A critical period of lowland rice to weed competition
Olch:
Indriaty Elizabeth Tobing dan Muhammad Ahmad Chozin 21
Abstract : A CRITICAL PERIOD OF LOWLAND RICE TO WEED COMPETITION. There was no significant difference between
duration of weeds-free 12, 4, 6 and 8 weeks after-planting, and the whole-life) period of lowland rice on its vegetative
growth, but there was a significant difference on the number of productive tillers and grains per panicle. The critical period of
a lowland rice var. IR 28 to the weed competition was found at the first 8 weeks after planting.
1
Ringkasan :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh persaingan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah dan mengetahui masa kritis pad; sawah terhadap persaingan gulma sehingga dapat ditentukan waktu penyiangan yang tepat.
Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan IPB Babakan Darmaga Bogor dengan menggunakan pad; sawah varietas IR 28,
dan pupuk yang digunakan yaitu Urea, TSP dan ZK.
Penyiangan selama 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam serta penyiangan selama tanam tidak nyata berpengaruh terhadap
pertumbuhan vegetatif padi, tetapi nyata berpengaruh terhadap jumlah anakan produktif dan jumlah gabah setiap malai. Kenaikan produksi akibat penyian,gan mencapai 27.24 persen sampai 77.11 persen.
Masa kritis padi sawah IR 28 terhadap persaingan gulma adalah 8 minggu pertama setelah tanam. Untuk mengetahui waktu
penyiangan yang tepat selama masa kritis tersebut, perlu diadakan penelitian lebih lanjut.
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
I
Latar Belakang Penelitian
Beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar
bangsa Ingonesia. Oleh karena itu beras memegang peranan
penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Produksi beras
Indonesia tahun 1978 diperkirakan berjumlah 17.598 juta ton
yang berarti naik 10.85 persen diatas produksi tahun 1977 yang
berjumlah 15.876 juta ton (Biro Statistik, 19781.
Perkembangan produksi beras yang akhir-akhir ini ratarata tiap tahun meningkat ternyata belum dapat mengimbangi
kebutuhan penduduk di Indonesia, sehingga setiap tahunnya
Pemerintah harus mengimport beras. Kenyataan ini menunjuk.
kan bahwa produksi beras perlu lebih ditingkatkan lagi.
Salah satu usaha peningkatan produksi pertanian sesuai
dengan Sapta Karya Pembangunan Pertanian dalam Repelita
III adalah dengan intensifikasi pertanian. Usaha intensifikasi
dititik beratkan pada padi sawah dengan menggunakan sistem
Panca Usaha.
Pemeliharaan padi sawah dengan melakukan penyiangan
(salah satu Panca Usaha), dimaksudkan untuk membersihkan
gulma yang tumbuh disekelilingi tanaman padi. Persaingan
gulma dengan tanaman padi sawah dapat mengakibatkan turunnya produksi, dengan demikian usaha pengendalian gulma di·
galakkan. Salah satu caranya yaitu dengan penyiangan.
Pada umumnya petani melakukan dua kali penyiangan selama masa tan am padi. Untuk varietas-varietas pad; unggul
penyiangan pertama dilakukan pada umur 30 hari setelah tanam,
bersamaan dengan pemupukan nitrogen kedua. Penyiangan kedua pada umur 50 hari setelah tanam, bersamaan dengan pemupukan nitrogen ketiga. Waktu penyiangan ini berlaku untuk
semua varietas padi unggul baru, tanpa memperhitungkan
umur yang berbeda dari varietas-varietas tersebut. Kiranya per1u
diketahui masa kritis padi sawah terhadap persaingan gulma,
sehingga waktu penyiangan yang tepat dapat dilakukan.
Tujuan Penelitian
Percobaan ini bertujuan untuk : (1) Melihat pengaruh
persaingan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi padi
sawah IR 28; (2) Mengetahui masa kritis padi sawah IR 28
terhadap persaingan gulma, untuk menentukan waktu penyi·
angan yang tepat.
11.
21.
Pertumbuhan tanaman padi secara garis besarnya terdiri
atas tiga fase yakni : (11 Fase vegetatif, berlangsung dari saat
padi ditanam sampai stadia pembentukan primordia; (2) Fase
reproduktif atau fase generatif, berlangsung diui stadia pem·
bentukan primordia sampai stadia pembungaan; (31 Fase pemasakan berlangsung dari stadia pembungaan sampai stadia gabah
matang mati (Vergara, 19701. Selama ketiga fase ini sering
dijumpai gulma yang dengan tanaman padi akan bersaing dalam
pengembalian air, cahaya dan hara. Persaingan itu akan ュセァN
akibatkan turunnya produksi padi (Partoharjono, 1976).
Menurut Arai (1969) gulma pada pertanaman padi merupakan masalah yang perlu ditangani dengan sungguh-sungguh,
karena dapat mengakiOOtkan turunnya produksi seeara langsung
maupun tidak langsung. Selain itu gula juga dapat merupakan
inang perantara bagi hama dan penyakit tanaman.
Berdasarkan sifat persaingannya Sundaru. Syam, dan
Bakar (19761, membedakan gulma atas tiga golongan yaitu :
1. Grasses (rumputl, umumnya termasuk Famili Gramineae,
mempunyai batang bulat atau agakpipih dan berongga. Daundaun soliter pada buku, tersusun dalam dua deretan, bertulang
daun sejajar dan terdiri atas pelepah daun serta helaian daun.
Contoh yang umum pada padi sawah yaitu Echinochloa spp,
Leptochloa chinensis 1L.1 Ness dan Paspalum vaginatum Swartz.
2. Sedges (teki), termasuk Famili Cyperaceae yang mempunyal batang berbentuk segitiga atau bulat dan tidak berongga.
Daun.cJaun tersusun dalam tiga deretan. Contoh yang umum
pada pad; sawah yaitu Cyperus difformis L. dan Fimbristylis
littoralis Gaudich.
3.
Broad leaves (berdaun lebar), termasuk golongan Dieotyl
atau paku-pakuan (Pteridophyta!. Daun lebar dengan tulang
daun berbentuk jaringan. Contoh yang umum pada padi sawah
yaitu Marsilea crenata Presl, Salvinia molesta D.S. Mitchell dan
Monochoria vaginalis (Burm.U Pres!.
