Perancangan Sistem Informasi Pengiriman Obat Pada Pt.Sanbe Farma Bandung

38

PT Sanbe Farma mempuyai beberapa bagian penjualan di sekeliling asia
selatan-timur (Vietnam, Myamar, Thailand, dan Singapure) dan Negara Afrika. Ilmu
kesehatan berkembang diseluruh dunia dalam bioteknologi dokter dan pengetahuan
dalam ilmu kedokteran sekarang meningkat pada kecepatan yang tidak pernah
terjangkau umat manusia di masa lalu. Pada tingkatan molekul itu sudah diperkirakan
bahwa beberapa 500 molekul dari bermacam-macam sel di dalam tubuh manusia
adalah sasaran untuk mengetahui berbagai macam untuk ilmu kedokteran. Peralatan
untuk tindakan pertama setelah dari ilmu kedokteran lainya menjadi terurai. Tahun ini
PT Sanbe Farma telah memeriksa uraian isi sandi dari jumlah gen manusia,dari 30000
gen lebih, untuk sandi seperti protein setidak-tidaknya banyak, sekiranya tidak terlalu
banyak. Secara paralog siap terima protein dari serotonin (mempempengaruhi bagian
yang rendah/ dangkal), protein pada otot-otot udara yang meliputi asma dan protein
dalam otak yang menghubungkan pikiran ketanda peringatan amiloid hingga meliputi
pada alzheimer dan mengenai sindrom mengalami turun. Ada dua data diantaranya
pertama dari pribadi dan rancangan gen manusia dari dana-dana negara pastilah akan
dijalani dalam meningkatkan pengobatan untuk penyakit-penyakit ini Indonesia tidak
pernah menjadi yang terdepan dalam hal ilmu kesehatan, tetapi sudah disiapkan oleh
PT Sanbe Farma dalam bidang farmasi, mampu menghasilkan obat-obatan untuk
jumlah penduduk yang besar. PT Sanbe Farma sangat beruntung karena dapat

merumuskan dengan pengetahuan/ setelah berakhir paten/ jelas beberapa obat-obatan
yang paling manjur pernah ditemukan oleh umat manusia.
Tenaga kerja PT Sanbe Farma jadi terlatih dan harga-berlaku dan berdoa
bahwa ini diakui oleh berbagai bangsa, universitas dan pemerintah di dalam dunia
barat/ asing. Yang mana untuk sebaiknya berhati-hati supaya kesempatan untuk
menuntut menyampaikan dalam memecahkan masalah-masalah sangat besar akan

39

kesehatan manusia dengan rekan-rekan yang kompeten/ tangkas di dunia bagian timur
dan selatan. Di mana internet pesawat terbang dan untuk bahasa inggris sudah sebagai
bahasa yang umum di dunia. PT Sanbe Farma memutuskan untuk memulai halaman
alamat pada tahun ini, dengan tujuan untuk membiarkan dunia mengetahui bahwa PT
Sanbe Farma akan siap untuk berinteraksi/ bergaul dan terlihat sungguh-sunguh di
luar daerah. PT Sanbe Farma tidak ingin menjadi bagian yang terbelakang didalam
dunia industri kesehatan, tetapi ingin semua berhubungan menjadi rekan kerja dari
lahirnya ilmu kedokteran untuk dipergunakan, dimulai dari perlengkapan diagnose
dokter sampai penggunaanya. Sekarang itu telah menjadi mudah di dalam bergaul dan
bekerja sama secara terstruktur. Produksi obat-obatan seharusnya menjadi hargaberlaku di dunia dan tenaga kerja yang trampil dengan tujuan mereka mampu untuk
melayani semua orang di dunia.

Jadi PT Sanbe Farma tidak hanya mencari distributor untuk obat-obatan, yang
mana produksi di bandung didalam fasilitas paling modern dan semuanya
membutuhkan pemeliharaan untuk mempertahankan kualitasnya, tetapi PT Sanbe
Farma sedang mencari rekan-rekan terkemuka yang inovatif dan kreatif untuk luar
negeri pada bidang kesehatan orang berkehendak untuk kebebasan menyampaikan
pada PT Sanbe Farma dalam memajukan hasil produksi di Indonesia terutama sekali
karena itu relevan untuk penyakit-penyakit umum orang di Indonesia
PT Sanbe Farma menunjuk direktur baru pertama dr. Hilgers. J. Dalam ilmu
Bio Teknologi dari Negeri Belanda akan menjelaskan akan pesanya bagaimana dia
memimpikan masa depan untuk Sanbe Farma dalam bidang ilmu Biologi. Dia cukup
dengan menyebutkan program ambisi baru PT Sanbe FArma, untuk mengadakan
kerjasama dekat dengan lembaga paling bergengsi di Bandung dalam bidang Faksim.

40

Di Sanbe Farma semuanya sedang dalam semangat tinggi untuk memasuki
dunia sebenarnya dengan semua alamat halaman di internet dan berharap bahwa itu
akan membawa PT Sanbe Farma untuk menuju interaksi dan koneksi baru seperlunya
untuk membuat berkembang dalam dunia nyata.
Laboratium


PT. Capprifarmindo

terletak

di

perindustrian

Cimareme

padalarang di Bandung Barat, kota besar dari jawa barat propinsi di Indonesia,
lampiran pabrik dengan luas tempat yang jumlahnya sampai 2:19 hektar, yang mana
sudah didirikan pada tahun 2003.
3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
Perlu rasanya badan usaha atau perusahaan memiliki visi dan misi sebagai
pedoman, suatu awal tujuan pengembangan usahanya kedepan, dengan menitik
beratkan pada visi dan misi dari perusahaan tersebut, berikut adalah visi dan misi PT
Sanbe Farma Bandung.
Visi perusahaan yaitu mewujudkan suatu pengembangan dan kemajuan yang

besar terhadap perusahaan, sehingga dapat bersaing dengan perusahaan besar lainya.
Misi perusahaan yaitu memberikan pelayanan yang baik serta kualitas yang
bermutu tetrhadap konsumen,mendorong para pegawai agar semangat dalam bekerja
serta mengerjakan suatu pekerjaan dengan maksimal.
3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Dewan
Komisaris

