MENGKAJI HUBUNGAN KUALITAS PERMUKIMAN TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2010 MENGGUNAKAN Mengkaji Hubungan Kualitas Permukiman Terhadap Kesehatan Masyarakat Tahun 2010 Menggunakan Citra Quickbird Tahun 2008 Di Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen.

MENGKAJI HUBUNGAN KUALITAS PERMUKIMAN TERHADAP
KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2010 MENGGUNAKAN
CITRA QUICKBIRD TAHUN 2008 DI KECAMATAN SRAGEN
KABUPATEN SRAGEN

PUBLIKASI ILMIAH
Program Studi Geografi

Diajukan Oleh :
Mahayu Istiningtyas Kurniasari
NIRM : E 100 110 036

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

ii

iii

ASSESSING THE RELATIONS BETWEEN QUALITY OF SETTLEMENT

AND THE USE OF PUBLIC HEALTH IN 2010 BY QUICKBIRD IMAGE IN 2008 IN
SRAGEN DISTRICT
MENGKAJI HUBUNGAN KUALITAS PERMUKIMAN
TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2010 MENGGUNAKAN
CITRA QUICKBIRD TAHUN 2008
DI KECAMATAN SRAGEN, KABUPATEN SRAGEN
By :
Mahayu Istiningtyas Kurniasari
E 100 110 036
ABSTRACT
The increase of the number of people in urban areas, which are not balance with land
availability will cause the appear of slums which are surely that the healthy side in the areas
is not feasible. The bad quality of the house will influence the condition of people health,
which the disease would be much more vulnerable to breed in this area. The purpose of this
paper is knowing effectiveness Quickbird imagery in presenting information relating to the
variable quality of the house and also determine the relationship between the quality of house
and public health in the District Sragen.
The development of GIS technology and Remote Sensing are growing rapidly,
providing convenience in reviewing the quality of the housing to public health. Where most
of the information used as a parameter can be extracted from Quickbird images with high

spatial resolution, with a proven high accuracy test reinterpretation. Results reinterpretation
own more than 75% of all the parameters used. The author used data processing techniques
by using overlay analysis with weighted tiered weighting method and the results of statistical
analysis of the data between quality of the housing conditions of people with health
conditions.
The final results obtained in this study in the form is a map of the quality of housing
in the district public health Sragen. Based on the results obtained by the quality level of
settlement is divided into three classes which are of good quality with an area of 2.059651
km ², the quality of housing was an area of 6.538122 km ² and poor quality housing with an
area of 1.027244 km ² Quality of the housing has been linked to the health of the rural
communities where the Karangtengah that have the largest poor quality, there is a 2.10 in
every 100 people with the disease. Based on the statistical test method that there is a
correlation between the quality of housing in the District Sragen with the health of the
community where the value of count 0,783 > 0,666 from table.
Keywords: Quickbird images, GIS and Remote Sensing, Housing Quality, Public Health
ABSTRAK
Tingginya keinginan masyarakat untuk tinggal di daerah perkotaan, yang tidak diimbangi
ketersediaan lahan yang cukup menyebabkan munculnya permukiman kumuh yang secara
kesehatan tidak layak digunakan. Budaya perilaku hidup sehat sangat diperlukan untuk
meningkatkan kualitas permukiman. Kualitas permukiman buruk akan mempengaruhi

kondisi kesehatan masyarakatnya, dimana penyakit akan jauh lebih rentan berkembangbiak
pada daerah ini. Tujuan dari penulisan ini diantaranya mengetahui kefektifan citra Quickbird
dalam menyajikan informasi variabel yang berkaitan dengan kualitas permukiman,

1

mengetahui hubungan kualitas permukiman terhadap kesehatan masyarakat di Kecamatan
Sragen.
Perkembangan teknologi SIG dan PJ yang berkembang dengan pesat, memberikan
kemudahan dalam mengkaji kualitas permukiman terhadap kesehatan masyarakat. Dimana
sebagian informasi yang digunakan sebagai parameter dapat disadap dari Citra Quickbird
yang memiliki tingkat resolusi spatial yang tinggi, dengan dibuktikan uji ketelitian
reinterpretasi. Hasil reinterpretasi sendiri diatas 75 % dari seluruh parameter yang digunakan.
Teknik pengolahan data yang digunakan penulis yaitu menggunakan analisis overlay dengan
metode pembobotan berjenjang tertimbang serta analisis uji statistik dengan metode korelasi
Pearson (product moment correlation). Uji statistik digunakan untuk mengetahui hubungan
antara kualitas permukiman terhadap kesehatan masyarakatnya.
Hasil akhir yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu berupa peta kualitas
permukiman terhadap kesehatan masyarakat di kecamatan Sragen. Berdasarkan hasil yang
diperoleh tingkat kualitas permukimannya dibagi kedalam tiga kelas yaitu kualitas baik luas

