PERAHU SEBAGAI OBJEK UNTUK PENCIPTAAN KARYA FOTOGRAFI BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI FOTOGRAFI.

(1)

PERAHU SEBAGAI OBJEK UNTUK PENCIPTAAN KARYA

FOTOGRAFI BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI

FOTOGRAFI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NOVA ANUGRAH

NIM 2101151016

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi Negeri, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 27 Januari 2015

Nova Anugrah NIM. 2101151016


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi ini diajukan oleh Nova Anugrah, NIM 201151016 Jurusan Seni Rupa

Program Studi Pendidikan Seni Rupa / S1 Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan

Dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Medan, Januari 2015

Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. Khaerul Saleh, M.Sn NIP. 196210101993031002


(4)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini diajukan oleh Nova Anugrah, NIM 2101151016

Jurusan Seni Rupa

Program Studi Pendidikan Seni Rupa / S-1 Universitas Negeri Medan

Dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Panitia Ujian

Medan, Pebruari 2015 Ketua,

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum

NIP. 196412071991032002

Sekretaris

Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum NIP.19680708 1993031002


(5)

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Medan, Januari 2015

Tim Penguji :

Nama Tanda Tangan

1. Drs, Mangatas Pasaribu, M.Sn. 1. ____________ NIP. 195611101984031003

2. Drs. Anam Ibrahim, M.Pd. 2. ____________ NIP. 196006181989031001

3. Drs. Onggal Sihite, M.Si 3. ____________ NIP.196212271989031001

4. Drs. Khaerul Saleh, M.Sn 4._____________ NIP.196210101993031002


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur dan terima kasih yang setinggi-tingginya kehadirat Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dengan baik.

Dalam hal ini penulis menyusun Skripsi yang berjudul : Perahu Sebagai Objek Untuk Penciptaan Karya Fotografi Berdasarkan Prinsip-prinsip Komposisi Fotografi. Penulisan Skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Medan.

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Drs. Zulkifli, M.Sn selaku Wakil Dekan I Fakultas Bahasa dan Seni. 4. Drs. Basyaruddin, M.Pd selaku Wakil Dekan II Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

5. Dr. Daulat Saragi, M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Bahasa dan Seni Univesitas Negeri Medan

6. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa Unimed.

7. Drs. Mesra, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa Unimed

8. Drs. Onggal Sihite, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Penguji.


(7)

iii

9. Drs. Khaerul Saleh, M.Sn selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

10.Drs. Mangatas Pasaribu, M.Sn dan Drs. Anam Ibrahim, M.Pd Selaku Dosen Penguji dan Dosen Seni Rupa .

11.Seluruh Bapak / Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Seni Rupa, yang telah memberikan ilmu pengetahuannya yang sangat berharga selama ini di bangku perkuliahan.

12.Kedua orang tua dan adik saya, atas jasa-jasa dan dorongan yang diberikan selama ini.

13. Terakhir penulis ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa seperjuangan stambuk 2010 Jurusan Pendidikan Seni Rupa.

Demikian pengantar ini saya sampaikan, akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam penyusunan Skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Dengan segala kerendahan hati, saya mengharapkan kritik dan masukan dari semua pihak untuk kesempurnaan Skripsi ini dikemudian hari. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Medan, 27 Januari 2015 Penulis,

Nova Anugrah NIM. 2101151016


(8)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KERANGKA TEORI A. Kerangka Teoritis ... 6