Partoharjono (1976) juga menjelaskan pengaruh persaingan
gulma dalam pengambilan air, eahaya dan unsur hara terhadap
fase-fase pertumbuhan tanaman padi seOOgai berikut : (11 Keadaan kekeringan pada fase vegetatif dimana populasi cukup
padat, mengakiOOtkan berkurangnya pertumbuhan jumlah
anakan dan pertumbuhan ruas batang menjadi pendek. Keke-
Disadur dar; tulisan Masalah Khusus (1980) penulis partama.
Barturut·turut mhs. iurusan Agronomi, dan Staf Panga;ar Dep. Agronomi IPB.
ringan pada fase reproduktif mengakibatkan kehampaan meningkat; (2) Persaingan terhadap cahaya antara gulma dengan tanaman utama tergantung pada kecepatan pertumbuhan dan
perbedaan tinggi gulma. Monochoria vaginalis (Burm.f.l Presl
(eceng) pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan Cyperus
spp (tekj) dan Paspalum vaginatum Swartz {rumput!; (3) Persaingan terhadap zat hara ditentukan oleh jumlah nitorgen yang
diserap oleh gulma dan distribusi serta sistem perakaran gulma.
Gulma golongan rumput seperti Echinochloa spp dan Paspalum
spp lebih banyak menyerap nitrogen dibandingkan dengan
golongan berdaun lebar Monochoria vaginalis (Burm.f.I Presl
dan Cyperus spp Itekil.
Ardjasa dan Noor (1976) melaporkan bahwa Paspalum
vaginatum Swartz dan Monochoria vaginalis (BurumJ.I Presl
merupakan kompetitor berat bagi tanaman padi sawah IR 34.
Penurunan produksi akibat pengaruh kompetisi Paspalum vaginatum Swartz dan Monochoria vaginalis (Burm.f.l Presl men·
capai 5 - 30 persen.
Umumnya gulma berkompetisi efektif selama Yo - 113
dari umur tanaman (Kasasian, 19721. Selama itu pula pertum·
buhan gulma yang tidak diberantas dapat menurunkan produksi,
dan masa ini merupakan masa kritis tanaman terhadap persaing'
an gulma. Everaats dan Satsyati (1977) melaporkan bahwa masa
kritis kentang terhadap persaingan gulma adalah bulan pertama
setelah tanam. Masa penyiangan yang tepat adalah empat minggu
pertama setelah tanam. Masa kritis gula beet terhadap persaingan gulma menu rut penelitian Scott dan Wilcockson (1974)
adalah pada umur 4 sampai 8 minggu setelahtanam.
Untuk tanaman padi sawah berumur genjah diperkirakan
masa kritisnya adalah selama fase vegetatif dimana pada waktu
tersebut gulma berkompetisi efektif. Dengan mengetahui masa
kritisnya terhadap gulma, dapatlah ditentukan waktu penyiangan yang tepat sehingga penurunan produksi akibat persaingan
gulma dapat diatasi.
Padi varietas IR 28 merupakan salah satu jenis padi unggul
yang termasuk golongan cere (indica), kadang-kadang berbulu,
tahan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 1 dan 3;
wereng daun; peka terhadap wereng batang coklat biotipe 2;
tahan terhadap penyakit kerdil rumput, tungro dan busuk bakter; daun; peka terhadap bakteri daun bergaris. Berumur genjah
(110 - 125 hari) dengan tinggi tanaman 75 - 85 cm dan jumlah
15 batang. Bentuk gabahnya ramping
anakan produktif 10
dan mudah rontok dengan bobot 1000 butir mencapai
26.8 -27.3 gram.
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu
Percobaan dilakukan di kebun percobaan IPB Babakan
Darmaga Bogor. Luas areal percobaan 360 meter persegi terbagi
atas 18 petak dengan ukuran petak masing-masing 5 m x 4 m.
Percobaan berlangsung selama empat bulan mulai tanggal
13 Maret sampai 16 Juli 1979.
Bahan
Jenis padi yang digunakan adalah padi sawah varietas
IR 28. Pupuk yang digunllkan adalah Urea sebanyak 200 kg per
ha, TSP sebanyak 135 kg per ha dan pupuk ZK sebanyak 100
kg per ha.
Untuk mencegah serangan hama digunakan Furadan 3 G
dengan dosis 0.6 kg per ha, Sevin 85 SP dengan volume semprot
500 liter setiap ha, konsentrasi bahan aktif 0.13 persen.
Metoda Percobaan
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelom·
pok dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan.
Perlakuan penyiaran terdiri atas :
1. Tidak disiangi selama tanam, sebagai kontrol (A o )
2.
Bebas gulma 2 minggu pertama setelah tanam (A1)
3.
Bebas gulma 4 minggu pertama setelah tanam
4.
Bebas gulma 6 minggu pertama setelah tanam (A3)
5.
6.
Bebas gulma 8 minggu pertama setelah tanam (A4)
Bebas gulma selama tanam (A51
(A21
Dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan, jumlah petak perla·
kuan ada 18 satuan.
y
U + r; + tj + Eij
Y
Produksi
U
Nilai tengah umum
fj
Pengaruh kelompok ke - 1 ( 1
tj
Pengaruh perlakuan ke . j ( j
1,2,3)
1, 2, 3, 4, 5, 6)
Untuk melihat perbedaan perlakuan terhadap pertumbuhan dan
produksi padi sawah digunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJI.
Pelaksanaan
Pengolahan tanah dilakukan 20 - 30 hari sebelum saat
tanam. Petaki>etak percobaan disiapkan seminggu sebelum tanam. Kebutuhan benih 2 kg tiap 30 meter persegi. Bersamaan
waktu menyebar benih dilakukan pemupukan Urea dan TSP
masing-masing 10 gram tiap meter persegi. Penanaman dilakukan
setelah bibit berumur 28 hari di persemaian. Jarak tanam yang
digunakan 25 em x 25 em dan ditanam 2 batang setiap rumpun.
Air dalam petakan sawah dibiarkan macak-macak selama 3 - 5
hari, setelah itu dimasukkan melalui lubang pemasukan air.
Pemupukan dasar diberikan pada saat tanam dengan cara
sebar pupuk. Nitrogen dalam bentuk Urea diberikan sebagian
(1/5 bagian), sedang TSP dan ZK sekaligus pada saat tanam.
