Analisis Dampak Keterbukaan Perdagangan Terhadap Arus Masuk FDI (Foreign Direct Investment) ke Indonesia

DAMPAK LIBERALISASI PERDAGANGAN TERHADAP ARUS
MASUK FDI ( FOREIGN DIRECT INVESTMENT ) KE INDONESIA

RISMAYANI NURSYAH

ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

ABSTRACT
RISMAYANI NURSYAH. Impact of Trade openness to FDI flows (Foreign Direct
Investment). Supervised by Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec.
Foreign Direct Investment (FDI) is one of the alternatives for financing the process of
economic development of a country. Development of FDI in Indonesia showed a positive
trend in the period before the economic crisis. Although the economy has undergone a
recovery after an economic crisis rocked, but the condition of Indonesia's FDI has not shown
the development of meaning. This is a problem in the midst of Indonesia's efforts to build the
economy. The method used was VAR/ VECM. The Data used is the quarterly time series
data from quarter I 2000 – quarter IV 2012. This research was done to see the effects of trade

openness to inflows of FDI to the case in Indonesia. Based on the test results the VECM
showed a significant negative results from trade openness to inflows of FDI to Indonesia.
Keywords: trade openness, VAR / VECM, FDI

ABSTRAK
RISMAYANI NURSYAH. Dampak Keterbukaan Perdagangan Terhadap Arus Masuk FDI
(Foreign Direct Investment). Dibimbing oleh Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec.
Foreign Direct Investment (FDI) merupakan salah satu alternatif untuk pembiayaan
proses pembangunan ekonomi suatu negara. Perkembangan FDI di Indonesia menunjukkan
tren yang positif pada periode sebelum krisis ekonomi. Meskipun perekonomian telah
mengalami pemulihan setelah diguncang krisis ekonomi, namun kondisi FDI di Indonesia
belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Hal ini merupakan suatu permasalahan di
tengah-tengah upaya Indonesia untuk membangun perekonomiannya. Metode yang
digunakana dalah VAR/VECM. Data yang digunakan adalah data time series kuartalan dari
kuartal 1 2000 – kuartal IV 2012. Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak keterbukaan
perdagangan terhadap arus masuk FDI untuk kasus di negara Indonesia. Berdasarkan hasil
pengujian VECM yang menunjukan hasil yang signifikan negatif dari keterbukaan
perdagangan terhadap arus masuk FDI ke Indonesia.
Kata kunci: keterbukaan perdagangan, VAR/VECM, FDI.


PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak Keterbukaan
Perdagangan Terhadap Arus Masuk FDI (Foreign Direct Investment) adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2013
Rismayani Nursyah
NIM H14090027

ABSTRAK
RISMAYANI NURSYAH. Dampak Keterbukaan Perdagangan Terhadap Arus
Masuk FDI (Foreign Direct Investment). Dibimbing oleh Dr. Ir. Dedi Budiman
Hakim, M.Ec.
Foreign Direct Investment (FDI) merupakan salah satu alternatif untuk

pembiayaan proses pembangunan ekonomi suatu negara. Perkembangan FDI di
Indonesia menunjukkan tren yang positif pada periode sebelum krisis ekonomi.
Meskipun perekonomian telah mengalami pemulihan setelah diguncang krisis
ekonomi, namun kondisi FDI di Indonesia belum menunjukkan perkembangan
yang berarti. Hal ini merupakan suatu permasalahan di tengah-tengah upaya
Indonesia untuk membangun perekonomiannya. Metode yang digunakana dalah
VAR/VECM. Data yang digunakan adalah data time series kuartalan dari kuartal
1 2000 – kuartal IV 2012. Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak
keterbukaan perdagangan terhadap arus masuk FDI untuk kasus di negara
Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian VECM yang menunjukan hasil yang
signifikan negatif dari keterbukaan perdagangan terhadap arus masuk FDI ke
Indonesia.
Kata kunci: keterbukaan perdagangan, VAR/VECM, FDI.

ABSTRACT
RISMAYANI NURSYAH. Impact of Trade openness to FDI flows (Foreign
Direct Investment). Supervised by Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec.
Foreign Direct Investment (FDI) is one of the alternatives for financing the
process of economic development of a country. Development of FDI in Indonesia
showed a positive trend in the period before the economic crisis. Although the

economy has undergone a recovery after an economic crisis rocked, but the
condition of Indonesia's FDI has not shown the development of meaning. This is a
problem in the midst of Indonesia's efforts to build the economy. The method used
was VAR/ VECM. The Data used is the quarterly time series data from quarter I
2000 – quarter IV 2012. This research was done to see the effects of trade
openness to inflows of FDI to the case in Indonesia. Based on the test results the
VECM showed a significant negative results from trade openness to inflows of
FDI to Indonesia.
Keywords: trade openness, VAR / VECM, FDI.

DAMPAK LIBERALISASI PERDAGANGAN TERHADAP ARUS
MASUK FDI ( FOREIGN DIRECT INVESTMENT ) KE INDONESIA

RISMAYANI NURSYAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi


ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Analisis Dampak Keterbukaan Perdagangan Terhadap Arus
Masuk FDI (Foreign Direct Investment) ke Indonesia
Nama
: Rismayani Nursyah
NIM
: H14090027

Disetujui oleh

Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini adalah perdagangan, dengan judul Analisis Dampak
Keterbukaan Perdagangan Terhadap Arus Masuk FDI (Foreign Direct
Investment) ke Indonesia..
Terima kasih penulis ucapkan untuk kedua orang tua penulis, Bapak Yoyo
Sunaryo dan Ibu Tien Nurhayati, serta kedua adik penulis, Dhea Yustiana
Yudistira dan Alika Zialuna Putri atas segala doa dan dukungannya. Ungkapan
terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec
selaku dosen pembimbing, serta kepda Bapak Dr. Ir. Nunung Nuryantono dan
Bapak Deni Lubis, MA selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan
masukannya.
Teman-teman terdekat saya Indri, Ika, Yeni, Adis, dan Bagas yang selalu

memberikan semangat dan do’anya. Untuk Eva, Fahmi, Ika, Indri teman
bimbingan skripsi atas semangatnya. Kemudian untuk Umegia dan Tomi atas
bantuan dan dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2013
Rismayani Nursyah

49

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GABAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

vi
vi
vi
1


Latar Belakang

1

Perumsan Masalah

4

Tujuan Penelitian

7

Hipotesis

7

TINJAUAN PUSTAKA

8


Konsep Dasar Foreign Direct Investmen (FDI)

8

Perdagangan Internasional dan Keterbukaan Perdagangan

8

Gross Domestic Product (GDP)

9

BI Rate

10

Nilai Tukar

11


Inflasi

11

METODE PENELITIAN

12

Jenis dan Sumber Data

12

Metode Analisis Data

12

Metode Vector Error Correction Model (VECM)

