PENDAHULUAN Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Leverage, dan Free Cash Flow terhadap Manajemen Laba Akrual (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di LQ45 Periode 2010-2015).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan sumber informasi penting tentang
kondisi dan kinerja perusahaan bagi pihak eksternal dalam pengambilan
keputusan. Adapun informasi yang diberikan mengenai posisi keuangan,
kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Laba
merupakan informasi penting dalam laporan keuangan yang digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu, laba juga
digunakan untuk mengukur kinerja manajemen. Oleh karena itu, manajer
berusaha membuat laporan keuangan agar terlihat baik, cara yang biasa
dilakukan adalah manajemen laba.
Manajemen laba timbul sebagai dampak persoalan keagenan yaitu
ketidakselarasan kepentingan antara manajer dan pemilik perusahaan
yang dikarenakan adanya asimetri informasi (Christiani dan Nugrahanti,
2014). Adanya asimetri informasi dan kecenderungan dari pihak
eksternal (investor) untuk lebih memperhatikan informasi laba sebagai
parameter kinerja perusahaan, akan mendorong manajemen untuk
melakukan manipulasi dalam menunjukkan informasi laba, yang disebut
sebagai manajemen laba (earnings management). (Agustia, 2013)
Manajemen
laba
digunakan
untuk
mempengaruhi
tingkat
pendapatan pada waktu tertentu untuk kepentingan manajemen maupun
1
2
stakeholder. Penelitian yang berhubungan dengan manajemen laba
mempunyai daya tarik tersendiri bagi investor dan pemegang saham yang
memiliki kepentingan terhadap suatu laporan keuangan perusahaan.
Ada dua pendekatan dalam manajemen laba, yaitu dengan
pendekatan riil dan pendekatan akrual. Manajemen laba akrual diukur
dengan jangka pendek (short term) dan jangka panjang (long term)
akrual diskresioner. Sedangkan manajemen laba riil diukur dengan arus
kas operasi normal (abnormal CFO), biaya produksi abnormal (abnormal
Produvtion
Cost),
dan
biaya
diskresioner
abnormal
(abnormal
oleh perusahaan untuk
mengatasi
Discretionari Expenses). (Ningsih, 2015)
Upaya
yang dilakukan
manajemen laba adalah dengan menerapkan mekanisme corporate
governance. Mekanisme corporate governance ditandai dengan adanya
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris
independen, dan komite audit. Struktur dari corporate governance juga
menjelaskan bagaimana aturan dan prosedur dalam pengambilan dan
pemutusan kebijakan sehingga dengan melakukan itu semua maka tujuan
persahaan dan pemantauan kinerjanya dapat dipertanggung jawabkan dan
dilakukan dengan baik (Sari dan Astika, 2015).
Bukti empiris yang mengungkapkan bahwa mekanisme corporate
governance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba
adalah penelitian yang dilakukan oleh Agustia (2013), Sari dan Astika
(2015), Zeptian dan Rohman (2013), Christiantie dan Chhristiawan
3
(2013), Hardiningsih (2010), Trisnawati et al (2013) dan Reviani dan
Sudantoko (2012).
Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan
saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi,
bank, dana pensiun, dan invesment banking (Siregar dan Utama, 2005).
Institusi yang memiliki saham dalam perusahaan dapat melakukan
monitoring dan dianggap tidak mudah dibodohi oleh manajemen karena
institusi tersebut memiliki orang-orang yang ahli juga dalam laporan
keuangan (Christiantie dan Christiawan, 2013). Adanya kepemilikan
institusional dapat memberikan kekuatan yang lebih dalam pengawasan
kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat mengurangi manajemen
laba.
Selain kepemilikan institusional, dalam perusahaan juga terdapat
kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial merupakan presentase
saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan perusahaan yang meliputi komisaris dan direksi
(Midiastuti dan Machfoedz, 2003). Kepemilikan manajerial terhadap
saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan
kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen (Jansen dan
Meckling,
1976).
Konflik
keagenan
dapat
dikurangi
dengan
meningkatkan kepemilikan manajerial.
