Pegaruh kombinasi zat pengatur tumbuh BAP, NAA dan GA3 terhadap pertumbuhan meristem tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) secara in vitro

&-

I

.".A

,

r" $)/~disebabkan oleh nematoda
parasit.

Akibat kedua penyakit tersebut menyebabkan

tanaman nilam kehilangan hasil
per tahun.

sekitar 70 % minyak nilam

Kultur meristem merupakan suatu teknik yang

efektif untuk mendapatkan tanaman bebas virus.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perlakuan
yang tepat antara beberapa konsentrasi BAP, NAA dan GA3
dalam media Murashige-skoog (MS) padat dan cair yang mampu
menumbuhkan meristem membentuk t.unas in vitro dan menentukan konsentrasi IBA atau NAA dalam media padat satu dan
setengah dosis garam makro MS untuk induksi perakaran.
Dengan demikian penelitian n
yaitu penelitian I dan 11.

terdiri dari dua tahap

penelitian I yaitu tahap in-

eksplan adalah meristem dari tunas in iritro.

Pc+;lelitian

11 yaitu tahap induksi perakaran sebagai eksplan 4iyur1akan

tunas in vitro hasil kultur meristam.
Penelitian dilaksanakan di Laboratoriuln Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian, IPB dan Laboratoricm

Bioteknologi serta rumah kaca Puslitbangtri, Cimanygu,
Bogor.

Dilakukan dari bulan September 1990 sampai dengan

Oktober 1991.
Perlakuan penelitian untuk kedua tahap penelitian
merupakan

kombinasi

dua

faktor

yaitu

media

tumbuh


Murashige-Skoog (MS) dan zat pengatur tumbuh (ZPT).

Pene-

litian dilanjutkan sampai aklimatisasi dengan menggunakan
media campuran tanah, kompos dan pasir steril dengan
perbandingan 1 : 1 : 1 berdasarkan volume.

Rancangan yang

digunakan untuk kedua tahap penelitian tersebut adalah
Rancangan Acak Lengkap dengan pola faktorial.

Uji nilai

tengah yang digunakan adalah Uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
pada taraf 5 % dan dilanjutkan dengan polinomial ortogonal
untuk melihat tanggap antara peubah dengan perlakuan.
Penelitian I menggunakan faktor media tumbuh MS

(padat dan cair), dikombinasikan dengan faktor ZPT BAP,
NAA dan GA3 (sembilan macam kombinasi).

Kombinasi pertama

sampai ketiga adalah BAP taraf 0.5, 1.0 dan 1.5 ppm.
Kombinasi keempat sampai keenam sama dengan perlakuan
pertama sampai ketiga dengan masing-masing ditambahkan NAA
0.5 ppm.

Selanjutnya perlakuan ketujuh sampai kesembilan

sama dengan perlakuan keempat sampai keenam dengan masingmasing ditambahkan GA3 1.0 ppm.
Penelitian I1 menggunakan faktor media MS padat 1.0
MS dan 0.5 MS garam makro.
nakan sebanyak 10 g/l.

Pada tahap ini guia yany digu-

Perlakuan media tersebut clikombi-


nasikan dengan faktor ZPT (IBA dan NAA) masing-masing tiga
taraf (0.1, 0.5 dan 1.0 ppm) ditambah perlakuan kontrol.
Meristem pada semua perlakuan telah memanjang pada
umur 2 MSP dengan tingkat pemanjangan diatas 60 % .

Secara

visual pada minggu ketiga meristem pada media MS cair
berkembang lebih besar dibandingkan dengan yang di media
MS padat.

Pada saat tersebut eksplan pada semua perlakuan

mulai membentuk kalus kompak (agak keras) yang akhirnya
dari kalus tersebut tumbuh tunas-tunas adventif yang tidak

.

normal (roset)


Pada saat kultur berumur 5 minggu, meristem mencapai
tingkat keberhasilan hidup 100
kuan BAP 0.5 ppm

+

%

pada media MS cair perla-

'01

NAA 0.5 ppm.

