ANALISIS TINGKAT KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN MEMANFAATKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI KOTA MEDAN.

(1)

ANALISIS TINGKAT KEMACETAN LALU LINTAS

DENGAN MEMANFAATKAN CITRA SATELIT

QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI

GEOGRAFI DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

EVI YANTI SITUMORANG NIM: 3123131016

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

vi ABSTRAK

Evi Yanti Situmorang, NIM. 3123131016. Analisis Tingkat Kemacetan Lalu Lintas dengan Memanfaatkan Citra Satelit Quickbird dan Sistem Informasi Geografi di Kota Medan. Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tingkat pelayanan Jalan serta menganalisis tingkat kemacetan yang terjadi di Kota Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jalan arteri di Kota Medan. Sampel dalam penelitian ini adalah jalan arteri primer dan arteri sekunder yang diwakili oleh Jalan Sisingamangaraja, jalan Brigjend katamso dan Jalan Pandu. Perhitungan dan pengamatan tingkat pelayanan ruas jalan dilakukan pada tiga kali dalam satu hari yaitu pada jam sibuk aktivitas manusia pada jam puncak pagi pukul 06.00 - 08.00, jam puncak siang pukul 12.00 – 14.00, dan jam puncak sore pukul 16.00 -.18.00.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat kemacetan yang terjadi berdasarkan dari hasil pengamatan tingkat pelayanan ruas jalan yang terjadi pada pagi, siang, dan sore hari. Pada rentang waktu pagi Jalan Brigjend Katamso tergolong dalam kategori agak buruk, Jalan Pandu tergolong dalam kategori buruk dan Jalan Sisingamangaraja tergolong dalam kaegori sangat buruk. Pada rentang waktu siang, Jalan Brigjend Katamso dan Jalan Pandu tergolong dalam kategori buruk dan Jalan Sisingamanagraja tergolong dalam kategori sangat buruk. Pada rentang waktu sore, Jalan brigjend katamso dan jalan pandu tergolong dalam kategori agak buruk dan jalan sisingamangaraja tergolong dalam kategori sangat buruk.

Tingkat kemacetan jalan yang terjadi pada ruas Jalan Sisingamanagaraja, Jalan Brigjend Katamso dan Jalan Pandu memiliki tiga kelas tingkat kemacetan. Tingkat kemacetan jalan dengan intensitas rendah terdapat pada ruas Jalan Brigjend Katamso, ruas jalan dengan intensitas sedang terdapat pada ruas Jalan Pandu, sedangkan ruas jalan dengan intensitas tinggi berada pada ruas Jalan Sisingamanagaraja.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan. Pada kesempatan ini saya ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial. 3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi. 4. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi 5. Alm Ibu Dra. Asnidar, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing dalam perkuliahan.

6. Bapak Dr. Darwin P. Lubis, S.Si, M.Si selaku Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dalam penyelesaian skripsi

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu yang berharga selama penulis menjadi mahasiswa.

8. Ibu Imelda Herlina, S.H, M.Si selaku KASUBBAG Dinas Perhubungan Kota Medan yang telah membantu dalam penelitian.

9. Kepada kedua orang tuaku tercinta bapak Hasoloan Situmorang dan mamak Anna Sinaga yang berperan penting dalam kehidupanku. Terimakasih buat doa, dorongan, keringat dan motivasi dari kalian yang tak akan pernah bisa dibalas dengan apapun dan aku berjanji menjadi pribadi yang terbaik untuk kalian kelak. 10. Kepada saudara tercintaku sekaligus pribadi paling luar biasa dalam hidupku bng Rafles, eda Heny, kedua jagoanku, kak Mery, pudan tipis, nunna uli, bng uli birong, dan kembaranku Abigael Uli Ester si jugul.

11. Buat kedua cewek yang selalu ada di setiap suka dan duka ku, Romauli (kuntet) dan Ari Panjaitan, terimakasih buat kalian berdua. Pribadi yang seperti anjing dan kucing selama 4 tahun dan tetaplah menjadi pribadi yang menyenangkan.


(7)

iv

12. Buat sahabat tercintaku Sagita, Dily, Eva, Joy, Hengki terimakasih karena kalian mengajarkanku arti kedewasaan dan sumpah aku rindu kalian. Tetap seperti ini hingga kita tua nanti. Buat sahabatku Tri Artati Napitupulu dan Cinta Lilis Malau, tetaplah jadi pribadi yang Senantiasa Mengandalkan Tuhan dan jangan sakit-sakit lagi.