wilayah 2,06 km² dengan persentase 21,46%, kualitas permukiman sedang luas wilayah 6,54
km² dengan persentase 68,02% serta kualitas permukiman buruk luas wilayah hanya 1,03
km² dengan persentase 10.63 %. Berdasarkan hasil uji statistik dengan metode korelasi
bahwa terdapat hubungan positif antara kualitas permukiman di Kecamatan Sragen terhadap
kesehatan masyarakatnya dimana nilai r hitung 0,783 > dari r tabel 0,666. Hubungan positif
ini memiki arti bahwa semakin baik kondisi tingkat kualitas permukimannya maka tingkat
kesehatan masyarakatnya akan semakin baik.
Kata Kunci: Citra Quickbird, SIG dan PJ, Kualitas Permukiman, Kesehatan Masyarakat
PENDAHULUAN

perhatian

Pertambahan jumlah penduduk yang sulit

fenomena yang terjadi di daerah perkotaan.

dikendalikan menyebabkan kebutuhan akan

Berdasarkan


lahan

diperlukan

untuk

berkurang.

permukiman

Kondisi

mempengaruhi

inilah

semakin
yang

munculnya


akan

pemerintah

sedikit
data-data

untuk

mengatur

gambaran
yang

diatas,

akurat

dan


informasi spasial yang berkaitan dengan

lokasi-lokasi

permasalahan

permukiman

untuk

permukiman yang tidak terarah, baik secara

mengatasinya. Data spasial diperlukan untuk

kualitas

menunjukkan

maupun


peraturan

pemerintah.

Permasalahan kualitas suatu permukiman

(berkoordinat)

sangat

erat

letak

atau

posisi

permukiman


aktual
kumuh.

kaitannya

dengan

kondisi

Perkembangan SIG dan PJ yang semakin

masyarakat.

Jika

jumlah

pesat menjadi alternatif pemecahan masalah


permukiman kumuh di daerah perkotaan

spasial dengan cepat dan tepat. Salah satu

meningkat, maka kondisi masyarakatnya

nya yaitu memanfaatkan Citra Quickbird

akan sangat rentan terhadap jenis penyakit.

yang memiliki resolosi spasial yang tinggi

Penyakit tersebut dapat disebabkan oleh

dibandingkan

kondisi

lainyya.


kesehatan

lingkungan

permukiman

yang

kurang sehat. Masalah inilah harus menjadi

2

dengan

citra-citra

satelit

Kecamatan

Sragen

merupakan

ibukota

secara

administratif

kabupaten

Tingginya

Sragen,

jumlah

berpengaruh

pada

penduduk
angka

sangat
kepadatan

sehingga tingkat mobilitas serta kepadatan

penduduk serta kepadatan permukiman. Hal

penduduknya jauh lebih tinggi dibandingkan

inilah yang memicu munculnya lokasi-lokasi

dengan

di

kumuh yang rentan terhadap berbagai jenis

kabupaten Sragen. Fasilitas umum seperti

penyakit karena kondisi terbatasnya ruang

transportasi, pasar, toko, sekolah, rumah

lahan untuk permukiman. Sehingga sebagian

sakit serta pelayanan publik lainnya mudah

masyarakat memilih untuk membangun

di peroleh di kecamatan ini. Kondisi inilah

rumah seadanya dengan kondisi lingkungan

menjadi

yang kotor dan tidak terawat.

kecamatan

salah

lain

satu

yang

faktor

ada

pendorong

tingginya kepadatan penduduknya namun
Berdasarkan latar belakang permasalahan

tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan

diatas

untuk bermukim. Berdasarkan data Badan

hingga

tahun

2010

dalam

peningkatan

yang

cukup

berkaitan

3. Apakah terdapat hubungan antara kualitas

63,97 km². Tingkat pertambahan penduduk

mengalami

yang

spasial

di Kecamatan Sragen?

lebih 423 jiwa/km² dengan luas wilayah

tahun

informasi

2. Bagaimana kondisi kualitas permukiman

km² dan terendah di kecamatan Jenar kurang

setiap

diharapkan

dengan kualitas permukiman?

2.432 jiwa/km² dengan luas wilayah 27,27

Sragen

menyajikan

parameter-parameter

tertinggi di kecamatan Sragen kurang lebih

kecamatan

ini

1. Bagaimana keefektifan citra Quickbird

mencapai

883.464 jiwa, dengan tingkat kepadatan

di

penelitian

mampu menjawab permasalahan mengenai :

Pusat Statistik, jumlah penduduk kabupaten
Sragen

maka

permukiman terhadap kondisi kesehatan
masyarakat di Kecamatan Sragen?

signifikan. Berdasarkan data dari Badan

Tujuan penelitian :

Pusat Statistik pada tahun 2008 kecamatan

1. Menguji

ini mempunyai jumlah penduduk sebesar

keefektifan

citra

Quickbird

dalam menyajikan informasi parameter-

65.651 jiwa, pada tahun 2009 mengalami

parameter yang berkaitan dengan kualitas

peningkatan menjadi 65.816 jiwa dan data

permukiman.

data terbaru untuk tahun 2010 jumlah

2. Mengetahui

penduduknya mencapai 66.321 jiwa. Jumlah

kondisi

tingkat

kualitas

permukiman di Kec.Sragen Kab.Sragen.

