6
3.3 Status Gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh
Status  gizi  merupakan  gambaran  gizi  secara  antropometri  yang  diperoleh berdasarkan indeks massa tubuh IMT. Data status gizi diperoleh berdasarkan pengukuran
antropometri  secara  langsung  dengan  timbangan  injak  dan  microtoice.  Klasifikasi  IMT menurut Kriteria Asia Pasifik oleh WHO 2000 menyatakan bahwa status gizi kurang jika
IMT  18,5,  status  gizi  normal  jika  IMT  18,5-22,5,  dan  status  gizi  lebih  jika  IMT  23. Distribusi  Statistik  deskriptif  untuk  status  gizi  berdasarkan  indeks  massa  tubuh  dapat
dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Distribusi Status Gizi menurut IMT
Berdasarkan  Tabel  12  diketahui  bahwa  responden  didominasi  oleh  seseorang memiliki status gizi lebih dimana lebih dari setengah dari sampel yaitu sebanyak 23 orang
65,7,  yang  memiliki  gizi  normal  sebanyak  10  orang  28,6  dan  status  gizi  kurang hanya  2  orang  saja  5,7.  Timbunan  lemak  bebas  yang  tinggi  dapat  meyebabkan
meningkatnya
up  take
sel  terhadap  asam  lemak  bebas  dan  memacu  oksidasi  lemak  yang pada  akhirnya  akan  menghambat  penggunaan  glukosa  dalam  otot  Mc.  Wright,2008.
Pasien  Diabetes  Mellitus  dengan  timbunan  lemak  yang  berlebihan  di  dalam  tubuh  dapat mengakibatkan  resistensi  insulin  yang  berpengaruh  terhadap  kadar  glukosa  darah
meningkatkan risiko komplikasi Waspadji, 2004.
3.4 Status Metabolik
Data  status  metabolik  diperoleh  berdasarkan  data  hasil  rekam  medis  pasien  yang telah  dikategorikan.  Sindrom  metabolik  dilihat  dari  5  kriteria  yaitu  obesitas  sentral,
hipertensi,  trigliserida,  HDL,  dan  GDP.  Kriteria  diagnosis  sindrom  metabolik  untuk  ras Asia  menurut  NCEP  ATP  III  terjadi  apabila  terdapat  ≥3  dari  5  kriteria  yang  ada  Moy,
2010. Distribusi statistik deskriptif untuk status metabolik dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Distribusi berdasarkan Sindrom Metabolik
Status Gizi Jumlah
n Persentase
Normal 10
28,6 Kurang
2 5,7
Lebih 23
65,7
Jumlah 35
100
Komplikasi Jumlah
n Persentase
Komplikasi 21
60 Tidak Komplikasi
14 40
Jumlah 35
100
7
Berdasarkan Tabel  13 dapat  diketahui  bahwa responden  yang mengalami  sindrom metabolik  dan  tidak  mengalami  sindrom  metabolik  tidak  jauh  berbeda,  dimana  sebanyak
17  responden  48,6  mengalami  sindrom  metabolik  dan  responden  tidak  sindrom metabolik sebanyak 18 responden 51,4.
Tabel 14. Distribusi berdasarkan Kriteria Sindrom Metabolik
Berdasarkan  Tabel  14  mayoritas  responden  yang  mengalami  sindrom  metabolik mengalami obesitas sentral, peningkatan kadar glukosa darah dan hipertensi.
3.5 Kejadian Komplikasi
Data kejadian komplikasi diperoleh melalui wawancara langsung dengan reponden. Komplikasi  yang  dilihat  adalah  komplikasi  makrovaskuler  seperti  komplikasi
kardiovaskuler,  nefropati  diabetik,  ulkus  diabetik,  dan  lain-lain.  Distribusi  statistik deskriptif untuk kejadian komplikasi dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Distribusi berdasarkan Kejadian Komplikasi
Berdasarkan  Tabel  15  dapat  diketahui  sebagian  besar  responden  mengalami komplikasi  dan  tidak  mengalami  komplikasi  hampir  sama  sebanyak  21  orang  60
mengalami komplikasi dan responden  yang tidak mengalami komplikasi 14 orang 40. Komplikasi  yang terjadi  pada pasien DM tipe 2 apabila tidak ditangani dengan baik akan
dapat  meningkatkan  keparahan  dan  menyebabkan  semakin  lama  waktu  yang  diperlukan untuk sembuh. Komplikasi  yang muncul dalam penelitian ini antara lain: Kardiovaskuler,
Gagal Ginjal, Ulkus Diabetik, Nefropati Diabetik, dan Hipertensi.
3.6 Analisis Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Komplikasi Pasien DM Tipe 2