sangat baik Blakely dan Bade, 1994. Konsentrat merupakan bahan pakan yang mudah dicerna sehingga laju aliran pakan dalan saluran pencernaan lebih cepat
dan memungkinkan menambah konsumsi pakan Tillman dkk., 1998.
2.3.3. Feed suplement
Penambahan bahan pakan dalam bentuk supplement dimaksudkan agar produktivitas ternak optimal Suprayogi, 2000. Feed supplement merupakan
bahan pakan tambahan berupa bahan organik yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk pertumbuhan normal dan hidup pokok ternak. Salah satunya adalah
vitamin. Kebutuhan vitamin pada ternak ruminansia dewasa berbeda dengan spesies monogastrik. Ternak ruminansia mempunyai kemampuan mensintesis
vitamin dengan bantuan mikroba di dalam rumen, kecuali vitamin A, D dan E Chuzaemi, 2012.
2.4. Pemanfaatan Kolin Klorida pada Ternak
Kolin merupakan zat kimia organik yang masuk dalam kelompok vitamin B. Kolin merupakan zat essensial bagi tubuh, yaitu zat gizi yang dibutuhkan
tetapi tubuh tidak dapat mensintesisnya atau tidak dapat dibuat dalam jumlah yang cukup sehingga harus diperoleh dari bahan pakan. Hubungan suplementasi
kolin dan nutrisi pakan yang baik terutama protein kasar, dapat meningkatkan protein susu dan cenderung meningkatkan produksi susu Scheer dkk., 2002.
Gejala defisiensi kolin pada ternak sering terjadi, untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan penambahan garam kolin dalam pakan ternak. Garam
kolin yang digunakan untuk ternak unggas biasanya adalah kolin klorida dengan
kadar 86,79 Afriya dkk., 2013. Kolin tidak seperti vitamin yang larut dalam air lainnya, belum banyak dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengidentifikasi sindrom defisiensi kolin pada mamalia sehat dikarenakan keterkaitan dengan metionin Met, asam folat, dan vitamin B12, akan tetapi
kolin merupakan komponen penting dari jaringan dan dibutuhkan oleh ternak Pinotti dkk., 2002.
Penambahan kolin klorida sebanyak 30 ghari pada ternak rumiansia akan optimal, apabila penambahan kolin klorida diberikan berlebih dapat
meningkatkan metabolisme darah Xu dkk., 2005. Kolin klorida di dalam alat pencernaan diperkirakan dapat diserap sekitar 24 - 25 Sumiati dkk., 2005.
Kolin dapat disintesis dalam jumlah yang cukup oleh mikroba rumen. Vitamin B yang larut dalam air mudah diabsorbsi dari usus secara difusi sederhana maupun
secara karier oleh Na. Vitamin B kompleks diabsorbsi di dalam ileum bagian termal Chuzaemi, 2012. Pemberian kolin sebanyak ± 23 ghari meningkatkan
konsentrasi kolin di dalam usus sebanyak 1,2 – 2,5 ghari Atkins dkk., 1988.
Pemberian kolin dalam rumen rata-rata terdegradasi sebanyak 80-98 dan hanya sedikit meningkatkan suplai kolin di dalam usus. Suplai kolin pada sapi
FH tidak mengakibatkan penambahan pH, total VFA dan NH
3
pada rumen Sharma dan Erdman, 1988.
Kolin berperan dalam sintesis fosfolipid. Penambahan kolin pada pakan ternak dapat meningkatkan penyerapan lipid, transportasi lipid dan membantu
sintesis lemak susu Erdman dkk., 1984. Hubungan suplementasi kolin dan nutrisi pakan yang baik terutama protein kasar, dapat meningkatkan protein susu
dan cenderung meningkatkan produksi susu kira-kira 7 pada sapi laktasi
Pinotti dkk., 2002. Penambahan kolin pada pakan dengan jumlah yang tepat dapat meningkatkan metionin untuk membantu sintesis protein susu pada
kelenjar ambing Suksombat dkk., 2011 serta dapat menggurangi pemanfaatan metionin untuk sintesis kolin, akibatnya metionin lebih tersedia untuk
pembentukan protein susu dalam ambing Elek dkk., 2008.
2.5. Urea Darah