KESIMPULAN PENERAPAN KONSEP BANGUNAN HIJAU PADA PROYEK KONSTRUKSI.

177

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisis dan perancangan pada struktur RS Grha
Kedoya Jakarta Barat, dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Dalam perencanaan atap, digunakan rangka kuda-kuda baja untuk bagian
gedung 5 lantai, sedangkan untuk bagian gedung yang 8 lantai menggunakan
perencanaan atap plat. Untuk batang kuda-kuda baja digunakan profil siku
ganda dengan ukuran 50x50x5 untuk batang tarik dan 60x60x6 untuk batang
tekan, dan pelat sambungan las digunakan tebal 10 cm.
2. Sedangkan untuk gording digunakan profil C 150x50x20x3,2m, sagrod
digunakan dengan ukuran diameter 8 dengan jumlah 2 sagrod dengan jarak
antar sagrod 1,33m.
3. Pelat bordes ukuran 2 x 3,625 m digunakan tebal 120 mm. Tulangan pokok
untuk tipe D13-200, sedangkan tulangan susut digunakan P12-200 untuk
bagian tangga (miring) dan P10-200 digunakan untuk bagian pelat bordes.
Balok bordes tipe (L = 3,625 m) digunakan dimensi 250 mm x 450 mm
dengan 2D16 untuk tulangan tarik dan 2D16 untuk tulangan tekan.

4. Pelat lantai dan atap digunakan tebal 140 mm. Pelat atap satu arah ukuran
3,1 x 8 m dipasang tulangan lapangan arah X dipasang P10-200 dan tulangan
tumpuan arah X dipasang P10-200, pada arah Y dipasang tulangan susut
P10-200. Pelat Lantai dua arah ukuran 4 x 8 m dipasang tulangan lapangan

177

178

arah X dipasang P10-150 dan arah Y P10-200. Pada tulangan tumpuan arah
X dipasang P10-100 dan arah Y P10-150, Pelat lantai satu arah ukuran 3,1 x
8 m dipasang tulangan tumpuan arah X P10-200 dan tulangan lapangan arah
X dipasang P10-200, tulangan arah Y dipasang tulangan susut digunakan
P10-200. Tidak perlu dipasang tulangan geser karena beton sudah mampu
menahan geser.
5. Dalam perencanaan balok induk, digunakan beberapa macam dimensi yaitu
sebesar 450 mm x 700 mm dan 350 mm x 500 mm . Dan untuk perencanaan
balok anak menggunakan ukuran 300 mm x 500 mm dan 150 mm x 250
mm..
Untuk balok 450 mm x 700 mm;

- Tulangan tumpuan bagian atas digunakan 9D29
- Tulangan tumpuan bagian bawah digunakan 7D29
- Tulangan lapangan bagiana atas dan bawah digunakan 4D29
- Tulangan geser pada daerah sendi plastis digunakan 4P10-55
- Tulangan geser pada daerah di luar sendi plastis digunakan 4P10-65
6. Perencanaan kolom menggunakan dimensi sebagai berikut; basement 1–
lantai 3 sebesar 1200 mm x 1200 mm dengan tulangan longitudinal 44D29,
dan tulangan transversal 5P12-80 (daerah lo), 5P12-120 (daerah luar lo)
dimensi yang digunakan untuk kolom lantai 4 hingga lantai 6 sebesar 1000
mm x 1000 mm, sedangkan dimensi 800 mm x 800 mm digunakan untuk
kolom lantai 7 – lantai 8.

179

7. Dalam perencanaan pondasi, dimensi poer yang digunakan adalah 4 m x 4
m, dengan tebal poer 0,8 m. Penulangan poer bagian bawah menggunakan
tulangan D19-100 untuk arah x dan y, sedangkan tulangan bagian atas
menggunakan D16-150 . Jumlah tiang yang digunakan 4 buah dengan
tulangan 12D25 dan tulangan spiral D13-55.


180

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002, Yayasan LPMB, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002, Yayasan LPMB, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002, Yayasan LPMB, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung, SNI 03-1727-1989, Yayasan LPMB, Bandung.
Bowles, J.E., 1993, Analisis dan Desain Pondasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk
Gedung, Yayasan LPMB, Bandung.
Dipohusodo, I., 1994, Struktur Beton Bertulang, Gramedia, Jakarta.
Imran, I.,Catatan Kuliah Struktur Beton I, Penerbit ITB, Jakarta.
Imran, I dan Hendrik, F., 2010, Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang
Tahan Gempa, Penerbit ITB, Bandung.
Nasution, A.,2009, Analisis dan Desain Struktur Beton Bertulang, Penerbit ITB,

Bandung.
Vis, W. C. dan M. Kusuma Gideon, 1993, Desain Struktur Rangka Beton
Bertulang di Daerah Rawan Gempa, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Vis, W. C. dan M. Kusuma Gideon, 1993, Grafik dan Tabel Perhitungan Beton
Bertulang, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Lampiran 1

181

Lampiran 1

182

Lampiran 1

183

Lampiran 1


184

Lampiran 1

185

Lampiran 1

186

Lampiran 1

187

Lampiran 1

188

Lampiran 1


189

Lampiran 1

190

Lampiran 1

191

Lampiran 1

192

Lampiran 1

193

Lampiran 2


194

Lampiran 2

195

Lampiran 2

196

Lampiran 2

197

Lampiran 2

198

Lampiran 3


199

Lampiran 4

200

Lampiran 4

201

Lampiran 4

202

Lampiran 5

203

204


Lampiran 5

Lampiran 5

205

Lampiran 5

206

Lampiran 6

207

Lampiran 7

208

Lampiran 7


209

Lampiran 7

210

Lampiran 8

211

Lampiran 8

212

Lampiran 9

213

Lampiran 9


214

Lampiran 10

215

216

Lampiran 10

Lampiran 10

217

Lampiran 10

218

Lampiran 10

219

Lampiran 10

220

Lampiran 10

221

Lampiran 10

222

Lampiran 10

223

Lampiran 10

224

Lampiran 10

225

Lampiran 10

226

Lampiran 10

227

Lampiran 10

228

Lampiran 10

229

Lampiran 10

230

Lampiran 10

231

Lampiran 10

232

Lampiran 11

233

Lampiran 12

234

Lampiran 12

235

Lampiran 12

236

Lampiran 12

237

Lampiran 12

238

Lampiran 12

239

Lampiran 12

240

Lampiran 12

241

Lampiran 12

242

Lampiran 12

243

Lampiran 12

244

Lampiran 12

245

Lampiran 12

246

Lampiran 12

247

Lampiran 13

248

Lampiran 13

249

250

Lampiran 15

251

Lampiran 16

252

Lampiran 16

253

Lampiran 16

254

255

Lampiran 17

256

Lampiran 18

Lampiran 19

257