ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD.

(1)

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN

SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015

DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

AHMAD FADLI SIREGAR

NIM. 3123131003

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

viii


(3)

vii ABSTRAK

Ahmad Fadli Siregar, Nim. 3123131003. Analisis Perkembangan Permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010 dan Tahun 2015 Dengan Menggunakan Citra Quickbird. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui luas permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015, (2) Mengetahui tingkat akurasi penggunaan citra QuickBird tahun 2010 dan tahun 2015 dalam menganalisis perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit penggunaan lahan permukiman yang tampak dan dapat dikenali pada citra wilayah Kecamatan Siantar Sitalasari sehingga menjadi sampel dalam penelitian ini total sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter, interpretasi, observasi dan analisis. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif kualitatif.

Perkembangan luas lahan permukiman yang terdapat di Kecamatan Siantar Sitalasari terhadap kelurahan satu dengan kelurahan yang lain berbeda-beda sehingga dapat diklasifikasikan menjadi tiga bedasarkan metode klasifikasi dentifikasi permukiman yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah.

Hasil dari penelitian adalah : (1) Perhitungan perkembangan luas lahan permukiman penduduk menunjukkan adanya peningkatan selama lima tahun terakhir terhitung sejak tahun 2010 sampai 2015 yaitu seluas 45,57 hektar (2.05%). Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi peningkatan terdapat di Kelurahan Bah Kapul yaitu seluas 16,74 hektar (36,74%) dari 84,35 hektar menjadi 101,10 hektar. Sedangkan perkembangan permukiman yang terkecil terdapat di Kelurahan Bah Sorma dengan peningkatanya seluas 2,86 hektar (6,29%) dari 23,52 hektar menjadi 2 6 ,39 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu di Kelurahan Bah Kapul terdapat pada lokasi- lokasi yang dekat dengan jaringan perhubungan atau jalan.

tingkat akurasi interpretasi penggunaan lahan Citra Quickbird tahun 2010 dan tahun 2015 diperoleh akurasi seluruh pemetaan sebesar 100,00%.

Kata Kunci: Analisis perubahan, Densifikasi Permukiman, Interpretasi, Quickbird


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Rasa syukur yang teramat besar penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan kasih sayang dan berkah-Nya serta telah melapangkan hati dan pikiran, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Analisis Perkembangan Permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015 dengan menggunakan Citra QuickBird”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana bagi Mahasiswa S-1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Terkhusus dan teristimewa penulis mengucapkan terima kasih dan hormat kepada Dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati serta cinta kasih yang mendalam penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih teruntuk orangtuaku Ibunda Tersayang Nurhasanah Lubis Terima kasih atas cinta kasih dan jerih payah

serta do’a mu yang selalu bunda berikan dan Alm. Ayah Tercinta Anwar Siregar, sehingga anakmu ini dapat menyelesaikan perkuliahan Skripsi ini. Allah thanks for given them for me. Semoga yang terbaik dari Allah selalu dilimpahkan.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menyadari banyak mengalami rintangan, namun karena bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya dapat diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.


(5)

iv

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan pada penulis.

4. Almarhumah Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku mantan Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

6. Almarhum Bapak Drs. Julismin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi selama penulis menjalani perkuliahan. 7. Bapak M. Ridha Syafi’i Damanik, S.Pi, M.Sc selaku Kepala Laboratorium

Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan sekaligus Sebagai Pengganti Dosen Pembimbing Akademik dan Penguji yang telah banyak memberi bimbingan dan motivasi kepada penulis.

8. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan yang telah membekali penulis dengan segudang ilmu di bangku perkuliahan. 9. Bapak Hayat Siagian selaku tata usaha Jurusan Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Medan yang telah memberikan dukungan kepada penulis. 10. Bapak Esra Eduward Sinaga, SH.,MH selaku Sekretaris Camat Siantar

Sitalasari Kota Pematangsiantar.

11. Karya kecil ini ku persembahkan kepada : Ibunda Tersayang Nurhasanah Lubis Terima kasih atas cinta kasih & do’a mu yang selalu bunda berikan, Alm. Ayah Tercinta Anwar Siregar Terima kasih atas cinta kasih & do’a mu yang selalu ayah dan Ibu berikan.


(6)

v

12. Untuk yang teristimewa kakanda dan abangda Hasby Siregar, Hanifah Siregar, Siti Khadijah Siregar, Yusrial Fahmi Siregar yang selalu menjadi alasan bagi penulis untuk berjuang menjemput mimpi.

13. Untuk keponakan ku yang lucu-lucu Mazaya, Annisa, Azzam dan Habsy yang hanya melihat kalian membuat tulang dan udak menjadi Mood Booster dalam mengerjakan skripsi

14. Tekhusus buat saudaraku seperjuangan anak The Elite’z Irfan Sitompul, Tri Wandi Januar, Tri Jaka, M Hazmi Abrar, Giovanni, Kiki Rizki, Taufik anggota yang terbaru Zainal Arifin Saragih yang mungkin tanpa kalian tiada arti kenangan selama menjalani perkuliahan 4 tahun ini.

15. Keluarga besar mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi khususnya sahabat-sahabatku tercinta dan keluarga A Reguler 2012, terimakasih untuk kenangan, motivasi dan kerjasama selama 4 tahun ini.

16. Keluarga Tunas XX Mapala Unimed

17. Teman-teman PPLT-15 SMK Muhammadiyah 10 (Fitra, Zaki, Putra, Rian dan Cewek-cewek Kece PPLT SMK MU) Kisaran terimakasih untuk motivasi dan semangatnya.

18. Seluruh siswa dan siswi SMK Muhammadiyah 10 Kisaran selama 3 bulan di lapangan menambah motivasi bagi bapak guru.

19. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini.


(7)

vi

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca terkhusus bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Medan, Juni 2016 Penulis

Ahmad Fadli Siregar NIM. 3123131003


(8)

ix DAFTAR ISI

LEMBARPERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBARPERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... vii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 9

B. Penelitian Relevan ... 26

C. Kerangka Berfikir ... 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel... 31

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 31


(9)

x

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Teknik Analisa Data ... 38

G. Diagram Alir Penelitian ... 41

BAB IV. DESKRIPSI WILAYAH A. Kondisi Fisik ... 42

B. Kondisi Non Fisik ... 47

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 58

B. Pembahasan ... 88

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97


(10)

xi

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal 1. Spesifikasi Band Citra... 28

2. Letak dan ketinggian dari permukaan Laut Dirinci Menurut

Kelurahan Tahun 2014 ... 43 3. Luas Wilayah Kecamatan Siantar Sitalasari ... 45 4. Banyaknya RT,RW dan Lingkungan menurut Kelurahan tahun 2014. ...