(9)

v

2. Pengertian Komposisi ... 8

3. Sudut Pandang ( View Point ) ... 15

4. Lensa ... 16

5. Lensa Fix ... 18

6. Lensa Vario Focal ( zoom ) ... 18

7. Lensa Tele ... 19

8. Lensa Special ... 20

9. Lensa Mata Ikan ( fish eye lens ) ... 21

10. Lensa Makro ... 23

B. Kerangka Konseptual ... 30

BAB III METODE PENCIPTAAN A. Lokasi Penelitian/Penciptaan ... 31

B. Waktu Penelitian ... 31

C. Pemilihan Material, Alat dan Teknik ... 31

C.1. Material ... 32

C.2. Alat ... 32

D. Tahap Penciptaan ... 33

E. Tahap Perwujudan Karya ... 34


(10)

vi

G. Teknik Analisis Data ... 36

H. Instrumen Penelitian ... 39

I. Peta Konsep Penenlitian Penciptaan Fotografi ... 39

J. Narasumer Penilai ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 40

1. Pembahasan Karya ... 60

2. Hasil Penelitian ... 63

3. Temuan Penenlitian ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan ... 35

Tabel 3.2 Indikator Penilaian Unsur Kesatuan ( Unity ) ... 37

Tabel 3.3 Lembar Penilaian ... 37

Tabel 3.4 Indikator Penilaian Kecermelangan ... 37

Tabel 3.5 Indikator Penilaian Pengaturan Komposisi ... 38

Tabel 3.6 Indikator Penilaian Sudut Pandang ( View Poin ) ... 38

Tabel 3.7 Lembar Penilaian ... 38

Tabel 4.1 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 41

Tabel 4.2 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 43

Tabel 4.3 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 44

Tabel 4.4 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 46

Tabel 4.5 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 47

Tabel 4.6 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 48

Tabel 4.7 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 49

Tabel 4.8 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 50

Tabel 4.9 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 51

Tabel 4.10 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 52

Tabel 4.11 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 53


(12)

viii

Tabel 4.13 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 55

Tabel 4.14 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 56

Tabel 4.15 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 57

Tabel 4.16 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 58

Tabel 4.17 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 59

Tabel 4.18 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 60

Tabel 4.19 Lembar Penilaian Komposisi ( Rule of Third ) ... 61


(13)

ix

Daftar Gambar

Hal.

Gambar 2.1 Penempatan Foto Dalam Komposisi Rule of Third ... 10

Gambar 2.2 Penempatan Subjek Sebagai POI ... 11

Gambar 2.3 Subjek Burung Pada Komposisi Rule of Third ... 12

Gambar 2.4 Pola Komposisi Spiral Menyerupai Golden Section ... 13

Gambar 2.5 Komposisi Bidang 1/3 ( Rule of Third ) ... 13

Gambar 2.6 Komposisi Bidang 1/3 ( Rule of Third ) ... 14

Gambar 2.7 Komposisi Bidang 1/3 ( Rule of Third ) ... 14

Gambar 2.8 Ukuran Lensa Kamera Yang Bervariasi ... 17

Gambar 2.9 Lensa 18-35 mm ... 19

Gambar 2.10 Lensa 70-300 mm ... 19

Gambar 2.11 Mengarungi Lautan ... 20

Gambar 2.12 Sudut Pandang Berdasarkan Panjang Lensa ... 21

Gambar 2.13 Rumah Adat Toraja Sebagai Bentuk Perahu ... 26

Gambar 2.14 Foto Perahu Karya Nova Anugrah ... 30

Gambar 3.1 Camera DSLR Canon Eos 10D ... 32

Gambar 3.2 Lensa Canon 28-200 mm ... 32

Gambar 3.3 Memory CF ( Compact Flash ) 8 GB ... 33

Gambar 3.4 Peta Konsep Penelitian Penciptaan Karya ... 39

Gambar 4.1 Lensa 70-300 mm, focal length 18 mm ... 41

Gambar 4.2 Lensa 70-300 mm, focal length 90 mm ... 42

Gambar 4.3 Lensa 70-300 mm, focal length 28 mm ... 44

Gambar 4.4 Lensa 70-300 mm, focal Length 120 mm ... 46

Gambar 4.5 Lensa 70-300 mm, focal length 45 mm ... 47

Gambar 4.6 Lensa 70-300 mm, focal length 32 mm ... 48

Gambar 4.7 Lensa 70- 300 mm, focal Length 55 mm ... 49


(14)