13


Pengujian Sebelum Estimasi

14

Analisis Model VAR/VECM

16

Impuls Response Function (IRF)

16

Forecast Error Decomposition (FEDV)

16

Model Penelitian

16

HASIL DAN PEMBAHASAN

17

Uji Stasioneritas

17

Uji Lag Optimum

18

Uji Stabilitas VAR

19

Uji Kausalitas Granger

19

Uji Kointegrasi Johannsen

20

Hasil Estimasi VECM FDI dan Indikator Lainnya

21

Impuls Response Function (IRF)

23

50

Forecasting Error Variance Decomposition (FEVD)

24

Pembahasan Keseluruhan

25

SIMPULAN DAN SARAN

27

Simpulan

27

Saran

27

DAFTAR PUSTAKA

28

LAMPIRAN

30

RIWAYAT HIDUP

47

vi

51

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6
7
8

FDI, Net Ekspor di Indonesia ( Million US Dollar)
Variabel, Notasi, dan Sumber Data
Rangkuman Hasil Uji Stasioner pada Data Level
Rangkuman Hasil Uji Stasioneritas pada First Difference
Rangkuman Hasil Uji Stasioneritas pada Second Difference
Hasil Uji Lag Optimum
Hasil Uji Kointegrasi Johannsen
Hasil Estimasi Model VECM

4
12
18
18
19
19
21
22

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5

Pertumbuhan FDI di Indonesia periode 2000 – 2011
Keterbukaan Perdagangan Indonesia Periode Tahun 2000-2011
Kerangka Pemikiran
Tahapan Pengolahan Data VAR/VECM
Respon FDI karena Guncangan pada Keterbukaan Perdagangan, GDP,
Nilai Tukar, BI Rate, dan Inflasi
6 Variance Decomposition of FDI

2
3
6
13
25
26

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4
5
6
7
8

Uji Stasioneritas
Uji Kointegrasi
Uji Stabilitas Granger
Uji Optimum Lag
Uji Stasioneritas VAR
Estimasi VECM
Impuls Response Function
Forcats Error Variance Decomposition

31
37
38
40
41
42
45
46

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Foreign Direct Invesment (FDI) merupakan sebuah perpindahan modal
dari satu negara ke negara lain. Aliran modal ini biasanya berupa investasi riil
dalam bentuk pendirian perusahaan, pembangunan pabrik, pembelian barang
dan modal, tanah, bahan baku, dan tenaga kerja. Negara-negara berkembang
seperti Indonesia membutuhkan modal yang sangat tinggi untuk mengejar
ketertinggalan pembangunan dari negara maju. Dengan adanya FDI, negara
berkembang mendapatkan bantuan modal, transfer teknologi dari negara
pemilik modal serta akan meningkatkan lapangan pekerjaan. Selain itu negara
pemilik modal biasanya memiliki akses pasar internasional, sehingga lebih
memudahkan dalam menghimpun dana kredit dari lembaga keuangan
internasional dan memiliki akses pemasaran untuk kegiatan ekspor.
Dari tahun 2002 hingga 2011, rata-rata arus masuk FDI ke Indonesia
adalah sekitar 1,324%, dan mendekati angka 2,916% pada tahun 2005, hal ini
bertepatan dengan adanya Undang-undang No. 25 Tahun 2005 tentang
Penanaman Modal Asing atau FDI. FDI dapat dilakukan oleh perseorangan
warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang
melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. Kegiatan
usaha usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali
bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan
persyaratan dan batasan kepemilikan modal asing atas bidang usaha
perusahaan diatur didalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang
Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.
Pertumbuhan FDI di Indonesia cenderung fluktuatif dari tahun ketahun,
seperti yang dijelaskan dalam Gambar 1, Pada tahun 2000 sampai tahun 2002
pertumbuhan FDI di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan,
sedangkan pada tahun 2003 mengalami penurunan, namun kembali meningkat
dan mencapai pertumbuhan tertinggi pada tahun 2005. Pada tahun 2009
pertumbuhan FDI mengalami penurunan dan kembali naik pada tahun 2010.
Kemudian, data BKPM menunjukkan realisasi investasi asing di Indonesia
pada Januari-September 2012 sudah melampaui US$18,25 miliar, seluruh
2011 realisasi FDI tercatat hanya US$19,47 miliar.

2

FDI Indonesia Tahun 2000-2011
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
-2000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

-4000
-6000

Sumber: World Bank. 2013 (diolah)
Gambar 1 FDI di Indonesia periode 2000 – 2011.
World Bank memprediksi pemulihan pertumbuhan aliran modal ke negara
berkembang pada 2013 merupakan indikasi investasi asing akan semakin tinggi
masuk ke Indonesia. Arus modal ke negara berkembang tumbuh dari US$1.007
miliar pada 2012 menjadi US$1.134 miliar pada tahun ini. Aliran investasi asing
ke negara berkembang kembali tumbuh 12,61% pada 2013 setelah tahun
sebelumnya menunjukkan penurunan 10,40%. Hal ini bisa dikatakan bahwa
Indonesia memiliki kesempatan untuk medapatkan aliran masuk FDI yang lebih
tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
FDI memiliki hubungan dengan trade openness atau keterbukaan
perdagangan, seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Mitra (2012) untuk
kasus di Negara Benin, dimana keterbukaan perdagangan dalam jangka pendek
adalah tidak signifikan, sedangkan dalam jangka panjang keterbukaan
perdagangan memberikan efek yang signifikan terhadap arus masuk FDI ke
Benin.
Keterbukaan perdagangan sebuah negara diduga akan memfasilitasi
perpindahan modal. Semakin besar keterbukaan perdagangannya maka akan
memperbesar kemungkinan masuknya investasi dari luar. Dengan adanya
perdagangan internasional, akan membuka jalur hubungan perekonomian diantara
negara-negara yang melakukan perdagangan.

3

Keterbukaan Perdagangan Indonesia
Periode Tahun 2000-2011
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

