II - 17
2.5. Geometri Persimpangan
Jalan Kapt.Sudibyo, Jalan K.S.Tubun dan Jalan Teuku Umar merupakan jalan dalam kota Tegal dimana kendaraan yang melintas pada ruas jalan tersebut sebagian
besar adalah kendaraan yang beroperasi di dalam kota Tegal. Bangkitan pergerakannya berasal dari perjalanan dalam kota itu sendiri. Oleh karena itu, peraturan yang
dipergunakan untuk analisa kapasitas jalan dan desain geometrinya menggunakan peraturan jalan dalam kota.
Persimpangan adalah bagian yang terpenting dari jalan perkotaan sebab sebagian besar dari efisiensi, keamanan, kecepatan, biaya operasi dan kapasitas lalu lintas
tergantung pada perencanaan persimpangan. Setiap persimpangan mencakup pergerakan lalu lintas menerus dan lalu lintas yang saling memotong pada satu atau lebih dari kaki
persimpangan dan mencakup juga pergerakan perputaran. Pergerakan lalu lintas ini dikendalikan dengan berbagai cara, bergantung pada jenis persimpangannya.
Tujuan utama dari perencanaan persimpangan adalah mengurangi kemungkinan tubrukan antara kendaraan bermotor, pejalan kaki, sepeda dan fasilitas-fasilitas lain
yang memberikan kemudahan, kenyamanan dan ketenangan terhadap pemakai jalan yang melalui persimpangan. Perencanaan harus mengikuti perlintasan aslinya dan
karakteristik pemakai jalan.
2.5.1 Kontrol Pengendalian Lalu Lintas pada Persimpangan
Untuk persimpangan satu bidang ada 4 jenis kontrol lalu lintas yang dapat digunakan, yaitu :
Jenis tanpa pengaturan lalu lintas Jenis pengaturan dengan rambu peringatan yield
Jenis pengaturan berhenti stop Jenis pengaturan dengan lampu lalu lintas traffic light
Pada umumnya simpang tak bersinyal dengan pengaturan hak jalan prioritas dari sebelah kiri digunakan di daerah permukiman perkotaan dan daerah pedalaman
untuk persimpangan antara jalan lokal dengan arus lalu lintas rendah. Untuk persimpangan dengan kelas dan atau fungsi jalan yang berbeda, lalu lintas pada jalan
minor harus diatur dengan tanda “yield” atau “stop”.
II - 18
Simpang tak bersinyal paling efektif apabila ukurannya kecil dan daerah konflik lalu lintasnya ditentukan dengan baik. Karena itu simpang ini sangat sesuai untuk
persimpangan antara jalan dua lajur tak-terbagi 22 UD. Untuk persimpangan antara jalan yang lebih besar, misalnya antara dua jalan empat lajur, penutupan daerah konflik
dapat terjadi dengan mudah sehingga menyebabkan gerakan lalu lintas terganggu sementara. Bahkan jika perilaku lalu lintas simpang tak-bersinyal dalam tundaan rata-
rata selama periode waktu yang lebih lama lebih rendah dari tipe simpang yang lain, simpang ini masih lebih disukai karena kapasitas tertentu dapat dipertahankan meskipun
pada keadaan kapasitas puncak.
2.5.2 Alinyemen dan Konfigurasi
Persimpangan harus direncanakan dengan baik agar pertemuan jalan dari persimpangan mendekati sudut atau sama dengan 90
. Sudut pertemuan antara 60 – 90
masih diijinkan. Jalan yang menyebar pada suatu persimpangan merupakan bagian dari
persimpangan disebut kaki persimpangan. Pada umumnya persimpangan dari dua jalan mempunyai 4 kaki. Pada prinsipnya, pada persimpangan sebidang, banyaknya kaki
persimpangan jangan lebih dari 5. Pada prinsipnya, pertemuan mendadak stagger junction atau pertemuan break
junction harus dihindarkan. Dalam hal keadaan diatas tidak bisa dihindari, interval jarak kaki yang dibutuhkan harus lebih dari 40m. Untuk stagger junction, sudut
pertemuan yang dibutuhkan kurang dari 30 .
Arus lalu lintas utama sedapat mungkin dilayani dengan jalur yang lurus atau
hampir lurus. 2.6.
Konstruksi Underpass 2.6.1
Aspek Tanah
Tanah merupakan material yang terdiri dari agregat butiran mineral-mineral padat yang tidak tersementasi satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah
lapuk disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.
II - 19
Dari penyelidikan tanah maka dapat diidentifikasi jenis dan sifat tanah pada lokasi proyek tersebut. Hal ini berguna dalam perencanaan dinding penahan tanah dan
pondasi dari struktur underpass. Aspek tanah ini sangat berpengaruh dengan beban dari struktur underpass.
2.6.2 Aspek Tanah dengan Konstruksi Underpass