Penampang Tunggal Bentuk Persegi Empat Rectangular channel Penampang Tunggal Bentuk Persegi Empat Rectangular channel Penampang Tunggal Berbentuk Trapesium Trapezoidal channel

- 15 - Rumus-rumus yang digunakan untuk mendimensikan saluran dengan penampang tunggal adalah :

a. Penampang Tunggal Bentuk Persegi Empat Rectangular channel

B H Gambar 2.1 Penampang Tunggal Berbentuk Segi Empat V = 1n R 23 I 12 Q = V A P = B + 2H A = B H R = AP dimana : V = Kecepatan aliran mdetik n = Koefisien kekasaran manning R = Jari-jari hidrolis m I = Kemiringan saluran Q = debit aliran m 3 detik A = Luas penampang saluran atau sungai m 2 P = Keliling basah saluran m m = Nilai perbandingan horisontal terhadap satu satuan vertikal - 16 -

b. Penampang Tunggal Berbentuk Trapesium Trapezoidal channel

B H Gambar 2.2 Penampang Tunggal Berbentuk Trapesium V = 1n R 23 I 12 Q = V A P = B + 2H 2 m 1 + A = HB + mH R = AP di mana : V = Kecepatan aliran mdetik n = Koefisien kekasaran manning R = Jari-jari hidrolis m I = Kemiringan saluran Q = debit aliran m 3 detik A = Luas penampang saluran atau sungai m 2 P = Keliling basah saluran m m = Nilai perbandingan horisontal terhadap satu satuan vertikal

2. Penampang Ganda

Jenis penampang ini digunakan untuk mendapatkan kapasitas saluran yang lebih besar, sehingga debit yang dialirkan melalui saluran tersebut dapat lebih besar. Penampang ini juga digunakan jika lahan yang tersedia cukup luas. - 17 - Gambar 2.3 Penampang Saluran Ganda Q = Q 1 + Q 2 + Q 3 Q 1 = A 1 1n A 1 P 1 23 I 0.5 Q 2 = A 2 1n A 2 P 2 23 I 0.5 Q 3 = A 3 1n A 3 P 3 23 I 0.5 Sedangkan faktor lain yang perlu diperhatikan dalam penentuan bentuk penampang melintang saluran yaitu : ¾ Angkutan sedimentasi saluran ¾ Perbandingan debit banjir dominan dan debit banjir rendah Hal lain yang perlu diperhatikan adalah semakin mendekati sungai dan saluran-saluran utama kota yang lebih besar maka akan semakin besar dimensi dari saluran yang ada tersebut. Tabel 2.3 Harga n No Jenis Saluran Terbuka n 1. 2. 3. 4. 5. 6. Lapisan semen mulis, kayu datar terbaik Kayu datar, saluran lapisan kayu baru, besi tuang berlapis Kanal-kanal tanah, lurus dan terpelihara Kanal-kanal tanah galian, kondisi biasa Kanal-kanal yang dipahat dalam batu Sungai dalam kondisi baik 0,11 0,20 1,54 2,36 3,50 3,00 Sumber : PU Pengairan Prop. Jateng. A1.Q1 A2.Q2 A3.Q3 - 18 - 2.4.1.2 Tinggi Jagaan dan Lebar Tanggul Besarnya tinggi jagaan yang baik adalah berkisar antara 0,75 m – 1,5 m atau disesuaikan dengan besar kecilnya debit rencana. Hal lain yang mempengaruhi besarnya tinggi jagaan adalah penimbunan sedimen di dalam saluran, berkurangnya efisiensi hidrolik karena tumbuhnya tanaman, penurunan tebing dan kelebihan jumlah aliran selama terjadinya hujan. Tabel 2.4 Harga tinggi jagaan dan lebar tanggul sesuai debit rencana Debit Rencana m 3 det Tinggi Jagaan m Lebar Tanggul m 200 Q 500 500 Q 2000 2000 Q 5000 5000 Q 10000 10000 Q 0.75 1.00 1.25 1.50 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi 01.

2.4.2 Kapasitas Sungai Existing

Perhitungan atau penentuan kapasitas saluran atau sungai dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Penampang Tunggal Bentuk Persegi Empat Rectangular channel

B H Gambar 2.4 Penampang Sungai Berbentuk Segi Empat - 19 - V = K R 23 I 12 Q = V A P = B + 2H A = B H R = AP

b. Penampang Tunggal Berbentuk Trapesium Trapezoidal channel

B H Gambar 2.5 Penampang Sungai Berbentuk Trapesium V = In R 23 I 12 Q = V A P = B + 2H 2 m 1 + A = HB + mH R = AP di mana : V = Kecepatan aliran mdetik K = Koeffisien strickler R = Jari-jari hidrolis m I = Kemiringan saluran Q = debit aliran m 3 detik A = Luas penampang saluran atau sungai m 2 P = Keliling basah saluran m m = Nilai perbandingan horisontal terhadap satu satuan vertikal - 20 - 2.4.3 Bangunan Pengendali Banjir 2.4.3.1 Stasiun Pompa Elevasi muka tanah di sebagian Kelurahan Bandarharjo Semarang berada di bawah muka air pasang, maka setiap harinya terjadi genangan atau rob. Pada waktu musim hujan, genangan yang terjadi bertambah parah terutama pada saat terjadi hujan deras bersamaan waktunya dengan air laut pasang, karena terjadi back water dari laut. Untuk mencegah terjadinya genangan yang cukup lama maka pada dataran rendah tersebut dibangun pompa air drainase. Pompa ini diperlukan pada saat terjadi banjir dan tinggi tekanan serta debitnya berubah-ubah sepanjang waktu atau saat terjadi banjir air pasang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pompa : 1. Debit air 2. Pengoperasian pompa 3. Kapasitas pompa Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pompa Dp tersebut adalah sebagai berikut : η Q H D p p w = di mana : D p = Daya Pompa horse power = hp H p = H s + Σ hf m Q = Debit air m 3 det w = Berat jenis air 9.81 kNm 3 η = Effisiensi pompa H s = H statis m Σ hf = Jumlah kehilangan energi m

2.4.3.2 Kolam Penampungan

Kolam penampungan adalah suatu bangunan atau konstruksi yang berfungsi untuk menampung sementara air banjir atau hujan dan sementara itu sungai induknya tidak dapat menampung lagi debit banjir yang ada. Perencanaan kolam - 21 - penampungan ini dikombinasikan dengan pompa sehingga pembuangan air dari kolam penampungan bisa lebih cepat. Dimensi kolam penampungan ini didasarkan pada volume air akibat hujan selama t menit yang telah ditentukan artinya jika hujan sudah mencapai t menit, maka pompa harus sudah dioperasikan sampai elevasi air dikolam penampungan mencapai batas minimum. Untuk mengantisipasi agar kolam penampungan tidak meluap melebihi kapasitasnya maka petugas yang mengoperasikan pompa harus selalu siap pada waktu hujan. L B I I Gambar 2.6 Denah Kolam Penampungan H L Gambar 2.7 Potongan I – I Kolam Penampungan

2.5 HIDROLOGI