Nitrogen diberikan lagi pada saat tanaman berumur 21 hari
dan yang ketiga diberikan pada waktu tanaman berumur 48
hari.
Penyiangan dilakukan pada petak perlakuan tertentu
sesuai dengan perlakuan masing-masing. Petak A 1 disiangi 2
minggu setelah tanam (bebes gulma 2 minggu pertama setelah
tanam), petak A2 disiangi 4 minggu setelah tanam yaitu pada
umur 2 dan 4 minggu. Petak A3 disiangi pada umur 2, 4 dan 6
minggu setelah tanam, petak A4 disiangi pada umur 2, 4, 6 dan
8 minggu setelah tanam. Petak A5 disiangi selama masa tanam
dalam selang waktu 2 minggu sekali, sedang petak Ao tidak disiangi selama masa tanam. Sebelum menyiang air di petakan dikeluarkan dan dibiarkan macak-macak. Lubang pemasukan dan
pengeluaran air pada pematang haNS ditutup. Penyiangan dilakukan dengan tangan.
Panen dilakukan pada waktu 80 persen gabah tanaman
padi contoh sudah masak. Hasil panen diambil dari tanaman
contoh masing-masing petak perlakuan. Berat gabah kering
ditimbang setelah dipisah dan dikeringkan.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu, sejak tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Contoh diambil secara acak
dari tiap petak perlakuan. Pengamatan dilakukan terhadap
tanaman padi dan gulma.
Pertumbuhan tanaman padi meliputi : a) Tinggi tanaman,
diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi
(bila malai belum keluarl atau sampai ujung malai tertinggi
(bila malai sudah keluar!' Pengukuran dilakukan pada masingmasing rumpun contoh dari tiap petak perlakuan; b) Banyaknya
anakan, diamati dan dihitung pada rumpun contoh yang sama;
c) Masa primordia, dimulai jika dalam suatu belahan batang dari
satu anakan rumpun tanaman contoh terdapat sesuatu yang putih.
Produksi dan komponen produksi.
HASI L DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan dan Perkembangan gulma
Hasil pengamatan menunjukkan jenis gulma yang terdapat
pada padi sawah berasal dari golongan berdaun lebar (broad.
leaves) yaitu Monochoria vaginaJis (Burm.fJ Presl, Marsilea
crenata Presl dan Salvinia molesta 0.5. Mitchell. Dijumpai juga
gulma dari golongan teki (sedges) dengan jenis-jenis Cyperus
iria L., Fimbristylis littoralis Gaudich dan dari golongan rumput
(grasses) yang dominan adalah Paspalum vaginatum Swartz
dan Leptochloa chinensis (LJ Nees. Jenis gulma yang dominan
in; merupakan jenis gulma yang berkompetisi efektif karena
mempunyai batang rhyzomatous, berdaun lebar, distribusi dan
sistem perakarannya baik serta toleran terhadap naungan.
Rata-rata bobot gulma basah bobot gulma kering pada
pengamatan umur 2, 4, 6, 8 dan 10 minggu serta pada penga.
matan pada waktu panen dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Pengurangan bobot gulma dari basah ke kering mencapai 88
sampai 93 persen (bobot gulma basah 6 sampai 14 kali bobot
gulma keringl. Bobot gulma basah dan bobot gulma kering pada
petak perlakuan yang disiangi jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan bobot gulma pada petak perlakuan yang disiangi.
Tabel 1. Rata-rata Babot Gulma Basah pada Berbagai
Umur dan Perlakuan (gram/m 2 )
Rata-rata bobot gulma basah mingu ke
2
4
6
8
10
Tidakdisiangi
(kontroll
2 minggu ST
Rata-rata bobot gulma
Perlakuan
bebasgulma
2
4
6
8
WP
370.7
4 minggu ST
31.1
31.4
42.7
6 minggu ST
8 minggu ST
23.9
30.3
93.7
84.4
59.1
95.8
90.1
Selama tanam
25.3
44.8
73.9
77.1
215.7
188.7
88.7
52.7
75.1
42.0
Berbagai
kering minggu ke·
10
WP
Tidak disiangi
IkontroU
Produksi tiap tanaman yaitu bobot gabah kering setiap
tanaman contoh dari masing-masing petak perlakuan. Kompanen produksi diambil rumpun contoh yang sama dengan mengamati a) Banyaknya gabah tiap malai; b) Bobot 100 butir
gabah isi; c) Panjang malai; d) Persentase gabah hampa.
Pengamatan gulma mulai dilakukan dua mnggu setelah
tanam dan dilakukan setiap dua minggu. Bobot gulma basah dan
bobot gulma kering ditimbang untuk tiap petak perlakuan.
Diamati juga komposisi gulma yang ada pada tiap petak per. lakuan. Untuk pengamatan gulma ini, diambil dua petak contoh
dari tiap petak perlakuan dengan ukuran masing-masing 100
cm x 100 cm.
Perlakuan
bebas gulma
Tabel 2. Rata·rata Bobat Gulma Kering セ。、@
Umur dan Perlakuan (gram/m )
65.6
2 minggu ST
3.4
4 minggu ST
8.7
6 minggu ST
4.2.
3.5.
8 minggu ST
3.9
Selama tanam
3.3.
6.7
5.9
48.2
9.3.
44.4.
7.6
12.4
9.5
20.5
11.6
9.9
19.0
8.9
7.2
Keterangan
Tidak
Setelah Tanam; WP = Waktu p。ョ・[セ@
diamati
Perlakuan penyiangan menyebabkan rendahnya bobot
gulma basah maupun bobot gulma kering dibandingkan dengan
perlakuan yang tidak disiangi (Tabel1 dan Tabel 21.
Bobot gulma basah dan bobot gulma kering terus bertam·
bah sampai minggu ke-8. Gambar 1 menunjukkan histrogram
hubungan antara bobot gulma basah dan bobot gulma kering
dengan waktu berdasarkan pengamatan pada petak perlakuan
yang bebas gulma selama tanam.