13. Untuk GSM (Gak Sor Maen) Senti (ketua) teman yang memiliki banyak kesamaan, bisa saling berbagi music dan pria. Romasti (wakil) orang gilak yang sok bersih tapi jauh lebih kotor dari yang dibencinya. Iren (penasehat) pribadi yang paling nyaman diajak curhat dan sedikit salut dengan ketenangannya dalam menghadapi masalah. Ari (anggota) pribadi yang paling cerewet dan sensitive, tapi kalo gak ada dia sepi.

14. Keluarga besar Pendidikan Geografi A Reguler 2012, The Elite’z, Mujas, Lakmin Club, 3B, Manis Manja, GSM, Big Bang Belawan. Trimakasih buat semua kegilaan kalian selama 4 tahun dan sukses buat kita semua.

15. Buat penghuni kos di jalan sering gg.abadi, Manto (Johannes), K’elti, Iren, Bg

Adi, Pariban awak Delcon (Annes), Widi, Melinda, Despita, Ana, Yuli. Nantulang samping kost. Thank you buat kalian semua.

16. Buat teman-teman di Organisasi IMDA. Organisasi yang terdiri dari berbagai karakter, menjadi keluarga selama di Medan, terimakasih buat kalian semua.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, September 2016

Evi Yanti Situmorang NIM. 3123131016


(8)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian... 6

BAB II : KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis ... 7

1. Transportasi ... 7

2. Lalu Lintas... 7

3. Kendaraan... 11

4. Kemacetan ... 13


(9)

viii

6. Penginderaan Jauh ... 25

7. Citra Quickbird ... 29

8. Interpretasi Citra ... 31

B. Penelitian yang Relevan ... 34

C. Kerangka Berfikir ... 38

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 40

B. Populasi dan Sampel ... 40

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 41

D. Alat dan Bahan ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Teknik Analisa Data ... 44

BAB IV : DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kota Medan ... 45

B. Kondisi Non Fisik Kota Medan ... 50

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Peneltian ... 62

B. Pembahasan ... 143

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 147


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Tingkat Pelayanan Lalu Lintas ... 8

Tabel 2. Daftar Tabel Perhitungan Nilai Esmp ... 9

Tabel 3. Daftar Satuan Mobil Penumpang (Smp) ... 9

Tabel 4. Kapasitas Dasar Ruas Jalan Dalam Satuan Mobil Penumpang ... 11

Tabel 5. Klasifikasi Jalan Raya Menurut Kelas Jalan... 22

Tabel 6. Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2010 – 2015 ... 48

Tabel 7. Kepadatan Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2010- 2015 ... 51

Tabel 8. Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2010-2015 ... 52

Tabel 9. Jumlah Penduduk Dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kota Medan Tahun 2010, 2014, 2015 ... 52

Tabel 10. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 53

Tabel 11. Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamintahun 2012-2015 ... 54

Tabel 12. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 55

Tabel 13. Sarana Pendidikan Di Kota Medan Tahun 2015 ... 57

Tabel 14. Sarana Kesehatan Di Kota Medan Tahun 2015 ... 58

Tabel 15. Sarana Ibadah Di Kota Medan Tahun 2015... 60

Tabel 16. Prasarana Ibadah Di Kota Medan Tahun 2015 ... 61

Tabel 17. Jumlah Sarana Jenis Transportasi/Hari Di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso Dan Jalan Pandu Tahun 2016 ... 63

Tabel 18. Jumlah Sarana Jenis Transportasi/Minggu Di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso Dan Jalan Pandu Tahun 2016 ... 64

Tabel 19. Jumlah Sarana Jenis Angkutan/Hari Yang Melintasi Jalan Sisingamangaraja ... 68

Tabel 20. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Sisingamangaraja (Senin) ... 71

Tabel 21. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum Dan Maksimum Hari Senin (13.00 – 14.00 Dan 17.00 – 18.00) ... 73


(11)

x

Tabel 23. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Selasa (12.00 – 13.00 Dan 17.00 – 18.00) ... 76 Tabel 24. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Sisingamangaraja (Rabu) ... 77 Tabel 25. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Rabu (06.00 – 07.00 Dan 17.00 – 18.00) ... 80 Tabel 26. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Sisingamangaraja (Kamis) ... 81 Tabel 27. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Kamis (16.00 – 17.00 Dan 17.00 – 18.00)... 83 Tabel 28. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Sisingamangaraja (Jumat) ... 84 Tabel 29. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Jumat (06.00 – 07.00 Dan 12.00 – 13.00) ... 86 Tabel 30. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Sisingamangaraja (Sabtu) ... 87 Tabel 31. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Sabtu (06.00 – 07.00 Dan 17.00 – 18.00) ... 89 Tabel 32. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Sisingamangaraja (Minggu) ... 90 Tabel 33. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Sabtu (06.00 – 07.00 Dan 16.00 – 17.00) ... 92 Tabel 34. Jumlah Sarana Angkutan/Hari Yang Melintasi Jalan Brigjend Katamso

