan bahwa temperatur permukaan global akan meningkat antara 1.1 hingga 6.4 °C 2,0
hingga 11.5 °F antara tahun 1990 dan 2100.
5
Adanya kesimpulan yang berbeda diakibatkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda pula dari emisi gas-gas
rumah kaca di masa mendatang juga akibat model-model dengan sensitivitas iklim yang berbeda pula.
Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya
intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil
pertanian, hilangnya gletser gunung es dan punahnya berbagai jenis hewan. Masih menurut IPCC bahwa pada tahun 2005 terjadi peningkatan suhu di
dunia 0,6-0,7 °C sedangkan di Asia lebih tinggi, yaitu 10°C. Temuan lainnya adalah ketersediaan air di negeri-negeri tropis berkurang antara 10-30 dan
4
Ibid
5
Fred Pearce, Essential Science Pemanasan Global. Penerjemah Dr. Wibowo Mangunwardoyo, Msc. Jakarta, Erlangga, 2003, h. 35
melelehnya gletser di Himalaya dan Kutub Selatan. Secara general, peristiwa yang juga dirasakan oleh seluruh dunia saat ini adalah makin panjangnya musim
panas dan makin pendeknya musim hujan, selain itu makin maraknya badai dan banjir di kota-kota besar el Nino di seluruh dunia. Di sisi lain efek pemanasan
global ini akan menyebabkan meningkatnya cuaca secara ekstrim, yang tentunya sangat dirasakan di negara-negara tropis. Sehingga bisa kita saksikan di sebuah
tempat kekeringan namun tidak jauh dari tempat justru kebanjiran. Hal ini seperti yang sering kita saksikan di Indonesia belakangan-belakangan ini.
6
Kondisi cuaca ekstrim akan menjadi peristiwa rutin. Badai tropis akan lebih sering terjadi dan semakin besar intensitasnya. Gelombang panas dan hujan lebat
akan melanda area yang lebih luas. Resiko terjadinya kebakaran hutan dan penyebaran penyakit meningkat.
Sementara itu, kekeringan akan menurunkan produktivitas lahan dan kualitas air. Kenaikan muka air laut akan memicu banjir lebih luas, mengasinkan
air tawar, dan menggerus kawasan pesisir. Dalam rangka mencegah terjadinya pemanasan global, maka beberapa
negara melakukan sebuah persetujuan yang diberi nama ’Protokol Kyoto’. Protokol Kyoto
adalah sebuah persetujuan sah dimana negara-negara perindustrian akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara kolektif
sebesar 5,2 dibandingkan dengan tahun 1990 namun yang perlu diperhatikan
6
Abu Fatiah, Global Warming Sebuah Isyarat, h. 27-28
adalah, jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah emisi pada tahun 2010 tanpa Protokol
, target ini berarti pengurangan sebesar 29. Tujuannya adalah untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca - karbon dioksida, metana,
nitrous oxide, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC, yang dihitung sebagai rata- rata selama masa lima tahun antara 2008-2012. Dinegosiasikan di Kyoto Jepang
pada Desember 1997, dibuka untuk penandatanganan 16 Maret 1998 dan ditutup pada 15 Maret 1999. Persetujuan ini mulai berlaku pada tanggal 16 Februari
2005, setelah ratifikasi resmi yang dilakukan Rusia pada 18 November 2004. Target nasional berkisar dari pengurangan 8 untuk Uni Eropa, 7 untuk AS,
6 untuk Jepang, dan penambahan yang diizinkan sebesar 8 untuk Australia dan 10 untuk Islandia.
7
B. Penyebab Global Warming