Research Result Utilization of Cultivation of Plantation and Horticultural Crops State Polytechnic of Agriculture of Pangkajenne and the Islands (The Case of Utilization by of the Farmers in Manggalung Village, Mandalle Sub-district, South Sulawesi).

1

PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DAN
HORTIKULTURA POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI
PANGKAJENNE DAN KEPULAUAN
(Kasus Pemanfaatan oleh Petani di Desa Manggalung, Kecamatan Mandalle,
Sulawesi Selatan)

ASMAWATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

2

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Pemanfaatan Hasil

Penelitian Budidaya Tanaman Perkebunan dan Hortikultura Politeknik Pertanian
Negeri Pangkajenne dan Kepulauan (Kasus Pemanfaatan oleh Petani di Desa
Manggalung, Kecamatan Mandalle, Sulawesi Selatan) adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertania Bogor.

Bogor, Januari 2013
As m a w a t i
NIM I352090041

3

RINGKASAN
Asmawati. Pemanfaatan Hasil Penelitian Budidaya Tanaman Perkebunan
dan Hortikultura Politeknik Pertanian Negeri Pangkajenne dan Kepulauan

(Kasus Pemanfaatan oleh Petani di Desa Manggalung, Kecamatan
Mandalle, Sulawesi Selatan). Dibimbing oleh Ninuk Purnaningsih dan
Sutisna Riyanto.
Hasil-hasil penelitian inovasi teknologi pertanian staf dosen
Politani Pangkep telah disebarkan kepada petani melalui penyuluhan untuk
mengatasi masalah yang sedang dihadapi mereka. Tujuan penelitian ini: 1)
Mendeskripsikan tingkat pemanfaatan informasi hasil penelitian budidaya
tanaman perkebunan dan hortikultura yang disampaikan staf Politani
Pangkep; 2) Menganalisis hubungan antara karakteristik petani dengan
pemanfaatan sumber informasi hasil penelitian;
3) Menganalisis
hubungan antara kebutuhan informasi dengan pemanfaatan sumber
informasi hasil penelitian; 4) Menganalisis hubungan antara perilaku
komunikasi petani dengan pemanfaatan sumber informasi hasil penelitian;
5) Menganalisis hubungan antara metode penyuluhan dengan pemanfaatan
sumber informasi hasil penelitian; 6) Menganalisis hubungan antara
pemanfaatan sumber informasi dengan pemanfaatan informasi hasil
penelitian.
Penelitian menggunakan metode survei dengan analaisis data
bersifat deskriptif korelasional. Sampel sebanyak 40 orang petani ditarik

secara acak sederhana dari 25 persen jumlah populasi.. Data dianalisis
dengan pendekatan kualitatif melalui analisis statistik deskriptif untuk
melihat kondisi setiap peubah dan pendekatan kuantitatif dengan analisis
statistik non-parametrik. Hubungan antarvariabel diuji menggunakan uji
korelasi Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Aksesibilitas sumber informasi
masih rendah dan frekuensi pemanfaatan sumber informasi termasuk
sedang. Tingkat pemanfaatan informasi hasil penelitian budidaya tanaman
perkebunan dan hortikultura adalah untuk menambah pengetahuan dan
sebagian kecil dipraktikkan oleh petani; 2) Karakteristik individu petani
yang berhubungan nyata dengan pemanfaatan sumber informasi hasil
penelitian adalah pendidikan, luas lahan, dan pendapatan. Petani yang
berlatar belakang pendidikan yang tinggi, memiliki lahan garapan yang
luas serta pendapatan yang relatif tinggi cenderung memanfaatkan sumber
informasi dari Politani dalam usahataninya; 3) Tingkat kebutuhan
informasi yang berhubungan nyata dengan pemanfaatan sumber informasi
hasil penelitian adalah pengendalian hama penyakit dan teknik budidaya
tanaman. Petani yang kebutuhan informasinya tinggi tentang teknik
budidaya dan pengendalian HPT cenderung akan menggakses sumber
informasi dari staf Politani lebih tinggi; 4) Perilaku komunikasi yang

berhubungan nyata dengan pemanfaatan sumber informasi hasil penelitian
adalah akses terhadap agen perubahan. Petani yang aksesibilitasnya tinggi
terhadap berbagai agen perubahan cenderung tinggi pula pemanfaatan
sumber informasnyai dari Politani; 5) Metode komunikasi yang

4

berhubungan nyata dengan pemanfaatan sumber informasi hasil penelitian
adalah cara penyampaian informasi dan bahasa yang digunakan oleh
sumber informasi. Bentuk penyajian dan bahasa penyampaian oleh sumber
informasi yang tepat, mengakibatkan tingginya pemanfaatan sumber
informasi oleh petani;
6)
Pemanfaatan sumber informasi yang
berhubungan nyata dengan pemanfaatan informasi hasil penelitian adalah
frekuensi pemanfaatan sumber, aksesibilitas sumber, dan kesesuaian isi
informasi terhadap tingkat penambahan pengetahuan. Aksesibilitas
terhadap sumber informasi memiliki hubungani terhadap pemanfaatan
informasi untuk di diskusikan.
Keywords: Hasil penelitian perguruan tinggi, pemanfaatan informasi, sumber

informasi

5

SUMMARY
Asmawati. Research Result Utilization of Cultivation of Plantation and
Horticultural Crops State Polytechnic of Agriculture of Pangkajenne and the
Islands (The Case of Utilization by of the Farmers in Manggalung Village,
Mandalle Sub-district, South Sulawesi). Supervised by Ninuk Purnaningsih and
Sutisna Riyanto.
The research findings on agricultural technology innovation of Pangkep
State Polytechnic of Agriculture lecturers have been disseminated to farmers
through extension/counseling services to address farmer problems. Based on the
research findings, this study aimed: 1) Describe the level of utilization of
information and research results and horticulture crops cultivation delivered
Pangkep Politani staff; 2) Analyze the relationship between the characteristics of
farmers with information sources utilization of research results; 3) Analyzing the
relationship between the need for information with the utilization of research
resources; 4) Analyze the relationship between the communication behavior of
farmers and the utilization of research result information sources; 5) AnalyzE the