Presiden
Direktur

Wakil
Presiden

41

Direktur
tehnik


Departemen
produksi

PD

QA

Departemen
penjualan

SY

Departemen
administrasi

Departemen
pemasaran

PPIC


Gambar 3.2 Struktur Organisasi

3.1.4. Deskripsi Tugas
Tabel 3.3: Deskripsi Kerja di PT. Sanbe Farma
No

DEPARTEMEN

TUGAS
Mengepalai
struktur

perusahaan,

organisasi

serta

menentukan
menetapkan


Manufacturing
peraturan dan perijinan terhadap segala

1
Director

sesuatu

yang

menyangkut

kegiatan

perusahaan.
Menjamin bahwa produk sesuai dengan
2

QA


spesifikasi

standart

produksi

yang

ditentukan, meliputi kualitas dan kuantiti

42

proses

produksi

serta

material


yang

digunakan.
Menjaga kualitas produk yang dibuat
3

QC

memenuhi spesifikasi standart kualitas dan
kuantiti yang baik
Menangani sistem, prosedur, dan masalah
keuangan perusahaan seperti pembayaran

4

Cost Controller
gaji karyawan, investasi perusahaan dan
pengeluaran akan kebutuhan perusahaan.
Menangani


prosedur

pemenuhan

kebutuhan perusahaan yang berhubungan
dengan pembelian peralatan/perlengkapan
5

Purchasing

serta pemakaian jasa/service, mulai dari
perencanaan, penawaran terhadap supplier,
mengontrol pemasangan, penempatan, dan
pemakaian sesuai dengan kebutuhan.
Menangani proses produksi mulai dari
pemprosesan bahan baku sampai bahan

6


Validation
jadi/

produk

jadi

yang

siap

untuk

didistribusikan.

7

Production Plant

Menangani proses produksi mulai dari
pemprosesan bahan baku sampai bahan

43

jadi/

produk

jadi

yang

siap

untuk

didistribusikan.

NO

DEPARTEMEN

TUGAS
Menangani data pribadi seluruh karyawan

8

perusahaan,

penerimaan

karyawan

memberikan

solusi

baru,

bagaimana

Personnel (HRD)
mengembangkan

kualitas

karyawan,

menentukan kuantitas pengupahan karyawan
sesuai dengan perjanjian perusahaan.
Merancang bangunan pabrik dan menangani
system secara teknisi seperti produksi, listrik,
9

Engineering
teknik sipil, mesin, pipa, instrumen dan
kontrol sistem.
Menangani

sistem

penyaluran

informasi

perusahan yang meliputi informasi yang
berasal
10

IT

dari

internal

maupun

eksternal

perusahaan, mengembangkan tekhnologi tepat
guna

untuk

pengembangan

kualitas

perusahaan mengikuti jalannya perkembangan
informasi.
11

PPIC

Mengontrol proses produksi dan perencanaan

44

jadwal/schedule ekspedisi ke distributor.
Perencanaan pengendalian bahan baku dan
12

PIC

pengemasan

kemas

primer

(softbag)



sekunder (plastik pembungkus,dus).
Menangani

kegiatan

proses

produksi

terhadap produk-produk dalam volume besar
13
dan meliputi sistem sterilisasi produk seperti
infus.
Menangani

kegiatan

proses

produksi

Production SVP
terhadap produk-produk dalam volume kecil
14

(Small Volume

seperti obat tetes mata.

Parenteral)

3.2

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif yaitu memafarkan

sercara lengkap, penelitian deskriptif memberikan gambaran tentang keadaan dan
gejala-gejala sosial tertentu.
3.2.1. Desain Penelitian
Untuk memperoleh data yang lengkap dan benar akan data yang dibutuhkan
maka metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan ini adalah
metode

deskriptif

yaitu

suatu

bentuk

pengumpulan

data

yang

bertujuan

45

menggambarkan, memaparkan suatu keadaan atau suatu masalah, dimana data yang
diambil, dianalisis kebenarannya
3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer dikumpulkan dengan melakukan penelitian lapangan yaitu
datang langsung ke perusahaan yang bersangkutan. Data sekunder dikumpulkan
melalui penelitian kepustakaan.
3.2.2.1. Sumber Data Primer
Data primer yang digunakan adalah data yang didapatkan melalui identifikasi
dan informasi langsung dari pihak PT Sanbe Farma untuk mendapatkan data yang
dapat mendukung penelitian ini.
a.

Teknik Wawancara
Dengan melakukan Tanya jawab dengan salah satu pegawai yang bertugas

menangani pengiriman barang.
b. Teknik Observasi
Melakukan pengamatan dan meneliti secara langsung prosedur pengiriman
barang yang sedang berjalan pada PT Sanbe Farma.
c.

Metode Penelitian
Metode Penelitian ( Field Research )Yaitu dengan cara pengambilan data

secara langsung, kunjungan langsung ke objek penelitian, yaitu PT Sanbe Farma,

46

masalah-masalah yang berkaitan dengan objek penelitian dan diharapkan dapat
memberikan pemecahan masalah.

3.2.2.2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder merupakan cara pengumpulan data dengan cara mempelajari
data yang telah tersedia atau dikumpulkan/diberikan oleh pihak yang bersangkutan
(pihak perusahaan) kepada penulis.
Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder adalah metode
Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dari
sumber-sumber kebanyakan dari materi sejenis dokumen yang berkenaan dengan
masalah yang diteliti. Metode ini digunakan untuk pengumpulan data yang
berhubungan dengan sejarah, tujuan, kegiatan dan struktur organisasi.
3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem
Metode analisis dan perancangan terstruktur merupakan suatu mekanisme,
teknik atau cara untuk mencari, memperoleh, mengumpulkan, atau mencatat data
yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun laporan atau penelitian dengan
prosedur yang didasarkan pada suatu struktur logis yang terdiri dari beberapa tahapan
kerja dan kemudian menganalisa faktor – faktor yang berhubungan dengan pokok –
pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atas data yang diperoleh
[HM, Jogiyanto 3].