Sumber: World Bank. 2013 (diolah)
Gambar 2 Keterbukaan Perdagangan Indonesia Periode Tahun 2001-2012
(persen)
Gambar 2 menggambarkan tentang keterbukaan perdagangan
Indonesia dari tahun 2000 sampai tahun 2011. Keterbukaan perdagangan ini
diperoleh dari persentase rasio antara GDP nominal dengan hasil penjumlahan
ekspor dan impor. Dari hasil yang didapat, terlihat bahwa keterbukaan
perdagangan Indonesia mencapai angka tertinggi secara berturut-turut pada
tahun 2000, 2001, dan 2005. Hal tersebut bisa mengindikasikan bahwa pada
tahun tersebut ekspor dan impor Indonesia cukup tinggi bila dibandingkan
dengan GDP Indonesia pada tahun tersebut, sehingga keterbukaan
perdagangan Indonesia mencapai persentase yang tinggi pula.
FDI dipandang sebagai cara yang efektif untuk mendorong
pertumbuhan perekonomian suatu negara dimana modal asing dapat
memberikan kontribusi yang lebih baik ke dalam proses pembangunan. Oleh
karena itu, beberapa negara penerima modal berusaha memberikan insentif
untuk mendorong masuknya modal asing dalam bentuk FDI berupa insentif
pajak, jaminan dan asuransi atas investasinya. Kegiatan investasi
memungkinkan masyarakatnya untuk terus-menerus meningkatkan kegiatan
ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan
meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.
Para pemilik modal asing ingin menanamkan modalnya di negaranegara atau kawasan yang menjanjikan tingkat pengembalian investasi dan
kadar kepastian yang tinggi. Perhatian para pemilik modal tertuju pada upaya
memaksimalkan keuntungan atau tingkat pengembalian investasi yang mereka
tanam.Lebih dari 90% investasi asing mengalir ke negara-negara industri maju
dan sebagian negara-negara berkembang yang perekonomiannya paling
dinamis dan pertumbuhannya relative pesat (Todaro 2006).Pada saat terjadi
krisis tahun 2008, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang bagus,

4

karena hal tersebutlah para pemilik modal asing merasa aman untuk
menanamkan modalnya di Indonesia.

Perumsan Masalah
Liberalisasi perdagangan adalah bagian dari globalisasi perekonomian,
dimana liberalisasi dapat memberikan dampak yang positif atau negatif bagi
perekonomian negara, khususnya negara berkembang seperti Indonesia.FDI
dan perdagangan internasional sering digunakan oleh negara berkembang
sebagai alat untuk mempercepat pertumbuhan ekonominya yang tertinggal
oleh negara maju. Dampak yang diberikan oleh FDI dan liberalisasi
perdagangan akan berbeda untuk negara satu dan negara lainnya, karena setiap
negara memiliki keadaan perekonomian yang berbeda sehingga akan
mempengaruhi cara pembuatan dan pemilihan kebijakan atau strategi ekonomi
yang diterapkan pada masing-masing negara. Untuk kasus negara
berkembang, pemerintah harus melakukan berbagai pertimbangan untuk
menentukan strategi kebijakan apa yang tepat untuk diterapkan agar dapat
mencapai tujuan ekonominya.
Tabel 1 FDI dan Net Ekspor di Indonesia (Million US Dollar)
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: World Bank. 2013.

FDI

Net Ekspor

-4550
-2977
1450
-5960
-1511
5271
2188
2253
3418
2628
11106
10437

14619
12316
13131
12455
11341
8411
19786
20913
9917
21191
21303
13524

Perkembangan dan pertumbuhan perdagangan serta arus masuk FDI ke
Indonesia terus mengalami fluktuasi, seperti yang dapat dilihat pada Tabel
1 yang menunjukan perubahan perubahan dalam ekspor, impor dan FDI
Indonesia dari tahun 2000 sampai tahun 2011.Pada tabel di atas dapat kita
lihat perkembangan arus masuk FDI ke Indonesia yang mencapai angka
tertinngi pada tahun 2011. Begitu pula terjadi pada net ekspor negara
Indonesia yang mencapai angka tertinggi pada tahun 2011.Hal tersebut
dapat kita simpulkan sementara bahwa, terdapat hubungan positif antara
perdagangan internasional dan arus masuk FDI ke Indonesia.Beberapa

5

faktor dapat mempengaruhi perkembangan arus FDI dan kegiatan
perdagangan di Indonesia, hal tersebut berdampak terhadap naik atau
turunnya arus masuk FDI ke Indonesia serta besar kecilnya kegiatan
perdagangan internasional negara Indonesia.
Todaro (2006) mengatakan bahwa dalam pendekatan neoklasik,
perdagangan internasional tidak bersumber dari perbedaan dalam kemajuan
teknologi dan produktivitas tenaga kerja untuk komoditas negara yang
berbeda antarnegara, melainkan bertolak dari perbedaan kelimpahan atau
kekayaan faktor produksi, ada yang menguasai tenaga kerja, faktor
produksi dan ada juga yang menguasai modal. Untuk meningkatkan
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi khususnya melalui FDI, setiap
negara perlu merumuskan kebijakan-kebijakan internasional yang
berorientasikan keluar. Dalam semua kasus, kemandirian yang didasarkan
pada isolasi, baik yang penuh maupun yang yang hanya sebagian tetap saja
akan lebih rendah nilainya daripada partisipasi kedalam perdagangan dunia
yang benar-benar tanpa batasan atau hambatan apapun.
Dikatakan juga bahwa eksistensi negara maju dan berkembang
dianggap sama, sehingga perdagangan internasional dapat dijalankan
dengan lebih terbuka, menyangkut semua komoditi dengan kondisi yang
saling menguntungkan. Dengan demikian aliran modal atau inveatasi dari
negara asing akan semakin bebas masuk ke negara lain, terutama ke negaranegara berkembang seperti Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan sebelumnya,
penelitian ini mencoba merumuskan beberapa masalah yang akan dianalisis
dan dikaji. Beberapa permasalahan tersebut adalah:
1. Faktor apa saja yang memengaruhi arus masuk FDI ke Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh liberalisasi perdagangan terhadap arus masuk
FDI ke Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang?
3. Bagaimana implikasi kebijakan yang diambil pemerintah terkait
dengan keterbukaan perdagangan dan FDI untuk Indonesia?

6

Keterbukaan perdagangan dan kondisi FDI
Indonesia

FDI di Indonesia terus meningkat

Apakah keterbukaan perdagangan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi FDI ?

Keadaan ekspor dan impor
Indonesia

Faktor-faktor pendukung keterbukaan
perdagangan :






Ekspor
Impor
Nilai tukar riil
Suku bunga
Inflasi

Analisis deskriptif

Estimasi VAR/VECM

Rekomendasi kebijakan FDI pada masa mendatang untuk
Indonesia

Gambar 3 Kerangka Pemikiran

7

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah terkait
dengan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya:
1. Menganalisis faktor apa saja yang memengaruhi arus masuk FDI
ke Indonesia.
2. Menganalisis bagaimana pengaruh liberalisasi perdagangan
terhadap arus masuk FDI ke Indonesia dalam jangka pendek dan
jangka panjang.
3. Menganalisis bagaimana implikasi kebijakan yang diambil
pemerintah terkait dengan keterbukaan perdagangan dan FDI untuk
Indonesia.