penduduk ini merupakan jumlah penduduk

3. Mengetahui

total dimana meliputi angka kelahiran,

permukiman

kematian, imigrasi dan emigrasi.

hubungan
terhadap

kualitas
kesehatan

Masyarakat di Kec.Sragen Kab.Sragen.
3

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat

bobot yang berbeda. Besarnya nilai yang

dijadikan sebagai bahan masukan kepada

diberikan,

pemerintah

bahan

kecilnya tingkat pengaruh pada kualitas

suatu

permukiman. Untuk mengetahui tingkat

serta

pertimbangan

dalam

dijadikan
membuat

dipengaruhi

kebijakan dan rencana penataan ruang

kualitas

wilayah terutama di kecamatan Sragen.

parameter

yang

Manfaat

overlay.

Overlay

lain

yang

diperoleh

yaitu

terhadap

permukiman,

pemanfaatan informasi spasial dari sebuah

memperoleh

citra guna mengkaji informasi keterkaitan

permukiman.

maka

digunakan

seluruh
dilakukan

dilakukan

peta

besar

guna

tentativ

kualitas

masyarakat

dinilai

kualitas permukiman terhadap kesehatan
Kondisi

masyarakat.

berdasarkan banyaknya jumlah penderita

METODE PENELITIAN

penyakit,

Terdapat beberapa parameter yang dapat

penduduk.

parameter kesehatan lingkungan. Parameter

penulis

data

kualitas

menggunakan

analisis

statistik

dapat melihat hubungan antara variabel satu

parameter kesehatan lingkungannya dapat
daerah

dua

menggunakan metode korelasi. Metode ini

dan kondisi halaman permukiman. Untuk

potensi

Dari

hubungan diantara keduanya, dalam hal ini

kondisi jalan masuk atau aksesibilitasnya

dari

untuk

maka kita dapat melihat apakah terdapat

permukiman,

ukuran jalan masuk blok permukiman,

dilihat

digunakan

permukiman serta kesehatan masyarakat

fisik terdiri dari kepadatan permukiman,
pola

ini

(IR) atau angka kejadian penderita penyakit

permukiman yaitu parameter fisik dan

vegetasi,

data

menghitung besarnya nilai Incident Rate

digunakan untuk mengetahui kualitas suatu

kerapatan

kesehatan

dengan variabel lainnya.

banjirnya,

sanitasi, tempat pembuangan sampahnya,

Pengharkatan

dan kualitas air minumnya.

parameter

kualitas

permukiman yang digunakan.
Kepadatan permukiman
Secara matematis kepadatan permukiman

Metode yang digunakan yaitu pengharkatan
berjenjang tertimbang. Setiap parameter

dapat diketahui dengan :

yang digunakan akan memiliki nilai atau
=

Tabel 1 klasifikasi kepadatan permukiman
Harkat
Kepadatan permukiman
1
Rendah < 40 %
Sedang 40% - 60%

2

luas atap blok permukiman
x 100%
luas blok permukiman
keterangan
Baik
Sedang

4

Padat > 60%

3

Jelek

Sumber : Ditjen Cipta Karya, Der. PU dalam Raharjdo tahun 1989

Tabel 2 klasifikasi pola permukiman
Harkat

Keterangan

>50% (Teratur) Hampir seluruh rumah menghadap jalan, dan
bentuk rumah relatif seragam
25% - 50% (Semi teratur) Hampir semua rumah menghadap ke
jalan, dan bentuk rumah agak seragam.

1

Baik

2

Sedang

< 25% (tidak teratur) Sebagian rumah saja yang menghadap ke
jalan, dan bentuk rumah tidak seragam.

3

Buruk

Tata letak (pola permukiman )

Sumber : Suharyadi (2008, dalam sholihah 2010) dengan perubahan

Tabel 3 klasifikasi Lebar Jalan Masuk
Lebar jalan masuk

Harkat

Keterangan

1

Baik

4 m – 6 m Dapat dilalui 1 – 2 mobil

2

Sedang

< 4 m Dilalui 1 mobil atau kendaraan roda dua

3

Jelek

 6 m Dapat dilalui 2 – 3 mobil

Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU dalam Raharjdo tahun 1989

Tabel 4 Klasifikasi Aksesibilitas
Aksesibilitas

Harkat

Keterangan

> 50% Jalan diperkeras

1

Baik

25% - 50% Jalan diperkeras

2

Sedang

< 25% Jalan yang diperkeras

3

Jelek



Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU

Tabel 5 Klasifikasi kondisi halaman rumah
Kondisi halaman

Harkat

> 50 % dalam blok terdapat halaman rumah yang luas dan
terawat dengan baik.