47

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem
Metode yang penulis gunakan dalam pengembangan sistem adalah Metode
Prototype. Metode Prototype merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem
yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan
bertahap sehingga dapat segera dievaluasi oleh pemakai (user). Dari pengertian
metode prototype diatas penulis akan memberikan beberapa alasan mengapa penulis
menggunakan metode pengembangan sistem dengan prototype yaitu dikarenakan
penulis akan lebih mudah dalam merancang sistem yang diinginkan perusahaan dan
dapat diterima oleh user sebagai pemakai, penulis menginginkan perancangan sistem
yang telah dihasilkan kemudian dipresentasikan kepada user dan user diberikan
kesempatan untuk memberikan masukan-masukan sehingga sistem informasi yang
dihasilkan betul-betul sesuai dengan keinginan dan kebutuhan user terutama bagi
perusahaan sendiri. Perubahan dan presentasi prototype ini dapat dilakukan berkalikali sampai dicapai kesepakatan bentuk sistem informasi yang akan diterapkan.
Metode prototype dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan dalam
rangka menyempurnakan prototype yang sudah ada sehingga pada akhirnya dapat
menghasilkan sistem informasi yang dapat diterima dan perubahan-perubahan yang
terjadi dianggap dapat merupakan sebagian dari proses pengembangan itu sendiri.

48

·

Pengembang dan pemakai

·

Pemakai menjelaskan kebutuhan

Membuat
Prototype

·

Pengembang mulai membuat

Menguji
Prototype

·

Pemakai menguji prototype dan
memberikan kritikan atau saran

·

Pengembang melakukan modifikasi
sesuai dengan masukan pemakai

·

Pengembang merampungkan
sistem sesuai dengan masukan
terakhir dari pemakai

Identifikasi
Kebutuhan
Pemakai

Memperbaiki
Prototype

Mengembangkan
Versi Produksi

Gambar 3.4. Mekanisme pengembangan sistem dengan prototype.

[ Sumber : Pressman, S. Roger, 2001 ]
Berikut adalah langkah-langkah penulis dalam merancang sebuah sistem yang
menggunakan mekanisme pengembangan sistem dengan prototype yang sesuai
dengan gambar 1 diatas, langkah- langkah tersebut antara lain:
1. Penulis akan mengidentifikasi kebutuhan user, supaya penulis bisa merancang
sistem yang akan dibangun sesuai dengan yang diharapkan user. Sebelum pada
tahap perancangan, penulis akan memulai pada tahap awal terlebih dahulu yaitu
penulis akan menganalisis sistem dengan cara melakukan mengumpulkan data
yaitu dengan field reserch (metode penelitian)/observasi, dan interview
(wawancara) dan dengan cara literatur yaitu dengan dokumentasi terhadap

49

kebutuhan yang diinginkan pemakai, baik dalam model interface, teknik,
prosedural maupun dalam teknologi yang akan digunakan.
2. Pada tahap kedua yaitu membuat prototype, penulis akan membuat prototype
sistem tersebut untuk memperlihatkan kepada pemakai model sistem yang akan
dirancang.
3. Pada tahap ketiga yaitu pengujian prototype, penulis akan melakukan uji coba
sistem yang telah dirancang untuk memastikan bahwa sistem tersebut dapat
digunakan dengan baik dan benar, sesuai kebutuhan pemakai.
4. Pada tahap keempat yaitu memperbaiki prototype, penulis akan menentukan
apakah sistem tersebut dapat diterima oleh pemakai, atau harus dilakukan beberapa
perbaikan atau bahkan dibongkar semuanya dan mulai dari awal lagi, dan setelah
perbaikan sistem itu selesai dikerjakan, penulis akan kembali lagi pada tahap yang
ketiga yaitu dengan melakukan pengujian prototype kembali.
5. Pada tahap kelima, tahap terakhir yaitu mengembangkan versi produksi, penulis
akan merampungkan sesuai dengan masukan terakhir dari pemakai dan
memberikan gambaran bagaimana penggunaan sistem tersebut kepada pemakai
setelah sistem tersebut disetujui.
3.2.3.3. Alat Pengembangan Sistem Informasi Berorientasi Objek
Unified Modelling Language (UML)
Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi
standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem
piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah
sistem dengan berfokus pada objek UML.

50

Seperti

bahasa-bahasa

lainnya,

UML

mendefinisikan

notasi

dan

syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk
menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna
tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat
dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada
sebelumnya: Grady Booch OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT
(Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software
Engineering), dalam skripsi ini menggunakan beberapa jenis diagram, yaitu :
1. Use case diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan
dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan
bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi
antara aktor dengan sistem.
2. Class diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan
menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan
desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti)
suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan
tersebut (metoda/fungsi).
Class memiliki tiga area pokok :
1.

Nama (dan stereotype)

2.

Atribut

3.

Metoda

51

3. Activity Diagram
Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem
yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision
yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga
dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa
eksekusi.
4. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan
di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa
message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar
dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yangt erkait).
5. Collaboration Diagram
Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar objek
seperti sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masingmasing objek dan bukan pada waktu penyampaian message.

1. Component diagram
Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar
komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di
antaranya. Komponen piranti lunak adalah modul berisi kode, baik berisi
source code maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang
muncul pada compile time, link time, maupun run time. Umumnya komponen

52

terbentuk dari beberapa class dan/atau package, tapi dapat juga dari
komponen-komponen yang lebih kecil. Komponen dapat juga berupa
interface, yaitu kumpulan layanan yang disediakan sebuah komponen untuk
komponen lain.
2. Deployment diagram
Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana
komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan
terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan
jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang
bersifat fisikal.
3.2.4. Pengujian Software
Pengujian adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai
mekanisme untuk menemukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara
lengkap dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan, Dan
dalam penelitian ini metode yang akan digunakan dalam pengujian perangkat lunak
yang dihasilkan adalah dengan menggunakan Black-Box.
Pengujian Black-Box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.
Dengan demikian, pengujian Black-Box memungkinkan perekayasan perangkat lunak
mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua
persyaratan fungsional untuk program. Pengujian Black-Box bukan merupakan
alternatif dari teknik White-Box, tetapi merupakan pendekatan komplementer yang
kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode White-Box.
Pengujian Black-Box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut:

53

a.

Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang

b. Kesalahan interface
c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal
d. Kesalahan kinerja
e. Inisiasi dan kesalahan terminasi
Faktor Pengujian Black Box
1.

Reliability
Menekankan bahwa aplikasi akan dilaksanakan dalam fungsi sesuai yang

diminta dalam periode waktu tertentu. Pembetulan proses tersangkut kemampuan
sistem untuk memvalidasi proses secara benar.

2.

Methodology
Menekankan bahwa aplikasi dirancang sesuai dengan strategi organisasi,

kebijaksanaan, prosedur dan standar. Permintaan tersebut, harus diidentifikasikan,
diimplementasikan dan dipelihara, sesuai dengan permintaan aplikasi.
3.

Authorization
Pengujian yang dilakukan unutk menjamin data yang diproses sesuai dengan

ketentuan manajemen. Authorisasi menyangkut proses transaksi secara umum dan
khusus.

BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1.

Objek Penelitian
Objek penelitian penulis langsung terjun ke objek yang bersangkutan terutama

langsung dibidang yang diteliti yaitu dibagian gudang dan pengiriman sehingga
diharapkan mendapatkan data-data yang diperlukan. Dalam bab ini dijelaskan secara
lengkap objek penelitian yang diambil.
3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Sanbe Farma sudah didirikan pada tahun 1975. Sekarang lebih daripada 25
tahun. Setelah pendirianya, telah bertambah besarnya perusahaan obat farmasi layak
di Indonesia diantara lebih dari 200 perusahaan obat farmasi termasuk berbagai
bangsa dengan 1500 pegawai lebih. Kegiatan utama adalah dari produksi dan bagian
penjualan obat seperti keunggulan obat dan antibiotic modern, vitamin-vitamin, dan
lain sebagainya. Tidak hanya untuk manusia akan tetapi di dalam bidang kedokteran
hewan untuk kesehatan binatang
PT Sanbe Farma melayani himpunan dokter-dokter dari Negara luas ini karna
lebih dari 1000 pulau siap berdiri 22 pusat distribusi dan kami menjaga komunikasi
hamper dengan 40000 dokter. Sudah lebih dari 150 jabatan ilmu kedokteran dan
produksi obat-obatan.

37

2

Dalam melaksanakan kegiatanya PT. Sanbe Farma mempunyai banyak
konsumen di Indonesia, konsumen-konsumen tersebut merupakan rumah sakit yang
besar dibidangnya, seperti rumah sakit Boromeus, Hasan sadikin, Adven, dan Rumah
sakit besar lainya yang ada di Indonesia. Dalam pendistribusian PT. Sanbe farma
memberikan layanan antara lain pengiriman obat oleh pihak PT. Sanbe Farma kepada
konsumen.
Adapun pengiriman obat untuk antar kota menggunakan mobil box dan
pengiriman obat antar pulau menggunakan truk container sedangkan pengiriman obat
antar negara menggunakan jasa pesawat terbang. Walaupun pengiriman obat dengan
menggunakan jasa angkutan telah memberikan kemudahan, tetapi tetap saja sering
terjadi masalah. Misalnya terjadi kesalahan tertukarnya obat dengan obat distributor
yang lainya, kurangnya jumlah obat, obat yang dikirimkan jenis obatnya salah bahkan
untuk pengiriman antar pulau waktu sering terlambat.
Masalah-masalah seperti ini tentu akan sangat merugikan terutama bila obat
yang dikirimkan dalam jumlah yang sangat besar. Untuk pengiriman obat yang
jaraknya dekat, mungkin jarang terjadi masalah. Masalah kadang sering timbul kalau
pengiriman antar pulau, Sering terjadi adanya surat complaint dari distributor
mengenai obat yang telah dikirim, diantaranyaan tertukar obat misalnya obat pesanan
distributor aceh dengan distributor medan yang tertukar dan berbeda dari pesanan
obatnya atau jumlah obatya dan juga jenis obatnya. Hal ini menyebabkan pekerjaan
pengiriman menjadi dua kali.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada distributor baik intern maupun
ekstern diperlukan sistem pengiriman obat yang cepat, tepat dan akurat, karena itu
merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya meningkatkan

3

pelayanan pengiriman obat jadi kepada konsumen. Berdasarkan hasil pemaparan dan
permasalahan yang ditemukan, maka penulis perlu meneliti lebih untuk memecahkan
masalah-masalah yang ditemukan, untuk itulah penulis mengambil penelitian skripsi
yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN OBAT
PADA PT. SANBE FARMA BANDUNG”
1.2

Identifikasi dan Rumusan Masalah
Identifikasi masalah dan rumusan masalah diperlukan untuk mencari

permasalahan dan mencari perumusahan masalah yang dijadikan pondasi dasar dalam
penelitian ini, identifikasi masalah akan dijadikan latar belakang dalam penelitian ini,
selanjutnya akan dijelaskan secara rinci mengenai identifikasi dan rumusan masalah
yang ditemukan.
1.2.1 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis menekan permasalahan yang sering terjadi
di dalam pengiriman obat.
1.

Kurang efektifnya tujuan pengiriman obat pada saat pengiriman.

2.

Kesalahan dalam jumlah obat yang dikirim.

3.

Kesalahan obat yang dikirimkan jenis obatnya salah.

4.

Waktu tempuh yang cukup lama terhadap obat yang dikirm.

1.2.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penulis merumuskan
permasalahan yang sering terjadi di dalam pengiriman obat yaitu :
1. Bagaimana sistem yang sedang berjalan mengenai pengiriman obat di PT Sanbe
Farma Bandung ?

4

2. Bagaimana perancangan sistem informasi mengenai pengiriman obat di PT Sanbe
Farma Bandung ?
3. Bagaimana implementasi perancangan sistem mengenai pengiriman obat di PT
Sanbe Farma Bandung ?
4. Bagaimana pengujian perancangan sistem informasi mengenai pengiriman obat di
PT Sanbe Farma Bandung ?
1.3

Maksud dan Tujuan penelitian
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini merupakan maksud dan sasaran

penelitian yang ingin dicapai secara penuh sehingga penelitian ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang terlibat, secara rinci maksud dan tujuan yang ingin dicapai
akan dijelaskan dibawah ini.
1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian adalah untuk merancang dan membuat Sistem
Informasi pengiriman obat pada PT Sanbe Farma Bandung, sehingga Dalam upaya
meningkatkan pelayanan kepada distributor baik intern maupun ekstern diperlukan
sistem pengiriman obat yang cepat, tepat dan akurat, karena itu merupakan salah satu
faktor yang menentukan di dalam upaya meningkatkan pelayanan pengiriman obat
jadi kepada konsumen.