... 94 Tabel 35. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Brigjend Katamso (Senin)... 96 Tabel 36. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Senin (06.00 – 07.00 Dan 16.00 – 17.00) ... 99 Tabel 37. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Brigjend Katamso (Selasa) ... 100 Tabel 38. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Selasa (16.00 – 17.00 Dan 12.00 – 13.00) ... 102 Tabel 40. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Brigjend Katamso (Rabu) ... 103 Tabel 41. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Rabu (16.00 – 17.00 Dan 12.00 – 13.00) ... 105 Tabel 42. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Brigjend Katamso (Kamis) ... 106 Tabel 43. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Kamis (16.00 – 17.00 Dan 12.00 – 13.00)... 108 Tabel 44. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Brigjend Katamso (Jumat) ... 109


(12)

xi

Tabel 45. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Jumat (16.00 – 17.00 Dan 13.00 – 14.00) ... 111 Tabel 46. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Brigjend Katamso (Sabtu)... 112 Tabel 47. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Sabtu (06.00 – 07.00 Dan 17.00 – 18.00) ... 114 Tabel 48. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Brigjend Katamso (Minggu) ... 115 Tabel 49. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Minggu (06.00 – 07.00 Dan 17.00 –

18.00) ... 117 Tabel 50. Jumlah Sarana Angkutan/Hari Yang Melintasi Jalan Pandu ... 119 Tabel 51. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Senin) ... 122 Tabel 52. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Senin (17.00 – 18.00 Dan 16.00 – 17.00) ... 124 Tabel 53. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Selasa) ... 125 Tabel 54. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Selasa (17.00 – 18.00 Dan 16.00 – 17.00) ... 127 Tabel 55. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Rabu) ... 128 Tabel 55. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Rabu (17.00 – 18.00 Dan 07.00 – 08.00) ... 130 Tabel 56. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Kamis) ... 131 Tabel 57. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Kamis (17.00 – 18.00 Dan 16.00 – 17.00)... 133 Tabel 58. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Jumat) ... 134 Tabel 59. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari Jumat (17.00 – 18.00 Dan 16.00 – 17.00) ... 136 Tabel 60. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Sabtu) ... 137 Tabel 61. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum

Dan Maksimum Hari (Sabtu 17.00 – 18.00 Dan 07.00 – 08.00) ... 139 Tabel 62. Perhitungan Lalu Lintas Di Jalan Pandu (Minggu) ... 140 Tabel 63. Komposisi Kendaraan Pada Kemacetan Lalu-Lintas Minimum


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagian-Bagian Jalan ... 25

Gambar 2. Perjalanan Gelombang Electromagnet Ke Sensor Satelit ... 26

Gambar 3. Beberapa Pantulan Spectral Objek ... 29

Gambar 4. Spesifikasi Dari Citra Satelit Quickbird ... 30

Gambar 5. Kerangka Berfikir ... 39

Gambar 6. Diagram Alir Penelitian ... 46

Gambar 7. Jumlah Sarana Jenis Transportasi/Hari Di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso Dan Jalan Pandu 2016 ... 64

Gambar 8. Jumlah Sarana Transportasi/Minggu Di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso Dan Jalan Pandu Tahun 2016 ... 65

Gambar 9. Jumlah Sarana Jenis Angkutan/Hari Yang Melintasi Jalan Sisingamangaraja ... 69

Gambar 10. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Senin ... 72

Gambar 11. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Selasa ... 75

Gambar 12. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Rabu... 78

Gambar 13. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Kamis ... 82

Gambar 14. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Jumat... 85

Gambar 15. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Sabtu ... 88

Gambar 16. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Sisingamangaraja Pada Hari Minggu... 91

Gambar 17. Jumlah Sarana Jenis Angkutan/Hari Yang Melintasi Jalan Brigjend Katamso ... 95


(14)

xiii

Gambar 18. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend

Katamso Pada Hari Senin ... 98 Gambar 19. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend

Katamso Pada Hari Selasa ... 101 Gambar 20. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend

Katamso Pada Hari Rabu ... 104 Gambar 21. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend

Katamso Pada Hari Kamis... 107 Gambar 22. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend

Katamso Pada Hari Jumat ... 110 Gambar 23. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend

Katamso Pada Hari Sabtu ... 113 Gambar 24. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Brigjend

Katamso Pada Hari Minggu ... 116 Gambar 25. Jumlah Sarana Jenis Angkutan/Hari Yang Melintasi Jalan Pandu .. 121 Gambar 26. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Pandu Hari Senin ... 123 Gambar 27. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Pandu Hari Selasa .... 126 Gambar 28. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Pandu Hari Rabu ... 129 Gambar 29. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Pandu Hari Kamis .... 132 Gambar 30. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Pandu Hari Jumat ... 135 Gambar 31. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Pandu Hari Sabtu ... 138 Gambar 32. Komposisi Kendaraan Yang Melewati Jalan Pandu Hari Minggu .. 141


(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jumlah Kendaraan Bermotor Senin-Minggu ... 149 Lampiran 2. Rata-Rata Kemacetan Dengan Tiga Rentang Waktu ... 150 Lampiran 3. Dokumentasi Dari Lapangan ... 151


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkotaan merupakan bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibanding dengan daerah dibelakangnya. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa salah satu pusat pembentuk daerah perkotaan adalah adanya kegiatan ekonomi yang lebih kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977).

Perkembangan sebuah kota dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduknya beserta aktivitas yang berlangsung didalamnya. Kota juga memiliki fungsi kawasan, seperti fungsi pelayanan sosial, kawasan permukiman kota, kegiatan perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

Daerah perkotaan merupakan salah satu fenomena permukaan bumi yang sangat dinamis, baik dari segi fisik maupun sosialnya. Kedinamisan daerah perkotaan yang tinggi ini selain berdampak positif, juga tidak jarang menyebabkan permasalahan bagi warga daerah perkotaan itu sendiri (Ayudanti, 2013).

Salah satu permasalahan yang timbul di daerah perkotaan adalah kemacetan lalu-lintas. Kemacetan adalah situasi atau keadaan dimana tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu-lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan yang melintas pada sebuah jalan dimana jalan tersebut tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut. (www.wikipedia.org diakses tanggal 16 feb 2016, pukul 13.18 WIB)


(17)

2

Kemacetan yang terjadi di kota-kota besar biasanya terjadi akibat tidak tersedianya transportasi publik yang memadai sehingga membuat para penduduknya memilih untuk menggunakan transportasi pribadi yang dinilai lebih baik dari transportasi umum yang telah tersedia, sehingga membuat banyaknya jumlah pengendara kendaraan bermotor di jalanan yang tidak didukung dengan kondisi ruas jalan yang memadai sehingga terjadi kemacetan.

Kemacetan disebabkan oleh tuntutan arus kedatangan kendaraan pada suatu sistem yang membutuhkan pelayanan yang mempunyai keterbatasan ketersediaan dan disebabkan oleh ketidakteraturan pada tuntutan atau sistem pelayananya, atau kedua-duanya. Jalan merupakan sarana transportasi darat yang paling penting untuk mendukung aktivitas pembangunan dan pergerakan barang di dalam kota maupun antar kota.

Suatu daerah memungkinkan berkembang apabila didukung dengan kondisi jalan yang memadai, baik jalan yang ada pada wilayah yang bersangkutan ataupun jalan penghubung dengan wilayah luar. Transportasi yang lancar merupakan faktor pendukung pembangunan, baik pembangunan fisik maupun ekonomi, yang didalamnya termasuk pembangunan pertalian transportasi itu sendiri (Bappeda Provinsi jawa Tengah – Puspics UGM, 1999).

Kota Medan sebagai sentral ekonomi di daerah Sumatera Utara mempunyai perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Kota Medan merupakan kota ke tiga terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, tidak heran jika Kota Medan menjadi pusat ekonomi terbesar di Pulau Sumatera. Perkembangan dan pertumbuhan tak lepas dari hiruk pikuk keseharian kota ini.


(18)

3

Masalah lalu-lintas merupakan masalah penting di Kota Medan karena lalu-lintas adalah sarana untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, apabila lalu lintas terganggu atau terjadi kemacetan maka mobilitas penduduk juga akan mengalami gangguan. Dampak dari gangguan ini misalnya: pemborosan bahan bakar, waktu dan polusi udara.