... ... 46 5. Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010 ... 46 6. Distribusi Penduduk di Kecamtan Siantar Sitalasari Tahun 2010

dan tahun 2015 ... 49 7. Banyaknya Keluarga Tahapan Keluarga Sejahtera Menurut tahun 2015....50 8. Kepadatan Penduduk Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2015... 50 9. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

perkelurahan Siantar Sitalasari Tahun 2015... .. 52 10. Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2015... 55 11. Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Siantar Sitalasari... 56 12. Jumlah Sarana ibadah di Kecamatan Siantar Sitalasari... 57 13. Luas Permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010... 63 14. Klasifikasi Penggunaan Lahan di Kecamatan Siantar Sitalasari tahun

2010... .. 64 15. Luas permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2015... 66 16. Klasifikasi Penggunaan Lahan di Kecamatan Siantar tahun 2015... 67 17. Perkembangan Luas Lahan Permukiman Tiap Kelurahan di Kecamatan

Siantar Sitalasari Tahun 2010 – 2015 ... 72 18. Perubahan Penggunaan Lahan Menjadi Permukiman di Kelurahan

Bah Kapul ... ... 75 19. Perubahan Penggunaan Lahan Menjadi Permukiman di Kelurahan

Setia Negara ... ... 76 20. Perubahan Penggunaan Lahan Menjadi Permukiman di Kelurahan


(11)

xii

21. Perubahan Penggunaan Lahan Menjadi Permukiman di Kelurahan

Bah Sorma ... ... 78 22. Perubahan Penggunaan Lahan Menjadi Permukiman di Kelurahan

Bukit Shofa ... ... 79 23. Perubahan Penggunaan Lahan Menjadi Permukiman di Kecamatan

Siantar Sitalasari Tahun 2010 - 2015 ... 79 24. Arah Konversi Perubahan Jenis Penggunaan Lahan Tahun 2010 – 2015.. . 81


(12)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

1. Subsistem SIG ... 25

2. Skema Kerangka Berfikir... 30

3. Diagram Alir Penelitian ... 41

4. Peta Adminstrasi Kecamatan Siantar Sitalasari ... . 45

5. Citra Hasil Cropping ... 58

6. Proses Mozaik Citra ... 59

7. Peta Citra QuickBird kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010... ... 60

8. Peta Citra QuickBird kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2015... ... 61

9. Diagram Penggunaan Lahan Tahun 2010 ... . 64

10. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010... . 65

11. Diagram Penggunaan Lahan Tahun 2015... ... 67

12. Peta penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2015 ... 68

13. Penggunaan Lahan Pertanian, di Kelurahan Setia Negara, Siantar Sitalasari... ... 70

14. Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Menjadi Permukiman. ... 70

15. Penggunaan Lahan sawah, di Kelurahan Bah Kapul, Siantar Sitalasari.. ... 74

16. Perubahan Penggunaan Lahan sawah Menjadi Permukiman. ... 74

17. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010-2015... 79

18. Diagram Perubahan Luas Penggunaan Lahan Tahun 2010-2015... ... 82

19. Training Area dan Validasi Lapangan... 86


(13)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal 1. Uji Lapangan ... 98 2. Dokumentasi Uji Lapangan ...100


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pembangunan sangat diperlukan untuk kelanjutan hidup manusia. Kemajuan pembangunan di suatu wilayah sejalan dengan peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk yang diiringi meningkatnya standar kualitas dan kuantitas kebutuhan hidup. Dampak dari peningkatan standar kualitas dan kuantitas hidup tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan ketersediaan fasilitas. Perubahan penggunaan lahan yang merubah tata guna lahan terjadi dalam upaya memenuhi kebutuhan penggunaan fasilitas tersebut.

Penggunaan lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitas manusia terhadap sebagian fisik permukaan bumi. Daerah perkotaan mempunyai kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau perkembangannya, karena seringkali pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan peruntukannya dan tidak memenuhi syarat.

Beberapa issu global terutama yang berkaitan dengan pola alih fungsi lahan yang semakin hari marak di bicarakan karena menyangkut kelangsungan hidup unsur biotik dan abiotik. Oleh sebab itu setiap upaya pemanfaatan sumberdaya alam baik dari penggunaan lahannya untuk kegiatan pembangunan haruslah berwawasan lingkungan, sehingga fungsi dan perannya dapat dijaga dan dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.

Semakin banyaknya penduduk kota akibat pertumbuhan alami maupun migrasi berimplikasi pada makin besarnya tekanan penduduk atas lahan kota, karena kebutuhan lahan untuk tempat tinggal mereka dan lahan untuk


(15)

fasilitas-2

fasilitas lain sebagai pendukungnya yang semakin meningkat. Hal ini menjadi persoalan besar bagi perencana, pengelola kota maupun penduduk sendiri.

Penggunaan lahan akan mengarah pada beberapa jenis penggunaan yang memberikan keuntungan paling tinggi. Pertumbuhan sektor pertanian di wilayah Sumatera Utara terus mengalami penurunan tahun 2014 usaha sektor pertanian di Sumatera utara turun 11% (kantor berita Medan Bagus.com :2014) Sektor pertanian merupakan sektor yang tidak diminati untuk dijadikan sebagai aktivitas ekonomi bagi masyarakat di Sumatera Utara. Lahan-lahan pertanian banyak mengalami konversi akibat proses suburbanisasi. Suburbanisasi yang diartikan sebagai proses terbentuknya permukiman-permukiman baru dan kawasan-kawasan industri di pinggiran wilayah perkotaan akibat perpindahan penduduk kota.

Permukiman merupakan objek kajian geografi yang selalu berkaitan dengan ruang dimana manusia sebagai objek pokoknya dipelajari melalui pendekatan geografi yang dapat diartikan sebagai bentukan artifisial maupun natural dengan segala kelengkapanya yang digunakan oleh manusia, baik individu maupun kelompok, untuk bertempat tinggal baik sementara maupun menetap dalam rangka menyelenggarakan kehidupannya.

Secara umum wilayah Kota Pematangsiantar dapat dikelompokkan menjadi kota dengan Kondisi topografi dan morfologi (kelerengan) yang terdiri dari 2 morfologi yaitu datar dan landai sehingga dapat dikatakan relatif datar secara keseluruhan. Hal ini menjadikan lahan di Kota Pematangsiantar menjadi tempat bermukim yang layak bagi warganya.


(16)

3

Perkembangan Kota Pematangsiantar relatif cepat hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah penduduk kota serta aktivitas pendukung dalam perkembangan kota seperti Ekonomi, Sosial maupun di bidang budaya masyarakat. Data BPS Kota Pematangsiantar menyebutkan perkembangan penduduk Kota Pematangsiantar pada tahun 2010 mencapai 234,698 jiwa kemudian pada tahun 2014 perkembangan penduduk Kota Pematangsiantar mencapai 278, 249 jiwa. Pemekaran kecamatan Sitalasari pada tahun 2007 yang sebelumnya merupakan bagian dari Kecamatan Siantar Martoba menjadikan wilayah ini cukup strategis sebagai pengembangan permukiman baru. Melihat hal ini peneliti ingin mengkaji perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari setelah 3 tahun pemekarannya yaitu pada tahun 2010 dengan perbandingan jarak kurun waktu 5 tahun yaitu pada tahun 2015

Tumbuhnya kawasan-kawasan perumahan dan permukiman sebagai upaya memenuhi permintaan akan suatu hunian yang dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah kepadatan penduduk serta pertumbuhan ekonomi masyarakat. Soetomo, (2002), khususnya di Kota Pematangsiantar berdampak pada Perkembangan sektor permukiman ke daerah pinggiran kota yaitu di Kecamatan Siantar Sitalasari yang menunjukkan peningkatan signifikan.

