Kedudukan Istri Bagaimana Akibat Hukum Yang di Timbulkan Akibat Adanya Pembatalan Perkawinan.
bapaknya sehingga anak-anak tersebut berhak pula menjadi ahli waris dengan kedua orang tua mereka. Dan dengan sehubungan dengan kewajiban orang tua
terhadap anaknya walaupun perkawinan antara orang tuanya telah putus tetapi kewajiban orang tua terhadap anaknya tetap harus dilaksanakan sampai anak-anak
tersebut dewasa, seperti tertuang dalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 45 : 1.
Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya.
2. Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini berlaku
sampai anak-anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri. Kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus.
Seperti pula maksud dan tujuan yang terkandung dalam pasal 28 ayat 2 sub a Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 jo Pasal 76 Kompilasi Hukum Islam
KHI adalah untuk melindungi kemaslahatan dan kepentingan hukum serta masa depan anak yang perkawinannya dibatalkan, meskipun secara psikologis bila
perkawinan tersebut betu-betul dibatalkan akan tetap membawa dampak yang tidak menguntungkan bagi kepentingan anak-anak tersebut. Namun dalam kasus
yang penulis teliti kebetulan perkawinan yang dibatalkan baru berusia satu bulan sehingga kemungkinan belum mendapatkan anak, akan tetapi tidak menutup
kemungkinan dalam masa perkawinan mereka telah melakukan persetubuhan dan dimungkingkan dalam rahim si isteri sudah terdapat janin dari si suami.
Sebenarnya telah menjadi kewajiban bersama suami isteri untuk memelihara dan mengasuh anak. Suami isteri terus memperlakukannya secara baik-baik
sehingga akan dapat menumbuhkan jasmani dan akalnya serta membersihkan jiwa secara baik pula sekalipun perkawinan kedua orang tuanya telah putus.
Untuk anak yang masih belum mumayyiz atau belum berumur 12 dua belas tahun, yang berhak mengasuhnya adalah ibu. Selain menyusui anak beliau
lebih mengetahui dan lebih sabar untuk memeliharanya dari pada bapak. Atas dasar itu dalam mengatur kemaslahatan anak ibu lebih diutamakan.