1

Baik

< 50 % dalam blok terdapat halaman rumah sempit dan kurang
terawat dengan baik atau terdapat halaman rumah luas tidak
terawat.
Dalam blok tidak terdapat halaman rumah

2

Sedang

3

Jelek

Sumber : Djaka Marwasta (2001

Kerapatan Vegetasi / pohon pelindung
Secara matematis kerapatan vegetasi dapat diketahui dengan :
=

Keterangan

Seluruh luas tutupan pohon pelindung
x 100%
luas blok permukiman
5

Tabel 6 klasifikasi kerapatan vegetasi
Kerapatan Vegetasi

Harkat

Keterangan

50%

1

Baik

25 % - 50%

2

Sedang

< 25%

3

Jelek



Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU dalam Raharjdo tahun 1989

Tabel 7 klasifikasi Kualitas Air Minum
Persediaan air bersih

Harkat

Keterangan

Memenuhi > 50% dari keluarga yang ada pada unit pemetaan
menggunakan air dari PAM dan selebihnya menggunakan sumur
sebagai air bersih

1

Baik

Sedang 25% - 50% dari keluarga yang ada pada unit pemetaan
menggunakan air dari PAM dan selebihnya menggunakan sumur
sebagai sumber air bersih

2

Sedang

Kurang memenuhi < 25% dari keluarga yang ada pada unit
pemetaan menggunakan air dari PAM dan selebihnya
menggunakan sumur sebagai sumber air bersih

3

Jelek

Sumber : pedoman perencanaan lingkungan permukiman kota, DPU (1979 dengan perubahan) dalam praditina

Tabel 8 Klasifikasi penilaian sanitasi
Kondisi Sanitasi

Harkat

Keterang

Memenuhi Lebih dari 50% keluarga pada unit pemetaan memiliki
kakus /WC dilengkapi dengan sapitank atau terdapat saluran
pembuangan limbah rumah tangga dan berfungsi dengan baik.

1

an
Baik

Sedang 25% - 50% keluarga pada unit pemetaan memiliki kakus /WC
dilengkapi dengan sapitank atau terdapat saluran pembuangan limbah
rumah tangga dan berfungsi dengan baik.

2

Sedang

Kurang memenuhi Kurang dari 25% keluarga pada unit pemetaan
memiliki kakus /WC dilengkapi dengan sapitank atau terdapat saluran
pembuangan limbah rumah tangga tapi tidak berfungsi dengan baik.

3

Jelek

Sumber : pedoman perencanaan lingkungan permukiman kota, DPU (1979 dengan
praditina.

Tabel 9 Klasifikasi Tempat Pembuangan Sampah
Kondisi TPS
Harkat
Rutin terlayani fasilitas
1
Dibakar / dibuang disekitar
2
Di buang keselokan / sungai
3
Sumber : DPU (1987), socki ( 1993) dalam marwasta 2001

6

perubahan)

Keterangan
Baik
Sedang
Jelek

dalam

Tabel 10 Klasifikasi daerah genangan Banjir
Daerah Genangan banjir

Harkat

Keterangan

Sedikit / tidak pernah, jarak sungai >1 km

1

Baik

25%-50% wilayah mengalami banjir, jarak Sungai 0,5 km – 1 km

2

Sedang

3

Buruk

50% wilayah mengalami banjir, jarak sungai < 0,5km

Sumber : Ditjen cipta karya, Dep.PU, dalam Rahardjo tahun 1989

Tabel 11 Pembobotan parameter kualitas permukiman
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Parameter
Kepadatan permukiman
Pola permukiman
Lebar jalan masuk
Kondisi jalan masuk / aksesibilitas
Kondisi halaman
Jumlah pohon pelindung
Kualitas air minum
Sanitasi
Tempat pembuangan sampah
Daerah genangan banjir

Bobot
3
1
3
2
2
2
3
3
2
2

Sumber : DPU (1987) dalam Marwasta (2001) dengan perubahan

Parameter

diatas

digunakan

untuk

dibidang spasial atau keruangan. Salah satu

mengetahui kondisi kualitas permukiman di

aplikasi

Kec.Sragen,

melihat

mengetahui hubungan kualitas permukiman

tingkat kesehatan masyarakatnya di lihat

terhadap kesehatan masyarakat. Dalam hal

berdasarkan nilai IR nya. Incident Rate

ini diperlukan data-data spasial yang dapat

menunjukkan

dilakukan interpretasi menggunakan citra

penderita

sedangkan

untuk

perbandingan

terhadap

digunakan

yaitu

untuk

jumlah

Quickbird. Citra ini dipilih karena resolusi

penduduk di wilayah tersebut. Perhitungan

spasial yang tinggi yaitu 2,44 meter dengan

Incident Rate dapat menggunakan formula

cakupan wilayah 165km x 165km. Local

dibawah ini :

knowledge (pengetahuan daerah sekitar)

K:

penyakit

banyaknya

yang

juga sangat berperan dalam melakukan

�ℎ

� � � �
� �

konstanta
100
atau
1000
�ℎ

penyadapan informasi pada citra Quickbird.
Tingkat kevalidtan data yang diperoleh pun