relationship between extension method with utilization of information and
research results; 6) Analyze the relationship between the information utilization
and the utilization of research result information sources.
This study used a survey method using descriptive-correlational data
analysis. The data were analyzed with a qualitative method through statisticaldescptive analysis to see the condition of each change agent and a quantitative
using statistical-nonparametric analysis. Inter variables were tested using the
correlational test of Rank Spearman.
The research results showed that: 1) Accessibility to information sources
was low and the utilization frequency of the sources was moderate. The level of
information utilization of culture research result of plantation and horticulture
crops is to increase knowledge and partly practiced by farmers; 2) characteristics
of individual farmers significantly correlated with the utilization of research result
information sources is education, size of land area and income. Farmers with a
high educational background have extensive arable land and relatively high
income and tend to make use of Politani sources in their farming; 3) The level of
information which was significantly related to the utilization of research result
information sources was the need for information to control pest and cultivation
techniques. Farmers whose need for information about cultivation techniques and
HPT control were high tend to access information sources from higher Politani
staffr; 4) Communication behavior which was significantly related to the

utilization of research result information sources was access to an agent of change.
Farmers with high accessibility to various agents of change tend to have a high
utilization of information sources from Politani, and vice versa; 5) The method h
was significantly correlated with the utilization of researchresult information
sources was the way of delivering the message and the language used by the
source of information in the dissemination process. Forms of the language
presentation and delivery by appropriate information sources resulted in a higher
utilization of information sources by farmers; 6) The utilization of information
sources related to the utilization of research result information was the frequency

6

of source utilization, source accessibility, and suitability of the information
content with the additional level of knowledge. Accessibility to source
information was realated to the information utilization to be discussed.
Keywords: result of university research, information utilization, information
sources

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2013
Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya
untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah,
penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu
masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

7

PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN BUDIDAYA
TANAMAN PERKEBUNAN DAN HORTIKULTURA
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENNE DAN
KEPULAUAN
(Kasus Pemanfaatan oleh Petani di Desa Manggalung, Kecamatan Mandale,
Sulawesi Selatan)

ASMAWATI


Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

8

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Djuara P. Lubis, MS

9

HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian: Pemanfaatan Hasil Penelitian Budidaya Tanaman Perkebunan dan
Hortikultura Politeknik Pertanian Negeri Pangkajenne dan Kepulauan

(Kasus Pemanfaatan oleh Petani di Desa Manggalung, Kecamatan
Mandalle, Sulawesi Selatan)
Nama
NIM

:
:

ASMAWATI
I352090041

Disetujui:
Komisi Pembimbing

Dr Ir Ninuk Purnaningsih, MSi
Ketua

Ir Sutisna Riyanto, MS
Anggota


Diketahui:

KetuaProgram Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian
dan Pedesaan

Dr Ir Djuara P. Lubis, MS

Tanggal Ujian: 5 Februari 2013

DekanSekolahPascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Lulus:

10

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November-Desember 2011
ini ialah pemanfaatan hasil penelitian, dengan judul Pemanfaatan Hasil Penelitian
Budidaya Tanaman Perkebunan dan Hortikultura Politeknik Pertanian Negeri
Pangkajenne dan Kepulauan (Kasus Pemanfaatan oleh Petani di Desa
Manggalung, Kecamatan Mandalle, Sulawesi Selatan).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Ninuk Purnaningsih,
MSi, selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir Sutisna Riyanto, MS sebagai
anggota komisi pembimbing yang telah banyak membimbing dan mengarahkan
penulis mulai dari tahapan penelitian hingga penyusunan tesis ini. Terima kasih
penulis sampaikan kepada Bapak Dr Ir Djuara P. Lubis, MS selaku penguji luar
komisi yang banyak memberi masukan dan saran. Ucapan terima kasih penulis
sampaikann pula kepada Dr Ir Darmawan, MP, Rahmad D., SP MSi, Sitti
Inderiati, SP M Biotech, Syatrawati, SP MP, Kafrawi, SP MP, yang telah banyak
memberikan dukungan sejak awal masuk IPB sampai penulis menyelesaikan
studi. Demikian pula ucapan terima kasih kepada Dr Yuliana, SPi, MSi, Dr Tanti
Kustiari, SP MSi, Wiwien Mukti Andriyani, SPi MSi. Andi Panguriseng, SP,
Jumardin, AMd P. yang telah membantu selama proses pengumpulan data.
Demikian pula Ikhsan Fuady, SP MSi, Sigit Pamungkas, SP, Sardi Duriyatmo,
SP MSi, Sri Agustina, SPi. atas segala bantuannya selama proses penulisan tesis
ini.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh
keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat!
Bogor, Februari 2013
Asmawati

11

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

x

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

1
1
3
4
5

TINJAUAN PUSTAKA
Sumber Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sumber Informasi dan Diseminasi Iptek
Petani sebagai Pengguna Informasi

7
7
9
13

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

23

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Lokasi dan Waktu
Populasi dan Sampel
Data dan Instrumen
Analisis Data
Validitas dan Realibitas
Definisi Operasional dan Pengukuran Peubah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Inovasi Hasil Penelitian Budidaya Tanaman Perkebunan dan
Hortikultura yang Didiseminasikan kepada Petani
Karakteristik Pribadi Petani
Perilaku Komunikasi Petani
Kebutuhan Informasi
Metode Komunikasi
Pemanfaatan Sumber Informasi Hasil Penelitian UPPM Politani
Tingkat Pemanfaatan Informasi Hasil Penelitian
Hubungan antara Karakteristik Pribadi Petani dengan Pemanfaatan
Sumber Informasi Hasil Penelitian

27
27
27
27
28
28
29
29
35
35
37
38
41
43
45
46
47
50

Hubungan antara Tingkat Kebutuhan Informasi dengan Pemanfaatan
Sumber Informasi Hasil Penelitian

53

Hubungan antara Perilaku Komunikasi Petani dengan Pemanfaatan
Sumber Informasi Hasil Penelitian

54

12

DAFTAR ISI (lanjutan)
Hubungan antara Metode Komunikasi dengan Pemanfaatan
Sumber Informasi Hasil Penelitian

55

Hubungan antara Pemanfaatan Sumber Informasi dengan
Pemanfaatan Informasi Hasil Penelitian

57

SIMPULAN DAN SARAN

61

DAFTAR PUSTAKA

63

LAMPIRAN

69

13

DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4

Definisi operasional dan parameter kelompok peubah karakteristik
individu petani
Definisi operasional dan parameter peubah kebutuhan informasi hasil
petani
Definisi operasional dan parameter kelompok peubah perilaku
komunikasi petani