4.3.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari skripsi ini untuk menjawab permasalahan yang
ada di rumusan masalah dalam pengiriman obat, yaitu :

5

1.

Untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan mengenai pengiriman obat
pada PT Sanbe Farma.

2.

Untuk membuat perancangan sistem informasi pengirman obat pada PT
Sanbe Farma.

3.

Untuk mengetahui implementasi sistem informasi pengiriman obat pada PT
Sanbe Farma.

4.

Untuk mengetahui analisis dan pengujian program sistem informasi
pengiriman obat pada PT Sanbe Farma.

1.4

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa kegunaan yang ditujukan kepada semua

pihak termasuk penulis sehingga dapat dirasakan manfaat dan kegunaanya sebagai
sebuah penelitian ilmiah. Kegunaan penelitian ini terbagi atas 2 kegunaan, yaitu
kegunaan praktis dan keguanaan akademis, selanjutnya akan dijelaskan secara
lengkap di point selanjutnya.
1.4.1. Kegunaan Praktis
1.

Bagi penulis
Berguna dalam menambah atau memperkaya wawasan pengetahuan baik teori

maupun praktek, belajar menganalisa dan melatih daya fikir didalam mengambil
kesimpulan atas permasalahan, khususnya pada sistem pengiriman obat.

2.

Bagi perusahaan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam

operasional perusahaan.
1.4.2. Kegunaan Akademis

6

Penelitian ini dapat memberikan asumsi bahwa sistem informasi dalam sebuah
perusahaan harus selalu berkembang dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan
zaman dan kebutuhan agar memudahkan kegiatan operasional perusahaan.
Meningkatkan dan memperluas serta memanfaatkan keterampilan serta menambah
pengalaman dan wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pegangan untuk
memasuki dunia usaha yang akan datang. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh
di bangku kuliah ke dunia kerja nyata.
1.5.3. Batasan Masalah
Batasan masalah berisi batasan pembahasan masalah terhadap analisis yang
dilakukan. Masalah yang akan dibahas dibatasi seputar hal – hal yang berhubungan
dengan pengiriman obat di PT. Sanbe Farma, antara lain:
1.

Sistem hanya mencakup pengirman obat sampai ke faktur jalan

2.

Sistem tidak membahas retur dan pengirman kembali obat yang sudah
Dikirim

3.

Sistem yang dibangun tidak membahas metode pengiriman dan cara pengirim

1.6

Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan waktu penelitian telah penulis susun secara lengkap dari \mulai

tahapan analisis sampai tahapan implementasi yang terbagai dalam tiap bulan yang
dialakukan selama 4 bulan penelitian, dengan langsung terjun ke lokasi penelitian,

7

selanjutnya mengenai lokasi dan waktu penelitian akan dijelaskan dalam point
selanjutnya.
1.6.1. Lokasi Penelitian
Laporan yang menjadi objek penelitian penulis adalah di bagian pemasaran
pada PT.SANBE FARMA BANDUNG.Jl.Industri cimareme No.8 Padalarang
Bandung 40553.
1.6.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Sanbe Farma dengan waktu penelitian selama
4 bulan, dari tahap identifikasi sampai pengembangan sistem, secara rinci estimasi
waktu penelitian dijelaskan dalam tabel di bawah ini

8

Tabel 1.1. Estimasi Waktu Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ekonomi dunia ini semakin pesat sehingga permasalahan yang

dihadapi oleh bidang usaha juga semakin kompleks dan bersifat dinamis. Jika pada
awalnya masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah masalah produksi, kemudian
berkembang menjadi masalah pemasaran, pada akhirnya mengarah pada masalah
keuangan dan pengiriman obat-obatan. Dalam mengikuti perubahan-perubahan
tersebut, berbagai srategi telah dilakukan oleh masing-masing perusahaan, baik dalam
bidang pemasaran, produksi maupun keuangan dan pengirman obat-obatan. Fungsi
pengiriman sangat diperlukan oleh perusahaan karena mempunyai keterkaitan yang
erat dengan fungsi-fungsi lainnya, dan strategi perusahaan secara keseluruhan.
Hampir sebagian besar dari seluruh kegiatan perusahaan dipengaruhi oleh
penjualan produk/jasa. Salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan dapat
dilihat dari pertumbuhan yang dicapai oleh perusahaan yang meliputi pertumbuhan
aset maupun pertumbuhan laba yang diperoleh.
PT Sanbe Farma merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi
khususnya pengadaan obat-obatan yang salah satunya berorientasi pada pemenuhan
kepuasaan konsumen baik intern maupun ekstern. Perusahaan ini secara mandiri
bergerak dibidang perdagangan dan distribusi obat-obatan.

1

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Pengertian Informasi
Dalam perancangan suatu sistem informasi, diperlukan suatu landasan teori

yang jelas dan teruji, untuk menghasilkan fungsi dan tujuan dibangunnya sebuah
sistem informasi. Informasi sangat penting bagi suatu organisasi, suatu organisasi
yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi lemah dan akhirnya berakhir.
Robert N. Anthony dan John Dearden didalam buku Jogiyanto (2001:7) menyebutkan
keadaan dari sistem dalam hubungannya dengan keberakhirannya dengan istilah
entropy. Informasi yang berguna bagi sistem akan menghindari proses entropy yang
disebut dengan negative entropy atau negentropy.
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian pada saat tertentu dan kesatuan nyata.
2.1.1

Siklus Informasi
Data yang telah diolah menjadi informasi diberikan kepada yang

membutuhkan informasi, kemudian penerima informasi tersebut akan membuat suatu
keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti melakukan tindakan yang lain yang
akan menghasilkan kembali suatu data. Data tersebut akan ditangkap sebagai input,
diproses kembali melalui serangkaian langkah-langkah.