Ketersediaan lahan untuk pembangunan permukiman baru (Eks HGU) Backlog rumah mencapai 6.593 unit pada tahun 2008. ini terjadi karena lahan permukiman yang berpusat di pusat kota Pematangsiantar terbatas sedangkan jumlah penduduk yang membutuhkan hunian terus meningkat, mengakibatkan tingkat kepadatan penduduk dan bangunan yang tinggi (66% penduduk berada di pusat kota) sementara terdapat lahan kosong di bagian utara (Kecamatan Siantar


(17)

4

Martoba) dan barat kota (Kecamatan Siantar Sitalasari). (Dokumen SPPIP Kota Pematangsiantar :2012)

Densifikasi merupakan proses dari bertambahnya luasan permukiman. Proses pertambahan luas permukiman ini terlihat dari bertambahnya luasnya wilayah permukiman yang terjadi dari waktu ke waktu. proses densifikasi akan terus terjadi seiring peningkatan kebutuhan akan lahan, khusunya di daerah perkotaan semakin nampak terutama lahan sebagai wadah untuk menampung kegiatan manusia maupun sebagai wadah untuk bermukim, melihat pesatnya perkembangan kota Pematangsiantar menjadi salah satu daya tarik bagi penduduk di daerah hinterland, untuk berbondong-bondong bermigrasi masuk ke daerah perkotaan hal ini akan berakibat terkonsentrasinya penduduk di sekitar zona inti kota, permintaan akan lahan untuk permukiman juga semakin meningkat, sementara luas lahan kota secara administratif tetap, konsekuensi ekonomis yang harus disandang adalah harga akan lahan semakin meningkat karena semakin sedikitnya lahan kosong yang tersedia untuk dibangun menjadi permukiman.

Pada saat ini ketersediaan citra digital semakin banyak. Citra ini adalah hasil perekaman sensor yang di bawa oleh satelit/ pesawat terbang. Spesifikasi yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis citra digital berdasarkan kebutuhan bagi pengguna /peneliti : (1) untuk apalikasi apa; (2) untuk cakupan wilayah mana; (3) waktu perekamannya kapan; (4) harus beresolusi spektral berapa; (5) harus beresolusi spektral berapa saja/ jumlah band berikut domain-domain spektralnya.

Citra satelit yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah jenis citra satelit QuickBird. Jenis citra ini memiliki resolusi spasial hingga 0,61 meter – 2,4


(18)

5

meter untuk moda pankromatik dan multispektral, satelite yang dimiliki dan di operasionalkan oleh DigitalGlobe ini diluncurkan dengan periode orbit 93.5 menit, sun-synchronous pada ketinggian 450 km, sudut inklanasi 97.2°, revisit time 1 hingga 4 hari dan menghasilkan scene dengan ukuran sekitar 16km x 16 km.

Sensor jenis citra ini memiliki kualitas dan resolusi yang baik untuk memenuhi kebutuhan di bidang analisis perubahan lahan, pertanian, industri, minyak dan gas, monitoring infrastruktur rekayasa, konstruksi, dan kehutanan. Keakuratan data citra akan menentukan keefektifan data penginderaan jauh untuk digunakan dalam menginterpretasikan objek-objek yang ada di lapangan.

Semakin akurat data maka akan semakin efektif data tersebut digunakan untuk menginterpretasi perkembangan permukiman yang ada di Kecamatan Siantar Sitalasari. Jadi, dalam penginderaan jauh sangat penting diketahui seberapa akurat data yang digunakan sehingga data tersebut dapat menghasilkan data yang benar, akurat dan terpercaya.

Perkembangan permukiman di Kota Pematangsiantar semakin tahun tentunya semakin bertambah maka dari itu peneliti ingin melihat seberapa besar perkembangan permukiman yang ada berdasarkan analisis dengan menggunakan citra QuickBird. sehingga masalah yang melatar belakangi penelitian ini adalah bagaimana perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari dan bagaimana tinggkat akurasi interpretasi citra QuickBird dengan dilapangan dalam mengkaji perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari. dari hasil pengolahan data tersebut akan didapat informasi perkembangan perumahan dan


(19)

6

kawasan permukiman periode 5 (lima) tahun untuk jangka menengah di Kecamatan Siantar Sitalasari berdasarkan perbandingan citra Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015 dalam bentuk peta.

Hasil interpretasi citra selanjutnya diolah dengan menggunakan komputer yang dilengkapi perangkat lunak Sistem Informasi Geografi (SIG) yang berupa ArcView 3.3, ArcGIS 10,1 dan Google Earth Pro 7.1.2.2019. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk mempermudah dan mempercepat proses pengolahan data. SIG digunakan untuk memperoleh hasil analisis yang akurat terhadap data penelitian ini. Data yang besar dapat diolah lebih cepat, efisien dan dapat ditayangkan kembali karena data tersimpan dalam bentuk digital.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Kawasan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari merupakan wilayah dengan potensi dan peluang pengembangan permukiman sangat prospektif dilihat dari laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, konsentrasi arah pengembangan permukiman di Kota Pematangsiantar di pusatkan di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu di kelurahan Bah Sorma, Bah kapul, Bukit Sofa dan Kelurahan Setianegara. (2) Perkembangan permukiman yang digunakan penulis yaitu melihat luas permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari. (3) Keakuratan data citra QuickBird akan menentukan keefektifan data.


(20)

7

C. PEMBATASAN MASALAH

Sesuai dengan identifikasi masalah maka dalam penelitian ini pembatasan masalah adalah : (1) Mengidentifikasi perkembangan luas permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar dengan menggunakan citra QuickBird tahun 2010 dan tahun 2015. (2) Permukiman yang penulis tafsirkan dalam penelitian ini merupakan perkembangan lahan terbangun yang digunakan sebagai hunian tempat tinggal penduduk. (3) Seberapa besar tingkat akurasi interpretasi citra QuickBird untuk menganalisis perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari

D. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan luas permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015?

2. Bagaimana tingkat akurasi penggunaan citra QuickBird tahun 2010 dan tahun 2015 dalam menganalisis perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari ?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui perkembangan luas permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015.


(21)

8

2. Mengetahui tingkat akurasi penggunaan citra QuickBird tahun 2010 dan tahun 2015 dalam menganalisis perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari.

F. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya managemen pembangunan Kota Pematangsiantar sebab perkembangan lahan terbangun yang tidak terkendali akan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. 2. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Universitas Negeri Medan

khususnya Jurusan Pendidikan Geografi sebagai penambah pengetahuan dalam bidang Penginderaan Jauh, permukiman dan Sistem Informasi Geografis (SIG).

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk mengkaji lebih lanjut tentang permasalahan sejenisnya atau yang memiliki topik relevan dengan tema penelitian ini.


(22)

95 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perubahan Perkembangan Lahan permukiman Tahun 2010 – 2015

Perkembangan luas permukiman yang terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari selama kurun waktu 5 tahun sejak tahun 2010 hingga tahun 2015 merupakan perubahan yang cukup besar. Densifikasi permukiman sebagai suatu proses bertambah dan meluasnya permukiman-permukiman penduduk baik yang teratur yang merupakan realisasi dari meningkatnya kebutuhan akan ruang. (Yunus, 1987).