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan teknologi di bidang SIG dan

akan

PJ

daerah kajian interpretasi. Dalam hal ini

yang

semakin

pesat,

berbeda

hasilnya

dibandingkan

dengan interpreter yang kurang memahami

memberikan

kemudahan kita dalam melakukan analisis

perlu
7

dilakukan

reinterpretasi

obyek,

dengan melakukan cek lapangan sekaligus

tingkat kualitas permukiman baik sebesar

uji ketelitian terhadap hasil interpretasi. Uji

2,059651 km², dengan tingkat persebaran

ketelitian sangat diperlukan apakah telah

hampir sebagian besar didominasi pada

sesuai hasil interpretasi dengan kondisi

wilayah perkotaan seperti Sragen wetan,

sebenarnya dilapangan. Berdasarkan hasil

Sragen tengah dan Sragen kulon. Meskipun

dari uji ketelitian diperoleh tingkat ketelian

daerah

interpretasi

permukimannya

seluruh

yang

cukup

parameter

baik

yang

dimana

digunakan

perkotaan,

dibandingkan

tingkat

jauh
pada

kualitas

lebih

daerah

baik

perdesaan.

ketelitian interpretasi diatas 75%.

Dikarenakan kondisi fisik permukiman

Tabel 12 uji ketelitian

serta kondisi kesehatan lingkunggannya

Parameter
Kepadatan permukiman
Pola permukiman
Lebar jalan masuk
Kondisi jalan masuk
aksesibilitas
Kondisi halaman
Jumlah pohon pelindung
Kualitas air minum
Sanitasi
Tempat
pembuang
sampah
Daerah genangan banjir

telah memenuhi sarat kualitas permukiman

Uji ketelitian
89 %
80%
83,3%
75%

yang baik. Untuk kualitas permukiman
buruk memiliki luas 1,027244 km², hampir
sebagian besar kualitas permukiman buruk
berada pada daerah bantaran sungai, baik

82,3%
84,21%
85,7%
90%
93,3%

yang berada didaerah perkotaan maupun
perdesaan.
Terdapat

beberapa

faktor

yang

menyebabkan pernukiman yang ada pada
100%

daerah bantaran sungai, memiliki kualitas

Hasil analisis Kondisi kualitas permukiman

permukiman

sragen menggunakan citra Quickbird dan

kesehatan

survey lapangan

diperoleh tiga kelas

menuhi sarat kesehatan, dimana sampah

kualitas permukiman yaitu kelas baik,

dibuang ke sungai, limbah-limbah rumah

sedang dan buruk. Kualitas sedang jauh

tangga

lebih mendominasi yaitu dengan luas

terkadang terdapat beberapa rumah yang

wilayah

Kualitas

masih buang air besar di sungai, kondisi ini

permukiman sedang menyebar di seluruh

menyebabkan beberapa bakteri penyakit

wilayah mulai dari desa Sine, Sragen kulon,

dapat berkembang biak dengan baik di

Sragen tengah, Sragen wetan, Nglorog,

wilayah ini. Sebagai contoh wilayah yang

Karangtengah, Tangkil, dan Kedungpit.

berada

Presentase luas wilayah yang mempunyai

Teguhan, Kauman, Batu, Pecing), bantaran

6,538122

Km².

yang

lingkunganya

dialirkan

pada

kali mungkung.
8

buruk.

ke

bantaran

Kondisi

yang

sungai

kali

kurang

bahkan

garuda

(

Fenomena yang cukup menarik untuk

wilayah kelurahan Sragen kulon, Sragen

diamati mengenai kualitas permukiman di

tengah dan Sragen Wetan hampir sebagian

Kec.Sragen yaitu agihan spasial kualitas

besar kualitas baik berada di wilayah ini.

permukimannya. Dimana pada daerah yang

Meskipun berda dipusat-pusat kota kab

berada di dekat kantor desa/kelurahan,

Sragen tingkat kualitas permukimannya

fasilitas-fasilitas umum memiliki tingkat

sangat layak untuk di huni.

kualitas yang cukup baik. Sebagai contoh

Gambar 1 Peta Kualitas Permukiman Kec.Sragen
9

Tabel 14 Perhitungan Incident Rate (IR) untuk seluruh penyakit
Desa
Jumlah
Total angka
IR
penduduk
5649

Sine

Keterangan

kesakitan
87

1,54

Sedang

Sragen kulon

15524

120

0,77

Rendah

Sragen tengah

7761

121

1,56

Sedang

Sragen wetan

14564

133

0,91

Rendah

Nglorog

6282

60

0,96

Rendah

Karang tengah

5333

112

2,10

Tinggi

Tangkil

4781

77

1,61

Rendah

Kedungpit

5922

78

1,32

Sedang

Berdasarkan hasil kalsifikasi IR untuk total

dan yang terakhir desa Karang tengah masuk

seluruh jenis penyakit diatas, maka dapat

kedalam kelas tinggi. Nilai IR di sini

diketahui

kesehatan

menunjukkan banyaknya penderita dalam

masyarakat Kecamatan Sragen yang cukup

100 penduduk di setiap desa, semakin besar

berfariasi. Dimana empat desa masuk

nilai

kedalam kelas rendah yaitu desa Sragen

kesehatanya buruk. Sebagai contoh untuk

Kulon, Sragen Wetan, Nglorog dan Tangkil.

desa Sine dimana nilai IR nya 1,54,

Untuk desa Sine, Sragen tengah dan

sehingga disetiap 100 penduduk terdapat

Kedungpit masuk kedalam kelas sedang,

1,54

tingkat

kondisi

IR

nya

maka

orang

kondisi

tingkat

penderita.