Tugas utama dewan komisaris independen adalah mensupervisi
dan memberi nasihat kepada dewan direksi, serta memastikan perusahaan
4
telah melaksanakan tanggungjawab kepada pihak eksternal. Dalam
penilitian Midiastuti dan Machfoedz (2003) menyatakan bahwa
perusahaan yang memiliki komposisi anggota dewan komisaris yang
berasal dari luar perusahan atau outside directur dapat mempengaruhi
manajemen laba.
Komponen corporate governance selanjutnya adalah komite audit.
Komite audit merupakan salah satu komite yang mempunyai peranan
penting dalam corporate governance (Hardiningsih, 2010). Oleh karena
itu, pembentukan komite audit suatu perusahaan adalah suatu keharusan.
Komite audit memiliki peranan dalam memberikan pandangan mengenai
masalah-masalah yang behubungan dengan keuangan, akuntansi, dan
pengendalian internal.
Rasio leverage menggambarkan sumber dana operasi yang
digunakan oleh perusahaan. Rasio leverage juga menunjukkan resiko
yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin besar risiko yang dihadapi oleh
perusahaan maka ketidakpastian untuk menghasilkan laba dimasa depan
juga akan semakin meningkat. Hutang juga dapat digunakan untuk
memprediksi keuntungan yang kemungkinan bisa diperoleh bagi investor
jika berinvestasi pada suatu perusahaan (Agustia, 2013). Leverage yang
tinggi juga akan meningkatkan perilaku oportunitis manajemen seperti
melakukan manajemen laba untuk mempertahankan kinerjanya dimata
pemegang saham dan publik dan hal ini merupakan akibat dari
kurangnya pengawasan (Sari dan Astika, 2015).
5
Salah satu faktor yang mempengaruhi praktik manajemen laba dan
pentingnya penerapan corporate governance serta mengetahui peranan
auditor dalam meminimalisir dan mendeteksi manajemen laba adalah
free cash flow. Perusahaan dengan arus kas bebas (free cash flow) yang
tinggi akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melakukan
manajemen laba, karena perusahaan tersebut terindikasi menghadapi
masalah keagenan yang lebih besar (Chung et al, 2005 dalam Agustia,
2013).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Agustia (2013)
dengan perbedaan yang pertama pada sampel dalam penelitiannya dan
perhitungan variabel kepemilikan manajerial dan free cash flow.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh
Mekanisme Corporate Governance, Leverage dan Free Cash Flow
Terhadap
Manajemen
Laba
Akrual”
(Studi
Empiris
pada
Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di LQ45 Periode 2010-2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diungkap, maka peneliti
menetapkan enam perumusan masalah:
1. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Manajemen
Laba?
6
2. Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Manajemen
Laba?
3. Apakah Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh
terhadap Manajemen Laba?
4. Apakah Komite Audit berpengaruh terhadap Manajemen laba?
5. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Manajemen Laba?
6. Apakah Free Cash Flow berpengaruh terhadap Manajemen Laba?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkap sebelumnya,
maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk menganalisa pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap
Manajemen Laba.
2. Untuk menganalisa pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap
Manajemen Laba.
3. Untuk
menganalisa
pengaruh
Proporsi
Dewan
Komisaris
Independen terhadap Manajemen laba.
4. Untuk menganalisa pengaruh Komite Audit terhadap Manajemen
laba.
5. Untuk menganalisa pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba.
6. Untuk
menganalisa
Manajemen Laba.
pengaruh
Free
Cash
Flow
terhadap
7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para
pembaca maupun sebagai salah satu bahan referensi atau bahan
pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai penambah
wacana keilmuan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang teori keagenan, manajemen laba, corporate
governance, leverage, free cash flow, pengembangan hipotesis, dan
kerangka pemikiran teoritis.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel dan metode
penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional, pengukuran
variabel, dan teknis analisis data.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Analisis data merupakan hasil pengumpulan data, statistik diskriptif,
hasil uji asumsi klasik, hasil uji hipotesis, dan pembahasan.