Hipotesis
Menurut teori, perdagangan internasional berlangsung atas dasar saling
percaya dan saling menguntungkan, mulai dari barter hingga transaksi
jual-beli antara pedagang dari berbagai penjuru dunia. Pada kasus di
negara Benin, dalam jangka pendek liberalisasi perdagangan tidak
memberikan dampak yang signifikan terhadap arus masuk FDI ke
Benin.Sedangkan dalam jangka panjang, liberalisasi perdagangan
memberikan dampak yang signifikan terhadap arus masuk FDI ke Benin.
Berdasarkan studi literature yang dilakukan penulis, maka penulis
membuat sebuah hipotesis sebgai berikut:

1. Apabila keterbukaan perdagangan memiliki nilai persentase yang
tinggi maka arus masuk FDI ke Indonesia akan meningkat.
2. Dalam jangka pendek liberalisasi perdagangan tidak memberikan
dampak yang signifikan terhadap arus masuk FDI ke Indonesia.
3. Dalam jangka panjang, liberalisasi perdagangan memberikan
dampak yang signifikan terhadap arus masuk FDI ke Indonesia.
4. Adanya hubungan yang positif antara GDP, BI rate, dan
keterbukaan perdagangan terhadap arus masuk FDI.
5. Adanya hubungan yang negatif antara nilai tukar dan inflasi
terhadap arus masuk FDI.

8

TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar Foreign Direct Investmen (FDI)
Foreign Direct Invesment (FDI) merupakan sebuah perpindahan modal
dari satu negara ke negara lain. Aliran modal ini biasanya berupa investasi riil
dalam bentuk pendirian perusahaan, pembangunan pabrik, pembelian barang dan
modal, tanah, bahan baku, dan tenaga kerja. Investor biasanya terlibat langsung
dalam kegiatan manajemen perusahaan dan mengontrol jalannya penanaman
modal tersebut dalam konteks internasional, biasanya investasi ini dilakukan oleh
perusahaan multinational corporation (MNC) dengan operasi dibidang
manufaktur, industri pengolahan, ekstraksi sumber alam, industri jasa, dan
sebagainya.
Terdapat beberapa alasan para investor ingin menanamkan modalnya di
negara lain. Negara yang memiliki tingkat return yang tinggi menjadi salah satu
tujuan para investor. Sistem dan biaya pajak yang menguntungkan serta
infrastruktur yang baik juga turut mempengaruhi tingkat kepercayaan investor
dalam menanamkan modalnya di negara lain.
Perusahaan MNC yang menanamkan modalnya di luar negeri juga
bertujuan untuk tetap mendapatkan competitive advantage dengan melakukan
pengawasan langsung yang biasanya dilakukan terhadap hal yang berkenaan
dengan penguasaan ilmu pengetahuan atau teknologi, dan kemampuan manajerial
tertentu sehingga perusahaan MNC tetap memiliki competitive advantage di setiap
pasar yang dimasuki.Pengawasan langsung juga biasanya dilakukan oleh
perusahaan MNC melalui backwarddan forward integration. Backward
integration dilakukan pada bidang pertambangan dan pertanian/perkebunan untuk
mendapatkan jaminan supply bahan baku tertentu dengan harga semurah
mungkin. Forward integration dilakukan dengan jalan membangun jaringan
distribusi, misalnya untuk produk automotif dan elektronik.
Tujuan menanamkan modal di negara lain yang dilakukan perusahaan
MNC juga adalah untuk menghindari hambatan tarif dan non-tarif yang biasanya
digunakan dalam perdagangan internasional dalam kegiatan impor, pananaman
FDI juga berusaha memanfaatkan berbagai insentif dalam bentuk subsidi yang
diberikan oleh pemerintah local untuk mendorong peningkatan FDI.
Perdagangan Internasional dan Keterbukaan Perdagangan
Sebuah perdagangan yang dilakukan antar dua negara atau lebih pada
dasarnya
dikarenakan
negara-negara
yang
bersangkutan
memiliki
keterbatasan.Baik itu keterbatasan sumber daya alam, sumber daya manusia,
maupun teknologinya.Negara tidak dapat menyediakan seluruh kebutuhan
masyarakatnya dengan mengandalkan kekayaan sumber daya yang dimiliki di
dalam negeri. Sehingga, setiap negara perlu melakukan interaksi dengan negara
lain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya, salah satunya
adalah dengan melalui perdagangan internasional.

9

Era globalisasi saat ini menunjukan semakin terbuka perekonomian
negara, begitu juga dengan perdagangannya yang semakin liberal. Liberalisasi
perdagangan adalah konsep ekonomi yang mengacu kepada berlangsungnya
penjualan produk antar negara dengan tanpa dikenai pajak ekspor – impor atau
hambatan perdagangan lainnya. Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan
sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan atas dasar regulasi yang
diterapkan salam satu negara) dalam perdagangan antar indvidual dan antar
perusahaan yang berada di negara yang berbeda.Banyak pakar ekonomi
berpendapat bahwa perdagangan bebas akan meningkatkan taraf hidup melalui
Teori Komparatif dan ekonomi skala besar. Sebagian lain berpendapat bahwa
perdagangan bebas memungkinkan negara maju untuk mengeksploitasi negara
berkembang dan merusak industri lokal serta membatasi standar kerja dan standar
sosial. Singkatnya perdagangan bebas tidak akan bermanfaat bagi penduduk di
negara berkembang dan negara miskin.
Negara yang melakukan liberalisasi perdagangan merupakan negara yang
menganut sistem perekonomian terbuka, dimana penduduk negara tersebut telah
melakukan perdagangan dengan penduduk negara lain baik itu sektor rumah
tangga, sektor perusahaan, maupun sektor pemerintah. Negara yang mempunyai
kelebihan sumber daya baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia
dapat melakukan spesialisasi yaitu dengan memproduksi barang dan jasa yang
mempunyai keunggulan komparatif di negara tersebut.Hasil produksi tersebut
dapat digunakan untuk kebutuhan domestik maupun untuk ekspor ke luar
negeri.Sedangkan barang dan jasa yang tidak mampu diproduksi dalam negeri
dapat diimpor dari luar negeri.
Pendapatan dari ekspor merupakan sumber devisa negara. Negara dapat
melakukan ekspor jika barang dan jasa negara yang bersangkutan mempunyai
daya saing di pasar internasional.Ekspor merupakan salah satu komponen dari
pengeluaran agregat.Semakin banyak jumlah barang yang dapat diekspor,
semakin besar pengeluaran agregat, dan semakin tinggi pula pendapatan nasional
yang diperoleh oleh negara yang bersangkutan.Namun, pendapatan nasional yang
tinggi belum tentu meningkatkan ekspor.Sifat yang seperti ini menunjukkan
bahwa ekspor dianggap sebagai variabel eksogen.Impor mempunyai sifat yang
berlawanan terhadap ekspor. Semakin besar impor, semakin tinggi pula devisa
yang digunakan untuk membiayai impor dan akan mengurangi pendapatan
nasional, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan langsung antara impor
dengan pendapatan nasional yang nilainya ditentukan oleh kecenderungan
mengimpor.
Gross Domestic Product (GDP)
Teori Harrod-Domar mejelaskan tentang peranan investasi dalam jangka
panjang terhadap pertumbuhan ekonomi.Menurut Harrod-Domar pengeluaran
investasi mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan juga terhadap penawaran.
Investasi dalam jangka panjang akan menambah stok kapital, misalnya pabrik,
jalan dan sebagainya. Teori Harrod-Domar ini merupakan perkembangan dari
teori Keyness.Keyness berpendapat bahwa investasi mempengaruhi permintaan,
tetapi tidak mempengaruhi penawaran.

