kecelakaan kerja disebabkan karena hampir tidak adanya faktor pemicu yang dapat menyebabkan terjadinya kelelahan pada pekerja. Faktor lingkungan kerja
yang cukup baik yaitu adanya penerangan yang cukup di tempat kerja, tidak terdapat sumber bising serta adanya persediaan makanan untuk pekerja pada
saat jam istirahat menyebabkan tingkat terjadinya kelelahan dan kecelakaan kerja pada pekerja cukup kecil.
22
Adanya penelitian yang bertentangan tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui lebih
lanjut adanya hubungan antara kelelahan kerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja bagian lambung di sebuah perusahaan konstruksi Semarang.
B. Rumusan Masalah
Angka kecelakaan kerja di Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja yaitu berasal dari
faktor manusia sedangkan penyebab langsung berasal dari faktor lingkungan yang berbahaya. Kecelakaan kerja akan menimbulkan dampak buruk bagi
perusahaan maupun bagi pekerjanya. Penyumbang terbesar terjadinya kecelakaan kerja tersebut berasal dari sektor konstruksi yang memiliki level
risiko cukup tinggi. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja adalah kelelahan. Kelelahan memberikan kontribusi sebanyak
50 terjadinya kecelakaan kerja. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di sebuah perusahaan konstruksi Semarang menunjukkan bahwa pekerja
bagian lambung memiliki risiko kecelakaan kerja paling tinggi dibandingkan bagian lain. Hal ini dapat dilihat dari data kecelakaan kerja tahun 2016 yang
menunjukkan bahwa angka kecelakaan kerja tertinggi terdapat pada bagian tersebut. Bagian lambung memiliki 5 sub bagian kerja yaitu sub bagian plat,
las, oksigen, travo lapangan dan mesin pres yang memiliki risiko bahaya kerja masing-masing. Sebanyak 8 dari 10 pekerja bagian lambung pernah mengalami
riwayat kecelakaan kerja. Sebanyak 7 dari 10 pekerja mengeluh sering merasa kakinya berat setelah bekerja dan 2 pekerja mengatakan pernah mengalami
gejala kelelahan kerja seperti dehidrasi saat terjadi kecelakaan kerja. Jam kerja yang berlebihan untuk 6 hari kerja, suhu lingkungan di tempat kerja yang
sangat panas, bising, tuntutan pekerjaan serta jenis pekerjaan yang berat memicu terjadinya kelelahan pada pekerja bagian lambung.
Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang bertentangan yaitu ada dan tidaknya hubungan antara kelelahan kerja dengan kecelakaan kerja dan
sebelumnya juga belum pernah dilakukan penelitian mengenai hubungan kelelahan kerja dengan kejadian kecelakaan kerja di sebuah perusahaan
konstruksi Semarang terutama pada pekerja bagian lambung. Berdasarkan alasan
–alasan tersebut, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Apakah terdapat hubungan antara kelelahan kerja dengan kejadian kecelakaan kerja
pada pekerja bagian lambung di sebuah perusahaan konstruksi Se marang?”
C. Tujuan Penelitian