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan yang telah
diuraikan, keterbatasan, dan saran berdasarkan hasil dalam penelitian.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan sumber informasi penting tentang
kondisi dan kinerja perusahaan bagi pihak eksternal dalam pengambilan
keputusan. Adapun informasi yang diberikan mengenai posisi keuangan,
kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Laba
merupakan informasi penting dalam laporan keuangan yang digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu, laba juga
digunakan untuk mengukur kinerja manajemen. Oleh karena itu, manajer
berusaha membuat laporan keuangan agar terlihat baik, cara yang biasa
dilakukan adalah manajemen laba.
Manajemen laba timbul sebagai dampak persoalan keagenan yaitu
ketidakselarasan kepentingan antara manajer dan pemilik perusahaan
yang dikarenakan adanya asimetri informasi (Christiani dan Nugrahanti,
2014). Adanya asimetri informasi dan kecenderungan dari pihak
eksternal (investor) untuk lebih memperhatikan informasi laba sebagai
parameter kinerja perusahaan, akan mendorong manajemen untuk
melakukan manipulasi dalam menunjukkan informasi laba, yang disebut
sebagai manajemen laba (earnings management). (Agustia, 2013)
Manajemen
laba
digunakan
untuk
mempengaruhi
tingkat
pendapatan pada waktu tertentu untuk kepentingan manajemen maupun
1
2
stakeholder. Penelitian yang berhubungan dengan manajemen laba
mempunyai daya tarik tersendiri bagi investor dan pemegang saham yang
memiliki kepentingan terhadap suatu laporan keuangan perusahaan.
Ada dua pendekatan dalam manajemen laba, yaitu dengan
pendekatan riil dan pendekatan akrual. Manajemen laba akrual diukur
dengan jangka pendek (short term) dan jangka panjang (long term)
akrual diskresioner. Sedangkan manajemen laba riil diukur dengan arus
kas operasi normal (abnormal CFO), biaya produksi abnormal (abnormal
Produvtion
Cost),
dan
biaya
diskresioner
abnormal
(abnormal
oleh perusahaan untuk
mengatasi
Discretionari Expenses). (Ningsih, 2015)
Upaya
yang dilakukan
manajemen laba adalah dengan menerapkan mekanisme corporate
governance. Mekanisme corporate governance ditandai dengan adanya
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris
independen, dan komite audit. Struktur dari corporate governance juga
menjelaskan bagaimana aturan dan prosedur dalam pengambilan dan
pemutusan kebijakan sehingga dengan melakukan itu semua maka tujuan
persahaan dan pemantauan kinerjanya dapat dipertanggung jawabkan dan
dilakukan dengan baik (Sari dan Astika, 2015).
Bukti empiris yang mengungkapkan bahwa mekanisme corporate
governance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba
adalah penelitian yang dilakukan oleh Agustia (2013), Sari dan Astika
(2015), Zeptian dan Rohman (2013), Christiantie dan Chhristiawan
3
(2013), Hardiningsih (2010), Trisnawati et al (2013) dan Reviani dan
Sudantoko (2012).
Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan
saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi,
bank, dana pensiun, dan invesment banking (Siregar dan Utama, 2005).
Institusi yang memiliki saham dalam perusahaan dapat melakukan
monitoring dan dianggap tidak mudah dibodohi oleh manajemen karena
institusi tersebut memiliki orang-orang yang ahli juga dalam laporan
keuangan (Christiantie dan Christiawan, 2013). Adanya kepemilikan
institusional dapat memberikan kekuatan yang lebih dalam pengawasan
kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat mengurangi manajemen
laba.
Selain kepemilikan institusional, dalam perusahaan juga terdapat
kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial merupakan presentase
saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan perusahaan yang meliputi komisaris dan direksi
(Midiastuti dan Machfoedz, 2003). Kepemilikan manajerial terhadap
saham perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan
kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen (Jansen dan
Meckling,
1976).
Konflik
keagenan
dapat
dikurangi
dengan
meningkatkan kepemilikan manajerial.