10

Menurut Harrod-Domar setiap pertambahan stok modal melalui investasi
masyarakat akan meningkatkan kemampuan (potensi) masyarakat untuk
menghasilkan output. Kemampuan menghasilkan output disebut output potensial.
Output potensial tidak sama dengan output yang benar-benar diproduksikan.
Output yang diproduksi akan tergantung pada permintaan. Jika permintaan lemah,
output yang diproduksi akan lebih rendah daripada output potensial. Jika
permintaan kuat, output yang diproduksi akan mendekati atau sama dengan output
potensial. Ini berarti seluruh kapasitas produksi akan terpakai.
BI Rate
BI rate merupakan suku bunga acuan, yaitu suku bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap atau kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia
dan diumumkan kepada publik. Suku bunga itu sendiri merupakan salah satu
variabel perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya
yang luas. Suku bunga dapat mempengaruhi secara langsung kehidupan
masyarakat dan mempunyai dampak yang penting terhadap perekonomian. Suku
bunga dapat memengaruhi keputusan pelaku rumah tangga dan pemilik
perusahaan apakah akan melakukan investasi pada proyek baru atau perluasan
kapasitas perusahaannya. BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank
Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada
operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas
(liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional
kebijakan moneter.
Suku bunga nominal dapat diartikan sebagai suku bunga yang berlaku di
satu negara sebelum dikurangi tingkat inflasi.Sedangkan, suku bunga riil adalah
suku bunga nominal di suatu negara yang sudah dikurangi dengan tingkat inflasi.
Misalkan apabila suku bunga nominal Indonesia adalah sebesar 20 persen dengan
tingkat inlfasi sebesar 15 persen, maka suku bunga riil Indonesia hanya sebesar 5
persen per tahun.
Menurut teori Keynes, tingkat bunga merupakan determinan atas
investasi.Tingkat bunga memiliki sifat korelasi negatif dengan pertumbuhan
investasi.Bila suku bunga turun, maka investasi cenderung meningkat.
Sebaliknya, bila suku bunga naik atau meningkat, maka investasi cenderung
menurun, sebab para pemilik dana lebih gemar menyimpan uangnya di bank
dengan harapan memperoleh bunga yang besar. Jadi dengan sendirinya perubahan
suku bunga akan mempengaruhi pertumbuhan atau penurunan investasi,
selanjutnya akan mengubah tingkat pendapatan nasional.
Selanjutnya teori keynes mengatakan, bahwa tingkat bunga memegang
peranan yang cukup menentukan di dalam pertimbangan para pengusaha
melakukan investasi. Tetapi disamping faktor itu terdpat beberapa faktor penting
lainnya, seperti keadaan ekonomi pada masa kini, ramalan perkembangan dimasa
depan, dan luasnya perkembangan teknologi yang berlaku. Apabila tingkat
kegiatan ekonomi pada masa kini digalakkan dan dimasa depan diramalkan
perekonomian akan tumbuh dengan cepat, maka walaupun tingkat bunga tinggi,
para pengusaha akan melakukan banyak investasi.
Menurut teori Friedman, bahwa penurunan yang besar dalam suku bunga
akan sangat menggalakkan investasi-investasi baru. Dengan kata lain bahwa

11

investasi sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga, yaitu penurunan suku
bunga yang relatif kecil akan dapat menyebabkan pertambahan yang nyata dalam
investasi.
Nilai Tukar
Nilai tukar dikenal juga sebagai kurs, yaitu nilai tukar uang terhadap
pembayaran saat ini atau kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing
negara atau wilayah. Atau lebih mudahnya, nilai tukar adalah perbandingan antara
nilai dua mata uang antar negara.Apabila nilai tukar terdepresiasi maka harga
barang ekspor akan menjadi lebih kompetitif di pasar internasional sehingga
akanmeningkat ekspor. Dengan meningkatkan nilai ekspor bersih akan berdampak
pada peningkatan ekspor. Dengan meningkatkatnya nilai ekspor bersih maka akan
berdampak pada peningkatan prmintaan agregat riil, sehingga merangsang
investasi yang akan mendorong masuknya FDI (Mankiw, 2007). Depresiasi nilai
tukar domestik akan membuat harga asset domestik menjadi lebih murah dan
menarik bagi investor, sedangkan harga asset di negara asal investor menjadi lebih
mahal. Hal ini akan meningkatkan aliran FDI karena investor terdorong untuk
menambah investasi guna memperluas usahanya.
Sebenarnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing pun mempunyai
dampak negative. Dengan menurunnya nilai tukar terhadap mata uang asing,
maka akan memnyebabkan meningkatnya biaya impor bahan-bahan baku yang
akan digunakan untuk produksi dan juga meningkatkan suku bunga. Walaupn
menurunnya nilai tukar dapat mendorong ekspor yang lebih besar.Ketidakstabilan
nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, menyebabkan harga saham berfluktuatif.
Kondisi ini menyebabkan keragu-raguan bagi para investor untuk menanamkan
modalnya di Indonesia
Inflasi
Inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan kenaikan harga secara
umum.Kecenderungan yang dimaksud adalah kenaikan tersebut bukan
kenaikan yang terjadi sesaat tetapi terjadi secara terus menerus.Tingkat inflasi
biasanya dinyatakan dalam persen per tahun. Kenaikan harga satu jenis barang
tidak termasuk dalam kategori inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau
mengakibatkan kenaikan harga pada barang lain.
Dampak inflasi yang terjadi tergantung dari tingkat inflasi itu
sendiri.Inflasi yang ringan memberikan dorongan terhadap perekonomian
untuk menjadi lebih baik.Meningkatkan pendapatan nasional membuat
masyarakat bersemangat untuk menabung dan berinvestasi.Sedangkan inflasi
yang parah atau tidak terkendali menyebabkan perekonomian menjadi
lesu.Harga yang meningkat secara cepat menyebabkan berkurangnya
kemampuan daya beli.

