KONSERVASI AI R TANAH

BAB VI KONSERVASI AI R TANAH

Pasal 19 1 Setiap orang atau badan yang menggunakan air tanah berkewajiban melaksanakan konservasi air tanah. 2 Konservasi air tanah ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung dan fungsi air tanah. 3 Konservasi air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan secara menyeluruh pada cekungan air tanah yang mencakup daerah imbuhan dan daerah lepasan air tanah melalui: a. perlindungan dan pelestarian air tanah; b. pengawetan air tanah; c. pengelolaan kualitas air tanah; d. pengendalian pencemaran air tanah; e. pemantauan muka air tanah; dan f. pemulihan air tanah. 4 Pelaksanaan konservasi air tanah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 20 1 Untuk mendukung kegiatan konservasi air tanah dilakukan pemantauan air tanah. 2 Pemantauan … 2 Pemantauan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditujukan untuk mengetahui perubahan kuantitas, kualitas, dan atau lingkungan air tanah. 3 Pemantauan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan pada sumur pantau dengan cara: a. mengukur dan merekam kedudukan muka air tanah; b. memeriksa sifat fisika, kandungan unsur kimia, biologi atau radioaktif dalam air tanah; c. mencatat jumlah volume air tanah yang dipakai atau diusahakan; dan atau d. mengukur dan merekam perubahan lingkungan air tanah seperti amblesan tanah. 4 Pemantauan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 3 selain dilakukan pada sumur pantau dapat juga dilakukan pada sumur produksi. 5 Hasil pemantauan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dan ayat 4 berupa rekaman data yang merupakan bagian dari sistem informasi air t anah nasional, provinsi atau kabupaten kota. 6 Hasil pemantauan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 5 digunakan oleh Bupati sebagai bahan evaluasi pelaksanaan konservasi, pendayagunaan, dan pengendalian daya rusak air tanah. Pasal 21 … Pasal 21 1 Setiap penggunaan air tanah baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama wajib menyediakan sumur pantau yang dilengkapi alat untuk memantau muka air tanah serta membuat sumur resapan sumur imbuhan. 2 Kewaj iban menyediakan sumur pantau sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 apabila : a. pada satu areal terdapat 5 lima buah sumur bor, wajib menyediakan 1 satu sumur pantau; b. penggunaan air tanah dengan debit 50 liter detik atau lebih dalam areal kurang dari 10 sepuluh hektar; dan c. di tempat-tempat tertentu yang kondisi air tanahnya termasuk zona rawan. 3 Kewaj iban menyediakan sumur resapan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah : a. untuk setiap titik sumur bor, baik izin baru maupun perpanjangan yang belum dilengkapi dengan sumur resapan; dan b. banyaknya air yang wajib diresapkan disesuaikan dengan zona pendayagunaan air tanah; Lokasi ... 4 Lokasi dan konstruksi sumur pantau atau sumur resapan ditentukan oleh dinas bersama-sama dengan instansi berwenang. 5 Tata cara pelaksanaan kewaj iban sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 22 1 Setiap kegiatan penggunaan air tanah yang total debitnya kurang dari 50 liter detik waj ib dilengkapi dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan UKL dan Upaya Pemantauan Lingkungan UPL. 2 Setiap kegiatan penggunaan air tanah yang total debitnya 50 liter det ik atau lebih, dalam areal kurang dari 10 sepuluh hektar wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL. Pasal 23 1 Pengambilan air tanah untuk kegiatan industri, pertambangan dan pariwisata diperbolehkan paling besar mempunyai debit 10 liter detik untuk setiap titik sumur bor. 2 Pengambilan air tanah oleh perorangan atau badan usaha atau instansi pada satu areal, dibatasi paling banyak 5 lima titik sumur bor. 3 Pengambilan ... 3 Pengambilan air tanah yang bersumber dari sumur pantek tidak diperbolehkan dengan tujuan pengusahaan air tanah untuk bahan baku produksi. 4 Untuk menjaga daya dukung dan fungsi daerah imbuhan, tidak diperbolehkan melakukan kegiatan pengeboran, penggalian atau kegiatan lain dalam radius 200 dua ratus meter dari lokasi pemunculan mata air.

BAB VI I LARANGAN BAGI PEMEGANG I ZI N