Tabel 14 Persentase kualitas permukiman dan kondisi kesehatan masyarakat di kecamatan
Sragen ( Incident Rate jumlah total penyakit)
Desa
Baik %
Sedang
Buruk %
Incident Rate
Kelas Incident
%

(IR)

Rate (IR)

Sine

11,55

65

19,78

1,54

2

Sragen kulon

35,31

65

0

0,77

1

Sragen tengah

42,78

54

1,71

1,56

2

Sragen wetan

43,32

51

5,26

0,91

1

Nglorog

14,13

78

4,69

0,96

1

Karang tengah

8,28

68

24,19

2,10

3

Tangkil

0,78

86

13,88

1,61

1

Kedungpit

0,27

84

15,37

1,32

2

10

Kondisi kualitas permukiman di kecamatan

sedang. Jika dilihat dari kondisi kualitas

Sragen lebih di dominasi pada kelas sedang,

permukimannya,

dimana dapat diartikan kualitas permukiman

memiliki persentase kualitas permukiman

di kecamatan ini masih sangat layak untuk

buruk cukup fariatif. Dimana untuk desa

di huni dan digunakan sebagai daerah

Sine dan Kedungpit diatas 15%, tetapi untuk

permukiman. Untuk wilayah kota seperti

Kelurahan

kelurahan Sragen kulon, Sragen tengah, dan

permukiman buruknya hanya 1,71%. Dari

Sragen wetan masih banyak terdapat blok-

hasil ini Kelurahan Sragen tengah dapat

blok

diketahui

permukiman

dengan

kualitas

ketiga

Sragen

bahwa,

wilayah

tengah

ini

kualitas

antara

kualitas

kondisi

kesehatan

permukiman bagus kurang lebih diatas 35%

permukiman

dari blok permukiman yang ada, meskipun

masyarakatnya tidak terdapat hubungan, hal

tingkat kepadatannya tinggi.

ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

dengan

Secara umum kondisi kesehatan masyarakat
Kondisi kualitas permukiman yang bagus

tidak hanya dipengaruhi oleh faktor fisik

akan di tunjang dengan kondisi kesehatan

dari permukiman saja namun pola hidup

masyarakatnya yang bagus pula, dimana

sehat pun juga sangat berpengaruh dalam

dapat di buktikan dengan nilai Icident Rate

menentukan kondisi kesehatan masyarakat.

(IR). Berdasarkan dari hasil peta kualitas
permukiman desa Karangtengah, merupakan

Kelurahan Sragen Kulon, Sragen wetan,

salah satu desa yang mempunyai luas

Nglorog dan Desa Tangkil mempunyai nilai

kualitas permukiman terburuk paling besar

IR rendah serta kualitas permukiman buruk

yaitu mencapai 24,19%. Hal ini di buktikan

cukup kecil dibawah 6% kecuali untuk desa

pula dengan hasil nilai IR untuk jumlah

Tangkil mencapai 13,88%. Kondisi desa

seluruh penyakit, dimana dalam setiap 100

Tangkil hampir sama dengan kondisi Sragen

penduduk di desa ini terdapat 2,10 penderita.

Tengah, dimana kualitas permukiman tidak

Untuk nilai IR 2,10 sudah masuk kedalam

memiliki

kelas tinggi. Sedangkan untuk desa Sine,

kesehatan

Kedungpit dan kelurahan Sragen Tengah,

kesehatan masyarakat disini dapat bersifat

dan mempunyai nilai IR dengan kelas

relatif, dimana pada sebagian masyarakat

dimungkinkan ketika dirinya sakit tidak

membandingkan dua data dalam tabel,

melaporkan diri ke pusat kesehatan seperti

namun untuk memperoleh hasil yang valid

puskesmas sehingga tidak terdata. Analisis

perlu dilakukan uji statistik data.

kualitas permukiman terhadap kesehatan
masyarakat tidak sekedar dilihat dengan
11

keterkaitan

dengan

masyarakatnya.

kondisi
Kondisi

Tabel 15 Hasil uji statistik menggunakan

(tailed) = 0,037 lebih kecil dari nila alpha

metode korelasi

nya. Hasil uji statistik diatas menunjukkan

Presentase

Pearson

kualitas

Correlation

Presentase

Incide

hubungan yang kuat dimana dapat diartikan

kualitas

nt Rate

bahwa jika kualitas permukiman buruk

buruk

(IR)

1

0,783*

meningkat maka nilai Incident Rate (IR)
akan

meningkat

juga.