12

METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa deret waktu yang terdiri dari GDP, keterbukaan perdagangan, impor,
ekspor, FDI, inflasi, dan BI rate. Periode yang digunakan untuk penelitian ini
adalah mengambil kuartal I tahun 2000 sampai kuartal IV tahun 2012. Data-data
diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari Statistik Ekonomi dan Keuangan
(SEKI) Bank Indonesia berbagai edisi, World Bank, UNCTAD, Badan Pusat
Statistik, OECD, dan sumber lain yang relevan. Selain itu penulis juga melakukan
studi pustaka dengan membaca jurnal, artikel internet, dan berbagai literatur
lainnya yang berkaitan dan relevan dengan permasalahan yang diteliti.
Tabel 2 Variabel, Notasi, dan Sumber Data
Variabel
Notasi
Satuan
FDI
Gross Domestic Product
BI Rate
Exchange Rates
Trade Opennes
Inflasi

LnFDI
LnGDP
BI_Rate
Real_Ex
Trade_Open
Inflasi

Milyar USD
Milyar USD
Persen
Persen
Persen
Persen

Sumber Data
SEKI-BI
SEKI-BI
SEKI-BI
SEKI-BI
BPS
BPS

Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah metode VECM yang merupakan VAR yang terestriksi yang digunakan
untuk variabel yang nonstasioner tetapi memiliki potensi untuk
terkointegrasi.Setelah dilakukan uji kointegrasi pada model yang digunakan, maka
dianjurkan untuk memasukan persamaan kointegrasi kedalam model yang
digunakan. Pada data time series kebanyakan memiliki tingkat stasioneritaspada
perbedaan pertama (first difference) atau I (1) (Firdaus 2012: 147).
Menurut Firdaus (2011), alat analisis yang disediakan oleh VAR/VECM
dilakukan melalui empat macam penggunaannya, yaitu:
1. Forcasting : ekstrapolasi nilai saat ini dan nilai masa depan seluruh
variabel dengan pemanfaatan seluruh informasi masa lalu dari variabel
tersebut.
2. Impuls Respon Function (IRF) : melacak respon saat ini dan masa
depan dari setiap variabel akibat shock atau perubahan suatu variabel
tertentu.
3. Forecast Error Variance Decomposition (FEDV) : sebagai prediksi
kontribusi persentasi setiap variabel terhadap perubahan suatu variabel
tertentu.
4. Granger Causality Test : untuk mengetahui hubungan sebab akibat
antar variabel.

13

Berikuta adalah langkah-langkah dalam pengujian pengujian VECM:
Data Times Series pada Level
Pengujian Akar Unit

stasioner

Tidak Stasioner

VAR

Uji Kointegrasi
Pada Level

Uji Akar Unit Root
pada First Difference

Uji Korelai Antar

Korelasi
Tinggi

SVAR

Korelasi
Rendah

VAR

Terkonin
tegrasi

VECM

Tidak
Terkoni
ntegrasi

stasioner

Tidak
Stasioner

VAR FD

Impuls Response dan Forcast Error Decomposition of Variance

Gambar 4 Tahapan Pengolahan Data VAR/VECM
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengumpulan yang akan
digunakan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan harus relevan dan memiliki
hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Langkah kedua adalah melakukanpengujian akar unit dari seluruh data
yang dikumpulkan.Pengujian akar unit biasanya dilakukan dengan uji Augmented
Dickey-Fuller (ADF).Tujuan dan pengujian akar unit ini adalah untuk menguji
stasioneritas dan derajat integritas dari variabel yang digunakan.Jika seluruh data
bersifat stasioner pada level, maka kita bisa langsung melakukan estimasi VAR
terhadap data tersebut. Tapi, apabila ada salah satu data yang tidak stasioner pada
level tersebut maka akan dilakukan uji kointegrasi pada level dan apabila hasilnya
terkointegrasi, maka dapatdilakukan estimasi data menggunakan estimasi VECM.
Pada penelitian ini beberapa data tidak stasioner pada levelnya maka akan yang
akan digunakan adalah estimasi pada model VECM. Model VAR hanya
digunakan untuk mengujian FEDV dan IRF.
Metode Vector Error Correction Model (VECM)
Vector Error Correction Model (VECM) adalah VAR yang terestriksi
yang digunakan untuk variabel yang nonstasioner tetapi memiliki potensi

14

terkointegrasi.Setelah dilakukan pengujian pada model yang digunakan maka
dianjurkan untuk memasukan persamaan kointegrasi ke dalam model yang
digunakan. Pada data time series kebanyakan memiliki tingkat stasioneritas pada
first difference atau I(1). VECM kemudian memanfaatkan informasi restriksi
kointegrasi tersebut ke dalam spesifikasinya.Oleh karena itu, VECM sering
disebut sebagai desain VAR bagi series nonstasioner yang memiliki hubungan
kointegrasi.Dengan demikian, dalam VECM terdapat speed of adjustment dari
jangka pendek ke jangka panjang.
Adapun spesifikasi model VECM secara Umum adalah sebagai berikut :
Δy t = µ 0x + µ 1x t + π x y t-1 + ∑�−�
�=� � ix Δy t-I + ε t …………………………..(3.2)
R

di mana :

yt = vector yang berisi variabel yang dianalisis dalam penelitian
µ 0x = vector intersep
µ 1x = vector koefisien regresi
t

= time trend

π x = α x , βy dimana b mengandung persamaan kointegrasi jangka panjang
yt-1 = variabel in-level
r ix = matriks koefisien regresi
k-1 = ordo VECM dari VAR
ε t = errer term
Pengujian Sebelum Estimasi
Sebelum melakukan estimasi VAR atau VECM terlebih dahulu harus
melakukan beberapa pengujian. Berikut ini adala beberapa pengujian yang harus
dilakukan:
1. Uji Stasioneritas Data
Uji stasioneritas data dilakukan dengan menggunakan metode Augmented
Dickey-Fuller (ADF) sesuai dengan bentuk tren determininan yang dikandung
oleh setiap variabel.Apabila nilai mutlak t-ADF dalam pengujian menunjukan
nilai yang lebih besar dari nilai mutlak MccKinnon critical values-nya data
dikatakan stasioner pada taraf nyata.Atau dapat juga dilihat pada nilai
probabilitasnya. Apabila probabilitasnya kurang dari taraf nyata satu persen
atau lima persen maka data tersebut stasioner pada taraf tersebut.
Data yang stasioner akan diestimasi dengan menggunakan VAR dengan
metode standar. Sedangkan data yang tidak stasioner akan memiliki
kemungkinan memiliki dua pilihan VAR, yaitu VAR dalam bentuk first
difference atau VECM. Dengan adanya variabel yang tidak stasioner akan
memunculkan kemungkinan adanya hubungan ointegrasi antar variabel. Maka
pengujian kointegrasi sebaiknya tetap dilakuka pada data stasioner, mengingat