Dengan menentukan klasifikasi densifikasi permukiman menjadi 3 kelas yaitu : Rendah, Sedang dan Tinggi. Perkembangan luas lahan permukiman penduduk menunjukan adanya peningkatan selama lima tahun terakhir terhitung sejak tahun 2010 sampai 2015 yaitu seluas 45,57 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi peningkatan terdapat di Kelurahan Bah Kapul yaitu seluas 16,74 hektar dari 84,35 hektar menjadi 101,10 hektar (36,74%). Sedangkan perkembangan permukiman yang terkecil terdapat di Kelurahan Bukit Shofa dengan peningkatanya seluas 3,84 hektar dari 52,91 hektar menjadi 5 6 , 7 5 hektar (3.28%), ini terjadi karena keseluruhan lahan Kelurahan Bukit Shofa yang sempit dan sebanyak 50,56% sudah terbangun permukiman.


(23)

96

2. Tingkat akurasi interpretasi citra QuickBird

Perhitungan tingkat akurasi pada penggunaan citra Quickbird untuk melihat perkembangan permukiman tahun 2010 dan tahun 2015 diperoleh akurasi seluruh pemetaan sebesar 100%.

B. Saran

1. Bagi pemerintah perlu memperhatikan dan meninjau kembali perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari sehingga tidak menyebabkan dampak negatif untuk lingkungan dan masyarakat sekitar.

2. Pemerintah daerah di harapkan agar dapat lebih memperhatikan dalam masalah penyediaan data yang yang dapat dijadikan sebagai informasi untuk mengetahui penduduk, dan penggunaan lahannya, dengan harapan dapat memudahkan peneliti dalam memperoleh informasi mengenai penggunaan lahan dan perkembangannya.

3. Baik para pengembang maupun penduduk individu diharapkan membangun rumah tidak pada lahan yang masih produktif agar tanah pertanian tidak semakin sempit.


(24)

97

Daftar Pustaka

Budiharjo, Eko.1993. “Kota Berwawasan Lingkungan”. Penerbit Alumni.

Bandung

Darma, 2009. “Karakteristik permukiman di wilayah pinggiran Kota Jakarta tahun 1991-2007”. Skripsi. Departemen Geografi Universitas Indonesia

Dewianti,Eka Sri. 2014. “Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan Menggunakan Citra Landsat Tahun

2000 - 2013.Skripsi. Universitas Negeri Medan.

Dewi, Lestari Winda. 2011. Analisa Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Pesisir Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan (1990-2011). Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Firdianti, Sri.2010. ”Perkembangan Permukiman Penduduk di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 1997-2007”. Skripsi. Surakarta. Gani, Tunggul hermansyah. 2004. “Perubahan pola penggunaan lahan kota binjai berdasarkan hubungan penggunaan lahan dengan pertumbuhan penduduk”.Skipsi.Binjai.

Hadi, B.Saiful.2012. “Perubahan penggunaan lahan kecamatan umbulharjo kota yogyakarta tahun 1987-1996 berdasarkan foto udara“. Skipsi. Yogyakarta. Indarto. 2013. “Teori dan Praktek Penginderaan Jauh”. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Kementerian pekerjaan umum. 2012. “Strategi Pembanggunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan”. Dokumen SPPIP, Pematangsiantar.

Leonataris, Citra. 2012. “Analisis pola perubahan penggunaan lahan dan perkembangan wilayah di kota bekasi”. Skipsi . Bekasi.


(25)

98

Muta’ali, Lutfi.2013. “Penataan Ruang Wilayah dan Kota (Tinjaun Normatif – Teknis)”. Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta

Moeljarto, T.1987. “Politik Pembangunan – Sebuah Analisis Konsep, Arah dan Strategi”.Tiara Wacana.Yogyakarta

Ndraha, Taliziduhu.2003. “Pembangunan Masyarakat – Mempersiapakan Masyarakat Tinggal Landas”. Rineka Cita. Jakarta

Pinem. Mbina.2013. “Geografi Permukiman”. Bahan Mata Kuliah”: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Prahasta, Eddy. 2014. “Sistem Informasi Geografis”. Informatika. Bandung. Pramudji, S.1985. “Pembinaaan Perkotaan di Indonesia”. Bina Aksara. Jakarta. Rumiris . 2008. “Analisis perubahan penggunaan lahan dan land rent antara pertanian dengan non pertanian di kecamatan dramaga-kabupaten bogor”. Skripsi. Bogor .

Sastra, Suparno.2005. “Perencanaan dan Pengembangan Perumahan”. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Sugiharto.2010. “Pembangunan dan Pengembangan Wilayah”. Usu Press. Medan. Siahaan, Alexsandro. 2011. “Analisis pengaruh pembangunan perumahan terhadap pengembangan wilayah kecamatan siantar marimbun kota pematangsiantar”. Skripsi. Pematang Siantar.


(26)

1

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI

KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN

2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN

MENGGUNAKAN CITRA

QUICKBIRD

Ahmad Fadli Siregar

Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan 20211 Telp.(061) 6627549. Email : fadliregar7@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui luas permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015, (2) Mengetahui tingkat akurasi penggunaan citra QuickBird tahun 2010 dan tahun 2015 dalam menganalisis perkembangan permukiman di Kecamtan Siantar Sitalasari.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit penggunaan lahan permukiman yang tampak dan dapt dikenali pada citra wilayah Kecamatan Siantar Sitalasari sehingga menjadi sampel dalam penelitian ini total sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter, interpretasi, observasi dan analisis. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif kualitatif.

Perkembangan luas lahan permukiman yang terdapat di Kecamatan Siantar Sitalasari terhadap kelurahan satu dengan kelurahan yang lain berbeda-beda sehingga dapat diklasifikasikan menjadi tiga bedasarkan metode klasifikasi dentifikasi permukiman yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah.

Hasil dari penelitian adalah : (1) Perhitungan perkembangan luas lahan permukiman penduduk menunjukkan adanya peningkatan selama lima tahun terakhir terhitung sejak tahun 2010 sampai 2015 yaitu seluas 45.57 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi peningkatan terdapat di Kelurahan Bah Kapul yaitu seluas 16,74hektar dari 84,35 hektar menjadi 101,10 hektar. Sedangkan perkembangan perkembangan permukiman dengan luasan yang terkecil terdapat di kelurahan Bah Sorma dengan peningkatanya seluas 2,86 hektar, perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu di Kelurahan Bah Kapul terdapat pada lokasi- lokasi yang dekat dengan jaringan perhubungan atau jalan, baik yang dekat dengan pusat kota atau pusat pemerintahan kecamatan.

tingkat akurasi interpretasi penggunaan lahan Citra Quickbird tahun 2010 dan tahun 2015 diperoleh akurasi seluruh pemetaan sebesar 100,00%.

Kata Kunci: Analisis perubahan, Densifikasi Permukiman, Interpretasi, Quickbird


(27)

2 PENDAHULUAN

Pembangunan sangat

diperlukan untuk kelanjutan hidup manusia. Kemajuan pembangunan di suatu wilayah sejalan dengan peningkatan jumlah pertumbuhan

penduduk yang diiringi

meningkatnya standar kualitas dan kuantitas kebutuhan hidup. Dampak dari peningkatan standar kualitas dan kuantitas hidup tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan ketersediaan fasilitas. Perubahan penggunaan lahan yang merubah tata guna lahan terjadi dalam upaya memenuhi kebutuhan penggunaan fasilitas tersebut.

Makin banyaknya penduduk kota akibat pertumbuhan alami maupun migrasi berimplikasi pada makin besarnya tekanan penduduk atas lahan kota, karena kebutuhan lahan untuk tempat tinggal mereka dan lahan untuk fasilitas-fasilitas lain sebagai pendukungnya yang semakin meningkat. Hal ini menjadi persoalan besar bagi perencana, pengelola kota maupun penduduk sendiri.