30
31
31

Definisi operasional dan parameter kelompok peubah metode
komunikasi
Definisi operasional dan parameter kelompok peubah pemanfaatan
sumber informasi hasil penelitian Politani
Definisi operasional dan parameter kelompok peubah pemanfaatan
informasi hasil penelitian staf Politani
Luas dan persentase tanah darat Desa Manggalung menurut jenis
penggunaannya

32

Tabel 8

Sebaran penduduk Desa Manggalung menurut jenis kelamin dan
pendidikan

36

Tabel 9

Sebaran penduduk Desa Manggalung menurut mata pencaharian

36

Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7

33
33
35

Tabel 10 Data kelembagaaan Desa Manggalung

37

Tabel 11 Karakteristik pribadi petani di Desa Manggalung, Kecamatan
Mandalle

41

Tabel 12 Perilaku komunikasi petani di Desa Manggalung, Kecamatan Mandalle

42

Tabel 13 Rataan skor kebutuhan informasi petani terhadap usaha pertaniannnya

44

Tabel 14 Metode komunikasi yang diinginkan petani dalam penyampaian
informasi

45

Tabel 15 Rataan skor pemanfaatan sumber informasi hasil penelitian

46

Tabel 16 Tingkat pemanfaatan informasi hasil penelitian Politani

48

Tabel 17 Persentase pemanfaatan informasi hasil penelitian menurut komoditas

49

Tabel 18 Hubungan antara karakteristik individu dengan pemanfaatan sumber
informasi hasil penelitian

51

Tabel 19 Hubungan antara tingkat kebutuhan informasi dengan pemanfaatan
sumber informasi hasil penelitian

53

Tabel 20 Hubungan antara perilaku komunikasi petani dengan pemanfaatan
sumber informasi hasil penelitian

55

Tabel 21 Hubungan antara metode komunikasi dengan pemanfaatan sumber
informasi hasil penelitian

56

Tabel 22 Hubungan antara pemanfaatan sumber informasi dengan pemanfaatan
informasi hasil penelitian

57

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Hubungan peubah bebas dengan (karakteristik pribadi petani,
perilaku komunikasi, dan kebutuhan informasi hasil
penelitian) dengan peubah tak bebas (pemanfaatan sumber
informasi hasil penelitian UPPM dan pemanfaatan informasi
hasil penelitian UPPM)

25

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Gambar metode komunikasi kombinasi ceramah dan
peragaan

69

Lampiran 2 Gambar metode komunikasi diskusi

69

Lampiran 3 Gambar metode komunikasi kombinasi ceramah dengan
penggunaan slide

70

Lampiran 4 Gambar metode komunikasi ceramah
demonstrasi cara membuat pestisida nabati

70

disertai

Lampiran 5 Gambar metode komunikasi demonstrasi cara pembuatan
pupuk organik berbahan dasar limbah pertanian dan
limbah rumah tangga

71

Lampiran 6 Gambar metode komunikasi demonstrasi cara pembuatan
pupuk bokashi berbahan dasar limbah pertanian (kulit
kakao

71

Lampiran

7 dan 8 Gambar demonstrasi cara perbanyakan bibit tanaman
kakao melalui sambung pucuk

72

Lampiran 9 dan 10 Gambar metode komunikasi kombinasi ceramah dan
peragaan pengenalan bahan pestisida nabati

73

Lampiran 11 RIWAYAT HIDUP

74

15

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perguruan tinggi sebagai salah satu penghasil ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), telah menghasilkan berbagai teknologi pertanian melalui
penelitian. Penelitian yang dilakukan secara terus-menerus sesuai dengan tuntutan
mandat utama perguruan tinggi di Indonesia yaitu ikut mengatasi permasalahan
yang dihadapi masyarakat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Irwandi (2009)
bahwa mandat utama perguruan tinggi adalah memberikan nilai tambah dan
mengabdi untuk masyarakat serta pemerintah daerah setempat; bahwa Tri Darma
perguruan tinggi harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
menjawab permasalahan masyarakat dan pemerintah daerah. Mandat tersebut
menunjukkan bahwa harus terdapat hubungan yang erat antara perguruan tinggi
dengan masyarakat. Perguruan tinggi hendaknya peka terhadap kebutuhan
masyarakat dengan mengembangkan penelitian yang bersifat praktis, tepat guna,
memberikan nilai ekonomis, dan menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi
masyarakat.
Banyak hasil penelitian tidak dengan segera diterapkan, bahkan tidak
diterapkan sama sekali, tetapi penemuan tersebut hanya tinggal dalam bentuk
laporan dan disimpan dalam arsip atau dikoleksi perpustakaan. tanpa diketahui
oleh masyarakat. Cukup banyak topik penelitian yang berorientasi pada
kebutuhan masyarakat, walaupun sebagian besar hasil penelitian masih berupa
laporan yang dikemas sebagai bahan bacaan ilmiah. Seperti yang dikemukakan
oleh Murniati (2009) bahwa salah satu kewajiban dosen dalam Tridharma
Perguruan Tinggi adalah melakukan penelitian. Dana yang dialokasikan
pemerintah untuk membiayai penelitan dimaksudkan untuk memotivasi
penelitian-penelitian yang melahirkan inovasi teknologi dan ide kreatif, tetapi
kenyataannya, penelitian yang telah dilakukan banyak berakhir di ruang
laboratorium atau diarsipkan dalam koleksi perpustakaan.
Selama ini, sebagian besar penelitian yang telah dilakukan hanya berupa
laporan pertanggungjawaban kegiatan dan sebagian dipublikasikan dalam jurnaljurnal ilmiah sehingga manfaatnya belum dapat dirasakan secara langsung oleh
masyarakat. Padahal teknologi dikatakan bermanfaat apabila dapat menjangkau
dan diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan atau pengguna. Menurut
Simatupang (2004) hasil-hasil penelitian yang tidak diaplikasikan di lapangan,
terutama dalam upaya pemberdayaan masyarakat tani, akan menjadi sia-sia karena
seolah-olah penelitian yang dilakukan hanya untuk kepentingan diri sendiri atau
untuk dipublikasikan. Dengan kata lain, kegiatan yang dihasilkan cenderung
bersifat ”Penelitian untuk Peneltian” (Research for Research) dan ”Penelitian
untuk Publikasi” (Research for Publication). Hasil penelitian Maksum, at al.
(2010) menunjukkan bahwa dari delapan pemanfaatan hasil penelitian yang dikaji,
tiga pemanfaatan memiliki skor tertinggi, yaitu acuan penelitian lanjutan, transfer
ilmu pengetahuan, dan bahan rujukan karya tulis ilmiah.
Berbagai teknologi dan inovasi pertanian yang telah dihasilkan oleh
lembaga penelitian di perguruan tinggi yang layak secara teknis dan ekonomis,
semaksimal mungkin sampai kepada petani untuk dimanfaatkan dalam berusaha
tani. Seperti yang dikemukakan oleh Arifin, et al. (1993) bahwa penelitian