9

10

Seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini disebut siklus informasi
(information cycle) dan disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing
cycle).
Proses
(Model)

Dasar
Data

Input
Data

Output
(Informasi)

Data
(ditangkap)

Penerima

Hasil
Tindakan

Keputusan/
Tindakan

Gambar 2.1. Siklus Informasi
[ Sumber : Analisis dan Desain Sistem Informasi, Jogiyanto Hartono MBA., Ph.D.,
Penerbit Andi Yogyakarta ( 2001) ]
2.1.2

Nilai Informasi
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal, yaitu

manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila
manfaatnya lebih efektif dibanding dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu
diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi
umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan, sehingga sulit untuk menghubungkan
suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan perbandingan biaya untuk
memperolehnya, karena sebagian besar informasi digunakan tidak hanya oleh satu
pihak di dalam perusahaan.

11

Informasi tidak dapat percis ditaksir dengan satuan uang, tetapi dapat ditaksir
dengan efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan
analisis cost effectiveness atau cost benefit.
2.2

Pengertian Sistem
Didalam suatu sistem informasi terdapat dua kelompok pendekatan yang biasa

digunakan dalam mendefinisikan sistem, yaitu pendekatan yang menekankan pada
prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur, mendefinisikan
sistem sebagai berikut [HM, Jogiyanto 3]:
“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berkaitan, berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.
Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau
elemen, mendefinisikan sistem yaitu [HM, Jogiyanto 3] :
“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu”.
Sistem itu sendiri memiliki karakteristik atau beberapa sifat tertentu, yaitu
mempunyai komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem
(environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah
(process), dan sasaran (objectives) atau suatu tujuan (goal).

12

Gambar 2.2. Karaktersitik Sistem
[ Sumber : Jogiyanto, H. M., MBA, Ph.D., 2001, Analisis & Desain Sistem, Andi
Yogyakarta, Yogyakarta ]
2.3

Pengertian Sistem Informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting di dalam mendukung

pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (Information
sistem) atau disebut juga dengan processing sistem atau information processing
sistem atau information generating sistem. Sistem informasi didefinisikan oleh Robert
A. Leitch dan K. Roscoe Davis di daam buku Jogiyanto (2001:11) sebagai berikut:
“sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan”.
Sistem informasi sendiri memiliki sejumlah komponen tertentu. Seperti yang
dikemukakan oleh Robert dan Donald Symanzky dalam buku Jogiyanto (2001:12),
bahwa sistem informasi terdiri dari beberapa komponen yang berbeda yaitu, manusia,
data, hardware, dan software. Sebagai suatu sistem, setiap komponen tersebut

13

berinteraksi satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai
sasarannya.

Gambar 2.3. Bagan Sistem Informasi
[ Sumber http://blog.its.ac.id/dyah03tc/files/2007/10/sistem-informasi.jpg
Time Download
2.4

: 16/10/09 at 1:17 PM ]

Pengembangan dan Pendekatan Perancangan Sistem Informasi
.Pengembangan sistem (sistem development) dapat berarti menyusun sistem

yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diganti atau diperbaiki
disebabkan karena beberapa hal, yaitu :
1.

Adanya permasalahan-permasalahan (Problems) yang timbul di dalam sistem

lama. Permasalahan-permasalahan yang timbul dapat berupa :
a. Ketidakberesan

14

Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang
lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Ketidakberesan
ini dapat berupa :
1.

Kecurangan-kecurangan yang disengaja yang menyebabkan
tidak amannya harta kekayaan perusahaan dan kebenaran dari
data menjadi tidak terjamin.

2.

Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat
menyebabkan kebenaran dari data tidak terjamin.

3.

Tidak efisiennya operasi.

4.

Tidak

ditaatinya

kebijaksanaan

manajemen

yang

telah

ditetapkan.

b. Pertumbuhan Organisasi
Pertumbuhan organisasi menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru.
Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas,
volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru.
Karena adanya perubahan ini menyebabkan sistem yang lama tidak efektif lagi,
sehingga sistem yang lama sudah tidak dapat memenuhi lagi kebutuhan informasi
yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (Opportunities)
Teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Organisasi mulai
merasakan bahwa teknologi informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan

15

penyediaan informasi sehingga dapat mendukung dalam pengambilan keputusan.
Kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya
strategi dan rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan yang
ada.
3. Adanya intruksi-intruksi (Directives)
Pengembangan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya intruksiintruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan
pemerintah.

Gambar 2.4. Pengembangan Sistem Informasi
[ Sumber : Analisis dan Desain Sistem Informasi, Jogiyanto Hartono MBA., Ph.D.,
Penerbit Andi Yogyakarta (2001) ]

Terdapat beberapa metode pendekatan dan perancangan sistem informasi yang
digunakan oleh berbagai pengembang sesuai dengan tujuan dari pengembagan sistem
informasi yang dihadapi, dibawah ini merupkan pendekatan dan perancangan sistem
informasi yang populer digunakan oleh banyak developer.

16

2.4.1

Pengembangan Sistem Informasi Metode Prototype

Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah menggunakan model
prototype, karena model ini dianggap cocok dengan pendekatan beorientasi objek.
Metode ini memungkinkan pemakai ikut serta dalam menentukan kebutuhan dan
menentukan sistem apa yang akan di kerjakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Prototype di gunakan untuk mengembangkan kebutuhan pemakaian yang sulit
di definisikan untuk melancarkan proses SDLC, Prototype paling baik di gunakan
untuk mengembangkan sistem yang kurang di definikan kurang baik dan cocok untuk
menerapkan sistem kecil dan unik.

Gambar 2.5 Metode Prototype

[ Sumber : Pressman, S. Roger, 2001 ]
2.4.2

Pendekatan Sistem Berorientasi Objek
Metodologi (analisis dan perancangan perangkat lunak) berorientasi objek

diusulkan oleh penulis-penulis buku/artikel kemudian praktek-praktek penerapannya
oleh para penulis tersebut terlembagakan, contoh-contoh metode /metodologi :

17

– Shlaer/Mellor
– Coad/Yourdon
– Object Modelling Techniques (Rumbaugh, et. al.)
– Responsibility Driven Design (Wirfs-Brock, et. al.)
– Objectory
– OOAD Booch
– Fusion (Coleman, et. al.)
Tiap metode/metodologi berorientasi objek memiliki teknik dan notasi sendiri
yang satu sama lain berbeda Kesamaan umum dari semua metode/metodologi
berorientasi objek terletak pada cara pandang, yaitu :
a.