x

Gambar 4.9 Lensa 15-88 mm, focal Length 24 mm ... 51

Gambar 4.10 Lensa 15-88 mm, focal Length 28 mm ... 52

Gambar 4.11 Lensa 15-88 mm, focal length 52 mm ... 53

Gambar 4.12 Lensa 15-88 mm, focal Length 18 mm ... 54

Gambar 4.13 Lensa 15-88 mm, focal Length 24 mm ... 55

Gambar 4.14 Lensa 70-300 mm, focal Length 100 mm ... 56

Gambar 4.15 Lensa 70-300 mm, focal Length 200 mm ... 57

Gambar 4.16 Lensa 70-300 mm, focal Length 165 mm ... 58

Gambar 4.17 Lensa 70-200 mm, focal Length 75 mm ... 59

Gambar 4.18 Lensa 70-200 mm, focal Length 75 mm ... 60

Gambar 4.19 Lensa 70-200 mm, focal Length 40 mm ... 61


(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 5.1 Lembar Pengamatan 1 ... 70

Lampiran 5.2 Lembar Pengamatan 2 ... 71

Lampiran 5.3 Lembar Pengamatan 3 ... 72

Lampiran 5.4 Lembar Pengamatan 4 ... 73

Lampiran 5.5 Lembar Data Hasil Penilaian Prinsip-prinsip Fotografi ... 74

Lampiran 5.6 Alat-alat Digunakan Dalam Penciptaan Foto Perahu ... 75


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perahu adalah salah satu alat transportasi bagi manusia yang berada di pesisir pantai atau di sepanjang aliran sungai, pinggiran danau, atau pantai. Untuk menggerakan perahu dengan menggunakan tenaga manusia yang secara beraturan dan bersama-sama sehingga mampu membawa perahu antara 2 sampai 20 orang. Ditinjau dari fungsinya perahu sebagai alat transportasi air untuk menuju ke suatu tempat yang sudah digunakan sejak ribuan tahun silam. Perahu juga sering menjadi simbol oleh berbagai suku etnik di nusantara. Bahkan menjadi bagian dari unsur kebudayaan dan perahu pun dijadikan bagian dari kehidupan mereka. ( Partanda Koestoro, 2010 : 77 )

Oleh karena itu fungsi ataupun keberadaan perahu sangatlah penting bagi kehidupan manusia, khususnya yang berada di sekitar perairan. Dari bentuknya pembuatan perahu lebih sederhana daripada membuat alat transportasi lainnya. Umumnya terbuat dari kayu berupa cerukan atau cekungan dari batang pohon yang dipahat pada bagian tengahnya hingga menjadi rongga yang terbuka pada sisi atasnya, dengan demikian maka batang pohon tersebut kemudian akan dapat mengapung dan ditumpangi manusia diatas air. Kini perahu-perahu tersebut telah mengalami bentuk yang lebih anggun seperti terdapatnya perbedaan bentuk haluan dan buritan. Lalu perahu-perahu tersebut dihiasi dengan berbagai warna maupun hiasan. Sebagaimana halnya yang dilihat dari sederetan perahu yang berada di pantai-pantai saat ini. Karena keindahan dari bentuk maupun warnanya,


(17)

2

maka perahu sering menjadi obyek fotografi. Keberadaan perahupun cenderung sebagai pelengkap (obyek) dari suasana pantai, danau, sungai sebagai bagian dari obyek wisata. Tidak heran jika melihat foto-foto perahu, orang melihat hanya terkesan pada alamnya, bukan perahunya padahal keberadaan perahu tersebutlah yang membuat alam terasa ramai untuk dikunjungi. Bahkan selain itu perahu tidak hanya dilihat sebagai alat transportasi, tetapi sebagai benda estetik dari pemandangan alam dan pantai. Meski banyak perahu diabadikan oleh fotografer, namun fotografi perahu umumnya disajikan sebagai pelengkap alamnya. Dengan pendekatan komposisi dan sudut pandang, fotografi obyek perahu dapat menjadi karya seni foto yang baik dan disertai dengan pengaturan pencahayaan (bukaan diafragma), kekuatan warna dengan pengaturan kecepatan (rana shutter), dan resolusi gambar dengan pengaturan ISO. Hal inilah yang menjadi inspirasi dan ketertarikan untuk melakukan penciptaan fotografi.