16

dikatakan berhasil apabila hasilnya dapat digunakan dan memberikan manfaat
bagi pengguna. Oleh karena itu, teknologi yang dihasilkan dari penelitian, secara
teknis mudah diterapkan, secara ekonomis menguntungkan, secara sosial diterima
masyarakat, dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Penerapannya
tidak hanya berdampak positif terhadap peningkatan produksi, tetapi diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Informasi tersebut
bukan hanya sekadar konsumsi bagi para peneliti lain untuk dijadikan bahan
acuan, akan tetapi jauh ke depan adalah untuk para petani, terutama untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya, yang pada akhirnya juga untuk
memenuhi kebutuhan hidup seluruh umat manusia.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh lembaga penelitian di
perguruan tinggi adalah bagaimana membuat berbagai penelitian yang
dihasilkannya dimanfaatkan oleh pengguna atau petani, sehingga hasil penelitian
tersebut berdayaguna dan berhasilguna dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi masyarakat. Salah satu bentuk kegiaan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan meningkatkan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat sebagai upaya disemiasi informasi hasil-hasil penelitian. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Cangara (2010) bahwa penggabungan lembaga penelitian
dan kegiatan pengabdian masyarakat diharapkan menjadi ujung tombak
pelaksanaan alih teknologi dari perguruan tinggi ke masyarakat.
Hafied (2010),
Kepala Badan Litbang Provinsi Sulawesi Selatan
mengemukakan perlunya perguruan tinggi memperhatikan prioritas pembangunan
daerah. Pemerintah daerah mengharapkan hasil-hasil penelitian yang dapat
mengatasi permasalahan aktual yang ada, misalnya penyakit PBK pada tanaman
coklat yang menyebabkan kerugian sekitar 2.5 triliun di Provinsi Sulawesi
Selatan.
Dalam Laporan Tahunan tentang inovasi untuk Swasembada
Berkelanjutan tahun 2009 disebutkan bahwa agribisnis perkebunan di Indonesia
masih dihadapkan pada permasalahan rendahnya produktivitas yang terjadi
karena secara umum kondisi perkebunan, khususnya perkebunan rakyat, masih
didominasi oleh tanaman tua dengan klon/varietas yang kurang produktif serta
belum diterapkannya teknik budidaya yang terkini. Permasalahan lingkungan,
perubahan iklim, serta lingkungan biotik berpengaruh pula terhadap kinerja
agribisnis perkebunan. Untuk itu, penelitian dan pengembangan perkebunan
diarahkan pada upaya untuk memperoleh klon/varietas unggul tahan hama dan
penyakit, tahan kekurangan air, serta teknik perbanyakannya secara massal.
Upaya lain yg juga terus dilakukan adalah memperoleh teknologi prapanen dan
pascapanen untuk mendukung peningkatan produktivitas di hulu, on farm dan di
hilir, serta tetap menjaga kelestarian lingkungan (Kementerian Pertanian, 2010).
Salah satu penyakit utama tanaman kakao adalah penyakit pembuluh kayu
atau Vascular streak dieback (VSD) yg disebabkan oleh jamur Oncobasidium
theobromae. Penyakit tersebut telah berkembang di beberapa daerah, khususnya
di Sulawesi, yang telah mencapai 75 %, sehingga menjadi kendala dalam program
peningkatan produktivitas dan mutu kakao nasional. Oleh karena itu, pemuliaan
tanaman untuk mendapatkan klon/hibrida kakao yang tahan penyakit VSD terus
diintensifkan.
Selain subsektor perkebunan, subsektor hortikultura juga menempati posisi
strategis di dalam pembangunan sektor pertanian. Kontribusi subsektor

17

hortikultura terhadap pembangunan sektor pertanian dari tahun ke tahun
cenderung meningkat yang ditandai dengan peningkatan beberapa indikator
makro, seperti Produk Domestik Bruto (PDB), volume ekspor, penyerapan tenaga
kerja, nilai tukar petani (NTP), dan ekspor buah-buahan Indonesia ke pasar
internasional (BPS, 2010).
Pengembangan subsektor hortikultura memerlukan dukungan penerapan
inovasi untuk meningkatkan daya saing global. Inovasi yang diintroduksikan ke
dalam program pengembangan inovasi, harus yang tepat guna, yaitu sesuai
dengan kondisi biofisik, sosial ekonomi dan budaya di komunitas target
(PDPKAH, 2012).
Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan (Politani Pangkep)
sebagai salah satu perguruan tinggi, telah banyak menghasilkan inovasi teknologi
pertanian hasil penelitian yang dilakukan oleh para dosen. Agar hasil penelitian
tersebut dimanfaatkan oleh petani, maka melalui Lembaga Pengabdian pada
Masyarakat, staf dosen telah mendiseminasikannya kepada petani yang berdomisi
di wilayah sekitar kampus dalam bentuk penyuluhan.
Desa Manggalung, Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan (Pangkep) adalah salah satu desa yang berada di wilayah sekitar
kampus Politani Pangkep yang dijadikan desa binaan oleh staf dosen jurusan
Budidaya Tanaman Perkebunan. Di desa inilah staf dosen Budidaya Tanaman
Perkebunan melakukan penyuluhan hasil-hasil penelitian kepada petani melalui
kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan menggunakan dana anggaran rutin
sekali setiap tahun.
Penduduk Desa Manggalung berjumlah 1.988 orang dan rata-rata
bermatapencaharian sebagai petani. Komoditi yang diusahakan, bermacammacam, mulai dari tanaman pangan, perkebunan, palawija maupun hortikultura
dengan sistem pertanian polikultur. Kendala mendasar yang masih dihadapi dalam
pengembangan pertanian di desa tersebut adalah sebagian besar pertanian
diusahakan dalam skala kecil dengan kemampuan sumber daya manusia yang
masih lemah. Menurut Mursalim, ketua gabungan kelompoktani (gapoktan), latar
belakang pendidikan mereka yang rata-rata rendah berakibat pada lemahnya
penguasaan teknologi dan akses informasi teknologi budidaya tanaman. Saat ini,
para petani menghadapi kendala dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman
akibat minimnya informasi atau informasi yang diperoleh dari sumber informasi
yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan .
Informasi yang diperoleh melalui media massa seperti televisi, surat kabar,
dan radio belum bisa memenuhi kebutuhan infomasi mereka. Sementara yang
menjadi pertanyaan, bagaimana informasi hasil-hasil penelitian yang disampaikan
oleh staf dosen Politani, apakah informasi tersebut juga dianggap tidak memadai
dalam membantu mereka keluar dari permasalahan yang dihadapi?
Perumusan Masalah
Perguruan tinggi dalam kapasitasnya sebagai penghasil ilmu pengetahuan
dan teknologi, terus-menerus melakukan penelitian. Agar hasil penelitian tersebut
tidak hanya bertumpuk di perpustakaan sehingga tidak dimanfaatkan langsung
oleh petani sebagai akibat belum efektifnya sistem komunikasi lembaga penelitian
di perguruan tinggi, maka staf dosen jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan

18

Politani Pangkep melakukan pengabdian pada masyarakat dengan memberikan
informasi yang berhubungan dengan teknologi usaha tani kepada petani. Petani
yang menjadi target utama adalah yang berada di wilayah sekitar kampus,
terutama pada desa yang dijadikan desa binaan. Dengan demikian, Politani
Negeri Pangkep sebagai Perguruan tinggi, di samping sebagai penghasil iptek
juga sekaligus berfungsi sebagai penyampai informasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini menganalisis seberapa jauh
pemanfaatan informasi yang disampaikan oleh staf dosen kepada petani dalam
kegiatan pengabdian pada masyarakat tersebut yang dirumuskan seperti berikut:
1. Bagaimana pemanfaatan informasi hasil penelitian budidaya tanaman
perkebunan dan hortikultura?
2. Bagaimana hubungan antara karakteristik petani dengan penggunaan sumber
informasi hasil penelitian budidaya tanaman perkebunan dan hortikultura?
3. Bagaimana hubungan antara kebutuhan informasi dengan penggunaan sumber
informasi hasil penelitian budidaya tanaman perkebunan dan hortikultura?
4. Bagaimana hubungan antara perilaku komunikasi petani dengan penggunaan
sumber informasi hasil penelitian budidaya tanaman perkebunan dan
hortikultura?
5. Bagaimana hubungan antara metode penyampaian informasi dengan
penggunaan sumber informasi hasil penelitian budidaya tanaman perkebunan
dan hortikultura?
6. Bagaimana hubungan antara peggunaan sumber informasi dengan
pemanfaatan informasi hasil penelitian budidaya tanaman perkebunan dan
hortikultura?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan tingkat pemanfaatan informasi hasil penelitian budidaya
tanaman perkebunan dan hortikultura.
2. Menganalisis hubungan antara karakteristik petani dengan penggunaan
sumber informasi hasil penelitian budidaya tanaman perkebunan dan
hortikultura.
3. Menganalisis hubungan antara kebutuhan informasi dengan penggunaan
sumber informasi hasil penelitian budidaya tanaman perkebunan dan
hortikultura.
4. Menganalisis hubungan antara perilaku komunikasi petani dengan
penggunaan sumber informasi hasil penelitian budidaya tanaman perkebunan
dan hortikultura.
5. Menganalisis hubungan antara metode penyampaian informasi dengan
penggunaan sumber informasi hasil penelitian budidaya tanaman perkebunan
dan hortikultura.
6. Menganalisis hubungan antara penggunaan sumber informasi dengan
pemanfaatan informasi hasil penelitian budidaya tanaman perkebunan dan
hortikultura.

19

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara praktis bagi Perguruan Tinggi
Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan untuk menjadi bahan
masukan dalam melakukan penelitian dan pelaksanaan Pengabdian pada
Masyarakat dalam kegiatan-kegiatan selanjutnya. Demikian pula kepada instansi
terkait, sebagai bahan masukan dalam penyusunan program pengembangan
inovasi petanian dan penyebaran informasinya kepada petani sebagai pengguna
informasi.

20

21

TINJAUAN PUSTAKA
Sumber Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sumber ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam sistem makro aliran
informasi lebih ditekankan kepada pihak yang memang secara khusus melakukan
penelitian, mensertifikasi penelitian dan menyimpan hasil penelitian.
Kelembagaan subsistem ini terdiri atas universitas dan lembaga penelitian.
Keduanya secara bersama-sama mengangkat dunia penelitian dan menjadi
proporsi yang signifikan dalam Sistem Makro tersebut dan keduanya menjadi
lembaga yang mendominasi dunia riset (Havelock, 1973).
Kebijakan nasional dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2002, Pasal 6
tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, menetapkan bahwa kelembagaan ilmu pengetahuan
dan teknologi terdiri atas unsur perguruan tinggi, lembaga litbang, badan usaha,
dan lembaga penunjang. Kelembagaan tersebut berfungsi mengorganisasikan
pembentukan sumber daya manusia, penelitian, pengembangan, perekayasaan,
inovasi, dan difusi teknologi.
Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi,
institut, dan universitas yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No.
232/U/2000). Seperti yang dikemukakan oleh Rahardjo (2010) bahwa Perguruan
Tinggi (PT) atau universitas atau yang sejenjang, adalah lembaga pendidikan
tinggi. Kedudukannya sebagai lembaga pendidikan menuntutnya mengemban
seluruh fungsi dan tugas pokok dalam bidang penyelenggaraan pendidikan
akademik dan atau profesi. Kedudukan perguruan tinggi sebagai lembaga
akademik, menuntutnya untuk menjalankan fungsi pengembangan ilmu melalui
penelitian. Sedangkan kedudukan perguruan tinggi sebagai sub-organisasi sosial
masyarakat, menuntutnya untuk menjalankan fungsi pengabdian kepada
masyarakat.
Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan jenjang terakhir dari
hierarki pendidikan formal, mempunyai tiga misi yang diemban yaitu pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 20 Ayat 2, Perguruan
Tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat yang biasa disebut dengan Tridarma Perguruan Tinggi.
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya. Penelitian merupakan kegiatan dalam upaya
menghasilkan penegtahauan empirik, teori, konsep, metodologi, model atau
informasi baru yang memperkaya ilmu pengetahauan, teknologi, dan kesenian.
Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan yang memanfaatkan
pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat.