Densifikasi merupakan proses dari bertambahnya luasan permukiman. Proses pertambahan luas permukiman ini terlihat dari bertambahnya luasnya wilayah permukiman yang terjadi dari waktu ke waktu. proses densifikasi akan terus terjadi seiring peningkatan kebutuhan akan lahan, khusunya di daerah perkotaan semakin nampak terutama lahan sebagai wadah untuk menampung kegiatan manusia maupun sebagai wadah untuk bermukim, melihat pesatnya perkembangan kota Pematangsiantar. Ketersediaan lahan untuk pembangunan permukiman baru (Eks HGU) Backlog rumah mencapai 6.593 unit pada tahun 2008. ini

terjadi karena lahan permukiman yang berpusat di pusat kota Pematangsiantar terbatas sedangkan

jumlah penduduk yang

membutuhkan hunian terus meningkat, mengakibatkan tingkat kepadatan penduduk dan bangunan yang tinggi (66% penduduk berada di pusat kota) sementara terdapat lahan kosong di bagian utara (Kecamatan Siantar Martoba) dan barat kota (Kecamatan Siantar Sitalasari). (Dokumen SPPIP Kota Pematangsiantar :2012)

Perkembangan permukiman di Kota Pematangsiantar semakin tahun tentunya semakin bertambah maka dari itu peneliti ingin melihat seberapa besar perkembangan permukiman yang ada berdasarkan analisis dengan menggunakan citra QuickBird. sehingga masalah yang melatar belakangi penelitian ini adalah bagaimana perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari dan bagaimana tinggkat akurasi interpretasi citra QuickBird dengan dilapangan dalam mengkaji perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari. dari hasil pengolahan data tersebut akan didapat informasi perkembangan

perumahan dan kawasan

permukiman periode 5 (lima) tahun untuk jangka menengah di Kecamatan Siantar Sitalasari berdasarkan perbandingan citra Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015 dalam bentuk peta dengan mengintegrasikan teknik penginderaan jauh dan SIG.

METODOLOGI

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit penggunaan lahan permukiman yang tampak dan


(28)

3 dapat dikenali pada citra wilayah Kecamtan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar dan sekaligus menjadi sampel (total Sampling). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumenter, yakni menyaring dan menganalisis data sekunder dari berbagai Instansi berupa data dalam bentuk tabel dan peta.

Teknik interpretasi, yakni kegiatan mengolah data yang ada sehingga menghasilkan informasi yang baru berupa citra satelit yang akan diuji keakuratannya. Teknik observasi, yakni untuk mengetahui fenomena visual yang ada, meliputi pemanfaatan ruang yang digunakan sebagai areal permukiman.

Teknik analisis, yakni kegiatan menginterpretasi ulang berupa overlay peta sebelum dan sesudah yang akan menghasilkan peta terbaru. Bahan dan alat yang digunakan adalah citra quickbird tahun 2010 dancitra quickbird tahun 2015, serta peta yang bersumber dari google earth pro 7.1.2.2019, peta administrasi, seperangkat komputer dengan software ArcGIS 10.1, GPS, kamera. Pada masing-masing citra quickbird tersebut dilakukan koreksi geometrik yang bertujuan untuk memperbaiki kesalahan posisi atau letak objek yang terekam pada citra. Tahap selanjutnya adalah klasifikasi penggunan lahan. Perhitungan luas daerah penelitian dilakukan pada perangkat komputer pada software ArcGIS 10.1 dengan pengkoreksian peta menggunakan sistem grid UTM (Universal Transverse Mercator). Selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yakni menyajikan data-data hasil observasi dan data sekunder berupa peta hasil citra quickbird tahun 2010 dan tahun 2015.

HASIL PENELITIAN

Analisis Interpretasi Citra Quickbird Berdasarkan hasil interpretasi Citra Quickbird tahun 2010 dan tahun 2015 yang telah di digitasi, menunjukkan perkembangan luas lahan permukiman adanya peningkatan selama lima tahun yaitu seluas 45,57 hektar yaitu penjumlahan Keseluruhan dari perkembangan jumlah areal permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari. Adapun hasil pengecekan titik sampel yang telah dilakukan di lapangan sebanyak 25 titik. Titik sampel yang sesuai dengan hasil interpretasi dan mengalami Perkembangan Permukiman sebanyak 25 titik sehingga diperoleh nilai akurasinya sebesar 100,00%.

Penggunaan Lahan Permukiman tahun 2010

Hasil dari interpretasi Citra Quickbird tahun 2010 luas Permukiman yang ada di Kecamatan Siantar Sitalasari adalah sekitar 233,29 hektar dari luas keseluruhan Kecamatan Siantar Sitalasari dan pada tahun 2015 luas Permukiman mengalami peningkatan luas menjadi 278,84 hektar dari luas keseluruhan Kelurahan Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu 2.272,22 hektar. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa luas Permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari pada tahun 2010 seluas 233,29 hektar, telah mengalami alih fungsi lahan hingga tahun 2015 yaitu seluas 45,57 hektar sehingga menjadi 278,84 hektar.


(29)

4 Tabel 1. Penggunaan Lahan Permukiman di Daerah Penelitian Tahun 2010

No Nama Kelurahan Luas (Ha) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. Kelurahan Bah Kapul Kelurahan Setia Negara Kelurahan Bukitshofa Kelurahan Bah Sorma Kelurahan Gurilla 84,35 61,24 52,91 23,52 11,25 36,16 26,25 22,31 10,08 4,82

Jumlah 233,29 100,00

Sumber: Data Olahan, 2010

Gambar 1. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010

Hasil interpretasi

permukiman pada Citra Quickbird menunjukkan bahwa luasan lahan permukiman Kecamatan Siantar Sitalasari untuk tahun 2015 adalah seluas 278,84 Ha.

Tabel 2. Penggunaan Lahan Permukiman di Daerah Penelitian Tahun 2015

No Nama Desa Luas

(Ha) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5.

Kelurahan Bah Kapul

Kelurahan Setia Negara Kelurahan Bukitshofa Kelurahan Bah Sorma Kelurahan Gurilla 101,10 76,70 56,75 26,39 17,90 36,25 27,50 20,35 9,46 6,42

Jumlah 278.84 100,00

Sumber: Data Olahan, 2015

Dari tabel diatas terlihat, bahwa pada tahun 2015 luasan lahan Permukiman yang terbanyak adalah di Kelurahan Bah Kapul dengan luas 101,10 hektar, kemudian Setia Negara seluas 76,70 hektar, Bukit Shofa seluas 56,75 hektar, dan luas lahan Permukiman Kelurahan Gurilla seluas 17,90 hektar.

Gambar 2. Peta Penggunaan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2015


(30)

5 Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010 dan Tahun 2015

Dari hasil interpretasi citra yang telah diinterpretasi dan di-overlay dengan menggunakan aplikasi ArcGIS 10.1, maka dapat dilihat perbedaan jenis perubahan penggunaan lahan dari tahun 2010 dan tahun 2015, yaitu : Permukiman pada tahun 2010 memiliki luas sebesar 233,29 hektar dan setelah terjadi perubahan penggunaan lahan permukiman mengalami peningkatan luas areal yaitu menjadi 278.84 dengan luas perubahan penggunaan lahan sebesar 45,57 hektar yang masing-masing perubahannya dari lahan terbuka menjadi Permukiman, lahan Sawah menjadi Permukiman dan lahan Pertanian menjadi permukiman. dalam penelitian ini penulis mengambil jenis penggunaan lahan Permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu semua Perubahan lahan permukiman.