15

terdapatnya kemungkingkinan kesalahan pengambilan kesimpulan pengujian
unit root terkait dengan the power of test.
2. Penentuan Lag Optimum
Uji lag digunakan untuk menentukan panjang lag optimum yang akan
digunakan untuk analisis selanjutnya. Uji lag optimum merupakan langkah
penting yang harus dilakukan dalam menggunakan model VECM. Untuk
langkah awal akan dilihat panjang selang maksimum sistem VAR yang stabil.
Stabilitas sistem VAR dilihat dari nilai inverse roots karakteristik AR
polinomialnya. Suatu sistem VAR dikatakan stabil atau stasioner jika seluruh
akar unitnya memiliki modulus lebih kecil dari satu dan semuanya terletak di
dalam unit circle(Lutkepohl 1991).
Langkah selanjutnya, panjang selang optimal akan dicari dengan
menggunakan kriteria informasi yang tersedia. Kandidat selang yang terpilih
adalah panjang selang menurut kriteria Akaike Information Criterion (AIC)
dan Schwarz Information Criterion (SC).Jika kriteria informasi hanya merujuk
pada sebuah kandidat selang, maka kandidat selang tersebut optimal.Jika
diperoleh lebih dari satu kandidat, maka pemilihan dilanjutkan pada tahap
ketiga.Selain melalui kriteria AIC, pemillihan lag optimum juga dapat
dilakukan berdasarkan Schwarz Information Criterion (SC).
Langkah terakhir, nilai Adjusted R2 variabel VAR dari setiap kandidat
selang dibandingkan dengan penekanan pada variabel-variabel penting dalam
model VAR tersebut. Selang optimal akan dipilih dari sistem VAR dengan
selang tertentu yang menghasilkan nilai Adjusted R2 terbesar pada variabelvariabel penting dalam sistem.
3. Uji Kointegrasi
Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang antara variabelvariabel yang meskipun secara individual tidak stasioner, tetapi kombinasi
linier antara variabel tersebut dapat menjadi stasioner . Salah satu syarat agar
tercapai keseimbangan jangka panjang adalah galat keseimbangan harus
berfluktuasi di sekitar nol. Dengan kata lain, error term harus menjadi sebuah
data time series yang stasioner. Ada beberapa metode yang dapat digunakan
untuk melakukan uji kointegrasi, seperti Eagle-Granger Cointegration Test,
Johansen Cointegration Test, dan Cointegration Regression Durbin-Watson
Test. Suatu data time series dikatakan terintegrasi pada tingkat ke-d atau
sering disebut I(d) jika data tersebut bersifat stasioner setelah pendiferensian
sebanyak d kali.
4. Uji Stabilitas VAR
Dalam prakteknya, stabilitas sistem VAR dapat dilihat dari nilai inverse
roots karakteristik AR polinomialnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai modulus
di tabel AR roots-nya, jika seluruh nilai AR roots-nya di bawah satu, maka
sistem tersebut stabil.

16

Analisis Model VAR/VECM
VAR mampu memberikan empat macam analisis yang akan berguna
dalam mengeksplorasi data. Forecasting dapat digunakan untuk ekstrapolasi nilai
saat ini dan masa depan menggunakan data dari masa lalu. Impulse Response
Functions (IRF) untuk melacak respon saat ini dan masa depan setiap variabel
akibat perubahan atau shock suatu variabel tertentu, Forecast Error
Decomposition of Variance (FEDVs) untuk memprediksi kontribusi persentase
varians setiap variabel terhadap perubahan suatu variabel tertentu, dan Granger
Causality Test yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar
variabel. Namun pada penelitian ini hanya IRF dan FEVD yang akan digunakan
untuk menjawab pertanyaan pada permasalahan yang telah diajukan.
Impuls Response Function (IRF)
Impulse response function (IRF) menunjukkan arah hubungan dan
besarnya pengaruh suatu variabel endogen terhadap berbagai variabel endogen
lainnya yang ada dalam suatu sistem dinamis VAR. IRF dapat digunakan untuk
meneliti pengaruh satu standar deviasi kejutan dari satu inovasi terhadap nilai
variabel endogen saat ini atau untuk waktu yang akan datang

Forecast Error Decomposition (FEDV)
Variance Decomposition atau Cholesky Decomposition memisahkan
varian yang ada dalam variabel endogen menjadi komponen- komponen kejutan
pada berbagai variabel endogen lainnya dalam struktur dinamis VAR. VDC
digunakan untuk menyusun perkiraan error variance suatu variabel, yaitu
seberapa besar perbedaan antara variance sebelum dan sesudah diberi kejutan,
baik kejutan yang berasal dari variabel itu sendiri maupun kejutan dari variabel
lainnya. Oleh karena itu, VDC digunakan untuk mengkaji pengaruh relatif suatu
variabel terhadap variabel lainnya.
Model Penelitian
Dalam penelitan ini akan melihat hubungan antara keterbukaan
perdagangan dengan arus masuk Foreign Direct Investmen (FDI) ke Indonesia
baik hubungan jangka pendek maupun hubungan jangka panjang, sehingga model
persamaannya adalah sebgai berikut :
�−�
�−�
LnFDI t = ∑�−�
�=� � i LnGDP t-i + ∑�=� � i BIRate t-1 + ∑�=� �
�−�
+∑�−�
�=� � i TradeOpen t-1 + ∑�=� � i Infasi t-1 + ε t
R

R

R

R

Dimana:
Ln FDI

= Total FDI yang masuk ke Indonesia

R

i

RealEx t-1

17

Ln GDP
BI Rate
Real Ex
Trade Open
Inflasi

= Gross Domestic Product
= Suku bunga
= Nilai tukar
= keterbukaan perdagangan
= inflasi

HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Stasioneritas
Hasil dan pembahasan pada penelitian ini akan menggunakan langkahlangkah yang telah dijelaskan sebelumnya. Langkah pertama yang dilakukan
adalah uji stasioneritas, dimana langkah ini merupakan langkah yang penting
sebelum melakukan pengolah pada data time series. Uji stasioneritas ini
dimaksudkan untuk mengetahui adanya kemungkinan data time series yang
digunakan memiliki akar unit yang menyebabkan data tersebut tidak stasioner
pada tingkat level. Data yang memiliki akar unit memumgkinkan hasil regresinya
terlihat bagus, tetapi hasil regresi tersebut tidak mampu menggambarkan keadaan
yang sebenarnya terjadi. Pada penelitian ini, akan digunakan uji stasioneritas
Augmented Dickey-Fuller (ADF). Apabila nilai mutlak t-ADF pada hasil dari
pengujian ini lebih besar dari MaccKinnon critical values-nya maka data telah
stasioner pada taraf nyata sebesar satu persen atau lima persen. Pada hasil
pengujian ini dapat pula dilihat dari probalitasnya, apabila nilai probabilitasnya
kurang dari taraf nyata satu persen, lima persen, dan sepuluh persen maka data
tersebut stasioner pada taraf tersebut.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian, data yang stasioner pada
tingkat level, yaitu Ln FDI, Ln GDP, BI Rate, dan inflasi. Data real exchange
rates dan keterbukaan perdagangan tidak stasioner sehingga perlu pengujian
stasioneritas pada first difference-nya. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada
tabel 3.1, tabel 3.2, dan tabel 3.3 berikut.
Tabel 3 Rangkuman Hasil Uji Stasioner pada Data Level
Variabel

ADF
Statistik
Ln FDI
-6.243776
Ln GDP
-3.648658
BI Rate
-3.879712
Real Exchage Rates
-3.250215
Trade Opennes
-2.59643
Inflasi
-6.04967
Catatan: tanda asterik (*) menunjukan
lima persen.