Media MS cair memberikan

pertumbuhan meristem yang lebih baik dibandingkan media MS
padat pada panjang tunas, jumlah tunas dan jumlah
Sedangkan bobot basah dan bobot kering sebaliknya.


daun.
Pada

saat tersebut tunas yang terbentuk dari media MS cair pada
semua perlakuan ZPT menunjukkan gejala vitrifikasi.
Pada tahap induksi meristem terdapat interaksi antara
media MS dan perlakuan ZPT terhadap jumlah daun (I d.an 2
MSP), skoring diameter kelompok tunas (4 MSP) dan bobot

basah kultur ( 5 MSP)

.

Media M S padat dengan RAP 1.0

sampai 1.5 ppm memberikan nilai tertingyi pada jurnleh claun
(1 MSP), diameter kelompok tunas

dan bobot basah Xultur


dan berbeda nyata dengan perlakuan BAP 1.0 pprn + xAA 0.5
ppm yang memberikan nilai terendah.
Pada tahap induksi perakaran umur 6 MSP media 1.0 MS
memberikan pertumbuhan tunas (jumlah tunas dan bobot basah
kultur) yang lebih baik dibandingkan media 0.5 MS.
Terdapat interaksi antara media MS padat dengan auksin terhadap nilai skoring jumlah akar total dan panjang
akar terpanjang.

Media 0.5 MS pada perlakuan kontrol

menghasilkan jumlah akar dan panjang akar terbesar.

Pada

media 0.5 MS dengan semakin meningkatnya dosis NAA dari
0.1 sampai 1.0 ppm menurunkan persentase berakar, jumlah

akar dan panjang akar serta skor kualitas dan warna kultur


.
Keberhasilan pertumbuhan planlet pada tahap aklima-

tisasi bersesuaian dengan pertumbuhannya di media perakaran, baik pada media 0.5 MS maupun 1.0 MS semakin menurun
dengan bertambahnya dosis NAA dari 0.1 sampai 1.0 ppm.
Secara visual tanaman nilam Aceh hasil kultur meristem
baik warna daun dan batang maupun bentuknya serta penampakan tanaman secara keseluruhan sama dengan yang ditanam
melalui setek cabang dari lapangan.

PENGARUH KOMBINASI ZAT PENGATUR TUMBUH BAP, NAA DAN G A 3
TERHADAP PERTUMBUHAN MERISTEM TANAMAN NILAM
(POGOSTEMON C A B L I N BENTH.) SECARA I N V I T R O

Oleh:
MARDHIAH HAYATI
AGR 88044

Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Magister Sains

pada
Program Pascasarjana, Institut ~ e r t a n i a nBogor

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992

Judul Penelitian

:

PENGARUH KOMBINASI ZAT PENGATUR
TUMBUH BAP, NAA DAN GA3 TERHADAP
PERTUMBUHAN MERISTEM TANAMAN NILAM
(POGOSTEMON CABLIN BENTH.) SECARA
IN VITRO

Nama Mahasiswa

:


MARDHIAH HAYATI

Nomor Pokok

:

AGR 88044
Menyetujui

1.

Komisi PembimSing

(Prof Dr Ir G A Wattimena MSc)
Ketua

(Dr Ir Ika Mariska)
Anggota

(Dr Ir Roedhy Poerwanto MSc)
Anggota

(Prof Dr Ir H A Surkati)
Tanggal lulus

: 2 Nopember 1992

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 8 Juli
1962, merupakan anak kedua dari enam bersaudara dari bapak

bernama Mahdan R Alwy (almarhum) dan Ibu Hayatun Nufus.
Penulis memperoleh gelar Sarjana Pertanian dalam bidang
studi Agronomi pada Fakultas pertanian, Institut Pertanian
Bogor pada tahun 1986.

Diangkat

menjadi staf pengajar

tetap pada Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala di
Banda Aceh'terhitung sejak bulan Februari 1987.
Sejak tahun 1988, penulis mendapat kesempatan untuk
mengikuti pendidikan lanjutan pada kakultas Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor pada Jurusan Agronomi bidang
studi Fisiologi Tumbuhan.
Menikah dengan Drs Islahuddin MEc pada tahun 1988 di
Jakarta dan sampai sekarang telah dikarunia seorang putri.

XATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah s w t

atas segala rahmat dan karuniaNya hingga pelaksanaan
penelitian dan penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Selain sebagai persyaratan untuk memperolah gelar
Magister Sains pada program Agronomi Fakultas Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor, tesis ini diharapkan dapat
menjadi media komunikasi searah yang cukup baik dalam
menyelesaikan masalah yang menjadi latar belakang penelitian ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesarnya kepada Bapak Prof Dr Ir G A Wattime-

na MSc; sebagai ketua komisi pembimbing, Ibu Dr Ir Ika
Mariska dan Bapak Dr Ir Roedhy Poerwanto MSc, sebagai
anggota komisi yang telah banyak memberi petunjuk dan
saran-saran yang sangat berharga, mulai dari perencanaan
penelitian sampai dengan selesainya tulisan ini.
Rasa terima kasih disampaikan juga kepada yang Verhormat Bapak Kepala Puslitbangtri, Bogor, Kepala Laboratorium Kultur Jaringan IPB dan Bioteknologi Puslitbangtri
beserta staf dan karyawan atas segala bantuannya dalam
penggunaan fasilitas yang ada.
Selama mengikuti program pendidikan penulis mendapat
bantuan dana pendidikan dan penelitian dari Tim Managemen
Program Doctor (TMPD) dari Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Juga bantuan dana penelitian dari Yayasan Ma-

lem Putra, tak lupa penulis menyampaikan terima kasih banyak.
Ucapan
paikan

terima kasih yang tak terhingga penulis sam-

kepada Bapak (almarhum), Ibu, Mertua serta keluar-

ga semuanya atas segala dorongan Ban doanya bagi penulis
dalam menyelesaikan pendidikan ini.

Kepada ananda Afra

serta suami tercinta penulis sampaikan terima kasih atas
kesabaran dan pengertiannya selama ini.

Disamping itu

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya pada
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Akhirnya penulis menyadari akan segala kekurangan dan
keterbatasan dalam penelitian dan tulisan ini.

Oleh

karena itu kritik membangun untuk kesempurnaan tulisan ini
sangat -penulis hargai.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi

pihak yang memerlukan.

Bogor, Nopember 1992

Penulis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi Dan Frekuensi Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Kinetin Terhadap Pemecahan Dormansi Pucuk Tanaman Teh (Camellia sinensis L.) Produksi

0 38 103

Pengaruh Berbagai Level Zat Pengatur Tumbuh Dekamon 22,43 L Dan Pupuk Kandang Domba Terhadap Produksi Dan Pertumbuhan Legum Stylo (Stylosanthes Gractlis)

0 34 66

Pengaruh Pemberian Pupuk Stadya Daun Dan Zat Pengatur Tumbuh Atonik 6,5 L Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma Cacao L.)

0 41 96

Pengaruh Berbagai Level Zat Pengatur Tumbuh Dekamon 22,43 L dan Pupuk Kandang Domba Terhadap Kualitas Legum Stylo (Stylosanthes gracilis)

1 56 64

Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Atonik dan Dosis Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jahe Muda (Zingiber officinale Rosc.)

4 51 92

Komposisi Media Pembibitan tl-m Zat Pengatur Tumbuh Dekamon 22,43 L Mempengaruhi Pertumbuhan Bibit Enten Tanaman Durian (Durio zibhethinus M u n*) Dibawah Naungan Tanaman Pepaya.

0 61 50

Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Akar Dan Media Tanam Terhadap Keberhasilan Dan Pertumbuhan Setek Kamboja Jepang (Adenium Obesum)

8 73 80

Pegaruh kombinasi zat pengatur tumbuh BAP, NAA dan GA3 terhadap pertumbuhan meristem tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth ) secara in vitro

0 4 130

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH NAA DAN KINETIN TERHADAP INDUKSI KALUS DARI DAUN NILAM PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH NAA DAN KINETIN TERHADAP INDUKSI KALUS DARI DAUN NILAM (Pogostemon cablin Benth).

0 0 12

PENDAHULUAN PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH NAA DAN KINETIN TERHADAP INDUKSI KALUS DARI DAUN NILAM (Pogostemon cablin Benth).

0 0 5