ST
Penyiangan terus menerus selama tanam mengakibatkan
berkurangnya bobot gulma basah dan bobot gulma kering se·
telah minggu ke.a (Gambar 1 I. Hal ini mungkin disebabkan
karena semakin bertambahnya tinggi tanaman dan jumlah anakan yang merupakan naungan bagi gulma, sehingga gulma keku·
rangan cahaya dan pertumbuhannya tertekan.
Pengaruh Persaingan Gulma terhadap Tanaman Padi
Pertumbuhan Padi
Secara umum tidak terlihat perbedaan tinggi tanaman
dan banyaknya anakan akibat perlakuan penyiangan yang ber·
beda. Tanamanan tumbuh dengan baik pada setiap petak per·
lakuan, tinggi tanaman dan banyaknya anakan terus bertam·
bah dan mencapai maksimum pada umur 6 - 8 minggu.
Selama pertumbuhan terjadi serangan hama walang sangit
(Leptocoryza acuta Thunb) dan hama tikus. Hama walang sangit
mulai menyerang tanaman pada umur 12 minggu yaitu pada
saat butir padi berada dalam stadium matang susu. Hama ini
mengisap cairan yang berada di dalam butir padi, sehingga butir
padi menjadi hampa atau setengah hampa. Hama tikus mengakibatkan kerusahakan pada petak·petak tanaman menjelang
panen. Kelihatannya ham a tikus ini lebih banyak menyerang
tanaman padi petak petak perlakuan yang tidak disiangi, atau
yang dalam keadaan bebas gulma selama tanam serangan tikus
lebih sedikit. Hal ini mungkin disebabkan keadaan yang kotor
(banyak gulma) pada petak petak yang tidak disiangi sehingga
merupakan petak yang lebih cepat terserang hama.
Perlakuan penyiangan tidak nyata berpengaruh terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman dan banyaknya anakan, tetapi
nyata berpengaruh terhadap banyaknya anakan
produktif
What Tabel 31.
3
\;
2
Bobot Gulma Sasah )( 10 !P.'m )
Bobot Gulma Kering !g/m )
10
セ
[===:J
Bobot Gulma Basah
Bobot Gulma Kering
8
Waktu
(minggu ke -)
Gambar 1. Histogram Hubungan antara BobotGulma Basah
dan Bobot Gulma Kering dengan Waktu
Tabel 3. Rata·rata Tinggi Tanaman, Banyaknya Anakan
dan Banyaknya Anakan Produktif pada Tingkat Penyiangan yang Berbeda
Banyaknya anakan produktif pada perlakuan yang tidak
disiangi, yang bebas gulma 2 dan 4 minggu setelah tanam berbeda nyata dengan yang bebas gul
Perlakuan
babas gulma
Banyaknya anakan produktif pada perlakuan yang tidak
disiangi, yang bebas gulma 2 dan 4 minggu setelah tanam berbeda nyata dengan yang bebas gulma 6, 8 minggu setelah tanam
dan yang bebas gulma selama tanam. Gulma yang tidak disiangi
hanya sampai umur 4 minggu setelah tanam dapat menekan
pertumbuhan anakan produktif.
Tldak disiangi
!kontroll
2mlnggu ST
Banyaknya
Tinggi tanaman !em) anakan
Banyaknya
anakan pro·
duktif
87.31
19.93
8.5&
85.30
90.13
88.79
89.74
88.97
19.13
4 minggu ST
6 minggu ST
8minggu ST
Selama tanam
9.37a
10.93a
13.1Ob
BNJ
.05
KK !persen)
tn
7.34
tn
19.48
20.67
20.27
20.27
22.27
13.60b
14.37b
2.44
43.43
Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
P"';;0.05
Keterangan
ST
tn
KK
Setelah T anam
Uji F tidak nyata
Koefisien Keragaman
Komponen Produksi dan Produksi Padi
a。エセイ@
panjang malai pada perlakuan penyiangan yang
barbeda tidak berpengaruh seeara nyata. Aata-rata banyaknya
gabah tiap malai tanpa penyiangan jauh lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang disiangi (Tabel 4). Rata-rata
panjang malai, banyaknya gabah tiap malai, bobot 100 butir
gabah lsi dan persentase kehampaan Ikomponen produksil
dapat dilihat pada Tabel 4.
Penyiangan selama 8 minggu pertama setelah tanam memberikan produksi gabah tiap malai rata-rata (125.27) lebih tinggi
dibandingkan dengan penyiangan selama 2 minggu • 4 minggu
atau 6 minggu setelah tanam. Perlakuan penyiangan nyata bar·
pangaruh terhadap banyaknya gabah tiap malai. Pada per·
lakuan penyiangan selama tanam banyaknya gabah tiap malai
lebih rendah dari pada keadaan bebas gulma selama 8 minggu
setelah tanam. Pada varietas IA 28 mempunyai sifat gabah
mudah rontok, jadi penyiangan menielang panen atau setelah
padi berbuah dapat mengakibatkan rontoknya butir-butir
padl sehingga banyaknya gabah tiap malai berkurang.
Tabel
4. Rata-rata Panjang Malai, Gabah tiap Malai,
Bobot 100 Butir Gabah lsi dan Persentase
Kehampaan pada Tingkat Penyiangan yang
Berbeda.
Perlakuan
bebas gulma
Tidak disiangi
(kontrol)
Panjang
malai (em)
21.74
Gabah tiap
malai
87.53a
110.6Ob
Bobot 100
butir gabah
isi (g)
4.05
Persen
tase ke
hampa
an
53.7
49.3
Tabel 5_
Rata-rata Produksi tiap Rumpun dan Persentase Kenaikan Produksi pada Tingkat
Penyiangan yang Berbeda
Perlakuan
bebas gulma
Produ ksi t iap
rumpun (g)
Tidak disiangi
(kontrot)
3.67a
2 minggu ST
4.67a
27.24
4 minggu ST
4.63a
26.16
4.40ab
5.70b
6.50b
2 minggu ST
4 minggu ST
22.64
116.87be
3.79
47.0
6 minggu ST
8 minggu ST
6 minggu ST
22.89
116.4Obe
4.03
45.0
Selama tanam
8 minggu ST
22.59
125.27e
Selama tanam
23.15
118.47be
3.85
4.02
43.7
42.7
BNJ .05
K K (persen)
21.72
tn
8.09
13.62
23.47
3.94
tn
13.05
tn
44.90
Angka vang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
P
Indriaty Elizabeth Tobing dan Muhammad Ahmad Chozin 21
Abstract : A CRITICAL PERIOD OF LOWLAND RICE TO WEED COMPETITION. There was no significant difference between
duration of weeds-free 12, 4, 6 and 8 weeks after-planting, and the whole-life) period of lowland rice on its vegetative
growth, but there was a significant difference on the number of productive tillers and grains per panicle. The critical period of
a lowland rice var. IR 28 to the weed competition was found at the first 8 weeks after planting.