Static, menggambarkan keterkaitan logik antar entitas pada sistem

b.

Dynamic, menggambarkan hubungan yang terbentuk akibat dinamika
sistem.

2.4.2.1 Konsep Objek Oriented Analisis And Desain(OOAD)
Dalam dunia pemodelan, metodologi implementasi obyek walaupun terikat
kaidah-kaidah standar, namun teknik pemilihan obyek tidak terlepas pada
subyektifitas software analist & designer. Beberapa obyek akan diabaikan dan
beberapa obyek menjadi perhatian untuk diimplementasikan di dalam sistem. Hal ini
sah-sah saja karena kenyataan bahwa suatu permasalahan sudah tentu memiliki lebih
dari satu solusi.

18

Object Oriented Analysis Design (OOAD) adalah rekayasa perangkat
lunak yang model pendekatan sistem sebagai kelompok interaksi objek. Beberapa
entitas mewakili setiap obyek, yang menarik dalam sistem menjadi model dan kelas,
elemen data, dan perilaku. Analisis berorientasi objek (OOA) berlaku objek modeling
teknik untuk menganalisis fungsional persyaratan untuk sistem.
Secara singkat OOAD adalah metode analisis yang memerikasa requirements
dari sudut pandang kelas-kelas dan objek yang ditemui dalam ruang lingkup
permasalahan yang mengarahkan arsitektur software yang didasarkan pada manipulasi
objek-objek sistem atau subsistem. Sekarang ini terdapat berbagai metodologi yang
digunakan dalam object oriented analisys and design (OOAD).
Beberapa konsep dasar dalam OOAD adalah :
a.

Objek (Object)

Objek adalah benda yang secara fisik dan konseptual yang ada disekitar
kita. Beberapa contoh objek, seperti hardware, software, dokumen, manusia,
konsep, dan lainnya. State adalah objek yang mempunyai keadaan sesaat yang
menggambarkan keadaan dari objek tersebut. State dinyatakan dengan atribut,
behaviour, interface, service, dan method.
b. Kelas (Class)
adalah definisi umum dari himpunan objek yang sejenis. Kelas menetapkan
spesifikasi perilaku (behaviour) dan atribut-atribut dari objek tersebut. Class adalah
abstraksi dari entitas dunia nyata.
c.

Kotak hitam (black Box)

19

adalah dasar dari implementasi objek. Dalam operasi OO, hanya para
developer yang dapat memahami detail dari proses-proses yang ada dalam kotak
hitam, sedangkan para user tidak mengetahui. Menggunakan proses enkapsulasi dan
message.
d. Asosiasi dan Agregasi
Asosiasi adalah hubungan yang mempunyai makna antara sejumlah objek.
Asosiasi digambarkan dengan sebuah garis penghubung di antara objeknya. Agregasi
adalah bentuk khusus sebuah asosiasi yang menggambarkan seluruh bagian pada
suatu objek merupakan bagian dari objek yang lain.
2.4.2.2 Pengenalan UML
Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah
menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan
sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model
sebuah sistem. UML mendefinisikan diagram-diagram berikut ini :

1. Use case diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan
“bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor
dengan sistem.

20

Gambar 2.6 Contoh Use Case
http://blog.its.ac.id/dielife/files/2009/06/use_case2.JPG 6 April 2010
2. Class diagram
Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan
sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek.
Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan
layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).

Class memiliki tiga area pokok :
1.

Nama (dan stereotype)

2.

Atribut

3.

Metoda

21

Gambar 2.7 Contoh Class Diagram
http://i761.photobucket.com/albums/xx256/ditakumaira/use-case-diagram.gif 6 April
2010
3. Behaviour Diagram
Terbagi kedalam 2 diagram yaitu :
1. Statechart diagram
Menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state
lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada
umumnya statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat
memiliki lebih dari satu statechart diagram).

22

Gambar 2.8 Contoh Statechart Diagram
http://vega.soi.city.ac.uk/~aj406/XTraQue/PM1_ST_TakingAPhoto.gif
6 April 2010
2. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang
sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin
terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan
proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

23

Gambar 2.9 Contoh Activity Diagram
http://www.icn.ucl.ac.uk/courses/MATLABTutorials/Sessions2007_08/Christi
an_Kaul_3/UI%20Activity%20Diagram.jpg 6 April 2010

4. Interaction diagram
Terbagi menjadi 2 diagram, yaitu :
1. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di
sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang
digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu)
dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

Gambar 2.10 Contoh Sequence Diagram
http://argoumlstats.tigris.org/documentation/printablehtml/manual/images/refe
rence/sequence_diagram.gif 6 April 2010

24

2. Collaboration Diagram
Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar objek seperti
sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek dan
bukan pada waktu penyampaian message.

Gambar 2.11 Contoh Collaboration Diagram
http://www.tutorialspoint.com/images/uml_collaboration_diagram.jpg 6 April 2010
5. Component diagram
Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen
piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di antaranya.
Komponen piranti lunak adalah modul berisi code, baik berisi source code
maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang muncul pada compile
time, link time, maupun run time. Umumnya komponen terbentuk dari beberapa class
dan/atau package, tapi dapat juga dari komponen-komponen yang lebih kecil.

25

Komponen dapat juga berupa interface, yaitu kumpulan layanan yang
disediakan sebuah komponen untuk komponen lain.

Gambar 2.12 Contoh Component diagram
http://www.iist.unu.edu/newrh/III/3/1/docs/rsltc/user_guide/html/UML2RSL_f17.
png 6 April 2010
6. Deployment diagram
Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen
di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin,
server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut,
spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal.