Persoalan transportasi di Kota Medan hampir sama dengan kota besar lainnya di Indonesia. Masalah transportasi disebabkan karena tidak seimbangnya jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan, rendahnya sumber daya manusia pengguna jalan raya, sarana pendukung seperti marka jalan, lampu pengatur lalu lintas, jembatan penyeberangan, fasilitas pejalan kaki dan fasilitas berdasarkan jenis kendaraan yang digunakan.

B. Identifikasi Masalah

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari di Kota Medan, Jakarta,dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. kemacetan di Kota Medan disebabkan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Seperti yang kita ketahui, banyak sekali kendaraan berlalu lalang di jalanan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, tak heran meningkatnya angka pengguna jalan yang semakin hari tidak semakin menurun, melainkan semakin meningkat, seperti yang terjadi di Ibu kota saat ini. Hampir setiap warga memiliki kendaraan bermotor yang mungkin lebih dari satu.


(19)

4

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga

di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. (krizkypermadibdl.blogspot.co.id

diakses tgl 25-01-16; 1:47pm)

Kepadatan penduduk ini juga mempengaruhi laju pertumbuhan kendaraan bermotor. Jumlah kendaraan bermotor yang bertambah setiap tahunnya akan semakin meningkatkan kemacetan di Kota Medan, setelah selesai diteliti maka pemerintah dapat mengambil langkah penting dalam pengelolaan lajur lalu lintas di Kota Medan.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan indentifikasi masalah, maka masalahnya dibatasi dari segi jenis kendaraan bermotor yang akan diteliti yaitu kendaraan sepeda motor, mobil pribadi, angkutan kota, dan truk.

Jalan yang dimaksud penulis yaitu jalan perkotaan (jalan utama). Pengertian jalan perkotaan menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, merupakan segmen jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, apakah berupa perkembangan lahan atau bukan. Termasuk jalan di atau dekat pusat perkotaan dengan penduduk lebih dari 100.000 jiwa, maupun jalan didaerah perkotaan dengan penduduk kurang dari 100.000 jiwa dengan perkembangan samping jalan yang permanen dan menerus.

Jenis jalan yang diteliti yaitu jalan arteri primer dan arteri sekunder. Fungsi jalan arteri primer terhadap transportasi Kota Medan adalah jalan-jalan yang menghubungkan kota tersebut dengan kota-kota besar lainnya (ibukota


(20)

5

provinsi), atau ruas-ruas jalan yang menghubungkan antara satu kawasan andalan dengan kawasan andalan lainnya dalam satu provinsi, atau ruas-ruas jalan yang menghubungkan antara pusat primer dan pusat primer lainnya dalam wilayah Kota Medan.

Sedangkan fungsi jalan arteri sekunder terhadap transportasi Kota Medan adalah jalan-jalan yang dapat berfungsi sebagai jalur pengalih arus lalu lintas angkutan utama yang menuju ke dan dari Kota Medan untuk mengurangi beban jalan arteri primer dan kepadatan lalu-lintas di dalam kota. Selain itu berfungsi juga melayani pergerakan dari pusat primer ke pusat sekunder. Jalan ini terkoneksi ke sistem pelayanan jalan arteri primer dan jalan kolektor sekunder sebagai bagian dari kerangka jalan utama wilayah kota.

(RTRW Kota Medan tahun 2008-2028) D. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana tingkat pelayanan jalan ketiga ruas jalan di Jalan

Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso, dan Jalan Pandu?

2. Bagaimana tingkat kemacetan lalu-lintas yang terjadi di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso, dan Jalan Pandu?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Mengetahui tingkat pelayanan jalan ketiga ruas jalan di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso, dan Jalan Pandu


(21)

6

2. Menganalisis tingkat kemacetan lalu-lintas yang terjadi di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso, dan Jalan Pandu

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini di harapkan dapat di peroleh manfaat antara lain : 1. Menambah pengetahuan penulis khususnya dalam menyusun tulisan

ilmiah dalam bentuk proposal

2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian yang relevan

3. Sebagai masukan dalam perencanaan tata ruang kota untuk pemerintah Kota Medan

4. Sebagai perencanaan lanjutan untuk dinas perhubungan dalam pengelolaan jalan

5. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam hal kebijakan manangani masalah kemacetan lalu lintas serta pemberlakuan peraturan pembatasan kendaraan bermotor di kota Medan

6. Sebagai masukan kepada pihak yang memproduksi kendaraan bermotor sebagai inspirasi dalam menginovasikan produk baru yang sesuai dengan daya tampung badan jalan


(22)