Tabel 3. Perubahan Luas Permukiman Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010 – 2015

Sumber: Hasil Analisis Citra Satelit tahun 2010 dan tahun 2015

Gambar 3. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010-2015.

No Kelurahan

Luas Lahan Permukiman Perkembangan Luas Lahan Permukiman

Ket.

Tahun 2010 Tahun

Hektar % Hekt

ar % Hektar %

1. 2. 3. 4. 5. Bah Kapul Setia Negara Gurilla Bukit Shofa Bah Sorma 84,35 61,24 11,25 52,91 23,52 36,16 26,25 4,82 22,31 10,08 101,10 76,70 17,90 56,75 26,39 36,25 27,50 6,42 20,35 9,46 16,74 15,46 6.65 3,84 2.86 36,74 33,92 14,60 8,43 6,29 Tinggi Tinggi Sedang Rendah Rendah


(31)

6 KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. perkembangan luas lahan permukiman penduduk menunjukan adanya peningkatan selama lima tahun terakhir terhitung sejak tahun 2010 sampai 2015 yaitu seluas 45,57 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi peningkatan terdapat di Kelurahan Bah Kapul yaitu seluas 16,74 hektar dari 84,35 hektar menjadi 101,10 hektar. Sedangkan perkembangan permukiman yang terkecil terdapat di Kelurahan Bah Sorma dengan peningkatanya seluas 2,86 hektar dari 23,52 hektar menjadi 26,39 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu di K elurahan Bah Kapul terdapat pada lokasi- lokasi yang dekat dengan jaringan perhubungan atau jalan, baik yang dekat dengan pusat kota atau pusat pemerintahan kecamatan.

2. Perhitungan tingkat akurasi interpretasi penggunaan lahan Citra Quickbird tahun 2010 dan tahun 2014 diperoleh akurasi seluruh pemetaan sebesar 100,00%.

Dari Kesimpulan yang diperoleh, disarankan :

1. Diperlukan ketelitian dan kesabaran baik pada saat melakukan digitasi ataupun pada saat melakukan identifikasi pada citra.

2. Bagi pemerintah perlu memperhatikan dan meninjau kembali perubahan penggunaan

lahan yang terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari sehingga tidak menyebabkan dampak negatif untuk lingkungan dan masyarakat sekitar. 3. Baik para pengembang maupun

penduduk individu diharapkan membangun rumah tidak pada lahan yang masih produktif agar tanah pertanian tidak semakin sempit.


(32)

7 DAFTAR PUSTAKA

Budiharjo, Eko.1993. “Kota Berwawasan Lingkungan”. Penerbit Alumni. Bandung. Darma, 2009. “Karakteristik Kota

permukiman di wilayah pinggiran Jakarta tahun 1991- 2007”.Skripsi. Depok.

Dewi, Lestari Winda. 2011. Analisa Perubahan Penggunaan Lahan

Wilayah Pesisir Desa Tanjung Rejo Kecamatan

Percut Sei Tuan (1990-2011). Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Dewianti,Eka Sri. 2014. “Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan Menggunakan Citra Landsat Tahun 2000-2013.Skripsi. Universitas Negeri Medan. Firdianti, Sri.2010. ”Perkembangan Permukiman Penduduk di Kecamatan Ngemplak 2007”. Kabupaten Boyolali Tahun 1997- Skripsi. Surakarta. Gani, Tunggul hermansyah. 2004.

“Perubahan Pola Pengunaan

lahan Kota Binjai

Berdasarkan Hubungan

Penggunaan Dengan

Pertumbuhan lahan

Penduduk”. Skripsi. Binjai. Hadi, B.Saiful.2012. “Perubahan penggunaan lahan kecamatan umbulharjo kota yogyakarta tahun 1987-1996 berdasarkan foto udara“. Skipsi. Yogyakarta.

Indarto. 2013. “Teori dan Praktek Penginderaan Jauh”. Penerbit

Andi. Yogyakarta.

Kementerian pekerjaan umum. 2012. Permukiman Dan SPPIP, Infrastruktur Perkotaan”. Dokumen Pematangsiantar.

Leonataris, Citra. 2012. “Analisis pola perubahan penggunaan lahan dan perkembangan wilayah dikota bekasi”. Skipsi

.Bekasi.

Muta’ali, Lutfi.2013. “Penataan Ruang Wilayah dan Kota (Tinjaun Normatif – Teknis)”. Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Moeljarto, T.1987. “Politik Pembangunan - Sebuah Analisis Konsep, Arah dan Strategi”. Tiara Wacana Yogayakarta.

Ndraha, Taliziduhu.2003. “Pembangunan Masyarakat” mempersiapakan masyarakat tinggal landas. Rineka Cita. Jakarta.

Prahasta, Eddy. 2014. “Sistem Informasi Geografis”. Informatika. Bandung.

Pramudji, S.1985. “Pembinaaan Perkotaan di Indonesia”. Bina Aksara. Jakarta.

Rumiris . 2008. “Analisis perubahan penggunaan lahan dan land rent antara pertanian dengan non pertanian di kecamatan dramaga- kabupaten bogor”. Skripsi. Bogor.

Sastra, Suparno.2005. “Perencanaan

dan Pengembangan

Perumahan”.Penerbit Andi. Yogyakarta.

Sugiharto.2010. “Pembangunan dan Pengembangan Wilayah”. Usu Press. Medan.

Siahaan, Alexsandro. 2011. “Analisis pengaruh pembangunan perumahan terhadap siantar pengembangan wilayah kecamatan marimbun kota pematangsiantar”. Skripsi. Pematang Siantar.


(1)

2 PENDAHULUAN

Pembangunan sangat diperlukan untuk kelanjutan hidup manusia. Kemajuan pembangunan di suatu wilayah sejalan dengan peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk yang diiringi meningkatnya standar kualitas dan kuantitas kebutuhan hidup. Dampak dari peningkatan standar kualitas dan kuantitas hidup tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan ketersediaan fasilitas. Perubahan penggunaan lahan yang merubah tata guna lahan terjadi dalam upaya memenuhi kebutuhan penggunaan fasilitas tersebut.

Makin banyaknya penduduk kota akibat pertumbuhan alami maupun migrasi berimplikasi pada makin besarnya tekanan penduduk atas lahan kota, karena kebutuhan lahan untuk tempat tinggal mereka dan lahan untuk fasilitas-fasilitas lain sebagai pendukungnya yang semakin meningkat. Hal ini menjadi persoalan besar bagi perencana, pengelola kota maupun penduduk sendiri.

