HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.1.6 Refleksi I 64 4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 65 4.1.2.1 Permasalahan II 65 4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 66 4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 67 4.1.2.4 Observasi II 69 4.1.2.4.1 Hasil Observasi Guru II 69 4.1.2.4.2 Hasil Observasi Siswa II 70 4.1.2.5 Analisis Data II 70 4.1.2.5.1 Analisis Data Hasil Observasi Kegiatan Guru Dan Siswa 70 4.1.2.5.2 Analisis Data Tes Kemampuan Penalaran II 74 4.1.2.6 Refleksi II 75 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

79 5.2 Saran 79 Daftar Pustaka 81 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 19 Tabel 3.1. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap 40 Tabel 3.2 Kriteria Kemampuan Penalaran 41 Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Klasikal 41 Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Observasi 42 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 44 Tabel 4.2 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal 45 Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru Siklus I 55 Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Pembelajaran Siswa Siklus I 57 Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Penalaran I 59 Tabel 4.6 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Kemampuan Penalaran I 60 Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru Siklus II 71 Tabel 4. 8 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siswa Siklus II 73 Tabel 4. 9 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Penalaran II 74 Tabel 4.10 Deskripsi Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa Pada Tes Awal Kemampuan Penlaran Siswa Pada Siklus I Dan Siklus II 76 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Jawaban Siswa Pada Tes Awal Nomor 1 dan Nomor 2 4 Gambar 1.2 Jawaban Siswa Pada Tes Awal Nomor 3 dan Nomor 4 5 Gambar 2.1 Thermoter 26 Gambar 2.2 Garis Bilangan Horizontal 27 Gambar 2.3 Thermoter 27 Gambar 2.4 Garis Bilangan Penjumlahan Bilangan Bulat Positif 28 Gambar 2.5 Garis Bilangan Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif 28 Gambar 2.6 Garis Bilangan Pengurangan Bilangan Bulat Positif 29 Gambar 2.7 garis Bilangan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Positif 31 Gambar 2.8 Garis Bilangan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif Negatif 32 Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 38 Gambar 4.1 Diagram Tingkat Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Pada Tes Awal 45 Gambar 4.2 Diagram Tingkat Kemampuan Penalaran Matematik Siswa Pada Tes Penalaran I 59 Gambar 4.3 Diagram Kemampuan Penalaran Siswa Pada Tes Penalaran II 75 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 83 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 93 Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa 1Siklus I 99 Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa 2 Siklus I 102 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa 3 Siklus II 105 Lampiran 6 Alternatif Penyelesaian LKS I 108 Lampiran 7 Alternatif Penyelesaian LKS II 111 Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian LKS III 113 Lampiran 9 Kisi-kisi Tes Awal 116 Lampiran 10 Tes Awal 117 Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 118 Lampiran 12 Pedoman Penskoran Tes Awal 120 Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Kemampuan Penalaran Matematika 122 Lampiran 14 Tes Kemampuan Penalaran Matematika I 123 Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Penalaran I 125 Lampiran 16 Tes Kemampuan Penalaran Matematika II 128 Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Penalaran II 130 Lampiran 18 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran 133 Lampiran 19 Lembar Validasi Tes Awal 136 Lampiran 20 Lembar Validasi Tes Kemampuan Penalaran I 138 Lampiran 21 Lembar Validasi Tes Kemampuan Penalaran II 144 Lampiran 22 Lembar Observasi Guru Pertemuan I Siklus I 150 Lampiran 23 Lembar Observasi Siswa Pertemuan I Siklus I 152 Lampiran 24 Lembar Observasi Guru Pertemuan II Siklus I 154 Lampiran 25 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II 156 Lampiran 26 Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan I 158 Lampiran 27 Lembar Observasi Siswa Siklus II 160 Lampiran 28 Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan II 162 Lampiran 29 Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II 164 Lampiran 30 Daftar Nama Siswa 166 Lampiran 31 Lembar Validator 167 Lampiran 32 Analisis Hasil Tes Kemampuan Awal 168 Lampiran 33 Analisis Hasil Tes Kemampuan Penalaran I 170 Lampiran 34 Analisis Hasil Tes Kemampuan Penalaran II 172 Lampiran 35 Skor Kemampuan Penalaran Matematika 174 Lampiran 36 Grafik Peningkatan Tes Penalaran Matematika 175 Lampiran 37 Deskripsi Presentase Kemampuan Penalaran 176 Lampiran 38 Daftar Nama-Nama Kelompok Siswa 177 Lampiran 39 Dokumentasi Penelitian 178

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan ini yang memegang peranan penting. Suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan jika pendidikan dalam negara itu baik kualitasnya. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan dalam suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor lingkungan. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat mengajak siswa untuk mengasah kemampuannya adalah matematika. Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar SD sampai dengan Sekolah Menengah Atas SMA, bahkan perguruan tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa bidang studi matematika penting dalam pendidikan, bahkan bukan hanya dalam dunia pendidikan, matematika juga penting dibutuhkan dalam kehidupan. Banyak alasan yang menjadikan matematika menjadi salah satu bidang studi yang harus ada. Sebagaimana diungkapkan oleh Cockrof dalam Abdurrahman, 2009 : 253 bahwa : Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1 selalu digunakan dalam segi kehidupan; 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Cornellius dalam Abdurrahman, 2009 : 253 mengungkapkan bahwa alasan perlunya belajar matematika adalah sebagai berikut : Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan 1sarana berpikir yang jelas dan logis, 2sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4sarana untuk mengembangkan kreativitas dan 5 sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Berbagai alasan perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa pada hakikatnya dapat diringkaskan karena masalah kehidupan sehari-hari. Menurut pemaparan Liebeck dalam Abdurrahman, 2009 : 253 “ada dua macam hasil belajar matematika yang harus dikuasai oleh siswa, perhitungan matematis mathematics calculation dan penalaran matematis mathematics reasoning ”. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum KTSP 2006 menurut Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang standar isi, yaitu : 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa inging tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan diatas menekankan akan pentingnya peranan matematika dalam kehidupan manusia. Karena pentingnya peranan matematika dalam kehidupan manusia, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika semakin baik. Hal ini terlihat dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah seperti penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan kompetensi guru dan berbagai usaha lainnya yang bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. Kemampuan penalaran merupakan salah satu hal yang harus dimiliki siswa dalam belajar matematika. Depdiknas menyatakan bahwa matematika dan penalaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dapat dipahami dan dilatih melalui belajar matematika dalam Shadiq 2009. Selain karena matematika