Seperti

telah

dipaparkan di depan bahwa IR digunakan

buruk
Sig. (2-tailed)

0,037

sebagai

masyarakat, semakin besar nilai IR maka

N

8

7

Incident

Pearson

0,783

1

Rate

Correlation

tingkat

7

kesehatan

tingkat

kesehatan

masyarakatnya

akan

rendah.

Sig. (2-tailed) 0,037
N

ukuran

7

Untuk meningkatkan kondisi kesehatan
Keterangan :

masyarakat yang baik maka beberapa hal

α

: 0,05

yang perlu dilakukan diaantaranya yaitu

Korelasi hitung

: 0,783

slalu menjaga kondisi kualitas lingkungan

n (banyaknya data)

:7

permukiman. Lingkungan yang nyaman dan

Korelasi tabel

: 0,666

sehat akan memunculkan perilaku hidup

Korelasi positif kuat : perhitungan korelasi

yang sehat pula, di mulai dari hal-hal yang

mendekati +1/sama dengan +1

kecil

Korelasi negatif kuat : perhitungan korelasi

tempatnya.

mendekati -1 / sama dengan -1
Tidak ada korelasi

: perhitungan korelasi

0 / sama dengan 0

Berdasarkan tabel

uji

statistik dengan

metode korelasi dapat diketahui bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara kualitas
permukiman tehadap kesehatan masyarakat.
Hal ini dibuktikan dengan melihat hasil uji
statistik bahwa korelasi (r) hitung lebih
besar dari r tabel dengan n = 7 , selain itu
kita juga dapat melihat dari nilai sig.2

12

seperti

membuang sampah pada

Gambar 2 Peta Analisis Hubungan Kualitas Permukiman terhadap
Kesehatan Masyarakat Kec.Sragen
kondisi

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

permukiman

kepadatan permukiman 89,2% , kerapatan

pada penelitian ini, maka dapat diambil

vegetasi

kesimpulan sebagai berikut :

80%,

lebar

jalan

masuk

lingkungan permukiman 83,3% , kondisi

1. Citra Quickbird memiliki tingkat resolusi

jalan masuk lingkungan permukiman

spatial yang tinggi, sehingga memberikan

75%, kondisi pola permukiman 82,3% ,

kemudahan interpretasi yang bersifat

kondisi halaman permukiman 84,21% ,

spatial. Khususnya menyadap informasi

untuk

kualitas

suatu wilayah, dengan hasil ketelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

variabel-variabel

tingkat

sanitasi 85,7% , kualitas air minum 90% ,

menentukan

daerah banjir 93,3% dan TPS 90%.
13

2. Kualitas

permukiman

di

kecamatan

1.Data

yang

digunakan

sebagai

Sragen masih layak digunakan dimana

pembanding antara kualitas permukiman

kualitas

terhadap kondisi kesehatan masyarakat

baik

mencapai

dengan

mencapai

luas

wilayah

2.059.651

m²,

hendaknya digunakan tahun yang sama,

kualitas sedang dengan luas wilayah

sehingga dapat diperoleh hasil yang valid.

6.538.122 m², serta kualitas buruk luas

2. Local knowledge (pengetahuan daerah

wilayahnya hanya 1.027.244 m² dengan

kajian) sangat di butuhkan seorang

agihan daerah bantaran sungai.

interpreter, agar informasi yang diperoleh
dapat sesuai dengan kondisi dilapangan

3. Kondisi kualitas permukiman memiliki
hubungan

terhadap

masyarakat,

hal

ini

meskipun

kesehatan

hubungan

positif

perlu

dilakukan

reinterpretasi pada saat cek lapangan.

ditunjukkan

3. Terdapat

berdasarkan hasil uji statistik bahwa
terdapat

nantinya

beberapa

parameter

yang

informasinya tidak dapat diperoleh dari

keduanya,

dimana nilai r hitung = 0,783 lebih besar

interpretasi

dari nilai r tabel = 0,666.

dilakukan cek lapangan baik dilakukan
dengan

B. SARAN

citra,

pengamatan

sehingga

visual

perlu

maupun

wawancara langsung kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2010. Kecamatan Sragen Dalam Angka 2009/2010, Data
Statistik. Kabupaten Sragen : Sragen
Bintarto. 1977. Interpretasi Foto Udara dan Study Kekotaan. Fakultas Geografi, UGM :
Yogyakarta
Bintarto. 1984. Interaksi Desa – Kota dan Permasalahanya. Penerbit Ghalia Indonesia :
Jakarta Timur
Budihardjo, Eko. 1984. Sejumlah Masalah Permukiman Kota . Penerbit alumni: Bandung.
Budi, Waluyo. 2009. Perubahan Orientasi Penggunaan Rumah Di Kelurahan Ngringi
Kecamatan Jaten Kabupaten karanganyar. Skripsi. Fakultas Geografi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta : Surakarta
Danoedoro, Projo. 1999. Pedoman Praktikum Penginderaan jauh Dasar. Yogyakarta:
Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada
Desmaniar, Lydia. 2009. Pemanfaatan Citra Quickbird Dan Sistem Informasi Geografi
Untuk Kualitas Permukiman Di Kecamatan Gondomanan Kota Yogyakarta. Tugas Akhir.
Fakultas Geografi, UGM : Yogyakarta
14