1
Ringkasan :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh persaingan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah dan mengetahui masa kritis pad; sawah terhadap persaingan gulma sehingga dapat ditentukan waktu penyiangan yang tepat.
Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan IPB Babakan Darmaga Bogor dengan menggunakan pad; sawah varietas IR 28,
dan pupuk yang digunakan yaitu Urea, TSP dan ZK.
Penyiangan selama 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam serta penyiangan selama tanam tidak nyata berpengaruh terhadap
pertumbuhan vegetatif padi, tetapi nyata berpengaruh terhadap jumlah anakan produktif dan jumlah gabah setiap malai. Kenaikan produksi akibat penyian,gan mencapai 27.24 persen sampai 77.11 persen.
Masa kritis padi sawah IR 28 terhadap persaingan gulma adalah 8 minggu pertama setelah tanam. Untuk mengetahui waktu
penyiangan yang tepat selama masa kritis tersebut, perlu diadakan penelitian lebih lanjut.
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
I
Latar Belakang Penelitian
Beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar
bangsa Ingonesia. Oleh karena itu beras memegang peranan
penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Produksi beras
Indonesia tahun 1978 diperkirakan berjumlah 17.598 juta ton
yang berarti naik 10.85 persen diatas produksi tahun 1977 yang
berjumlah 15.876 juta ton (Biro Statistik, 19781.
Perkembangan produksi beras yang akhir-akhir ini ratarata tiap tahun meningkat ternyata belum dapat mengimbangi
kebutuhan penduduk di Indonesia, sehingga setiap tahunnya
Pemerintah harus mengimport beras. Kenyataan ini menunjuk.
kan bahwa produksi beras perlu lebih ditingkatkan lagi.
Salah satu usaha peningkatan produksi pertanian sesuai
dengan Sapta Karya Pembangunan Pertanian dalam Repelita
III adalah dengan intensifikasi pertanian. Usaha intensifikasi
dititik beratkan pada padi sawah dengan menggunakan sistem
Panca Usaha.
Pemeliharaan padi sawah dengan melakukan penyiangan
(salah satu Panca Usaha), dimaksudkan untuk membersihkan
gulma yang tumbuh disekelilingi tanaman padi. Persaingan
gulma dengan tanaman padi sawah dapat mengakibatkan turunnya produksi, dengan demikian usaha pengendalian gulma di·
galakkan. Salah satu caranya yaitu dengan penyiangan.
Pada umumnya petani melakukan dua kali penyiangan selama masa tan am padi. Untuk varietas-varietas pad; unggul
penyiangan pertama dilakukan pada umur 30 hari setelah tanam,
bersamaan dengan pemupukan nitrogen kedua. Penyiangan kedua pada umur 50 hari setelah tanam, bersamaan dengan pemupukan nitrogen ketiga. Waktu penyiangan ini berlaku untuk
semua varietas padi unggul baru, tanpa memperhitungkan
umur yang berbeda dari varietas-varietas tersebut. Kiranya per1u
diketahui masa kritis padi sawah terhadap persaingan gulma,
sehingga waktu penyiangan yang tepat dapat dilakukan.
Tujuan Penelitian
Percobaan ini bertujuan untuk : (1) Melihat pengaruh
persaingan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi padi
sawah IR 28; (2) Mengetahui masa kritis padi sawah IR 28
terhadap persaingan gulma, untuk menentukan waktu penyi·
angan yang tepat.
11.
21.
Pertumbuhan tanaman padi secara garis besarnya terdiri
atas tiga fase yakni : (11 Fase vegetatif, berlangsung dari saat
padi ditanam sampai stadia pembentukan primordia; (2) Fase
reproduktif atau fase generatif, berlangsung diui stadia pem·
bentukan primordia sampai stadia pembungaan; (31 Fase pemasakan berlangsung dari stadia pembungaan sampai stadia gabah
matang mati (Vergara, 19701. Selama ketiga fase ini sering
dijumpai gulma yang dengan tanaman padi akan bersaing dalam
pengembalian air, cahaya dan hara. Persaingan itu akan ュセァN
akibatkan turunnya produksi padi (Partoharjono, 1976).
Menurut Arai (1969) gulma pada pertanaman padi merupakan masalah yang perlu ditangani dengan sungguh-sungguh,
karena dapat mengakiOOtkan turunnya produksi seeara langsung
maupun tidak langsung. Selain itu gula juga dapat merupakan
inang perantara bagi hama dan penyakit tanaman.
Berdasarkan sifat persaingannya Sundaru. Syam, dan
Bakar (19761, membedakan gulma atas tiga golongan yaitu :
1. Grasses (rumputl, umumnya termasuk Famili Gramineae,
mempunyai batang bulat atau agakpipih dan berongga. Daundaun soliter pada buku, tersusun dalam dua deretan, bertulang
daun sejajar dan terdiri atas pelepah daun serta helaian daun.
Contoh yang umum pada padi sawah yaitu Echinochloa spp,
Leptochloa chinensis 1L.1 Ness dan Paspalum vaginatum Swartz.
2. Sedges (teki), termasuk Famili Cyperaceae yang mempunyal batang berbentuk segitiga atau bulat dan tidak berongga.
Daun.cJaun tersusun dalam tiga deretan. Contoh yang umum
pada pad; sawah yaitu Cyperus difformis L. dan Fimbristylis
littoralis Gaudich.
3.
Broad leaves (berdaun lebar), termasuk golongan Dieotyl
atau paku-pakuan (Pteridophyta!. Daun lebar dengan tulang
daun berbentuk jaringan. Contoh yang umum pada padi sawah
yaitu Marsilea crenata Presl, Salvinia molesta D.S. Mitchell dan
Monochoria vaginalis (Burm.U Pres!.