Tugas utama dewan komisaris independen adalah mensupervisi
dan memberi nasihat kepada dewan direksi, serta memastikan perusahaan
4
telah melaksanakan tanggungjawab kepada pihak eksternal. Dalam
penilitian Midiastuti dan Machfoedz (2003) menyatakan bahwa
perusahaan yang memiliki komposisi anggota dewan komisaris yang
berasal dari luar perusahan atau outside directur dapat mempengaruhi
manajemen laba.
Komponen corporate governance selanjutnya adalah komite audit.
Komite audit merupakan salah satu komite yang mempunyai peranan
penting dalam corporate governance (Hardiningsih, 2010). Oleh karena
itu, pembentukan komite audit suatu perusahaan adalah suatu keharusan.
Komite audit memiliki peranan dalam memberikan pandangan mengenai
masalah-masalah yang behubungan dengan keuangan, akuntansi, dan
pengendalian internal.
Rasio leverage menggambarkan sumber dana operasi yang
digunakan oleh perusahaan. Rasio leverage juga menunjukkan resiko
yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin besar risiko yang dihadapi oleh
perusahaan maka ketidakpastian untuk menghasilkan laba dimasa depan
juga akan semakin meningkat. Hutang juga dapat digunakan untuk
memprediksi keuntungan yang kemungkinan bisa diperoleh bagi investor
jika berinvestasi pada suatu perusahaan (Agustia, 2013). Leverage yang
tinggi juga akan meningkatkan perilaku oportunitis manajemen seperti
melakukan manajemen laba untuk mempertahankan kinerjanya dimata
pemegang saham dan publik dan hal ini merupakan akibat dari
kurangnya pengawasan (Sari dan Astika, 2015).
5
Salah satu faktor yang mempengaruhi praktik manajemen laba dan
pentingnya penerapan corporate governance serta mengetahui peranan
auditor dalam meminimalisir dan mendeteksi manajemen laba adalah
free cash flow. Perusahaan dengan arus kas bebas (free cash flow) yang
tinggi akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melakukan
manajemen laba, karena perusahaan tersebut terindikasi menghadapi
masalah keagenan yang lebih besar (Chung et al, 2005 dalam Agustia,
2013).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Agustia (2013)
dengan perbedaan yang pertama pada sampel dalam penelitiannya dan
perhitungan variabel kepemilikan manajerial dan free cash flow.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh
Mekanisme Corporate Governance, Leverage dan Free Cash Flow
Terhadap
Manajemen
Laba
Akrual”
(Studi
Empiris
pada
Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di LQ45 Periode 2010-2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diungkap, maka peneliti
menetapkan enam perumusan masalah:
1. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Manajemen
Laba?
6
2. Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Manajemen
Laba?
3. Apakah Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh
terhadap Manajemen Laba?
4. Apakah Komite Audit berpengaruh terhadap Manajemen laba?
5. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Manajemen Laba?
6. Apakah Free Cash Flow berpengaruh terhadap Manajemen Laba?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkap sebelumnya,
maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk menganalisa pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap
Manajemen Laba.
2. Untuk menganalisa pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap
Manajemen Laba.
3. Untuk
menganalisa
pengaruh
Proporsi
Dewan
Komisaris
Independen terhadap Manajemen laba.
4. Untuk menganalisa pengaruh Komite Audit terhadap Manajemen
laba.
5. Untuk menganalisa pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba.
6. Untuk
menganalisa
Manajemen Laba.
pengaruh
Free
Cash
Flow
terhadap
7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para
pembaca maupun sebagai salah satu bahan referensi atau bahan
pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai penambah
wacana keilmuan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang teori keagenan, manajemen laba, corporate
governance, leverage, free cash flow, pengembangan hipotesis, dan
kerangka pemikiran teoritis.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel dan metode
penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional, pengukuran
variabel, dan teknis analisis data.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Analisis data merupakan hasil pengumpulan data, statistik diskriptif,
hasil uji asumsi klasik, hasil uji hipotesis, dan pembahasan.
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan yang telah
diuraikan, keterbatasan, dan saran berdasarkan hasil dalam penelitian.