Prinsip-prinsip fotografi merupakan dasar pemotretan untuk menghasilkan kualitas sebuah gambar dan keindahan sebuah foto dengan pendekatan komposisi berupa pembagian bidang sepertiga (Rule of Third), serta pemilihan sudut pandang adalah sudut pandang seperti perspektif burung ( View eye bird ) yaitu pemotretan dari atas, perspektif kodok ( View eye frog ) yaitu pemotretan dari bawah objek.

Dengan demikian penelitian ini merupakan proses penciptaan fotografi dengan obyek perahu untuk menghasilkan foto-foto yang bernilai seni.


(18)

3

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Foto – foto perahu sebagai pelengkap (obyek) dari suasana pantai, danau, sungai dan sebagainya yang lebih mengutamakan aspek wisata daripada mengedepankan perahu sebagai subyek yang memiliki daya tarik sendiri. 2. Foto-foto perahu dijadikan sebagai pelengkap foto wisata dan bukan mengutamakan foto seni.

3. Foto-foto perahu umumnya kurang mengeksplorasi dengan pendekatan komposisi maupun sudut pandang.

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dan kemampuan teoritis maka penulis merasa perlu membatasi masalah guna memudahkan pemecahan masalah dalam penelitian ini.

Hal ini sesuai dengan pendapat Surakhmad ( 1982 : 36 ) yang menyatakan bahwa, sebuah masalah yang dirumuskan terlalu umum dan luas tidak pernah dipakai sebagai masalah penyelidikan. Oleh karena itu untuk untuk memayungi ruang lingkup penelitian ini, maka permasalahan pada penelitian ini dibatasi tentang bagaimanakah mengeksplorasi foto perahu dengan pengaturan komposisi dan sudut pandang.


(19)

4

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah diatas, maka dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah :

1. Bagaimanakah pemotretan perahu dengan pengaturan diafragma, kecepatan (Rana Shutter), kepekaan cahaya (ISO) ?

2. Bagaimanakah pengaturan komposisi untuk dapat menghasilkan foto perahu yang memiliki nilai seni ?

3. Bagaimana cara mendapatkan komposisi yang baik pada pemotretan perahu berdasarkan sudut pandang ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mendeskripsikan pemotretan perahu dengan pengaturan diafragma, kecepatan (Rana Shutter), kepekaan cahaya (ISO)

2. Mendeskripsikan pengaturan komposisi untuk dapat menghasilkan foto perahu yang memiliki nilai seni.

3. Mendeskripsikan cara mendapatkan komposisi yang baik pada pemotretan perahu berdasarkan sudut pandang.


(20)

5

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam bidang seni rupa terutama dibidang seni fotografi.

2. Bagi mahasiswa dapat memahami pengaturan komposisi yang sesuai dalam pemotretan perahu agar dapat menghasilkan foto yang terbaik. 3. Bagi mahasiswa dapat memahami pemilihan sudut pandang (view point)

yang sesuai dalam pemotretan perahu agar dapat menghasilkan foto yang terbaik.

4. Sebagai bahan referensi bagi kalangan akademis untuk memahami lebih jauh tentang hakikat pemotretan perahu.


(21)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa pada penelitian dilakukan pemotretan dengan objek perahu yang beraneka warna dan bentuk sehingga menghasilkan foto yang baik.

2. Bahwa kombinasi pengaturan diafragma dan speed menghasilkan nilai rata-rata sebesar 84% dengan kategori baik karena dapat menghasilkan detil serta ketajaman dan kecerahan pada foto yang baik. Bahkan dengan pengaturan diafragma dan speed menyempurnakan keindahan foto terlebih pada foto-foto yang menggunakan komposisi rule of third.