Densifikasi merupakan proses dari bertambahnya luasan permukiman. Proses pertambahan luas permukiman ini terlihat dari bertambahnya luasnya wilayah permukiman yang terjadi dari waktu ke waktu. proses densifikasi akan terus terjadi seiring peningkatan kebutuhan akan lahan, khusunya di daerah perkotaan semakin nampak terutama lahan sebagai wadah untuk menampung kegiatan manusia maupun sebagai wadah untuk bermukim, melihat pesatnya perkembangan kota Pematangsiantar. Ketersediaan lahan untuk pembangunan permukiman baru (Eks HGU) Backlog rumah mencapai 6.593 unit pada tahun 2008. ini

terjadi karena lahan permukiman yang berpusat di pusat kota Pematangsiantar terbatas sedangkan

jumlah penduduk yang

membutuhkan hunian terus meningkat, mengakibatkan tingkat kepadatan penduduk dan bangunan yang tinggi (66% penduduk berada di pusat kota) sementara terdapat lahan kosong di bagian utara (Kecamatan Siantar Martoba) dan barat kota (Kecamatan Siantar Sitalasari). (Dokumen SPPIP Kota Pematangsiantar :2012)

Perkembangan permukiman di Kota Pematangsiantar semakin tahun tentunya semakin bertambah maka dari itu peneliti ingin melihat seberapa besar perkembangan permukiman yang ada berdasarkan analisis dengan menggunakan citra

QuickBird. sehingga masalah yang melatar belakangi penelitian ini adalah bagaimana perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari dan bagaimana tinggkat akurasi interpretasi citra QuickBird

dengan dilapangan dalam mengkaji perkembangan permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari. dari hasil pengolahan data tersebut akan didapat informasi perkembangan perumahan dan kawasan permukiman periode 5 (lima) tahun untuk jangka menengah di Kecamatan Siantar Sitalasari berdasarkan perbandingan citra Kecamatan Siantar Sitalasari tahun 2010 dan tahun 2015 dalam bentuk peta dengan mengintegrasikan teknik penginderaan jauh dan SIG.

METODOLOGI

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit penggunaan lahan permukiman yang tampak dan


(2)

3 dapat dikenali pada citra wilayah Kecamtan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar dan sekaligus menjadi sampel (total Sampling). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumenter, yakni menyaring dan menganalisis data sekunder dari berbagai Instansi berupa data dalam bentuk tabel dan peta.

Teknik interpretasi, yakni kegiatan mengolah data yang ada sehingga menghasilkan informasi yang baru berupa citra satelit yang akan diuji keakuratannya. Teknik observasi, yakni untuk mengetahui fenomena visual yang ada, meliputi pemanfaatan ruang yang digunakan sebagai areal permukiman.

Teknik analisis, yakni kegiatan menginterpretasi ulang berupa overlay peta sebelum dan sesudah yang akan menghasilkan peta terbaru. Bahan dan alat yang digunakan adalah citra quickbird

tahun 2010 dancitra quickbird tahun 2015, serta peta yang bersumber dari

google earth pro 7.1.2.2019, peta administrasi, seperangkat komputer dengan software ArcGIS 10.1, GPS, kamera. Pada masing-masing citra

quickbird tersebut dilakukan koreksi geometrik yang bertujuan untuk memperbaiki kesalahan posisi atau letak objek yang terekam pada citra. Tahap selanjutnya adalah klasifikasi penggunan lahan. Perhitungan luas daerah penelitian dilakukan pada perangkat komputer pada software ArcGIS 10.1 dengan pengkoreksian peta menggunakan sistem grid UTM (Universal Transverse Mercator). Selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yakni menyajikan data-data hasil observasi dan data sekunder berupa peta hasil citra quickbird tahun 2010 dan tahun 2015.

HASIL PENELITIAN

Analisis Interpretasi Citra Quickbird

Berdasarkan hasil interpretasi Citra Quickbird tahun 2010 dan tahun 2015 yang telah di digitasi, menunjukkan perkembangan luas lahan permukiman adanya peningkatan selama lima tahun yaitu seluas 45,57 hektar yaitu penjumlahan Keseluruhan dari perkembangan jumlah areal permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari. Adapun hasil pengecekan titik sampel yang telah dilakukan di lapangan sebanyak 25 titik. Titik sampel yang sesuai dengan hasil interpretasi dan mengalami Perkembangan Permukiman sebanyak 25 titik sehingga diperoleh nilai akurasinya sebesar 100,00%.

Penggunaan Lahan Permukiman

tahun 2010

Hasil dari interpretasi Citra

Quickbird tahun 2010 luas

Permukiman yang ada di Kecamatan Siantar Sitalasari adalah sekitar 233,29 hektar dari luas keseluruhan Kecamatan Siantar Sitalasari dan pada tahun 2015 luas Permukiman mengalami peningkatan luas menjadi 278,84 hektar dari luas keseluruhan Kelurahan Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu 2.272,22 hektar. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa luas Permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari pada tahun 2010 seluas 233,29 hektar, telah mengalami alih fungsi lahan hingga tahun 2015 yaitu seluas 45,57 hektar sehingga menjadi 278,84 hektar.


(3)

4 Tabel 1. Penggunaan Lahan Permukiman di Daerah Penelitian Tahun 2010

No Nama Kelurahan

Luas (Ha)

Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5.

Kelurahan Bah Kapul Kelurahan Setia Negara Kelurahan Bukitshofa Kelurahan Bah Sorma Kelurahan Gurilla

84,35 61,24 52,91 23,52 11,25

36,16 26,25 22,31 10,08 4,82

Jumlah 233,29 100,00

Sumber: Data Olahan, 2010

Gambar 1. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010

Hasil interpretasi permukiman pada Citra Quickbird

menunjukkan bahwa luasan lahan permukiman Kecamatan Siantar Sitalasari untuk tahun 2015 adalah seluas 278,84 Ha.

Tabel 2. Penggunaan Lahan Permukiman di Daerah Penelitian Tahun 2015

No Nama Desa Luas (Ha)

Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5.

Kelurahan Bah Kapul

Kelurahan Setia Negara Kelurahan Bukitshofa Kelurahan Bah Sorma Kelurahan Gurilla

101,10 76,70 56,75 26,39 17,90

36,25 27,50

20,35 9,46 6,42

Jumlah 278.84 100,00

Sumber: Data Olahan, 2015

Dari tabel diatas terlihat, bahwa pada tahun 2015 luasan lahan Permukiman yang terbanyak adalah di Kelurahan Bah Kapul dengan luas 101,10 hektar, kemudian Setia Negara seluas 76,70 hektar, Bukit Shofa seluas 56,75 hektar, dan luas lahan Permukiman Kelurahan Gurilla seluas 17,90 hektar.

Gambar 2. Peta Penggunaan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2015


(4)

5

Perubahan Penggunaan Lahan

Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010 dan Tahun 2015

Dari hasil interpretasi citra yang telah diinterpretasi dan di-overlay dengan menggunakan aplikasi ArcGIS 10.1, maka dapat dilihat perbedaan jenis perubahan penggunaan lahan dari tahun 2010 dan tahun 2015, yaitu : Permukiman pada tahun 2010 memiliki luas sebesar 233,29 hektar dan setelah terjadi perubahan penggunaan lahan permukiman mengalami peningkatan luas areal yaitu menjadi 278.84 dengan luas perubahan penggunaan lahan sebesar 45,57 hektar yang masing-masing perubahannya dari lahan terbuka menjadi Permukiman, lahan Sawah menjadi Permukiman dan lahan Pertanian menjadi permukiman. dalam penelitian ini penulis mengambil jenis penggunaan lahan Permukiman di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu semua Perubahan lahan permukiman.