Partoharjono (1976) juga menjelaskan pengaruh persaingan
gulma dalam pengambilan air, eahaya dan unsur hara terhadap
fase-fase pertumbuhan tanaman padi seOOgai berikut : (11 Keadaan kekeringan pada fase vegetatif dimana populasi cukup
padat, mengakiOOtkan berkurangnya pertumbuhan jumlah
anakan dan pertumbuhan ruas batang menjadi pendek. Keke-
Disadur dar; tulisan Masalah Khusus (1980) penulis partama.
Barturut·turut mhs. iurusan Agronomi, dan Staf Panga;ar Dep. Agronomi IPB.
ringan pada fase reproduktif mengakibatkan kehampaan meningkat; (2) Persaingan terhadap cahaya antara gulma dengan tanaman utama tergantung pada kecepatan pertumbuhan dan
perbedaan tinggi gulma. Monochoria vaginalis (Burm.f.l Presl
(eceng) pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan Cyperus
spp (tekj) dan Paspalum vaginatum Swartz {rumput!; (3) Persaingan terhadap zat hara ditentukan oleh jumlah nitorgen yang
diserap oleh gulma dan distribusi serta sistem perakaran gulma.
Gulma golongan rumput seperti Echinochloa spp dan Paspalum
spp lebih banyak menyerap nitrogen dibandingkan dengan
golongan berdaun lebar Monochoria vaginalis (Burm.f.I Presl
dan Cyperus spp Itekil.
Ardjasa dan Noor (1976) melaporkan bahwa Paspalum
vaginatum Swartz dan Monochoria vaginalis (BurumJ.I Presl
merupakan kompetitor berat bagi tanaman padi sawah IR 34.
Penurunan produksi akibat pengaruh kompetisi Paspalum vaginatum Swartz dan Monochoria vaginalis (Burm.f.l Presl men·
capai 5 - 30 persen.
Umumnya gulma berkompetisi efektif selama Yo - 113
dari umur tanaman (Kasasian, 19721. Selama itu pula pertum·
buhan gulma yang tidak diberantas dapat menurunkan produksi,
dan masa ini merupakan masa kritis tanaman terhadap persaing'
an gulma. Everaats dan Satsyati (1977) melaporkan bahwa masa
kritis kentang terhadap persaingan gulma adalah bulan pertama
setelah tanam. Masa penyiangan yang tepat adalah empat minggu
pertama setelah tanam. Masa kritis gula beet terhadap persaingan gulma menu rut penelitian Scott dan Wilcockson (1974)
adalah pada umur 4 sampai 8 minggu setelahtanam.
Untuk tanaman padi sawah berumur genjah diperkirakan
masa kritisnya adalah selama fase vegetatif dimana pada waktu
tersebut gulma berkompetisi efektif. Dengan mengetahui masa
kritisnya terhadap gulma, dapatlah ditentukan waktu penyiangan yang tepat sehingga penurunan produksi akibat persaingan
gulma dapat diatasi.
Padi varietas IR 28 merupakan salah satu jenis padi unggul
yang termasuk golongan cere (indica), kadang-kadang berbulu,
tahan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 1 dan 3;
wereng daun; peka terhadap wereng batang coklat biotipe 2;
tahan terhadap penyakit kerdil rumput, tungro dan busuk bakter; daun; peka terhadap bakteri daun bergaris. Berumur genjah
(110 - 125 hari) dengan tinggi tanaman 75 - 85 cm dan jumlah
15 batang. Bentuk gabahnya ramping
anakan produktif 10
dan mudah rontok dengan bobot 1000 butir mencapai
26.8 -27.3 gram.
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu
Percobaan dilakukan di kebun percobaan IPB Babakan
Darmaga Bogor. Luas areal percobaan 360 meter persegi terbagi
atas 18 petak dengan ukuran petak masing-masing 5 m x 4 m.
Percobaan berlangsung selama empat bulan mulai tanggal
13 Maret sampai 16 Juli 1979.
Bahan
Jenis padi yang digunakan adalah padi sawah varietas
IR 28. Pupuk yang digunllkan adalah Urea sebanyak 200 kg per
ha, TSP sebanyak 135 kg per ha dan pupuk ZK sebanyak 100
kg per ha.
Untuk mencegah serangan hama digunakan Furadan 3 G
dengan dosis 0.6 kg per ha, Sevin 85 SP dengan volume semprot
500 liter setiap ha, konsentrasi bahan aktif 0.13 persen.
Metoda Percobaan
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelom·
pok dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan.
Perlakuan penyiaran terdiri atas :
1. Tidak disiangi selama tanam, sebagai kontrol (A o )
2.
Bebas gulma 2 minggu pertama setelah tanam (A1)
3.
Bebas gulma 4 minggu pertama setelah tanam
4.
Bebas gulma 6 minggu pertama setelah tanam (A3)
5.
6.
Bebas gulma 8 minggu pertama setelah tanam (A4)
Bebas gulma selama tanam (A51
(A21
Dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan, jumlah petak perla·
kuan ada 18 satuan.
y
U + r; + tj + Eij
Y
Produksi
U
Nilai tengah umum
fj
Pengaruh kelompok ke - 1 ( 1
tj
Pengaruh perlakuan ke . j ( j
1,2,3)
1, 2, 3, 4, 5, 6)
Untuk melihat perbedaan perlakuan terhadap pertumbuhan dan
produksi padi sawah digunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJI.
Pelaksanaan
Pengolahan tanah dilakukan 20 - 30 hari sebelum saat
tanam. Petaki>etak percobaan disiapkan seminggu sebelum tanam. Kebutuhan benih 2 kg tiap 30 meter persegi. Bersamaan
waktu menyebar benih dilakukan pemupukan Urea dan TSP
masing-masing 10 gram tiap meter persegi. Penanaman dilakukan
setelah bibit berumur 28 hari di persemaian. Jarak tanam yang
digunakan 25 em x 25 em dan ditanam 2 batang setiap rumpun.
Air dalam petakan sawah dibiarkan macak-macak selama 3 - 5
hari, setelah itu dimasukkan melalui lubang pemasukan air.
Pemupukan dasar diberikan pada saat tanam dengan cara
sebar pupuk. Nitrogen dalam bentuk Urea diberikan sebagian
(1/5 bagian), sedang TSP dan ZK sekaligus pada saat tanam.