22

Perguruan tinggi sebagai organisasi pendidikan selain berfungsi untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterakan masyarakat dalam rangka
meningkatkan harkat-martabat bangsa dan negara, juga memiliki tanggung jawab
yang sangat luas dan kompleks. Salah satu di antaranya adalah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara berkesinambungan serta memberikan makna
yang nyata bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, kehadiran
perguruan tinggi (PT) memiliki tanggung jawab sosial bagi masyarakat di
sekitarnya maupun untuk kehidupan berbangsa. Tanggung jawab sosial yang
diemban dan dimanifestasikan dalam berbagai kegiatan itu, pada akhirnya akan
menciptakan sebuah kepercayaan dari masyarakat.
Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Lembaga penelitian memegang peranan penting dalam aliran informasi
yaitu: pertama, menyediakan model untuk dianalisis yaitu model yang aplikabel
untuk mentransfer pengetahuan dari peneliti kepada praktisi. Kedua, lembaga
penelitian menyediakan jasa seperti linking systems yang menghubungkan antara
bagian akademik dari suatu universitas dengan praktisi yang menerapkan
penelitian. Lembaga penelitian memiliki tiga fokus utama, setiap tujuannya
memiliki pemahaman yang relevan dengan konsep Sistem Makro dan proses
linking yaitu fokus penelitian dalam komunikasi, fokus penelitian dalam
organisasi, fokus penelitian dalam pemerintahan dan pembuatan kebijakan
(Havelock, 1973).
Dalam bidang pembangunan pertanian, bidang penelitian ditangani oleh
Badan Penelitian Pengembangan Pertanian. Berdasarkan Peraturan Presiden RI
No.10 tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian
Negara Republik Indonesia, Pasal 24 Ayat 9 bahwa Badan Penelitian
Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) mempunyai tugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian. Untuk melaksanakan
tugas tersebut, Badan Litbang Pertanian menyelenggarakan fungsi: a) penyiapan
perumusan kebijakan penelitian dan pengembangan pertanian, b) perumusan
program penelitian dan pengembangan pertanian, c) pelaksanaan penelitian dan
pengembangan pertanaian, d) evalusai pelaksanaan peneltian dan pengembangan
pertanian, dan e) pelaksanaan administrasi badan (Badan Litbang Pertanian,
2008).
Informasi teknologi pertanian hasil kegiatan penelitian meliputi: (1)
informasi penentu kebijakan, (2) data karakteristik wilayah atau sumber pertanian
((3) inforamsi teknologi sarana produksi, seperti varietas unggul, benih, dan
sarana produksi lainnya, (4) teknologi budidaya, (5) teknologi panen dan
pengolahan hasil (Budianto, 1999). Informasi teknologi tersebut tidak akan
berdaya guna apabila tidak disebarkan untuk dimanfaatkan oleh pengguna. Upaya
penyebarluasan hasil penelitian telah dilakukan melalui berbagai media, seperti
media cetak, media elektronik, dan media informasi lain seperti pertemuan
aplikasi paket teknologi, pertemuan informasi, dan gelar teknologi.

23

Sumber Informasi dan Diseminasi Iptek
Rogers dalam Matindas (2011) menyatakan bahwa penerima pesan
seringkali sulit membedakan sumber pesan dan saluran yang membawa pesan.
Sumber adalah individu atau institusi yang menghasilkan pesan, sedangkan
saluran adalah pesan yang didapatkan dari sumber untuk disampaikan kepada
penerima.
Sumber pesan atau sumber informasi menurut Wardhani (1994) adalah
partisipan atau perserta yang menciptakan informasi. Menurut Rogers dan Kincaid
(1981) sumber informasi dapat berupa individu atau lembaga yang menciptakan
informasi sebagai pesan dalam proses komunikasi. Sama halnya dengan yang
dikemukakan oleh Sophia (1988) bahwa informasi penelitian dapat bersumber
dari Badan Penelitian dan Pengembangan Penelitian beserta Balai-Balai
Penelitiannya, Lembaga Penelitian di luar Badan Litbang Pertanian yang
menangani masalah yang berkaitan dengan masalah pertanian, perguruan tinggi,
organisasi profesi, serta masyarakat lainnya. Penyampaian informasi tersebut
dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik melalui media cetak seperti: artikel,
majalah, buku, laporan teknik, buletin, maupun melalui lisan seperti: pembicaraan
tatap muka, korespondensi perorangan, seminar, pertemuan ilmiah, dan
sebagainya, atau melalui media telekomonikasi misalnya, telepon, handphon, dan
internet.
Rogers dalam Ma’mir (2001) menyatakan bahwa saluran informasi baru
tentang pertanian secara umum dapat diklasifikasikan yaitu: (1) Media massa
yang terdiri atas majalah pertanian, surat kabar, siaran pertanian melalui radio dan
televisi; (2) Saluran informal seperti tetangga, sesama petani, dan teman; (3)
Sumber komersial, misalnya hubungan petani dengan pedagang, dealer,
demonstrator, dan buletin komersial; (4) Agen pemerintah, misalnya pertemuan
atau hubungan antara petani dengan penyuluh.
Saluran informasi yang berupa saluran informal, sumber komersial seperti
hubungan petani dengan pedagang, dealer, demonstrator, dan agen pemerintah
seperti penyuluh, peneliti, dosen, umumnya melakukan kegiatan komunikasi
secara interpersonal. Menurut Mulyana dan Rakhmat (2001), komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi oramg lain secara langsung,
baik secara verbal maupun nonverbal.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Informasi
inovasi pertanian dapat dikomunikasikan oleh sumber informasi melalui berbagai
macam saluran. Saluran tersebut dapat berupa media massa maupun media
interpersonal. Media massa meliputi media tercetak dan elektronik, sedangkan
media interpersonal meliputi petugas penyuluh, peneliti, dosen, penyalur sarana
produksi, pedagang pengumpul, sesama petani, dan kerabat, tetangga, dan
sebagainya.
Perguruan Tinggi sebagai Sumber Informasi
Fungsi lain universitas adalah memberikan layanan umum untuk
masyarakat luas. Perguruan tinggi, melalui fungsi ini diharapkan
menyebarluaskan pengetahuan yang dikembangkan dari program-program