3. Bahwa pengaturan sudut pandang pada penelitian ini menghasilkan nilai rata-rata 94 % dengan kategori berhasil berdasarkan kriteria penilaian. 4. Bahwa prinsip-prinsip komposisi pada fotografi perahu dalam penelitian ini

menghasilkan nilai rata-rata 96% dengan kategori sangat baik karena menggunakan komposisi rule of third serta diafragma 5.6 dengan speed yaitu : 1/ 400, 1/320 detik dan speed 1/ 6400.

5. Waktu pemotretan perahu sebaiknya dilakukan 11: 21 WIB, dan cuaca dalam keadaan cerah ketika perahu sedang jalan.


(22)

66

6. Bahwa penyebab foto kurang menarik adalah karena pengambilan foto perahu dengan komposisi simetris artinya objek foto berada ditengah-tengah foto, yang menyebabkan foto terlalu statis dan monoton.

7. Bahwa diafragma dan Speed tidak sinkron foto kurang memuaskan. Seperti misalnya warna perahu menjadi pudar, foto menjadi Over atau Under yang menyebabkan foto terlalu kontras dan terlalu gelap.

B. Saran

1. Jika ingin menghasilkan foto perahu yang menarik diatas air, pilihlah perahu yang beraneka ragam letak perahu, bentuk dan warnanya, seperti dari yang kecil sampai yang besar serta memiliki warna yang beragam pula. Ambillah foto dari arah tujuan perahu kearah yang baik seperti pemotretan dengan sudut pandang rendah mulai dari haluan hingga buritan perahu, atau sebaliknya.

2. Jangan mengambil foto secara vertikal tapi ambillah foto landscape atau asimetris ( objek tidak selalu berada ditengah-tengah ).

3. Jangan biarkan arah pengambilan foto kurang pencahayaannya. Itu akan mengakibatkan foto akan tampak gelap dan kurang tajam (unshrap)

4. Untuk mendapatkan hasil karya foto yang lebih baik terhadap aspek komposisi yang diambil. Maka jangan memotong obyek tanpa memperhitungkan harmoni elemen komposisi antara yang satu dengan lainnya.


(23)

67

5. Dalam penciptaan karya ini, hendaknya menguasai sistem operasi pada kamera dengan baik sehingga dapat menciptakan sebuah karya foto yang unik dan menarik.


(1)

3

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Foto – foto perahu sebagai pelengkap (obyek) dari suasana pantai, danau, sungai dan sebagainya yang lebih mengutamakan aspek wisata daripada mengedepankan perahu sebagai subyek yang memiliki daya tarik sendiri. 2. Foto-foto perahu dijadikan sebagai pelengkap foto wisata dan bukan mengutamakan foto seni.

3. Foto-foto perahu umumnya kurang mengeksplorasi dengan pendekatan komposisi maupun sudut pandang.

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dan kemampuan teoritis maka penulis merasa perlu membatasi masalah guna memudahkan pemecahan masalah dalam penelitian ini.

Hal ini sesuai dengan pendapat Surakhmad ( 1982 : 36 ) yang menyatakan bahwa, sebuah masalah yang dirumuskan terlalu umum dan luas tidak pernah dipakai sebagai masalah penyelidikan. Oleh karena itu untuk untuk memayungi ruang lingkup penelitian ini, maka permasalahan pada penelitian ini dibatasi tentang bagaimanakah mengeksplorasi foto perahu dengan pengaturan komposisi dan sudut pandang.