147 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Tingkat pelayanan jalan

Tingkat pelayanan ruas jalan yang terdapat pada ruas Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso dan Jalan Pandu bervariasi berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang terjadi.

a. Pada rentang waktu pagi (06.00-08.00) terdapat tiga kelas tingkat pelayanan yaitu agak buruk, buruk dan sangat buruk. Jalan Brigjend Katamso tergolong dalam kategori agak buruk, Jalan Pandu tergolong dalam kategori buruk dan Jalan Sisingamangaraja tergolong dalam kaegori sangat buruk.

b. Pada rentang waktu siang terdapat dua kelas tingkat pelayanan yaitu buruk dan sangat buruk. Jalan Brigjend Katamso dan Jalan Pandu tergolong dalam kategori buruk dan Jalan Sisingamanagraja tergolong dalam kategori sangat buruk.

c. Pada rentang waktu sore terdapat dua kelas tingkat pelayanan yaitu agak buruk dan sangat buruk. Jalan brigjend katamso dan jalan pandu tergolong dalam kategori agak buruk dan jalan sisingamangaraja tergolong dalam kategori sangat buruk.


(23)

148

2. Tingkat Kemacetan

Dari analisis tingkat kemacetan yang dilakukan, tingkat kemacetan yang terjadi pada ketiga ruas jalan tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kelas yakni kelas rendah, sedang dan tinggi. Untuk kelas tingkat kemacetan rendah yaitu Jalan Brigjend Katamso, untuk kelas tingkat kemacetan sedang yaitu Jalan Pandu, dan Jalan Sisingamangaraja digolongkan kedalam kelas tingkat kemacetan tinggi.

B. Saran

Dalam mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso dan Jalan Pandu perlu penanganan: 1. Meningkatkan disiplin, dan tindakan tegas terhadap pengguna jalan dengan

tertib berlalu lintas, terutama melarang angkutan umum berhenti terlalu lama (ngetem), menaikan, menurunkan penumpang sembarangan

2. Perlu ditingkatkan disiplin pengguna jalan dalam menggunakan sarana dan prasaran transportasi

3. Perlu peningkatan kualitas jalan di jalur alternatif dan sekitar Jalan sehingga lalu lintas bisa terbagi dan tidak menumpuk di ruas Jalan.

4. Perlunya kesadaran dari diri sendiri serta pendisiplinan dari pihak pemerintah dalam hal parkir sembarangan

5. Perlunya perencanaan dan kebijakan dari pihak DInas Tata Ruang Kota dalam membangun fasilitas public (sekolah, pasar, pabrik, perkantoran) agar lokasinya tidak langsung menghadap ke depan jalan.

6. Pengoptimalan penggunaan halte untuk menaikkan dan menurunkan penumpang denga tertib dan teratur.


(24)

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Alik Ansyori (2008), Rekayasa Lalu Lintas, penerbit UMM Press, malang

Ayudanti Patriandini, R. Suharyadi, Ibnu Kadyarsi, Jurnal Kajian Tingkat Kemacetan Lalu-Lintas dengan Memanfaatkan Citra Quickbird dan Sistem Informasi Geografis di Sebagian Ruas Jalan Kota Tegal

Blog Siva Nur Ikhsani 2014, Makalah Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut “Citra Satelit

Quick Bird”

Devy Monica, Hariyanto, Saptono Putro, Jurnal Penggunaan Citra Quickbird untuk Mengidentifikasi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Semarang Berdasarkan Pola Jaringan Jalan, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, Dkk (2005) Makalah Utama Pengembangan Jaringan Jalan Wilayah Sumatera Berbasis Penataan Ruang

F. D. Hobbs (1995), Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas edisi kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Hendy Setya Pratama, Jurnal Analisis Tingkat Kemacetan Lalu-Lintas dengan Memanfaatkan Citra Satelit Ikonos dan Sistem Informasi Geografis di Ruas Jalan Ahmad Yani, Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Oerip Sumoharjo, Kota Surakarta

I Putu Yogi Darmendra, Jurnal Pemanfaatan Citra Quickbird dan Sistem Informasi Geografis untuk Rekomendasi Manajemen Jalan di Kota Denpasar

Kementrian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2009 Kementrian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2013 krizkypermadibdl.blogspot.co.id diakses tgl 25-01-16; 1:47pm

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Bina marga 1997 Meurah, Cut, Modul Penginderaan Jauh

Oglesby Clarkson H. dan R. Gary Hicks(1999), Teknik Jalan raya, Penerbit Erlangga, Jakarta

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan Pinem, Mbina (2013), Diktat Geografi Transport, Unimed, Medan