Gambar 2.13 Contoh Deployment diagram
Scott W. Ambler (2005) from http://www.agilemodeling.com/
images/style/deploymentDiagramProjectLevel.gif 6 April 2010

26

2.4.2.3 Konsep Dasar Basis Data
Secara sederhana database dapat diungkapkan sebagai suatu pengorganisasian
data dengan bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah
dan cepat. Dalam hal ini, pengertian akses dapat mencakup pemerolehan data maupun
pemanipulasian data seperti menambah serta menghapus data.
Sebagai mana diketahui, manajemen modern mengikutsertkana informasi
sebagai sumber daya penting yang setara dengan sumber daya manusia, uang, mesin
dan material.

Gambar 2.14. RDBMS
Sumber : www.embeddedtechjournal.com/articles_2006/200... Time Download :
3/10/09 at 23:57 PM
Dengan adanya komputer, data dapat disimpan dalam media pengingat yang
disebu hardisk. Dengan menggunakan media ini kehadirian kerta yang digunakan
dapat untuk menyimpan data dapat dikurangi. Selain itu, data menjadi lebih cepat
untuk diakses, terutama dalam bentuk database

27

DBMS singkatan dari Database Management Sistem. DBMS merupakan
perangkat lunak atau program komputer yang dirancang khusus untuk memudahkan
pengkodean database. Salah satu macam DBMS yang popoluer dewasa ini berupa
RDBMS dan ORDBMS , yang menggunakan model basis data atau dalam bentuk
tabel-tabel yang saling berhubungan.
2.5

Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer yang berhubungan antara

yang satu dengan yang lainnya menggunakan protocol komunikasi sehingga dapat
saling bertukar data dan informasi serta dapat menggunakan perangkat keras secara
bersama. Selain itu jaringan komputer dapat diartikan sebagai sekumpulan terminal
komunikasi yang berada di berbagai lokasi berbeda yang terdiri dari dua komputer
atau lebih yang saling berhubungan (Budi Irawan (2005:6).
2.11.1

Black-Box Testing
Pada pengujian ini kita tidak perlu tahu apa yang sesungguhnya terjadi dalam

sistem/perangkat lunak yang kita kembangkan. Kita menguji masukan dan
keluarannya, artinya dengan berbagai masukan yang kita berikan, sistem/perangkat
lunak memberikan keluaran yang kita harapkan.
Berdasarkan faktor uji :
1. Reliability
a) Menentukan toleransi.
b) Desain kontrol dan integritas data
c) Implementasi kontrol dan integritas data

28

d) Pengujian regresi, pengujian manual dan pengujian fungsional
e) Verifikasi dan ketepatan dan kelengkapan instalasi
f) Update ketepatan kebutuhan
2. Authorization
a) Identifikasi aturan otorisasi
b) Desain aturan otorisasi
c) Implementasi aturan otorisasi
d) Pengujian kesesuaian
e) Mencegah perrubahan data selam instalasi
f) Menjaga aturan otorisasi
3. File Integrity
a) Identifikasi kebutuhan integritas file
b) Desain kontrol dan integritas file
c) Implementasi kontrol dan integritas file
d) Pengujian fungsional
e) Verifikasi integritas dari produksi file
f) Menjaga integritas file

4. Audit Trail

29

a) Identifikasi kebutuhan rekonstruksi
b) Desain audit trail
c) Implementasi audit trail
d) Pengujian fungsional
e) Menyimpan audit trail selama instralasi
f) Update audit trail
5. Continuity of processing
a) Identifikasi akibat dari kegagalan
b) Desain contingency plan
c) Menyusun contingency plan dan prosedurnya
d) Pengujian pemulihan
e) Memastikan integritas dari pengujian sebelumnya
f) Update contingency plan
6. Service Levels
a) Identifikasi tingkat layanan yang diinginkan
b) Desain metode untuk mencapai tingkat layanan
c) Desain sistem untuk mencapai tingkat layanan
d) Pengujian beban lebih
e) Implementasi rencana pencegahan kegagalan instalasi

30

f) Menjaga tingkat layanan
7. Access kontrol
a) Identifikasi hak akses
b) Desain Prosedur akses
c) Implementasi proseddur keamanan
d) Pegujian kesesuaian
e) Kontrol akses selama instalasi
f) Menjaga keamanan
8. Metodology
a) Penyesuaian kebutuhan dengan metodology
b) Penyesuaian desain dengan metodology
c) Penyesuaian program dengan metodology
d) Penyesuaian pengujian dengan metodology
e) Penyesuaian integrasi dengan metodology
f) Penyesuaian perawatan dengan metodology
9. Correctness
a) Identifikasi spesifikasi fungsional
b) Penyesuaian desain dengan requirement
c) Penyesuaian program dengan desain

31

d) Pengujian fungsional
e) Ketepatan penempatan program dan data pada produksi
f) Update kebutuhan
10. Ease of use
a) Identifikasi spesifikasi kegunaan
b) Desain penggunaan fasilitas
c) Penyesuaian program dengan desain
d) Pengujian dukungan panduan
e) Penyebaran kegunaan instruksi
f) Menjaga kemudahan penggunaan
11. Maintainable
a) Identifikasi spesifikasi kegunaan
b) Desain dapat dirawat
c) Program dapat dirawat
d) Inspeksi
e) Kelengkapan dokumentasi
f) Menjaga keremawatan
12. Portable
a) Identifikasi kebutuan protabilitas

32

b) Desain protabilitas
c) Penyesuaian program dengan desain
d) Disaster testing
e) Kelengkapan dokumentasi
f) Menjaga protabilitas
13. Coupling
a) Identifikasi antar muka sistem
b) Kelengkapan desain antarmuka
c) Penyesuaian program dengan desain
d) Pengujian fungsional dan regresi
e) Koordinasi antarmuka
f) Memastikan antarmuka yang benar
14. Performance
a) Identifikasi kriteria performa
b) Kriteria pencapaian desain
c) Kriteria pencapaian program
d) Pengujian kesesuaian
e) Mengawasi performa instalasi
f) Menjaga tingkat performa

33

15. Ease of operations
a) Identifikasi kebutuhan operasional
b) Mengkomunikasikan kebutuhan pada operasi
c) Mengembangkan prosedur operasi
d) Pengujian operasi
e) Implementasi prosedur operasi

57

4.1.2.1. Use Cas