Nitrogen diberikan lagi pada saat tanaman berumur 21 hari
dan yang ketiga diberikan pada waktu tanaman berumur 48
hari.
Penyiangan dilakukan pada petak perlakuan tertentu
sesuai dengan perlakuan masing-masing. Petak A 1 disiangi 2
minggu setelah tanam (bebes gulma 2 minggu pertama setelah
tanam), petak A2 disiangi 4 minggu setelah tanam yaitu pada
umur 2 dan 4 minggu. Petak A3 disiangi pada umur 2, 4 dan 6
minggu setelah tanam, petak A4 disiangi pada umur 2, 4, 6 dan
8 minggu setelah tanam. Petak A5 disiangi selama masa tanam
dalam selang waktu 2 minggu sekali, sedang petak Ao tidak disiangi selama masa tanam. Sebelum menyiang air di petakan dikeluarkan dan dibiarkan macak-macak. Lubang pemasukan dan
pengeluaran air pada pematang haNS ditutup. Penyiangan dilakukan dengan tangan.
Panen dilakukan pada waktu 80 persen gabah tanaman
padi contoh sudah masak. Hasil panen diambil dari tanaman
contoh masing-masing petak perlakuan. Berat gabah kering
ditimbang setelah dipisah dan dikeringkan.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu, sejak tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Contoh diambil secara acak
dari tiap petak perlakuan. Pengamatan dilakukan terhadap
tanaman padi dan gulma.
Pertumbuhan tanaman padi meliputi : a) Tinggi tanaman,
diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi
(bila malai belum keluarl atau sampai ujung malai tertinggi
(bila malai sudah keluar!' Pengukuran dilakukan pada masingmasing rumpun contoh dari tiap petak perlakuan; b) Banyaknya
anakan, diamati dan dihitung pada rumpun contoh yang sama;
c) Masa primordia, dimulai jika dalam suatu belahan batang dari
satu anakan rumpun tanaman contoh terdapat sesuatu yang putih.
Produksi dan komponen produksi.
HASI L DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan dan Perkembangan gulma
Hasil pengamatan menunjukkan jenis gulma yang terdapat
pada padi sawah berasal dari golongan berdaun lebar (broad.
leaves) yaitu Monochoria vaginaJis (Burm.fJ Presl, Marsilea
crenata Presl dan Salvinia molesta 0.5. Mitchell. Dijumpai juga
gulma dari golongan teki (sedges) dengan jenis-jenis Cyperus
iria L., Fimbristylis littoralis Gaudich dan dari golongan rumput
(grasses) yang dominan adalah Paspalum vaginatum Swartz
dan Leptochloa chinensis (LJ Nees. Jenis gulma yang dominan
in; merupakan jenis gulma yang berkompetisi efektif karena
mempunyai batang rhyzomatous, berdaun lebar, distribusi dan
sistem perakarannya baik serta toleran terhadap naungan.
Rata-rata bobot gulma basah bobot gulma kering pada
pengamatan umur 2, 4, 6, 8 dan 10 minggu serta pada penga.
matan pada waktu panen dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Pengurangan bobot gulma dari basah ke kering mencapai 88
sampai 93 persen (bobot gulma basah 6 sampai 14 kali bobot
gulma keringl. Bobot gulma basah dan bobot gulma kering pada
petak perlakuan yang disiangi jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan bobot gulma pada petak perlakuan yang disiangi.
Tabel 1. Rata-rata Babot Gulma Basah pada Berbagai
Umur dan Perlakuan (gram/m 2 )
Rata-rata bobot gulma basah mingu ke
2
4
6
8
10
Tidakdisiangi
(kontroll
2 minggu ST
Rata-rata bobot gulma
Perlakuan
bebasgulma
2
4
6
8
WP
370.7
4 minggu ST
31.1
31.4
42.7
6 minggu ST
8 minggu ST
23.9
30.3
93.7
84.4
59.1
95.8
90.1
Selama tanam
25.3
44.8
73.9
77.1
215.7
188.7
88.7
52.7
75.1
42.0
Berbagai
kering minggu ke·
10
WP
Tidak disiangi
IkontroU
Produksi tiap tanaman yaitu bobot gabah kering setiap
tanaman contoh dari masing-masing petak perlakuan. Kompanen produksi diambil rumpun contoh yang sama dengan mengamati a) Banyaknya gabah tiap malai; b) Bobot 100 butir
gabah isi; c) Panjang malai; d) Persentase gabah hampa.
Pengamatan gulma mulai dilakukan dua mnggu setelah
tanam dan dilakukan setiap dua minggu. Bobot gulma basah dan
bobot gulma kering ditimbang untuk tiap petak perlakuan.
Diamati juga komposisi gulma yang ada pada tiap petak per. lakuan. Untuk pengamatan gulma ini, diambil dua petak contoh
dari tiap petak perlakuan dengan ukuran masing-masing 100
cm x 100 cm.
Perlakuan
bebas gulma
Tabel 2. Rata·rata Bobat Gulma Kering セ。、@
Umur dan Perlakuan (gram/m )
65.6
2 minggu ST
3.4
4 minggu ST
8.7
6 minggu ST
4.2.
3.5.
8 minggu ST
3.9
Selama tanam
3.3.
6.7
5.9
48.2
9.3.
44.4.
7.6
12.4
9.5
20.5
11.6
9.9
19.0
8.9
7.2
Keterangan
Tidak
Setelah Tanam; WP = Waktu p。ョ・[セ@
diamati
Perlakuan penyiangan menyebabkan rendahnya bobot
gulma basah maupun bobot gulma kering dibandingkan dengan
perlakuan yang tidak disiangi (Tabel1 dan Tabel 21.
Bobot gulma basah dan bobot gulma kering terus bertam·
bah sampai minggu ke-8. Gambar 1 menunjukkan histrogram
hubungan antara bobot gulma basah dan bobot gulma kering
dengan waktu berdasarkan pengamatan pada petak perlakuan
yang bebas gulma selama tanam.
