1
1. Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakir ini terdapat berbagai konflik yang terjadi dalam perusahaan, seperti demonstrasi dan protes yang mencerminkan ketidakpuasan
stakeholders pada manajemen perusahaan. Misalnya: para buruh sering melakukan demo dan mogok kerja akibat kebijakan upah dan pemberian fasilitas kesejahteraan
lain yang diterapkan perusahaan yang mencerminkan rasa ketidakadilan. Kasus lain yang sering muncul adalah protes dari masyarakat sekitar pabrik yang merasa
terganggu akibat limbah atau polusi yang terjadi. Hal ini menggambarkan bahwa perusahaan tidak lepas dari konflik sosial Utomo 2000 dalam Wijaya 2011.
Konflik tersebut disebabkan pihak manajemen perusahaan menginginkan keuntungan seoptimal mungkin tanpa mempedulikan lingkungan dan masyarakat
sekitarnya, sehingga kehadiran perusahaan dapat merugikan. Oleh sebab itu adanya konflik sosial itu mendorong munculnya CSR. CSR Corporate Social
Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka
dan dalam interaksi mereka dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kesukarelaan Nuryana 2005. Stakeholder merupakan semua pihak yang terlibat
dalam bisnis sebuah perusahaan, seperti karyawan, supplier, distributor, pemegang saham, dan pemerintah. Perusahaan yang melakukan kegiatan Corporate Social
Responsibility pada umumnya akan mengungkapkannya melalui laporan tahunan yang mereka terbitkan.
Laporan tahunan merupakan media komunikasi antara perusahaan dan para pengguna laporan keuangan serta masyarakat yang membutuhkan informasi tentang
kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan perusahaan. Sejauh mana informasi yang dapat diperoleh akan sangat tergantung pada sejauh mana tingkat
pengungkapan disclosure dari laporan tahunan perusahaan yang bersangkutan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan
menjadi 2 bagian, yaitu: pengungkapan wajib mandatory disclosure, dan pengungkapan sukarela valuntary disclosure. Pada akhir-akhir ini informasi yang
sering diminta untuk diungkapkan oleh perusahaan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan Sembiring 2005.
2
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu bagian dari pengungkapan sukarela. Pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan muncul karena adanya tuntutan masyarakat dan para pengguna laporan tahunan terhadap dampak kegiatan bisnis perusahaan Linda 2006 dalam Wijaya
2011. Tumbuhnya kesadaran publik akan peran perusahaan ditengah masyarakat melahirkan kritik, karena menciptakan masalah sosial, polusi, penyusutan sumber
daya alam, limbah, mutu produk, tingkat keamanan produk, serta hak dan status tenaga kerja.
Karakteristik perusahaan merupakan faktor – faktor yang membedakan
perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya. Menurut Lang dan Lundholm 1993 karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan serta karakteristik perusahaan merupakan prediktor kualitas penngungkapan.
Berbagai penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk meneliti hubungan antara karakteristik perusahaan dengan CSR. Penelitian tentang size perusahaan
dilakukan oleh Amalia 2005, hasil yang sama juga ditemukan oleh Cooke 1992 dalam Rusli 2012 bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan dengan
pengungkapan sosial perusahaan. Hasil lain ditemukan oleh Veronica 2008 dan Anggraini 2006, bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai hubungan positif
dengan pengungkapan sosial perusahaan. Sementara untuk variabel profitabilitas, Sari 2009 dalam Natalisa 2011
dan gray et al. 2001 dalam Rusli 2012 menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan mempunyai hubungan positif dengan pengungkapan CSR pada
perusahaan. Sedangkan Sulastini 2007 menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Sedangkan untuk variabel leverage, Simanjuntak dan Widiastuti 2004 , hasil yang sama di dapat oleh marwata 2001 Rusli 2012 yang menemukan bahwa
leverage mampu mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil lain ditemukan oleh Rismanda 2005 dalam Nathalia 2011 bawa leverage
tidak berpengaruh terhadap CSR.
3
Untuk variabel Age, Susanto dalam Amalia 2005 menemukan bahwa umur perusahaan merupakan variabel yang berpengatuh terhadap luas pengungkapan
sosial. Sedangkan Rawi dalam Amalia, 2005 menukan hasil lain yaitu tidak adanya hubungan antara umur perusahaan dengan pengungkapan CSR perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah terdapat perbedaan tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam laporan tahunan
berdasar karekteristik perusahaan yang terdiri dari variabel size, profitabilitas, leverage, dan Age. Penelitian ini tidak menggunakan analisis yang menguji pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility seperti penelitian-penelitian sebelumnya. Peneliti menguji apakah terdapat perbedaan
tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility berdasarkan karakteristik suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan ketidak-konsistenan hasil penelitian yang
meneliti tentang pengaruh dari karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: a bagi emiten, sebagai pertimbangan dalam menerapkan kebijakan dalam laporan
sebagai pertimbangan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada lingkungan sosial, b bagi investor, akan memberikan wawasan mengenai aspek-aspek sebagai
pertimbangan dalam berinvestasi, terutama yang terkait dengan pengungkapan CSR dan karakteristik perusahaan ukuran, profitabilitas, leverage, umur perusahaan.
2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Teori Agensi