(26)

Setijowarno Djoko (2003), Pengantar Rekayasa Dasar Transportasi, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Soegijapranata, Bandung

UU no 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan

Wells G.R (1993), Rekayasa Lalu Lintas, Penerbit Bhratara, Jakarta

Wikantika, Ketut dan Lisa Fajri (2012), Bunga Rampai Penginderaan Jauh Indonesia, Pusat penginderaan Jauh ITB, Bandung


(1)

6

2. Menganalisis tingkat kemacetan lalu-lintas yang terjadi di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso, dan Jalan Pandu

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini di harapkan dapat di peroleh manfaat antara lain : 1. Menambah pengetahuan penulis khususnya dalam menyusun tulisan

ilmiah dalam bentuk proposal

2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian yang relevan

3. Sebagai masukan dalam perencanaan tata ruang kota untuk pemerintah Kota Medan

4. Sebagai perencanaan lanjutan untuk dinas perhubungan dalam pengelolaan jalan

5. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam hal kebijakan manangani masalah kemacetan lalu lintas serta pemberlakuan peraturan pembatasan kendaraan bermotor di kota Medan

6. Sebagai masukan kepada pihak yang memproduksi kendaraan bermotor sebagai inspirasi dalam menginovasikan produk baru yang sesuai dengan daya tampung badan jalan


(2)

147 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Tingkat pelayanan jalan

Tingkat pelayanan ruas jalan yang terdapat pada ruas Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso dan Jalan Pandu bervariasi berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang terjadi.

a. Pada rentang waktu pagi (06.00-08.00) terdapat tiga kelas tingkat pelayanan yaitu agak buruk, buruk dan sangat buruk. Jalan Brigjend Katamso tergolong dalam kategori agak buruk, Jalan Pandu tergolong dalam kategori buruk dan Jalan Sisingamangaraja tergolong dalam kaegori sangat buruk.

b. Pada rentang waktu siang terdapat dua kelas tingkat pelayanan yaitu buruk dan sangat buruk. Jalan Brigjend Katamso dan Jalan Pandu tergolong dalam kategori buruk dan Jalan Sisingamanagraja tergolong dalam kategori sangat buruk.

c. Pada rentang waktu sore terdapat dua kelas tingkat pelayanan yaitu agak buruk dan sangat buruk. Jalan brigjend katamso dan jalan pandu tergolong dalam kategori agak buruk dan jalan sisingamangaraja tergolong dalam kategori sangat buruk.


(3)

148

2. Tingkat Kemacetan

Dari analisis tingkat kemacetan yang dilakukan, tingkat kemacetan yang terjadi pada ketiga ruas jalan tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kelas yakni kelas rendah, sedang dan tinggi. Untuk kelas tingkat kemacetan rendah yaitu Jalan Brigjend Katamso, untuk kelas tingkat kemacetan sedang yaitu Jalan Pandu, dan Jalan Sisingamangaraja digolongkan kedalam kelas tingkat kemacetan tinggi.

B. Saran

Dalam mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjend Katamso dan Jalan Pandu perlu penanganan: 1. Meningkatkan disiplin, dan tindakan tegas terhadap pengguna jalan dengan

tertib berlalu lintas, terutama melarang angkutan umum berhenti terlalu lama (ngetem), menaikan, menurunkan penumpang sembarangan

2. Perlu ditingkatkan disiplin pengguna jalan dalam menggunakan sarana dan prasaran transportasi

3. Perlu peningkatan kualitas jalan di jalur alternatif dan sekitar Jalan sehingga lalu lintas bisa terbagi dan tidak menumpuk di ruas Jalan.

4. Perlunya kesadaran dari diri sendiri serta pendisiplinan dari pihak pemerintah dalam hal parkir sembarangan

5. Perlunya perencanaan dan kebijakan dari pihak DInas Tata Ruang Kota dalam membangun fasilitas public (sekolah, pasar, pabrik, perkantoran) agar lokasinya tidak langsung menghadap ke depan jalan.