(2)

4

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah diatas, maka dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah :

1. Bagaimanakah pemotretan perahu dengan pengaturan diafragma, kecepatan (Rana Shutter), kepekaan cahaya (ISO) ?

2. Bagaimanakah pengaturan komposisi untuk dapat menghasilkan foto perahu yang memiliki nilai seni ?

3. Bagaimana cara mendapatkan komposisi yang baik pada pemotretan perahu berdasarkan sudut pandang ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mendeskripsikan pemotretan perahu dengan pengaturan diafragma, kecepatan (Rana Shutter), kepekaan cahaya (ISO)

2. Mendeskripsikan pengaturan komposisi untuk dapat menghasilkan foto perahu yang memiliki nilai seni.

3. Mendeskripsikan cara mendapatkan komposisi yang baik pada pemotretan perahu berdasarkan sudut pandang.


(3)

5

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam bidang seni rupa terutama dibidang seni fotografi.

2. Bagi mahasiswa dapat memahami pengaturan komposisi yang sesuai dalam pemotretan perahu agar dapat menghasilkan foto yang terbaik. 3. Bagi mahasiswa dapat memahami pemilihan sudut pandang (view point)

yang sesuai dalam pemotretan perahu agar dapat menghasilkan foto yang terbaik.

4. Sebagai bahan referensi bagi kalangan akademis untuk memahami lebih jauh tentang hakikat pemotretan perahu.


(4)

65 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa pada penelitian dilakukan pemotretan dengan objek perahu yang beraneka warna dan bentuk sehingga menghasilkan foto yang baik.

2. Bahwa kombinasi pengaturan diafragma dan speed menghasilkan nilai rata-rata sebesar 84% dengan kategori baik karena dapat menghasilkan detil serta ketajaman dan kecerahan pada foto yang baik. Bahkan dengan pengaturan diafragma dan speed menyempurnakan keindahan foto terlebih pada foto-foto yang menggunakan komposisi rule of third.

3. Bahwa pengaturan sudut pandang pada penelitian ini menghasilkan nilai rata-rata 94 % dengan kategori berhasil berdasarkan kriteria penilaian. 4. Bahwa prinsip-prinsip komposisi pada fotografi perahu dalam penelitian ini

menghasilkan nilai rata-rata 96% dengan kategori sangat baik karena menggunakan komposisi rule of third serta diafragma 5.6 dengan speed yaitu : 1/ 400, 1/320 detik dan speed 1/ 6400.

5. Waktu pemotretan perahu sebaiknya dilakukan 11: 21 WIB, dan cuaca dalam keadaan cerah ketika perahu sedang jalan.


(5)

66

6. Bahwa penyebab foto kurang menarik adalah karena pengambilan foto perahu dengan komposisi simetris artinya objek foto berada ditengah-tengah foto, yang menyebabkan foto terlalu statis dan monoton.

7. Bahwa diafragma dan Speed tidak sinkron foto kurang memuaskan. Seperti misalnya warna perahu menjadi pudar, foto menjadi Over atau Under yang menyebabkan foto terlalu kontras dan terlalu gelap.

B. Saran

1. Jika ingin menghasilkan foto perahu yang menarik diatas air, pilihlah perahu yang beraneka ragam letak perahu, bentuk dan warnanya, seperti dari yang kecil sampai yang besar serta memiliki warna yang beragam pula. Ambillah foto dari arah tujuan perahu kearah yang baik seperti pemotretan dengan sudut pandang rendah mulai dari haluan hingga buritan perahu, atau sebaliknya.

2. Jangan mengambil foto secara vertikal tapi ambillah foto landscape atau asimetris ( objek tidak selalu berada ditengah-tengah ).

3. Jangan biarkan arah pengambilan foto kurang pencahayaannya. Itu akan mengakibatkan foto akan tampak gelap dan kurang tajam (unshrap)

4. Untuk mendapatkan hasil karya foto yang lebih baik terhadap aspek komposisi yang diambil. Maka jangan memotong obyek tanpa memperhitungkan harmoni elemen komposisi antara yang satu dengan lainnya.


(6)

67

5. Dalam penciptaan karya ini, hendaknya menguasai sistem operasi pada kamera dengan baik sehingga dapat menciptakan sebuah karya foto yang unik dan menarik.