4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 94
4.3. Diskusi Hasil Penelitian 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 100
5.1. Kesimpulan 100
5.2. Saran 101
DAFTAR PUSTAKA 102
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Hasil Pengerjaan Tes Awal Siswa
4 Tabel 2.1 Teknik Penskoran
19 Tabel 2.1.Tahapan
– tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah 26
Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal Siswa 55
Tabel 3.6 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 56
Tabel 3.7 Konversi Kompetensi Pengetahuan 58
Tabel 3.8 Kriteria Rata-rata Penilaian Observasi 60
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Tes Awal
64 Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan
Pembelajaran pada Siklus I 66
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I
69 Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa pada Siklus I 74
Tabel 4.9. Deskripsi Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Tes Awal dan TKPM I 77
Tabel 4.10. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran pada Siklus II
80 Tabel 4.11. Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Pelaksanaan
Pembelajaran pada Siklus II 83
Tabel 4.16. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Siklus II
88 Tabel 4.17. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa pada TKPM Awal ,TKPM I, dan TKPM II 91 Tabel 4.18. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa pada TKPM I dan TKPM II 92
Tabel 4.19. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Setiap Siklus 95
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Bangun Datar Segi Empat
36 Gambar 2.2 Persegi Panjang
36 Gambar 2.3 Persegi
37 Gambar 2.4 Jajargenjang
37 Gambar 2.5 Belah Ketupat
38 Gambar 2.6 Layang
– laying 38
Gambar 2.7 Trapesium 39
Gambar 3.1. Alur Dalam Penelitian Tindakan Kelas 46
Gambar 4.2. Deskripsi Hasil Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Siklus I
75 Gambar 4.4. Deskripsi Hasil Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Siklus II 89
Gambar 4.5. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siklus I dan II 91
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Gambar 4.1. Diagram Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Siklus I
75 Gambar 4.3. Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Siklus II 89
Gambar 4.6. Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada setiap Siklus
95 Gambar 4.7. Diagram Observasi Guru pada setiap Siklus
96 Gambar 4.8. Diagram Observasi Siswa pada setiap Siklus
96
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I 104
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II 113
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I 122
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II 131
Lampiran 5 Kisi – kisi Tes Kemampuan Awal Siswa
140 Lampiran 6 Tes Kemampuan Awal Siswa
141 Lampiran 7 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Awal Siswa
142 Lampiran 8 Kisi
– kisi Lembar Aktivitas Siswa 146
Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa 1 147
Lampiran 10 Alternatif Jawaban LAS 1 150
Lampiran 11 Lembar Aktivitas Siswa 2 152
Lampiran 12 Alternatif Jawaban LAS 2 155
Lampiran 13 Lembar Aktivitas Siswa 3 158
Lampiran 14 Alternatif Jawaban LAS 3 161
Lampiran 15 Lembar Aktivitas Siswa 4 163
Lampiran 16 Alternatif Jawaban LAS 4 166
Lampiran 17 Kisi – kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
168 Lampiran 18 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah siklus 1
169 Lampiran 19 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 171
Lampiran 20 Lembar Validasi TKPM I 175
Lampiran 21 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus II 181
Lampiran 22 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 184 Lampiran 23 Lembar Validasi TKPM II
188
Lampiran 24 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 194 Lampiran 25 Lembar Observasi Guru Siklus I
195 Lampiran 26 Lembar Observasi Guru Siklus II
201 Lampiran 27 Lembar Observasi Siswa dalam Pembelajaran siklus I
207 Lampiran 28 Lembar Observasi Siswa dalam Pembelajaran siklus II
211 Lampiran 29 Tabel Perhitungan Realibilitas dan Validitas TKPM I
215 Lampiran 30 Tabel Perhitungan Realibilitas dan Validitas TKPM II
219 Lampiran 31 Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa
223 Lampiran 32 Tabel Analisis Hasil TKPM I
225 Lampiran 33 Tabel Penentuan Persentase TKPM I Setiap Kategori
226 Lampiran 34 Tabel Analisis Hasil TKPM II
229 Lampiran 35 Tabel Penentuan Persentase TKPM II Setiap Kategori
230 Lampiran 36 Dokumentasi Penelitian
233 Lampiran 37 Laporan Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
239
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kata – kata pendidikan, bimbingan, pengajaran, belajar, pembelajaran dan
pelatihan sebagai istilah – istilah teknis yang kegiatan – kegiatannya lebur dalam
aktivitas pendidikan. Pendidikan Menurut UU No.20 tahun 2000 bab I pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakan, bangsa dan Negara.
Terwujudnya pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya yang terus menerus untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya peningkatan
kualitas pendidikan memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran karena muara dari berbagai program pendidikan adalah terlaksananya program
pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya peningkatan kualitas pembelajaran.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan, mulai pendidikan dasar hingga pendidikan lanjut dan jumlah
jam pelajaran yang disediakan relatif lebih banyak dibanding mata pelajaran lainnya. Hal ini disebabkan karena matematika sangat penting, baik dalam
pendidikan formal maupun dalam kehidupan sehari-hari. Cockroft dalam Abdurrahman 2010:253 menyatakan bahwa :
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1 Selalu digunakan dalam segi kehidupan, 2 Semua bidang studi memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai, 3 Merupakan sarana komunikasi yang kuat, ringkas dan jelas, 4 Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam
berbagai cara, 5 Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadarankeruangan,
6 Memberikan
kepuasan terhadap
usaha memecahkan masalah yang menantang.
1
Pendidikan matematika di Indonesia diupayakan agar sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Akan tetapi pada saat ini Indonesia masih
berada pada problema klasik dalam hal kualitas pendidikan. Pada kenyataannya Negara
Indonesia memiliki
kualitas pendidikan
yang masih
sangat memprihatinkan jika dibanding dengan negara-negara lainnya khususnya dalam
bidang studi matematika. Secara faktual, rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa dapat dilihat dari hasil penelitian Trends in International Mathematics and Science Study TIMSS tahun 2011 dalam bidang matematika menyatakan bahwa:
“Indonesia menempati peringkat 38 dari 63 negara dan 14 negara bagian yang disurvei untuk penguasaan pelajaran matematika. Adapun aspek yang dinilai pada
tes tersebut terkait tentang fakta, prosedur, konsep, penerapan pengetahuan dan pemahaman konsep”. Senada dengan hal tersebut, hasil tes Programme for
International Student Assessment PISA tahun 2006 dalam bidang matematika juga menunjukkan bahwa “Modus kemampuan memecahkan masalah matematik
siswa Indonesia terletak pada level 1 yakni sebanyak 49,7 siswa berada pada level yang terendah. Padahal pada level 1 ini siswa hanya mampu menyelesaikan
masalah matematis yang dapat diselesaikan dengan satu langkah”. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
matematika di Indonesia masih mengecewakan. Rendahnya hasil belajar dan kemampuan matematika ini disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar matematika, kurang berminat daan selalu menganggap matematika sebagai ilmu yang sukar sehingga menimbulkan rasa takut untuk
belajar matematika, sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdurrahman 2010:252 bahwa: “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,
matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih
– lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”. Kesulitan pada pelajaran matematika dapat juga disebabkan karena
ilmunya yang dianggap abstrak dan kompleks terutama pada materi yang memerlukan
keterampilan pemahaman
berbahasa. Bambang
2008 mengungkapkan bahwa :