MccKinnon Critical Value
1%
5%
10%
-4.1485 -3.5005
-3.17962
-4.1525 -3.50237
-3.1807
-4.1525 -3.50237
-3.1807
-4.1525 -3.50237
-3.1807
-3.5654 -2.91995 -2.59791
-3.5654 -2.91995 -2.59791
nilai pengujian berdasarkan taraf

P-Value
0.0000 *
0.0356*
0.0203*
0.0866
0.1003
0.0000 *
nyata

18

Tabel 4 Rangkuman Hasil Uji Stasioner pada First Difference
Variabel

ADF
Statistik
Ln FDI
-6.750903
Ln GDP
-6.280502
BI Rate
-3.106681
Real Exchage Rates
-5.466796
Trade Opennes
-7.005216
Inflasi
-7.487803
Catatan: tanda asterik (*) menunjukan
lima persen.

MccKinnon Critical Value
P-Value
1%
5%
10%
-3.5745 -2.92378 -2.59993 0.0000 *
-3.5713 -2.92245 -2.59922 0.0000 *
-4.1525 -3.50237 -3.1807 0.1160
-4.1567 -3.50433 -3.18183 0.0002*
-3.5683 -2.92118 -2.59855 0.0000 *
-3.5745 -2.92378 -2.59993 0.0000 *
nilai pengujian berdasarkan taraf nyata

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa Uji ADF pada level menunjukan Ln FDI,
Ln GDP, BI Rate, dan inflasi stasioner pada taraf nyata lima persen. Sedangkan
untuk data real exchange rates dan keterbukaan perdagangan harus diuji pada first
difference untuk mengetahui apakah data tersebut stasioner pada taraf lima persen
Tabel 4 menunjukan semua data kecuali BI Rate stasioner pada first
difference. Sebelumya, real exchange rates tidak stasioner pada level. Namun
berbeda hal dengan data BI Rate yang tidak stasioner pada level dan first
difference, maka data tersebut akan diuji lagi pada second difference.
Tabel 5 Rangkuman Hasil Uji Stasioner pada Second Difference
Variabel

ADF
MccKinnon Critical Value
P-Value
Statistik
1%
5%
10%
Ln FDI
-8.799208 -4.1658 -3.50851 -3.18423 0.0000 *
Ln GDP
-9.097511 -4.1658 -3.50851 -3.18423 0.0000 *
BI Rate
-7.457006 -3.5713 -2.92245 -2.59922 0.0000 *
Real Exchage Rates
-8.594854 -4.1611 -3.50637
-3.183
0.0000 *
Trade Opennes
-5.948276 -3.5885 -2.92973 -2.60306 0.0000 *
Inflasi
-9.93603
-3.5777 -2.92517 -2.60066 0.0000 *
Catatan: tanda asterik (*) menunjukan nilai pengujian berdasarkan taraf nyata
lima persen.
Tabel 5 di atas menunjukan bahwa semua data sudah stasioner pada
second difference. Data BI Rate stasioner pada Second Difference. Data BI Rate
sebelumnya tidak stasioner pada level dan first difference.

Uji Lag Optimum
Langkah selanjutnya dalam melakukan estimasi terhadap model yang yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menentukan panjang lag optimum.
Kandidat selang yang akan dicari dengan menggunakan kriteria informasi yang
tersedia, yaitu criteria Likehood Ratio (LR), Final Prediction Error (FPE),
Akaike Infformation Criterion (AIC), Shwarz Information Criterion (SIC), dan
Hannan-Quin Criterion (HQ). Apabila kriteria informasi merujuk pada sebuah
kandidat selang, maka lag tersebut yang akan dipilih untuk melanjutkan estimasi

19

pada tahapan berikutnya. Hasil uji lag optimum kelima model akan ditunjukan
pada tabel dibawah ini.
Berdasarkan Tabel 6, model yang FDI lag optimumnya berada pada lag
dua. Setelah pengujian lag telah mendapatkan hasil maka dilakukan langkah
selanjutnya, yaitu uji stabilitas model VAR
Tabel 6 Hasil Uji Lag Optimum untuk model FDI
Lag

LogL

LR

FPE

AIC

SC

HQ

0
1
2
3
4

-71.32763
178.6225
224.8184
257.6812
311.0384

NA
426.9981
67.36910
39.70918
51.13393*

1.01e-06
1.38e-10
9.65e-11*
1.33e-10
9.69e-11

3.221985
-5.692603
-6.117435
-5.986717
-6.709931*

3.455885
-4.055302*
-3.076733
-1.542614
-0.862428

3.310376
-5.073865*
-4.968349
-4.307284
-4.500151

Catatan: tanda asterik (*) menunjukan kandidat selang yang dipilih

Uji Stabilitas VAR
Panjang lag optimum telah diperoleh dari hasil pengujian sebelumnya.
Setelah itu panjang lag optimum yang dipilh harus diuji untuk mengetahui apakah
lag tersebut merupakan panjang lag maksimumVAR yang stabil. Stabilitas model
model VAR dapt dilihat dari inverse roots karakteristik AR polinominalnya. Suatu
sistem VAR dikatakan stabil (stasioner) jika seluruh roots-nya memiliki modulus
lebih kecil dari satu dan semuanya terletak dalam unit circle (Lutkepohl, 1991).
Nilai
modulus
untuk
FDI
berkisar
antara
0.013019

0.993505.Berdasarkan hasil tersebut menyatakan nilai modulus yang diperoleh
tidak ada yang melebihi satu, sehingga dapat disimpulkan bahwa model VAR
stabil pada panjang lagnya masing-masing sehingga bisa dilakukan uji FEVD
pada model ini yang menghasilkan output yang valid.

Uji Kausalitas Granger
Setelah melakukan uji lag optimum maka didapatkan lag optimum yang
stabil untuk model, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji kausalitas
granger. Langkah ini dilakukan untuk melihat pengaruh FDI terhadap variabel
lainnya dan sebaliknya.
Hasil dari uji kausalitas Granger menunjukan bahwa pada taraf nyata
sebesar lima persen nilai tukar mempengaruhi FDI dan sebaliknya. Begitu juga
suku bunga turut mempengaruhi FDI. Hal ini terjadi karena, apabila investasi
semakin tinggi tingkat suku bunga acuan dalam hal ini BI Rate, maka keinginan
untuk melakukan investasi pun akan meningkat, begitu juga sebaliknya.
Kemudian pada uji kausalitas Granger nilai tukar juga memberikan pengaruh
terhadap FDI, dimana menguatnya atau terapresiasinya nilai mata uang domestik

20

(kurs domestik) terhadap mata uang asing dapat menambah keinginan investor
menanamkan modalny