Tabel 3. Perubahan Luas Permukiman Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010 – 2015

Sumber: Hasil Analisis Citra Satelit tahun 2010 dan tahun 2015

Gambar 3. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Siantar Sitalasari Tahun 2010-2015.

No Kelurahan

Luas Lahan Permukiman Perkembangan Luas Lahan Permukiman

Ket. Tahun 2010 Tahun

Hektar % Hekt

ar % Hektar % 1.

2. 3. 4. 5.

Bah Kapul Setia Negara

Gurilla Bukit Shofa

Bah Sorma

84,35 61,24 11,25 52,91 23,52

36,16 26,25 4,82 22,31 10,08

101,10 76,70 17,90 56,75 26,39

36,25 27,50 6,42 20,35

9,46

16,74 15,46 6.65 3,84 2.86

36,74 33,92 14,60 8,43 6,29

Tinggi Tinggi Sedang Rendah Rendah Jumlah 233,29 100 278,86 100 45,57 100


(5)

6 KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. perkembangan luas lahan permukiman penduduk menunjukan adanya peningkatan selama lima tahun terakhir terhitung sejak tahun 2010 sampai 2015 yaitu seluas 45,57 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi peningkatan terdapat di Kelurahan Bah Kapul yaitu seluas 16,74 hektar dari 84,35 hektar menjadi 101,10 hektar. Sedangkan perkembangan permukiman yang terkecil terdapat di Kelurahan Bah Sorma dengan peningkatanya seluas 2,86 hektar dari 23,52 hektar menjadi 26,39 hektar. Perkembangan permukiman yang paling banyak terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari yaitu di K elurahan Bah Kapul terdapat pada lokasi- lokasi yang dekat dengan jaringan perhubungan atau jalan, baik yang dekat dengan pusat kota atau pusat pemerintahan kecamatan.

2. Perhitungan tingkat akurasi interpretasi penggunaan lahan Citra Quickbird tahun 2010 dan tahun 2014 diperoleh akurasi seluruh pemetaan sebesar 100,00%.

Dari Kesimpulan yang diperoleh, disarankan :

1. Diperlukan ketelitian dan kesabaran baik pada saat melakukan digitasi ataupun pada saat melakukan identifikasi pada citra.

2. Bagi pemerintah perlu memperhatikan dan meninjau kembali perubahan penggunaan

lahan yang terjadi di Kecamatan Siantar Sitalasari sehingga tidak menyebabkan dampak negatif untuk lingkungan dan masyarakat sekitar. 3. Baik para pengembang maupun

penduduk individu diharapkan membangun rumah tidak pada lahan yang masih produktif agar tanah pertanian tidak semakin sempit.


(6)

7 DAFTAR PUSTAKA

Budiharjo, Eko.1993. “Kota Berwawasan Lingkungan”. Penerbit Alumni. Bandung. Darma, 2009. “Karakteristik Kota

permukiman di wilayah pinggiran Jakarta tahun 1991- 2007”.Skripsi. Depok.

Dewi, Lestari Winda. 2011. Analisa Perubahan Penggunaan Lahan

Wilayah Pesisir Desa Tanjung Rejo Kecamatan

Percut Sei Tuan (1990-2011).

Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Dewianti,Eka Sri. 2014. “Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan Menggunakan Citra Landsat Tahun 2000-2013.Skripsi. Universitas Negeri Medan. Firdianti, Sri.2010. ”Perkembangan Permukiman Penduduk di

Kecamatan Ngemplak 2007”.

Kabupaten Boyolali Tahun 1997- Skripsi. Surakarta. Gani, Tunggul hermansyah. 2004.

“Perubahan Pola Pengunaan lahan Kota Binjai Berdasarkan Hubungan Penggunaan Dengan Pertumbuhan lahan Penduduk”. Skripsi. Binjai. Hadi, B.Saiful.2012. “Perubahan penggunaan lahan kecamatan umbulharjo kota yogyakarta tahun 1987-1996 berdasarkan

foto udara“. Skipsi.

Yogyakarta.

Indarto. 2013. “Teori dan Praktek

Penginderaan Jauh”. Penerbit

Andi. Yogyakarta.

Kementerian pekerjaan umum. 2012. Permukiman Dan SPPIP, Infrastruktur Perkotaan”. Dokumen Pematangsiantar.

Leonataris, Citra. 2012. “Analisis pola perubahan penggunaan lahan dan perkembangan

wilayah dikota bekasi”. Skipsi

.Bekasi.

Muta’ali, Lutfi.2013. “Penataan

Ruang Wilayah dan Kota (Tinjaun Normatif –

Teknis)”. Badan Penerbit

Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Moeljarto, T.1987. “Politik

Pembangunan - Sebuah Analisis Konsep, Arah dan Strategi”. Tiara Wacana Yogayakarta.

Ndraha, Taliziduhu.2003.

“Pembangunan Masyarakat”

mempersiapakan masyarakat tinggal landas. Rineka Cita. Jakarta.

Prahasta, Eddy. 2014. “Sistem

Informasi Geografis”.

Informatika. Bandung.

Pramudji, S.1985. “Pembinaaan

Perkotaan di Indonesia”. Bina

Aksara. Jakarta.

Rumiris . 2008. “Analisis perubahan penggunaan lahan dan land

rent antara pertanian dengan non pertanian di kecamatan dramaga- kabupaten bogor”. Skripsi. Bogor.

Sastra, Suparno.2005. “Perencanaan dan Pengembangan

Perumahan”.Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Sugiharto.2010. “Pembangunan dan

Pengembangan Wilayah”.

Usu Press. Medan.

Siahaan, Alexsandro. 2011. “Analisis pengaruh pembangunan perumahan terhadap siantar pengembangan wilayah kecamatan marimbun kota

pematangsiantar”. Skripsi.


Dokumen yang terkait

Analisis Kualitas Lingkungan Permukiman Menggunakan Citra Quickbird di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta

0 4 5

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI CITRA Analisis Kualitas Lingkungan Permukiman Dengan Menggunakan Aplikasi Citra Penginderaan Jauh Tahun 2006 Dan 2010 Di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.

0 3 10

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Analisis Kualitas Lingkungan Permukiman Menggunakan Citra Quickbird Di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta.

0 1 12

PENDAHULUAN Analisis Kualitas Lingkungan Permukiman Menggunakan Citra Quickbird Di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta.

0 2 27

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Analisis Kualitas Lingkungan Permukiman Menggunakan Citra Quickbird Di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta.

0 1 12

ANALISIS KONDISI KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Analisis kondisi kualitas lingkungan permukiman menggunakan citra quickbird di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.

0 1 16

MENGKAJI HUBUNGAN KUALITAS PERMUKIMAN TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2010 Mengkaji Hubungan Kualitas Permukiman Terhadap Kesehatan Masyarakat Tahun 2010 Menggunakan Citra Quickbird Tahun 2008 Di Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen.

0 1 16

PENDAHULUAN Mengkaji Hubungan Kualitas Permukiman Terhadap Kesehatan Masyarakat Tahun 2010 Menggunakan Citra Quickbird Tahun 2008 Di Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen.

0 0 28

MENGKAJI HUBUNGAN KUALITAS PERMUKIMAN TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2010 MENGGUNAKAN Mengkaji Hubungan Kualitas Permukiman Terhadap Kesehatan Masyarakat Tahun 2010 Menggunakan Citra Quickbird Tahun 2008 Di Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen.

0 2 18

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD.

3 10 113