ST
Penyiangan terus menerus selama tanam mengakibatkan
berkurangnya bobot gulma basah dan bobot gulma kering se·
telah minggu ke.a (Gambar 1 I. Hal ini mungkin disebabkan
karena semakin bertambahnya tinggi tanaman dan jumlah anakan yang merupakan naungan bagi gulma, sehingga gulma keku·
rangan cahaya dan pertumbuhannya tertekan.
Pengaruh Persaingan Gulma terhadap Tanaman Padi
Pertumbuhan Padi
Secara umum tidak terlihat perbedaan tinggi tanaman
dan banyaknya anakan akibat perlakuan penyiangan yang ber·
beda. Tanamanan tumbuh dengan baik pada setiap petak per·
lakuan, tinggi tanaman dan banyaknya anakan terus bertam·
bah dan mencapai maksimum pada umur 6 - 8 minggu.
Selama pertumbuhan terjadi serangan hama walang sangit
(Leptocoryza acuta Thunb) dan hama tikus. Hama walang sangit
mulai menyerang tanaman pada umur 12 minggu yaitu pada
saat butir padi berada dalam stadium matang susu. Hama ini
mengisap cairan yang berada di dalam butir padi, sehingga butir
padi menjadi hampa atau setengah hampa. Hama tikus mengakibatkan kerusahakan pada petak·petak tanaman menjelang
panen. Kelihatannya ham a tikus ini lebih banyak menyerang
tanaman padi petak petak perlakuan yang tidak disiangi, atau
yang dalam keadaan bebas gulma selama tanam serangan tikus
lebih sedikit. Hal ini mungkin disebabkan keadaan yang kotor
(banyak gulma) pada petak petak yang tidak disiangi sehingga
merupakan petak yang lebih cepat terserang hama.
Perlakuan penyiangan tidak nyata berpengaruh terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman dan banyaknya anakan, tetapi
nyata berpengaruh terhadap banyaknya anakan
produktif
What Tabel 31.
3
\;
2
Bobot Gulma Sasah )( 10 !P.'m )
Bobot Gulma Kering !g/m )
10
セ
[===:J
Bobot Gulma Basah
Bobot Gulma Kering
8
Waktu
(minggu ke -)
Gambar 1. Histogram Hubungan antara BobotGulma Basah
dan Bobot Gulma Kering dengan Waktu
Tabel 3. Rata·rata Tinggi Tanaman, Banyaknya Anakan
dan Banyaknya Anakan Produktif pada Tingkat Penyiangan yang Berbeda
Banyaknya anakan produktif pada perlakuan yang tidak
disiangi, yang bebas gulma 2 dan 4 minggu setelah tanam berbeda nyata dengan yang bebas gul
Perlakuan
babas gulma
Banyaknya anakan produktif pada perlakuan yang tidak
disiangi, yang bebas gulma 2 dan 4 minggu setelah tanam berbeda nyata dengan yang bebas gulma 6, 8 minggu setelah tanam
dan yang bebas gulma selama tanam. Gulma yang tidak disiangi
hanya sampai umur 4 minggu setelah tanam dapat menekan
pertumbuhan anakan produktif.
Tldak disiangi
!kontroll
2mlnggu ST
Banyaknya
Tinggi tanaman !em) anakan
Banyaknya
anakan pro·
duktif
87.31
19.93
8.5&
85.30
90.13
88.79
89.74
88.97
19.13
4 minggu ST
6 minggu ST
8minggu ST
Selama tanam
9.37a
10.93a
13.1Ob
BNJ
.05
KK !persen)
tn
7.34
tn
19.48
20.67
20.27
20.27
22.27
13.60b
14.37b
2.44
43.43
Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
P"';;0.05
Keterangan
ST
tn
KK
Setelah T anam
Uji F tidak nyata
Koefisien Keragaman
Komponen Produksi dan Produksi Padi
a。エセイ@
panjang malai pada perlakuan penyiangan yang
barbeda tidak berpengaruh seeara nyata. Aata-rata banyaknya
gabah tiap malai tanpa penyiangan jauh lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang disiangi (Tabel 4). Rata-rata
panjang malai, banyaknya gabah tiap malai, bobot 100 butir
gabah lsi dan persentase kehampaan Ikomponen produksil
dapat dilihat pada Tabel 4.
Penyiangan selama 8 minggu pertama setelah tanam memberikan produksi gabah tiap malai rata-rata (125.27) lebih tinggi
dibandingkan dengan penyiangan selama 2 minggu • 4 minggu
atau 6 minggu setelah tanam. Perlakuan penyiangan nyata bar·
pangaruh terhadap banyaknya gabah tiap malai. Pada per·
lakuan penyiangan selama tanam banyaknya gabah tiap malai
lebih rendah dari pada keadaan bebas gulma selama 8 minggu
setelah tanam. Pada varietas IA 28 mempunyai sifat gabah
mudah rontok, jadi penyiangan menielang panen atau setelah
padi berbuah dapat mengakibatkan rontoknya butir-butir
padl sehingga banyaknya gabah tiap malai berkurang.
Tabel
4. Rata-rata Panjang Malai, Gabah tiap Malai,
Bobot 100 Butir Gabah lsi dan Persentase
Kehampaan pada Tingkat Penyiangan yang
Berbeda.
Perlakuan
bebas gulma
Tidak disiangi
(kontrol)
Panjang
malai (em)
21.74
Gabah tiap
malai
87.53a
110.6Ob
Bobot 100
butir gabah
isi (g)
4.05
Persen
tase ke
hampa
an
53.7
49.3
Tabel 5_
Rata-rata Produksi tiap Rumpun dan Persentase Kenaikan Produksi pada Tingkat
Penyiangan yang Berbeda
Perlakuan
bebas gulma
Produ ksi t iap
rumpun (g)
Tidak disiangi
(kontrot)
3.67a
2 minggu ST
4.67a
27.24
4 minggu ST
4.63a
26.16
4.40ab
5.70b
6.50b
2 minggu ST
4 minggu ST
22.64
116.87be
3.79
47.0
6 minggu ST
8 minggu ST
6 minggu ST
22.89
116.4Obe
4.03
45.0
Selama tanam
8 minggu ST
22.59
125.27e
Selama tanam
23.15
118.47be
3.85
4.02
43.7
42.7
BNJ .05
K K (persen)
21.72
tn
8.09
13.62
23.47
3.94
tn
13.05
tn
44.90
Angka vang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
P