6. Pengoptimalan penggunaan halte untuk menaikkan dan menurunkan penumpang denga tertib dan teratur.


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Alik Ansyori (2008), Rekayasa Lalu Lintas, penerbit UMM Press, malang

Ayudanti Patriandini, R. Suharyadi, Ibnu Kadyarsi, Jurnal Kajian Tingkat Kemacetan Lalu-Lintas dengan Memanfaatkan Citra Quickbird dan Sistem Informasi Geografis di Sebagian Ruas Jalan Kota Tegal

Blog Siva Nur Ikhsani 2014, Makalah Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut “Citra Satelit Quick Bird”

Devy Monica, Hariyanto, Saptono Putro, Jurnal Penggunaan Citra Quickbird untuk Mengidentifikasi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Semarang Berdasarkan Pola Jaringan Jalan, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, Dkk (2005) Makalah Utama Pengembangan Jaringan Jalan Wilayah Sumatera Berbasis Penataan Ruang

F. D. Hobbs (1995), Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas edisi kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Hendy Setya Pratama, Jurnal Analisis Tingkat Kemacetan Lalu-Lintas dengan Memanfaatkan Citra Satelit Ikonos dan Sistem Informasi Geografis di Ruas Jalan Ahmad Yani, Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Oerip Sumoharjo, Kota Surakarta

I Putu Yogi Darmendra, Jurnal Pemanfaatan Citra Quickbird dan Sistem Informasi Geografis untuk Rekomendasi Manajemen Jalan di Kota Denpasar

Kementrian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2009 Kementrian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2013 krizkypermadibdl.blogspot.co.id diakses tgl 25-01-16; 1:47pm

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Bina marga 1997 Meurah, Cut, Modul Penginderaan Jauh

Oglesby Clarkson H. dan R. Gary Hicks(1999), Teknik Jalan raya, Penerbit Erlangga, Jakarta

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan Pinem, Mbina (2013), Diktat Geografi Transport, Unimed, Medan


(6)

Setijowarno Djoko (2003), Pengantar Rekayasa Dasar Transportasi, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Soegijapranata, Bandung

UU no 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan

Wells G.R (1993), Rekayasa Lalu Lintas, Penerbit Bhratara, Jakarta

Wikantika, Ketut dan Lisa Fajri (2012), Bunga Rampai Penginderaan Jauh Indonesia, Pusat penginderaan Jauh ITB, Bandung


Dokumen yang terkait

ANALISIS KESESUAIAN FASILITAS PARKIR 0N-STREET DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DAN CITRA QUICKBIRD DI KECAMATAN MEDAN MAIMUN.

0 2 27

ANALISIS TINGKAT KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN MEMANFAATKAN CITRA IKONOS DAN SIG DI RUAS JALAN Analisis Tingkat Kemacetan Lalu Lintas Dengan Memanfaatkan Citra Ikonos Dan SIG Di Ruas Jalan Letjend Suprapto,Jalan Ki Mangunsarkoro Dan Jalan Sumpah Pemuda Ko

1 7 13

ANALISIS TINGKAT KEMACETAN LALU LINTAS DENGAN MEMANFAATKAN CITRA IKONOS DAN SIG DI RUAS JALAN LETJEND Analisis Tingkat Kemacetan Lalu Lintas Dengan Memanfaatkan Citra Ikonos Dan SIG Di Ruas Jalan Letjend Suprapto,Jalan Ki Mangunsarkoro Dan Jalan Sumpah P

0 3 14

ANALMEM Analisis Tingkat Kemacetan Lalu-Lintas dengan Memanfaatkan Citra Satelit Ikonos dan Sistem Informasi Geografis di Ruas Jalan Ahmad Yani, Jalan Slamet Riyadi, dan Jalan Oerip Sumoharjo Kota Surakarta.

0 2 10

PENDAHULUAN Analisis Tingkat Kemacetan Lalu-Lintas dengan Memanfaatkan Citra Satelit Ikonos dan Sistem Informasi Geografis di Ruas Jalan Ahmad Yani, Jalan Slamet Riyadi, dan Jalan Oerip Sumoharjo Kota Surakarta.

1 3 35

ANALISIS TINGKAT KEMACETAN LALU-LINTAS DENGAN MEMANFAATKAN CITRA SATELIT IKONOS DAN SISTEM Analisis Tingkat Kemacetan Lalu-Lintas dengan Memanfaatkan Citra Satelit Ikonos dan Sistem Informasi Geografis di Ruas Jalan Ahmad Yani, Jalan Slamet Riyadi, dan J

0 1 12

PENGGUNAAN CITRA QUICKBIRD UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN POLA JARINGAN JALAN.

0 0 2

Kemacetan Lalu Lintas di Kota Medan

0 0 3

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD UNTUK PEMETAAN JALAN ALTERNATIF KEMACETAN LALU LINTAS DI SEBAGIAN KOTA SEMARANG

0 1 8

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK KAJIAN TINGKAT KERAWANAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA YOGYAKARTA

0 1 7