24

penelitian melalui berbagai saluran, seperti penerbitan, media massa, pengajaran
dan perkuliahan (Rahardjo, 2010).
Setiap pendidik perguruan tinggi berkewajiban mentransformasi hasil
penelitian dan kajiaan kepada masyarakat luas melalui dharma pengabdian pada
masyarakat. Dharma pengabdian masyarakat para insan kampus perlu dipandang
sebagai satu kesatuan bentuk tanggung jawab sosial perguruan tinggi pada
masyarakat sekitarnya dengan mengemban misi konsep Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu darma atau tugas pokok
perguruan tinggi di Indonesia, di samping darma pendidikan dan darma penelitian.
Hal ini sesuai pula dengan pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yaitu Perguruan Tinggi
berkewajiban menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
di samping menyelenggarakan pendidikan. Adanya legalisasi peraturan tersebut,
menyebabkan pentingnya pihak pengelola perguruan tinggi untuk mengatur dan
mengarahkan peran pengabdian anggotanya sebagai wujud kesadaran bersama
untuk memprioritaskan pengabdiannya pada masyarakat desa sekitar kampus
sebagai wujud tanggung jawab sosialnya.
Pengabdian pada masyarakat pada hakikatnya membantu masyarakat agar
mau dan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Dengan demikian, azas
pengabdian pada masyarakat sesuai dengan azas kemanusiaan yang menekankan
pada usaha pengembangan masyarakat sebagai subjek pembangunan. Pengabdian
kepada masyarakat harus dilandasi pada kepercayaan dan kemampuan dan
kekuatan masyarakat itu sendiri (Lubis, 2004). Menurut Margono Slamet (seperti
dikutip Rahardjo, 2010) pengabdian kepada masyarakat adalah pengamalan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang langsung kepada masyarakat secara
melembaga melalui metodologi ilmiah sebagai tanggung jawab luhur perguruan
tinggi dalam usaha mengembangkan kemampuan masyarakat sehingga dapat
mempercepat tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Dengan dilaksanakannya darma pengabdian kepada masyarakat,
diharapkan selalu ada keterkaitan, bahkan kebersamaan antara perguruan tinggi
dan masyarakat. Dengan landasan pemikiran ini, diharapkan ada usaha yang sadar
untuk mencegah terjadinya isolasi perguruan tinggi dari masyarakat
lingkungannya. Usaha tersebut harus juga dilaksanakan sejalan dengan tujuan
pendidikan tinggi seperti tertuang dalam PP No. 60 Tahun 1999 Bab II pasal 2
ayat 1b, yaitu untuk mengembangkan dan menyebarluaskaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan atau kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Karena pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu tugas pokok
perguruan tinggi, maka pelaksanaannya harus didukung oleh segenap warga
perguruan tinggi, yang dilandasi oleh pemahaman yang benar tentang pengabdian
kepada masyarakat oleh perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan bunyi PP No. 60
Tahun 1999 Bab III pasal 3 ayat 4, yang menyatakan bahwa pengabdian kepada
masyarakat merupakan kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam
upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan mengembangkan dan
menyukseskan pembangunan menuju tercapainya masyarakat yang maju, adil dan
sejahtera. Di dalamnya termasuk usaha meningkatkan kemampuan khalayak
sasaran dalam memecahkan masalahnya sendiri. Dengan demikian, pengabdian

25

kepada masyarakat harus selalu diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang dampak
dan manfaatnya dapat secara langsung dirasakan oleh masyarakat.
Bentuk-bentuk pengabdian kepada masyarakat menurut Rahardjo (2010):
1. Pengembangan Desa Binaan; melibatkan berbagai disiplin ilmu dan
dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat memecahkan masalah
secara tuntas.
2. Pelatihan di kampus dan di luar kampus; dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan sehingga akan mampu dengan segera mengembangkan sumber
daya manusia sesuai dengan kebutuhan.
3. Local Verifivation Trial; menyatukan kegiatan penelitian dan pengabdian
masyarakat sehingga masyarakat bisa melihat secara langsung cara
menghasilkan teknologi.
4. Pelaksnaan KKN; mahasiswa langsung berinteraksi dengan masyarakat dan
pemerintah setempat untuk bersama-sama melakukan beberapa program
pembangunan dan aplikasi ilmu iptek.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perguruan tinggi, di
samping berperan sebagai penghasil iptek dapat pula berperan sebagai sumber
informasi sekaligus sebagai penyebar kepada masyarakat sehingga dapat ikut
membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat, terutama petani.
dengan menginformasikan dan mendiseminasikan hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh staf dosen. Pengabdian kepada masyarakat melalui pengembangan
desa binaan merupakan salah satu cara penyampaian informasi agar berbagai hasil
penelitian yang telah dihasilkan oleh para staf dosen dapat dimanfaatkan oleh
petani.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Banyak inovasi teknologi telah dihasilkan oleh berbagai institusi yang
bergerak di bidang penelitian dan penkajian (litkaji) pertanian, namun teknologiteknologi tersebut tidak banyak yang diadopsi oleh pengguna. Agar berbagai
penelitian yang dihasilkan dapat berdayaguna dan berhasilguna dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi petani, dibentuk Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai salah satu unit pelaksana teknis Badan
Litbang Pertanian. BPTP dibentuk sebagai ujung tombak yang melaksanakan
fungsi informasi, komunikasi serta diseminasi teknologi pertanian secara
desentralistik. Oleh karena itu, BPTP mendapat mandat menjadi roda penggerak
dalam mempercepat adopsi inovasi teknologi pertanian hasil pengkajian oleh
pengguna (Sudaryanto, at al., 2005).
Diseminasi Iptek
Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian, tidak terlepas dari
dukungan hasil penelitian berupa rekayasa iptek yang dapat diterapkan dalam
berbagai agroklimat, termasuk upaya penyebarannya melalui diseminasi hasil
penelitian serta kerjasama dari
pihak-pihak seperti peneliti, penyuluh,
pemerintah, swasta, dan petani. Indikator untuk menilai hasil, manfaat, dan
dampak dari diseminasi bergantung pada pendekatan yang digunakan.
Pendekatan diseminasi yang berupa penyebaran informasi, output-nya berbeda