Dinkesbanggai.wordpres.com/2009/1/13 Tanggal akses 1 April 2011, Pukul 22.30
Haning, Romdiati, dkk. 2007. Mobilitas Penduduk Temporer di Permukiman Kumuh Kota
Surabaya : Pengelolaan dan Konteknya Terhadap Penataan Lingkungan. Jakarta: LIPI
Harahap , Barlin. 2007. Pemanfaatan Citra Quicbird Dan Sistem Informasi Geografi untuk
Pemetaan Kualitas Permukiman Di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta . Tugas Akhir.
Fakultas Geografi, UGM : Yogyakarta.
Hasyim, Fuad. 2010. Kajian Agihan Dan Prioritas Perbaikan Permukiman Kumuh Di
Kelurahan Kricak Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta . Skripsi. Fakultas Geografi,
UGM : Yogyakarta
Irianto, Agus. 2004. STATISTIK Konsep Dasar dan Aplikasinya . Prenada Media : Jakarta
Lillsand, T. M and R.W. Kiefer. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra .
Terjemahan.1990. Gadjah Madha University Press. Yogyakarta
Marwasta, Djaka. 2001. Perkembangan Permukiman Kumuh Di Kota Yogyakarta tahun 1970
– 2000. Tesis. Fakultas Geografi, UGM : Yogyakarta
Purwanto, Hery Taufik. 2007. Petunjuk Praktikum Sistem Penginderaan Jauh Non Foto.
Yogyakarta : Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada
Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Penerbit
Informatika Bnadung : Bandung
Pratidina, Eka Dety. 2004. Kajian Agihan Permukiman Kumuh Menggunakan Citra Satelit
Ikonos Di Kota Yogyakarta . Skripsi. Fakultas Geografi, UGM : Yogyakarta
Rahardjo. Noorhadi. 1989. Penggunaan Foto Udara Untuk Mengetahui Kualitas Lingkungan
Permukiman Di Kotamadya Magelang Dalam Hubungannya Dengan Kondisi Sosial
Ekonomi Penghuni. Thesis S2. Pascasarjana. UGM. Yogyakarta
Suharyadi, 2009. Bahan Ajar Analisis Data Dan Pemodelan Spatial. Yogyakarta : Fakultas
Geografi UGM.
Sutanto. 1995. Penginderaan Jauh Dasar . Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada :
Yogyakarta
Sholihah, Nisau Romandhona Fahrul. 2010 . Pemanfaatan Citra Satelit Quickbird Dan SIG
Untuk Mengkaji Hubungan Permukiman Kumuh Dengan Kondisi Kesehatan Lingkungan
Di Kecamatan Serengan Surakarta Kota Surakarta. Skripsi. Fakultas Geografi, UGM :
Yogyakarta
Spesifikasi Software ArcGIS. www. ENSRI. com Tanggal Akses 3 April Pukul 19.00
UPTD Puskesmas Kecamatan Sragen. 2010. Buku Laporan kesehatan Tahunan 2010.
Kabupaten Sragen
www. Sragen Kab. go.id
15

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SIANTAR SITALASARI TAHUN 2010 DAN TAHUN 2015 DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD.

0 5 32

ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PERMUKIMAN DENGAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN Analisis Hubungan Kualitas Permukiman Dengan Kondisi Kesehatan Masyarakat Di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta Berdasarkan Sistem Informasi Geografis.

0 6 17

ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PERMUKIMAN DENGAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN Analisis Hubungan Kualitas Permukiman Dengan Kondisi Kesehatan Masyarakat Di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta Berdasarkan Sistem Informasi Geografis.

0 5 14

KAJIAN HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PERMUKIMAN DENGAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN Kajian Hubungan Tingkat Kualitas Permukiman Dengan Kondisi Kesehatan Masyarakat Di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

0 2 14

KAJIAN HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PERMUKIMAN DENGAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN Kajian Hubungan Tingkat Kualitas Permukiman Dengan Kondisi Kesehatan Masyarakat Di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

0 3 20

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Analisis Kualitas Lingkungan Permukiman Menggunakan Citra Quickbird Di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta.

0 1 12

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Analisis Kualitas Lingkungan Permukiman Menggunakan Citra Quickbird Di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta.

0 1 12

ANALISIS KONDISI KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Analisis kondisi kualitas lingkungan permukiman menggunakan citra quickbird di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.

0 1 16

MENGKAJI HUBUNGAN KUALITAS PERMUKIMAN TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2010 Mengkaji Hubungan Kualitas Permukiman Terhadap Kesehatan Masyarakat Tahun 2010 Menggunakan Citra Quickbird Tahun 2008 Di Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen.

0 1 16

PENDAHULUAN Mengkaji Hubungan Kualitas Permukiman Terhadap Kesehatan Masyarakat Tahun 2010 Menggunakan Citra Quickbird Tahun 2008 Di Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen.

0 0 28