26

dengan uji coba teknologi dan pemasyarakatan teknologi dan berkaitan dengan
tahapan seseorang dalam mengadopsi inovasi. Jika kegiatan diseminasi masih
dalam taraf penyebaran informasi, penetapan sasaran sekadar untuk menggugah
rasa ingin tahu sasaran, maka indikatornya dilihat dari respon sasaran terhadap
inovasi itu, apresiasi pengunjung pada suatu even pertemuan, dan sebagainya
(Jamal, at al., 2008).
Menurut Lionberger dan Gwin (1992) bahwa proses penyebaran informasi
pertanian dapat melalui empat tahap, yaitu penelitian, pengujian lokal, penyebaran
informasi, dan bimbingan kepada petani. Maksudnya, setelah ditemukannya
sebuah inovasi teknologi melalui sebuah penelitian, maka inovasi tersebut harus
dikembangkan menjadi produk yang berpotensi untuk diaplikasikan yang harus
diuji coba pada kondisi yang sesuai dengan kondisi masyarakat pengguna.
Selanjutnya, untuk menyebarluaskan informasi sebuah ide baru dari sumber
kepada pengguna merupakan tugas dari agen perubahan.
Diseminasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program
penelitian karena berfungsi sebagai penyebarluasan dan pendayagunaan hasilhasil penelitian kepada pengguna. Disemniasi inovasi pertanian memiliki peran
yang strategis yakni sebagai sarana mediasi penyaluran inovasi dari sumber
teknologi kepada pengguna yang akhirnya akan mendorong percepatan
pembangunan pertanian (Arsanti, at al. 2009). Dengan demikian, melalui
kegiatan diseminasi, teknologi hasil penelitian, baik dari PT maupun dari Badan
Litbang dapat disebarluaskan sehingga dapat diketahui dan diterapkan oleh
pengguna. Seperti yang dikemukakan oleh Mansjur (2005) bahwa keberhasilan
penelitian dan pengkajian pertanian antara lain ditentukan oleh tingkat
pemanfaatan dan dukungan informasi teknologi hasil penelitian dan pengkajian
serta penerapannya.
Diseminasi adalah suatu proses interaktif dalam penyampaian inovasi yang
pada akhirnya dapat mengubah pola pikir dan tindakan orang yang terlibat
(Rogers, 1983). Secara umum, ada beberapa unsur penting yang menentukan
keberhasilan suatu proses diseminasi, yaitu inovasi yang dibawa, media
diseminasinya, waktu atau proses diseminasi itu sendiri, serta pihak yang terlibat
dalam proses diseminasi tersebut.
Proses diseminasi teknologi pertanian mendapat perhatian lebih dari
Badan Litbang Pertanian. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mempercepat
proses diseminasi adalah dengan dibentuknya Balai Pengkajian teknologi
Pertanian (BPTP) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT). Kesadaran
akan pentingnya perhatian terhadap masalah diseminasi tidak terlepas dari kritik
banyak pihak terhadap kinerja Badan Litbang Pertanian, teruatama pada para
penelitinya yang dianggap melakukan penelitian hanya untuk diri mereka sendiri
dan penelitian untuk publikasi. Demikian pula adanya beberapa hasil penelitian
yang menunjukkan lambatnya proses diseminasi teknologi yang dihasilkan Badan
Litbang Deptan (Jamal, at al., 2008).
Penyebaran teknologi ke dalam kehidupan masyarakat agar dapat
dimanfaatkan, tidak hanya menyangkut bahwa teknologi itu berguna bagi
masyarakat, tetapi menyangkut pula bahwa masyarakat mau pemanfaatan
teknologi itu dalam kehidupannya. Hal itu tidak terlepas dari karakteristik inovasi
yang diintroduksikan, yaitu keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan,
kemungkinan dicoba, kemungkinan untuk dilihat (Musyafak dan Ibrahim, 2004).

27

Dalam upaya pencapaian ketahanan pangan, perguruan tinggi dapat
berperan lebih dari sebatas penghasil teknologi. Perguruan Tinggi dapat
mengambil peran sebagai salah sebuah ‘agen perubahan’, dan menjadi bagian
penting dalam pelaksanaan pembangunan dan transformasi agricultural
(Kadiman, 2005). Dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat, maka
perguruan tinggi sudah mengambil peran sebagai agen perubahan dalam
pembangunan, khususnya pembangunan pertanian.
Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan (Politani Pangkep)
adalah sebuah perguruan tinggi kepoliteknikan yaitu sebuah perguruan tinggi
yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan
khusus. Di samping itu, merupakan penghasil iptek melalui berbagai peneltian
yang dilakukan oleh para staf pengajar di bawah wadah Unit Penelitian dan
Pengabdian pada Masyarakat (UPPM).
Dalam penelitian ini, staf Politani Pangkep sebagai sumber sekaligus
berfungsi sebagai saluran informasi hasil penelitian untuk disampaikan kepada
para petani sebagai penerima informasi. Staf Politani yang terdiri atas dosen dan
teknisi melakukan diseminasi informasi kepada petani dalm bentuk pengabdian
pada masyarakat.
Petani sebagai Pengguna Informasi
Pengguna informasi merupakan komponen ketiga dan merupakan
komponen terpenting dalam Sistem Makro Aliran Informasi. Sistem Makro Aliran
Informasi terbentuk karena ada kebutuhan dari para pengguna informasi
(Havelock, 1973).
Petani sebagai pengguna informasi adalah pelaku utama agribisnis, baik
agribisnis monokultur maupun polikultur dengan komoditas tanaman pangan,
hortikultura, peternakan, perikanan dan atau perkebunan (Departemen Pertanian,
2002). Menurut Soejitno (1968) adalah penduduk atau orang-orang yang untuk
sementara atau secara tetap memiliki dan atau menguasai sebidang ”tanah
pertanian” dan mengerjakannya sendiri, baik dengan tenaganya sendiri (beserta
keluarganya) maupun dengan pemanfaatan tenaga orang lain atau orang upahan.
Termasuk dalam pengertian ”menguasai” di sini, adalah: menyewa, menggarap
(penyakap), memaro (bagi hasil), sedangkan buruh tani tak bertanah tidak masuk
dalam kategori petani.
Sehubungan dengan informasi hasil penelitian staf dosen yang
disampaikan kepada petani, apakah dimanfaatkan oleh petani sasaran atau tidak,
akan dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan petani yang